Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dokumen Rencana Strategi Bisnis Puskesmas
Randulawang dalam rangka persiapan penerapan PPK BLUD Puskesmas dapat tersusun.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
dokumen Rencana Strategi Bisnis Puskesmas Randulawang.
Dokumen Rencana Strategi Bisnis Puskesmas Randulawang ini selain dipergunakan untuk
salah satu syarat untuk pengajuan menjadi Puskesmas BLUD juga menerangkan, mengarahkan dan
mengawasi berbagai kebijakan dan pelaksanaan berbagai kebijakan Puskesmas Randulawang.
Kami menyadari dalam penyusunan dokumen Rencana Strategi Bisnis ini masih banyak
kekurangan, untuk itu mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
penyusunan dokumen Rencana Strategi Bisnis dan semoga bias menjadi sesuatu yang bias
membuat lebih baik Puskesmas Randulawang.
Semoga Allah SWT selalu meridhoi kegiatan kita bersama, Amin.
A. Kistyoko,SKM,M.Kes.
NIP. 19660404 198703 1 007
PENDAHULUAN
Dalam Konvensi Organisasi Kesehatan Sedunia ( WHO, 1948 ), UUD 1945 dan
Undang -undang nomor 23/ 1992 tentang kesehatan menetapkan bahwa kesehatan adalah hak
fundamental setiap warga. Adapun upaya yang wajib dilakukan UPT Puskesmas Randulawang
yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh
lapisan masyarakat. Untuk itu UPT Puskesmas Randulawang dan jaringannya sebagai sarana
pelayanan kesehatan terdepan, mempunyai tugas menjangkau dan dijangkau oleh masyarakat
di wilayah kerjanya UPT Puskesmas Randulawang harus bertanggungjawab untuk
menyelanggarakan pelayanan kesegatan secara proaktif dan responsif.
Reformasi administrasi public akan berjalan dengan baik jika didukung baik jika
didukung oleh adanya reformasi birokasi yang dapat mentransformasi lembaga birokrasi dari
lembaga yang konvensional menjadi modem. Dari dimensi akuntabilitas, reformasi birokrasi
ini hendaknya mampu menempatkan kepentingan public selalu menjadi kriteria utama dalam
pengambilan keputusan oleh pemerintah.
Di tingkat dunia, isu tentang reformasi kesehatan sejatinya telah digulirkan oleh Badan
Kesehatan Dunia ( World Health Oganization / WHO ) sejak tahun 2008. Dalam Laporan
Kesehatan Dunia ( World Health Report ), WHO bertekad meningkatkan pelayanan kesehatan
dasar yang merata, mencakup masyarakat luas, dan adil.
Salah satu konsep penting dalam sector kesehatan yang digunakan secara global untuk
meningkatkan mutu pelayanan adalah otonomi lembaga pelayanan kesehatan termasuk
puskesmas.Di berbagai Negara, konsep otonomi yang banyak dipakai rumah sakit ini
merupakan bagian reformasi pelayanan public yang bertujuan memperhatikan tuntutan
masyarakat agar terjadi peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Hasil lain dari otonomi
lembaga pelayanan kesehatan ini adalah meningkatmya kepercayaan masyarakat pada
lembaga pemerintah yang memberi pelayanan kesehatan. Di Filipina, konsep semacam ini
dikenal dengan Hospital Corpotatization. Dalam istilah ini terdapat suatu pemahaman suatu
proses yang mengarah menjadi lembaga usaha ( corporate ) yang mempunyai otonomi luas (
Trisnantoro, 2004 ).
Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, konsep saat ini dikenal dengan
Good corporate govemance. Diharapkan dengan penggunaan corporate govemance ini aka
nada system manajemen yang dapat meningkatkan efisiensi, yaitu bagaimana cara
meningkatkan hasil semaksimal mungkin. Beberapa keuntungan lembaga yang menggunakan
corporate govemanceini digunakan untuk : 1) perbaikan sistem pengawasan internal, 2)
peningkatan rfisiensi dan 3) meningkatkan daya saing. Sedangkan kerugiannya antara lain, 1)
bertambahnya biaya operasional, keputusan dapat menjadi lebih lama, dan 3) menambah jalur
birokrasi.
