Fakultas Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Islam Ar-Raniry
2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu objek penting lainya dalam kajian ‘Ulumul Qur’an’ adalah perbincangan
mengenai mukjizat. Persoalan mukjizat, terutama mukjizat Al-Qur’an , yang sempat menyeret
para teolog klasik dalam perdebatan yang berkepenjangan, terutama antara teolog dari kalangan
Mu’tazilah dan para teolog dari kalangan Ahlussunnah mengenai konsep shirfah.
Dengan perantara mukjizat, Allah mengingatkan manusia bahwa para rasul itu merupakan
utusan yang mendapat dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat yang telah diberikan kepada
para nabi mempunyai fungsi yang sama, yaitu memainkan perananya dan membentengi diri dari
kepandaian kaumnya yang juga untuk membuktikan bahwa kekuasaan Allah itu berada diatas
segala-galanya.
Tuntunan dan pengarahan yang ditunjukan pada suatu umat harus berkaitan dengan
pengetahuan mereka karena Allah tidak akan mengarahkan suatu umat pada hal-hal yang tidak
mereka ketahui. Tujuanya adalah agar tuntunan dan pengarahan Allah bermakna. Disitulah letak
mukjizat yang telah diberikan kepada para Nabi.
Setiap Nabi yang diutus allah selalu dibekali mukjizat. Diantara fungsi mukjizat adalah
menyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap apa yang dibawa oleh nabi tersebut.
Pada hakikatnya, mukjizat bersifat menantang, baik secara tegas ataupun tidak. Oleh karena itu,
tantangang yang diberikan harus dimengerti oleh yang ditantang. Jenis mukjizat yang diberikan
kepada Nabi pun selalu disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapinya dengan
tujuan sebagai pukulan mematikan bagi masyarakat yang menentang.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian I’jaz (Kemukjizatan)
Menurut bahasa Kata I’jaz adalah isim mashdar dari ‘ajaza-yu’jizu-i’jazan yang mempunyai
arti “ketidakberdayaan atau keluputan” (naqid al-hazm). Kata i’jaz juga berarti “terwujudnya
ketidakmampuan”, seperti dalam contoh: a’jaztu zaidan “aku mendapati Zaid tidak mampu".
Sedangkan menurut Istilah I’jaz merupakan Penampakan kebenaran pengklaiman kerasulan nabi
Muhammad SAW dalam ketidakmampuan orang Arab untuk menandingi mukjizat nabi yang
abadi, yaitu al-Quran. Serta Perbuatan seseorang pengklaim bahwa ia menjalankan fungsi
ilahiyah dengan cara melanggar ketentuan hukum alam dan membuat orang lain tidak mampu
melakukannya dan bersaksi akan kebenaran klaimnya.
Namun Mukjizat adalah Sebuah perkara luar biasa (khoriqun lil ‘adah) yang disertai
tantangan (untuk menirunya), yang Selamat dari pengingkaran, dan muncul pada diri seorang
yang mengaku nabi menguatkan /menyesuaikan dakwahnya. Ada beberapa syarat mukjizat,
yaitu:
Hal yang di luar kebiasaan : seperti tongkat berubah ular, menghidupkan orang mati, dll
Disertai Tantangan : untuk meniru, agar mereka yang ditantang merasa 'tidak mampu'
untuk kemudian mengakui bahwa itu dari Allah SWT
Selamat dari pengingkaran : artinya tantangan itu berupa sebuah tantangan yang layak
bukan sesuatu yang tidak masuk akal. Misalnya : tantangan membuat Al-Quran untuk
orang Arab yg berbahasa Arab, bukan untuk orang Jawa.
Muncul dari Nabi : untuk menguatkan risalah kenabiannya, jika bukan dari nabi biasa
disebut dengan Karomah.
2. Pembagian Jenis Mukjizat dan
Hikmahnya
Ada beberapa perbedaan besar antara mukjizat Al-Quran dengan mukjizat para Nabi-nabi
sebelumnya, antara lain :
a) Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik (hissiyah), maka habis sesuai dengan berlalunya
zaman. Generasi setelahnya tidak lagi bisa menyaksikan mukjizat tersebut. Sementara Al-Quran
adalah mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan. Karenanya hingga hari ini masih banyak
temuan-temuan tentang mukjizat Al-Quran.
b) Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya terfokus pada 'penakjuban pandangan', sementara mukjizat
Al-Quran mengarah pada 'pembukaan hati dan penundukan akal', karena itu daya pengaruhnya
lama dan bertahan. Sementara mukjizat 'pandangan' kadang begitu mudah terlupakan.
c) Mukjizat Nabi sebelumnya di luar konteks isi risalah mereka dan tidak bersesuain, karena
fungsinya utamanya hanya untuk menguatkan kenabian atau membuktikan bahwa mereka adalah
utusan Allah SWT. Contoh : menghidupkan orang mati, tongkat menjadi ular, tidak ada
hubungan langsung dengan isi kitab Taurat dan Injil. Sementara Al-Quran benar-benar mukjizat
yang bersesuaian dan menguatkan isi risalah kenabian.