Jika dicermati, era globalisasi merupakan tantangan, masalah sekaligus menjadi
potensi yang besar untuk pembangunan.Adanya perdagangan bebas termasuk masuknya
tenaga kesehatan asing yang menyerbu pasar Indonesia, menjadikan kita semakin berbenah
untuk memperbaiki diri.Perbankan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas SDM,
perbaikan sarana prasaranan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Jika melihat hasil penelitian, maka kunjunag masyarakat pada pelayanan kesehatan
menjadi peluang pada lembaga pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan pelayanan.
Data menunjukan bahwa pemanfaatn fasilitas pelayanan kesehatan oleh pebduduk meningkat
dari 15,1% pada tahun 1996 menjadi 33,7% pada tahun 2006. Begitupun pula kunjungan baru
( contact rate )ke fasilitas pelayanan kesehatan meningkat dari 34,4% pada tahun 2005
menjadi 41,8% pada tahun 2007. Disamping itu, masyarakat yang mencari pengobatan sendiri
sebesar 45% dan yang tidak berobat sama sekali sebesar 13,3% pada tahun 2007.
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat kerja
nasional ( Rakernas ) di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem
pelayanan keseharan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu
dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan – kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan
sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui rekerkesnas
tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama
kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat(
Puskesmas ).
Mulai tanggal 1 Januari 2015, direncanakan semua puskesmas di Kabupaten Blora ,
menerapkan konsep Badan Layanan Umumu Daerah ( BLUD ). Menurut Permendagri Nomor
61 tahun 2007, Badan Layanan Umumu Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
SATUAN Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
daerah pada umumnya.
Dengan demikian puskesmas diharapkan dapat mengelola pendapatannya sendiri
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk memberikan jalan keluar pada
puskesmas sebagai pelayanan public yang terkadang justru proses birokrasi dalam sistem
pembiayaan yang selam ini dianut kadang ikut menghambat kelancaran tugas dan kegiatan di
puskesmas.
Dalam rangka Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) disamping
persyaratan substantive juga harus dipenuhi persyaratan teknis dan administrative, Dengan
latar belakang permasalahan seperti tersebut diatas perlu dimaksimalkan peran dan fungsi
Puskesmas Randulawang kearah fungsi social ekonomi.
Untuk maksud tersebut perlu dilakukan analisis tentang berbagai aspek yang ada di
lingkungan internal maupun eksternal Puskesmas Randulawang dalam bentuk penyusunan
Rencana Bisnis Strategis Puskesmas Randulawang sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
1. Asumsi Makro
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat menjadi meningkat. Dari satu
period eke periode lainnya kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan barang
dan jasa akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena fakor produksi akan
selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasinya. Investasi
menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi berkembang dan juga
tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hal yang sangat diinginkan semua Negara
maupun daerah.
Disini Nampak Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4.90%
pada tahun 2008, 4.88% pada tahun 2009, 5.54% pada tahun 2010, 8.35% pada
2011 dan 4.08% pada tahun 2012. Artinya dari tahun 2008-2012 pertumbuhan
ekonomi selalu diats 4%.
Untuk 5 tahun kedepan atau pada tahun 2017 Indonesia akan menjadi salah satu
dari tiga rezim yang menguasai perekonomian dunia, ini tidak terlepas dari proyeksi
Internasional Monetary Fund (IMF) yang menyebutkan bahwa sepanjang 2012-2017
Indonesia akan memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 15,5 persen.
Bahwa kondisi ekonomi yang terus membaik ini, tidak diikuti oleh penurunan
inflasi, sehingga dimungkinkan adanya kenaikan harga-harga dasar, serta adanya
kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara nasional semisal kebutuhan pendidikan,
sandang, pangan, dan permahan yang semakin meningkat, maka dimungkinkan alokasi
konsumsi kesehatan penduduk menurun, dan harga-harga yang semakin naik akan
menyebabkan meningginya unit cost layanan kesehatan..
Khusus Puskesmas Randulawang, jumlah kunjungan pasien baik dalam gedung
maupun luar gedung terus mengalami peningkatan, sehingga menambah optimis juga
terjadi peningkatan pendapatan Puskesmas, apalagi sejak diberlakukan pola tarif
kunjungan Puskesmas yang baru sejak mulai tahun 2010 terjadi peningkatan
pendapatan yang signifikan.
4. Harga BBM
Dalam Industri Kesehatan, harga bahan bakar minyak mentah dunia sangat
mempengaruhi operasional dan pemeliharaan Puskesmas,.Hampir semua bahan
dasar untuk operasional Puskesmas dipengaruhi oleh harga BBM.
. Keputusan Pemerintah menaikan harga BBM sampai dengan 60% pada tahun
2015 memicu kenaikan barang pokok dan barang modal, meskipun kemudian ada
beberapa subsidi pemerintah kepada masyarakat terdampak.
Dampak dari kenaikan harga BBM tersebut bagi Puskesmas sangat membebani
dan menurunkan potensi kapasitas produksi layanan, karena kebanyakan
Puskesmas pemerintah diserbu oleh pelanggan terdampak, yang nota bene adalah
pembengkakan cost layanan.
yang tertera dalam realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas.
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di Kabupaten Blora adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa dibuktikan agar kebijakan akuntansi dapat
diterapkan. Sejalan dengan itu, asumsi dasar yang diterapkan di Puskesmas
Randulawang meliputi :
Subsidi Pemerintah untuk belanja Operasonal Puskesmas
Dalam Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2011 tentang Retribusi jasa umum Kesehatan
padaUPTD Puskesmas, Peraturan Bupati Blora No. 6 Tahun 2011 tentang tata cara
pemberian dan pemanfaatan insentif pungutan pajak daerah dan retribusi daerah di
Kabupaten Blora,sedangkan pengguna dana oprasional puskesmas sendiri diatur lebih
lanjut oleh SK Kepala Dinas Kesehatan tahun 20 tentang pembagian
insentif atau jasa pelayanan di puskesmas.
Jadi semua pendapatan Puskesmas disetor ke Kas Daerah sebagai Pendapatan
asli daerah dan dikembalikan ke puskesmas untuk biaya operasional Puskesmas
dengan dianggarkan lewat APBD. Kebijakan pemerintah Kabupaten Blora
mengembalikan pendapatan retribusi puskesmas untuk digunakan sebagai dana
operasional puskesmas dan menunjang kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat
jelas menunjukkan bahwa pendapatan restribusi puskesmas ditempatkan bukan sebagai
sektor penghasil pendapatan. Sementara itu gaji pegawai, yang merupakan limpahan
wewenang dari pemerintah pusat, juga tetap dipertahankan sebagai hak dari
Puskesmas.
Tarif Retribusi
Tarif retribusi layanan kesehatan Puskesmas Randulawang yang berlaku saat
ini, dibuatditetapkan mengikuti Perda Nomor 12 tahun 2011 dan sampai sekarang
belum mengalami penyesuaian tarif. Hal ini perlu ditinjau kembali mengingat beberapa
jenis pelayanan memerlukan cost yang lebih tinggi sejalan dengan perkembangan
harga global, dan juga masih adanya beberapa jenis pelayanan yang telah dilaksanakan
di Puskesmas tetapi tarifnya belum terakomodir dalam peraturan yang ada.
2. Asumsi Mikro
a. Volume Pelayanan
Asumsi volume pelayanan utama di Puskesmas adalah mencakup
kurang lebih100 % dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Randulawang yaitu sebesar 16.273 jiwa. Asumsi jumlah penduduk kecamatan
Randulawang yang bermasalah kesehatan diperkirakan sebanyak 84% dari total
jumlah penduduk. Dari asumsitersebut, secara kuantitatif minimal ada 745
jumlah kunjungan pasien/bulan.