Mukjizat al-Quran terdiri dari berbagai macam segi mukjizat, antara lain :
Catatan : Banyak buku yang sudah di tulis mengenai masalah Keajaiban Ilmiah Al-Quran, ada
yang menyebutnya dengan Mukjizat Ilmiah, dan ada pula yang membuat bahasan lain dan
menyebutnya dengan Tafsir Ilmiah. Beberapa ulama berbeda pendapat tentang tafsir Ilmiah,
khususnya jika yang terjadi adalah memaksakan ayat-ayat Quran untuk koheren dengan teori-
teori ilmiah hasil penelitian manusia. Rujuk kembali perbedaan seputar ini dalam kitab :
Bagaimana berinteraksi dengan Al-Quran (Kaifa nata'amal ma'al quran) -Dr.Yusuf Qaradhawi.
Surat-surat dalam al-Quran mencakup banyak berita tentang hal ghaib. Kapabilitas al-Quran
dalam memberikan informasi-informasi tentang hal-hal yang ghaib seakan menjadi prasyarat
utama penopang eksistensinya sebgai kitab mukjizat. Diantara contohnya adalah:
Diantara hal-hal yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari penyebabnya selain bahwa
al-Quran adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya syari’at paling ideal bagi umat manusia,
undang-undang yang paling lurus bagi kehidupan, yang dibawa al-Quran untuk mengatur
kehidupan manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Meskipun memang
banyak aturan hukum dari Al-Quran yang secara 'kasat mata' terlihat tidak adil, kejam dan
sebagainya, tetapi sesungguhnya di balik itu ada kesempurnaan hukum yang tidak terhingga.
Diantara produk hukum Al-Quran yang menakjubkan dan penuh hikmah tersebut antara lain :
a. Hukuman Hudud bagi pelaku Zina, Pencurian, dsb (QS An-Nuur 2-3)
b. Hukuman Qishos bagi Pembunuhan ( QS Al-Baqoroh 178-180)
c. Hukum Waris yang detil (QS An- Nisa 11-12)
d. Hukum Transaksi Keuangan dan Perdagangan.(QS Al-Baqoroh 282)
e. Hukum Perang & Perdamaian. (QS Al-Anfal 61)
f. Dan lain-lain
Gaya bahasa yang digunakan Al-Quran berbeda dengan gaya bahasa yang digunakan oleh
orang-orang Arab, gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu kagum dan
terpesona. Walaupun Al-Quran menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya, namun
kalimat demi kalimat mengandung unsur sastra yang sangat baik, namun tetap mudah dipahami
tanpa mengurangi sedikitpun kandungan misteri di dalamnya. Hal tersebut karena keistimewaan
aspek gaya bahasa yang digunakan oleh Al-Quran.
Bahkan, Umar bin Abu Thalib pun yang mulanya dikenal sebagai seorang yang paling
memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan berusaha untuk membunuhnya, memutuskan
untuk masuk islam dan beriman pada kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan
ayat-ayat Al-Qur’an. Susunan Al-Qur’an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apapun.
Dengan menggunakan penafsiran yang bersifat fleksibel dan penyampaiannya secara deskriptif
membuat Al-Qur’an dikenal sebagai pengobat kegundahan.
Kendati Al-Qur’an, hadis qudsi dan hadis nabawi sama sama keluar dari mulut nabi, namun
uslub atau susunan bahasanya jauh berbeda. Gaya bahasa Al-Qur’an lebih tinggi kualitasnya
dibandingkan dengan dua lainnya. Al-Qur’an muncul dengan uslub yang begitu indah dan
mengandung nilai-nilai istimewa dan tidak akan pernah ada pada ucapan manusia. Dalam Al-
Qur’an banyak mengandung ayat berupa tasybih(penyerupaan) yang disusun dalam bentuk yang
mempesona dan bahkan jauh lebih indah dari apa yang dibuat oleh penyair dan sastrawan.
Tujuan utama Al-Qur’an al-Karim adalah untuk memandu dan memimpin tingkah laku
manusia. Karena itu, dakwah dan panduan Al-Qur’an muncul dalam berbagai bentuk dan cara.
Apabila kita meneliti tujuan dan metode Al-Qur’an dalam perbincangannya kita dapati banyak
ayat-ayat yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta termasuk langit, bumi dan diri
manusia. Al-Quran memuat berbagai aspek ilmu pengetahuan yang merupakan penopang
kehidupan manusia di muka bumi ini, baik itu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
ibadah, hukum-hukum maupun ilmu pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan alam,
seperti bidang ilmu alam, matematika, astronomi dan banyak lainnya. Kemudian juga dijelaskan
oleh firman Allah;
“Dan Dialah yang telah menciptakkan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
beredar pada garis edarnya.” (Q.S. Al-Anbiyaa’: 33)
Al-Qur’an al-Karim mengandungi segala sistem yang diperlukan oleh manusia dalam
kehidupan mereka. Al-Qur’an juga menjelaskan pokok-pokok akidah, norma,-norma keutamaan,
sopan satun, undang-undang ekonomi politik, sosial kemasyarakatan, serta hukum-hukum
ibadah. Dengan itu, manusia akan memperolehi ketenangan, kedamaian dan keselesaan hidup di
dunia. Tentang akidah, Al-Qur’an mengajak umat manusia pada akidah yang suci dan tinggi,
yaitu beriman kepada Allah Yang Maha Agung dan menyatakan adanya nabi dan rasulnya.