b. Inovasi Pelayanan
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta
memenuhikebutuhan kesehatan masyarakat, ada beberapa inovasi pelayanan
yaitu,pelayanan laboratorium sederhana, pelayanan unit gawat darurat terbatas,
pelayanan puskesmas keliling, pelayanan konsultasi gizi dan sanitasi, pelayanan
konsultasi kesehatan remaja, puskesmas santun usila, serta dengan
mengimplementasikan sistem akreditasi nasional.
c. Total Pendapatan
Dalam rencana strategik ini, total pendapatan Puskesmas Randulawang
berasal dariPendapatan fungsional, dan subsidi dari pemerintah daerah serta dari
pemerintahpusat. Total pendapatan fungsional dikelola Iangsung oleh Puskesmas
tanpaharus setor ke kas pemerintah glaerah, dan hanya dalam bentuk
laporankeuangan saja. Pendapatan dari Pemerintah Daerah adalah berupa
subsidioperasional, belanja tidak Iangsung (gaji pegawai Negeri) dan
investasi,sedangkan pendapatan dari Pemerintah Pusat sebagai pendapatan
untukoperasional dan lnvestasi.
d. Total Biaya
Total biaya berupa biaya operasional, dan biaya investasi. Biaya
operasionalberupa biaya pegawai, dan biaya belanja barang dan jasa.Biaya investasi
adalah biaya untuk pembelian sarana prasarana, serta pengembangan. Total
pendapatan Puskesmas Randulawang dipakai untuk biaya pegawai dan biaya
belanja barang dan jasa. Sedangkan sisa lebih anggaran dipakai untuk biaya
operasional Puskesmas tahun seianjutnya.
e. Total Output
Total output dari kegiatan BLUD Puskesmas Randulawang pasien yang
terlayani Tahun 2015 sebanyak 8.949 pasien, Realisasi pendapatan Puskesmas
Randulawang Tahun 2015 sebesar Rp.579.778.500. Target awal tahun 2017
sebesarRp.374.503.000,Sedangkan pendapatan puskesmas Randulawang bulan Juli
Tahun 2013 terdapat kenaikan sebesar Rp.665.500.000.bila di prediksi kunjungan
meningkat77,7 % maka pada Tahun 2017 jumlah pendapatan di perki‘rakan akan
mencapaijumlah sebesar Rp.1.214.038.000.
6. Unit Cost
Tarif per jenis Iayanan disesuaikan dengan analisis unit cost, dengan menerapkan
subsidi silang. Unit cost disusun setiap tahun dan dipakai dasar untuk tarif pelayanan
tahun berikutnya. Prinsip analisis unit cost memakai sistem ABC (Activity Based
Costing), dengan harga dasar berlaku pada tahun penyusunan ditambah inflasi, dan
margin yang diharapkan.
Isu Strategis
2. Agar puskesmas tetap menjadi pilihan, maka pelayanan yang diberikan harus
unggul, bermutu dan berusaha memberikan pelayanan kesehatan yang tidakdimiliki
atau lebih baik dari puskesmas pesaing.
3. Terbukanya peluang untuk kerja sama dengan pihak lain, baik sesama
institusipemerintah maupun swasta sepanjang demi kemajuan institusi dan
perbaikanpelayanan kesehatan masyarakat serta tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Telah ditandatanaginya Era Perdagangan Bebas (WTO) / Era Globalisasi yang
tentunya juga termasuk dalam bisnis di bidang pelayanan kesehatan masyarakat
yang tentu akan diikuti masuknya bisnis di bidang pelayanan kesehatan dari luar
negeri ke dalam negeri.
2 ANALISIS SWOT
alam analisis SWOT, organisasi menilai kekuatan terhadap kelemahannya dan
D peluang terhadap ancaman dari pesaing. Ada 4 kuadran posisi organisasi hasil
analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada peninjauan dan penilaian atas
keadaan yang dianggap sebagai kekuatan (strength), kelemahan (weakness),peluang
(opportunity), dan ancaman (treath). Setelah diketahui gambaran mengenaidaan
organisasi saat ini, maka akan dapat ditentukan beberapa alternatif langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan
datang dengan cara memaksimumkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada
serta meminimumkan kelemahan dan mengatasi ancaman yang dihadapi.
Dalam bentuk diagram, gambaran perusahaan pada saat ini berdasarkan analisis
oat ditunjukkan sebagai berikut:
Anatomi Kuadran
a) Kuadran I
Dalam hal perusahaan pada posisi ini maka pengembangan dan pertumbuhan
secara
agresif sangat terbuka karena organisasi memiliki kekuatan dan peluang yang
cukup
untuk itu. Pengembangan yang dapat dilakukan antara lain dengan hal-hal sebagai
berikut :
1) Penetrasi pasar, yakni meningkatkan volume usaha dengan upaya
pemasaranyang
lebih agresif pada pasar yang telah ada (meningkatkan penguasaanpasar/pangsa
pasar).
2) Pengembangan pasar, yakni meningkatkan volume usaha dengan
upayameluaskan
pasar (membuka pasar baru/segmentasi pasar).
3) Pengembangan produk, yakni meningkatkan volume usaha
denganmengembangkan produk-produk baru balk penyempurnaan produk
untuk pasar yang telah ada maupun penciptaan produk baru.
b) Kuadran II
Organisasi yang ada pada kuadran ini akan tetap masih dapat
berkembang/tumbuhapabila secara jeli mampu memillh peluang dalam bersalng
dengan menekankelemahan yang ada. Beberapa pilihan untuk berkembang antara
lain denganmemperbaiki mutu layanan, pemberlakuan tarif yang kompetitif
(pricing policy) dansebagainya.
c) Kuadran III
Organisasi yang berada pada kuadran ini kemungkinan untuk
tumbuh/berkembangsangat kecil bahkan organisasi terancam pailit, karena
dihadapkan pada ancaman dengan berbagai kelemahan yang dimlllikinya.
d) Kuadran IV
Organisasl yang berada di kuadran lnl agar dapat tumbuh/berkembang harus
melakukan upaya-upaya diversifikasi usaha dengan cara pengayaan usaha atau
menonjolkan produk unggulan tertentu, karena beberapa kekuatan yang dimiliki
akanlerhadapan dengan beberapa ancaman yang menghadang, dan semakin
ekstensif terutama dengan diberlakukannya globalisasi ekonomi di segala bidang
tidak terkecuali bisnis kesehatan.
Kekuatan Kelemahan
Obyek yang dianalisa
No (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 65% SDM berstatus PNS X
b. Keberadaan Puskesmas
Kekuatan Kelemahan
Obyek yang dianalisa
No 1 2 3 -1 -2 -3
1 Lokasi Strategis X
2 Lahan yang luas X
3 Mudah dijangkau X
4 Kebisingan X
5 Penataan (Lay Out) kurang optimal X
Jumlah 5 -5
Nilai 0
Sarana Prasarana
Kekuatan Kelemahan
Obyek yang dianalisa
No 1 2 3 -1 -2 -3
1 Kelengkapan alat Medis dalam Jenis dan X
2 Perawatan
jumlah alat optimal X
3 Tempat parker kurang luas X
4 Kondisi gedung kurang optimal X
5 Sarana transportasi lengkap X
6 Inventaris Kantor Lengkap X
7 Kelengkapan Inventaris SIMPUS X
8 Sudah ada IPAL sederhana X
Jumlah 7 -6
Nilai 1
d. Pesaing
Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa
1 2 3 -1 -2 -3
1 Terdapat Puskesmas pesaing X
Keberadaan bidan/perawat praktek
2 X
swasta
Pertolongan persalinan oleh dukun
3 X
bayi
Menjamurnya Pengobatan
4 X
alternative
5 Promosi oleh pesaing X
Kerjasama Operasional dengan
6 X
pesaing
7 Askes PNS beralih ke Dokel X
8 Adanya Apotik Swasta X
9 Lokasi RS agak jauh X
Jumlah 4 -10
Nilai -6
Rangkuman Analisis OT (Faktor eksternal)
Penilaian
No Obyek yang dianalisa
Peluang Ancaman Nilai
1 Ekonomi 8 -1 7
2 Sosial Budaya Masyarakat 12 -6 6
3 Hukum dan peraturan perundang- 12 -5 7
undangan
4 Pesaing 4 -10 -6
Jumlah 36 -22 14
18 18,14,
7
peluang
Ancaman
Terlihat dari hasil analisis SWOT, Posisi Puskesmas Randulawang di Kuadran I atau terletak
kuadran Agressive tumbuh yang mendekati posisi stabil.