Sedangkan dalam bidang undang-undang, Al-Qur’an telah menetapkan mengenai perdata, pidana
politik dan ekonomi serta hubungan internasional, Al-Qur’an juga telah menetapkan dasar-dasar
yang paling sempurna dan adil, baik dalam keadaan damai maupun perang.
Aspek ini berkaitan dengan janji pasti dari Allah. Seseorang tidak akan pernah tahu mengenai
apa yang terjadi di masa yang akan datang kecuali terdapat keterangan melalui wahyu Allah. Hal
tersebut sebagaimana yang Allah firmankan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk memenangkan
agama Islam dan menjadikannya di atas semua agama. sebagaimana Allah berfirman,
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar untuk dimenangkan-Nya di atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin
tidak menyukai.” (Q.S. Al-Taubah: 33)
Dan telah dijelaskan pula dalam surat Yunus ayat 92: “ Maka pada hari ini Kami selamatkanlah
badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda tanda kekuasaan Kami”. Tidak
seorangpun mengetahui hal tersebut karena terjadi sekitar 1.200 tahun S.M. Berita berita gaib
tersebut terdapat pada wahyu Allah, yakni Turat, Injil dan Al-Qur’an. Banyak yang dibuat takjub
oleh mukjizat dikarenakan akal manusia tidak smapai kepada hal hal tersebut.
Al-Quran sebagai kalamullah memiliki keserasian di dalam setiap kandungannya, baik yang
lahir maupun bathin, tanpa ada sedikitpun pertentangan di dalamnya. Allah SWT berfirman,
“Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Seandainya Al-Quran itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka akan mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya,” (Q.S. Al-Nisa:
82).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Al-Quran memiliki kefasihan, yang
membuatnya unik dan istimewa. Yang dimaksud dengan kefasihan tersebut adalah Allah
menyebutkan dua perkara, dua larangan, dan dua kabar gembira dalam satu ayat. Sehingga
membuatnya serasi satu sama lain, saling menopang, saling mengisi, sehingga terdapat
keseimbangan makna.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa i’jazul Qur’an merupakan bagian terpenting
dari Ulumul Qur’an, karena i’jazul Qur’an berfungsi sebagai pembawa kebenaran, bahwa al-
Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw adalah murni dari Allah SWT dan tidak
ada unsur-unsur apapun yang bisa menandingi arti dan makna yang terkandung dalam al-Qur’an
walau satu ayat sekalipun. Bahkan seorang pakar pujangga sastra, ahli dalam seni bahasa Arab,
dan kita yang mengimani Al-Qur’an tidak boleh mengingkari kemurnian yang terkandung
didalamnya.
Al-Qur'an merupakan Mukjizat terbesar yang Allah turunkan sebagai pedoman hidup
umatnya. Kita tahu bahwa setiap Nabi yang diutus oleh Allah selalu dibekali mukjizat untuk
meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap apa yang disampaikan oleh nabi.
Aspek-aspek kemukjizatan Alquran yang dipandang sangat penting meliputi: (1) as-Sharfah, (2)
Keindahan bahasa, (3) Ketelitian Redaksi, dan (4) Kandungan isinya.
Jika seseorang peneliti objektif mencari kebenaran Al-Qur’an dari aspek manapun yang
ia sukai, ia akan temukan kemu’jizatan itu dengan jelas dan terang melalui tiga macam kadar
kemukjizatan yaitu kemukjizatan bahasa, kemukjizatan ilmiah dan kemukjizatan
tasyri’(penetepan hokum)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khattan, Manna Khalil, Studi Ulumul Qur’an, Bogor : PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001.
Ensiklopedia Mukjizat Al-Quran dan Hadis (7): Kemukjizatan Sastra dan Bahasa Al-Quran)
http://hanafie.page.tl/I-h-jaz-al_Qur-h-an
http://qolbulinsan.blogspot.com/2011/12/aspek-kemujizatan-al-quran-prespektif.html
http://kemukjizatanquran.blogspot.com/2013/04/aspek-kemukjizatan-quran.html
http://bamkuluq.blogspot.com/2008/11/kemukjizatan-alquran.html
http://kemukjizatanquran.blogspot.com/2013/04/aspek-kemukjizatan-quran.html
http://makalah-qitha.blogspot.com/2011/10/ijazul-quran.html
http://albayanjournal.com/view/articles/39/html
Zaini, Muhammad, Pengantar Ulumul Qur’an, Banda Aceh: Yayasan PeNA Banda Aceh, 2012.