e. Dana
Bahwa operasional Puskesmas memerlukan dana yang besar untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan pembelian obat, bahan medis habis pakai,jasa pelayanan,
operasional kendaraan,‘ pemeliharaan,gaji karyawan dan Iain sebagainya.
Pengeluaran pembiayaan dapat dikatakan per hari bahkan per jampelayanan.
Namun selama ini Puskesmas terbentur pada aturan pengelolaan keuangan berdasarkan
Peraturan daerah yang berlaku, sehingga sering kali Puskesmas menghadapi kendala
biaya operasional dan terhambat pencapaian kinerjanya.
2. Kondisi Eksternal
Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-
undang,kebijakan pemerintah, keadaan persaingan, keadaan perekonomian daerah dan
nasional, perkembangan sosial budaya dan perkembangan teknologi.Yaitu :
a. Undang-undang dan peraturan
1) Permendagri
Da|am aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan
keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan
kegiatan.Dalam format aturan tersebut, bisa dimungkinkan penambahan
programdan kegiatan berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah.
Namundalam kenyataannya, pemerintah daerah sangat restriksi dengan
programdan kegiatan yang sudah ada di Pennendagri.Dengan demikian
banyakprogram dan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa
masukdalam penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh
konkrit adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada aturan,
format baku atau kode rekening tentang jasa pelayanan, sehinggamanajemen
Puskesmas kesulitan dalam menyusun penganggaran jasapelayanan, sementara
pemerintah daerah ragu-ragu untuk membuatprogram, kegiatan dan kode
rekening baru untuk dapat mewadahi belanja tersebut.
2) Permenkeu
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di daerah
yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban daerah diatur dalam BAB XV Pasal 324, Pasal 325,Pasal
326.Pasal 327, Pasal 328 dan Pasal 329.
Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 ahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
telah membuka koridor baru kepada
departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota yang bertugas memberikan
pelayanan public seperti Iayanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan,
Iisensi untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel melalui
pembentukan Badan Layanan Umum yang diatur Iebih lanjut dalam PP 23
tahun 2005.
Sebagai kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan BLU
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan disajikan dan disusun
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kementrian/Iembaga/pemerintah
daerah.Untuk itu Laporan Keuangan BLU disampaikan secaraberkala kepada
menteri/piminan Iembagalgubemurlbupati/walikota sesuaidengan
kewenanggannya untuk dikonsolidasikan dengankeuangan kementrian
negara/lembaga/SKPDIpemerintah daerah.
Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat
PengelolaKeuangan Daerah (PPKD) dan pembinaan teknis dilakukan oleh
kepalayang bertanggung jawab atas urusan pemerintah yang
bersangkutan.Pembinaan keuangan BLUD meliputi pemberian
pedomanbimbingan ,supervisi,pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan
keuanganBLUD.
Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akuntansisebagai
dasar penyusunan laporan keuangan BLU dengan dasarpenyusunan laporan
keuangan kementrian atau lembaga.Sesuai denganpasal 26 ayat (2) PP 23
Tahun 2005 akuntansi dan laporan keuangan BLUdiselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hal
ini menjadi masalah ketika laporan tersebut dikonsolidasikan denganLaporan
Keuangan Kementerian/Lembaga/SKPD/pemerintah daerah yangmenggunakan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Permasalahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima dana dari
APBN seperti pada kasus Puskesmas sebagai BLU yang mendapatdana dari
APBN/APBD. Selain sebagai BLU juga berfungsi sebagai satkeryang wajib menyusun
Laporan Keuangan tahunan atas dana APBN/APBD yang diterima sesuai dengan
Sistem Akuntansidimana LaporanKeuangannya disebut Laporan Keuangan BLU.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pasal 26 antara lain
menyatakan setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntasikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib dan Akuntansi dan Laporan Keuangan yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi indonesia.
Sementara itu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005tanggal 20 Juli
2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan KeuanganPemerintah Pusat Bab VIII
Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga pasaI 32 antara Iain Laporan
Keuangan KementrianNegara/Lembaga Tahunan dilampiri Laporan Keuangan BLU
yang berada
dilingkungan Kementrian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLUsebagaimana
dimaksud disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berIaku.
CUSTOMER/STAKEHOLDERS
FINANCIAL
Tingkat Kesehatan
Organisai
INTERNAL PROCESS
indeks Kepuasan
pegawai/medis/paramedis/
pejabat
Kerangka Penyusunan Indikator Kinerja
Indikator kinerja yanh disusun dalam Rencana Strategis Bisnis ini mendasarkan pada pola
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam SK LAN No: 239 / IX / 6 / 8 / 2003, tentang
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntanilitas Instansi Pemerintah.
Jenis Indikator Mengukur Kinerja
Input
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan
Output
Immediate outcomes / outcomes Keberhasilan pelaksanaan program
Immediate outcomes / benefit Keberhasilan pencapaian sasaran
Ultimate outcomes / impact Keberhasilan pencapaian tujuan
KINERJA TAHUN 2015
3
A. Realisasi pendapatan Puskesmas Randulawang dibandingkan
target.
Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Blora menerbitkan Perda No.12 Tahun
2011 tentang tentang Retribusi Pelayanan Jasa Umum pelayanan kesehatan pada UPT'
Puskesmas yang diberlakukan mulai tanggal , dampak dari terbitnya Perda
ini adalah terjadinya peningkatan pendapatan Puskesmas Randulawang hal ini dapat
diiihat dari tabel dibawah ini dimana terjadi peningkatan jumlah pendapatan yang
cukup signifikan dari tahun 2014 ke tahun 2015 yang selanjutnya terjadi peningkatan
secara bertahap.
Realisasi Pendapatan Puskesmas Randulawang dibadingkan target
Mulai tahun 2014 s.d tahun 2015
%
Target Realisasi Selisih Realisasi
Pendapatan
No Tahun Pendapatan Pendapatan dengan Target
dibanding
(Rp) (Rp) (Rp)
Target
1 2014 157 %
2 2015 87%
Sumber data : Laporan Keuangan Pelayanan Puskesmas Randulawang tahun 2015
B. Hasil Penilaian Kinerja Pelayanan Puskesmas Randulawang tahun
2015
Berdasarkan hasil penilaian kinerja puskesmas yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan
Kabupaten Randulawang pada tahun 2015 diperoleh hasii penilaian
kinerjaPukesmas Randulawang sebagai berikut :
1. Manajemen Kesehatan
Penilaian terhadap manajemen kesehatan meliputi: SPM (standar pelayanan
minimal), SIK (sistem informasi kesehatan), Penyusunan Usulan kebutuhan
Puskesmas, Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan, Ioka karya mini (lokmin),
Penilaian kinerja puskesmas mandiri, manajemen obat, manejemen keuangan.
Kesimpulan hasil penilaian penilaian kinerja manajemen kesehatan pada tahun
2015 adalah
baik karena berhasii mencapai nilai 100%. Adapun hasil seiengkapnya sebagai
berikut:
11 Cakupan Penemuan Deteksi Resti dan 20% 20% 20% 20% 20%
komplikasi Kebidanan pada Ibu hamil,
persalinan, Nifas
TARGET
INDIKATOR
2016 2017 2018 2019 2020
1 A. PELAYANAN KESEHATANDASAR
2 Cakupan Pemeriksaan Kesehatansiswa SD
20% 25% 30% 40% 50%
dan setingkat
3 Cakupan Penjaringan kesehatan siswaSMP
100% 100% 100% 100% 100%
dan setingkat
4 Cakupan Penjaringan kesehatan anak
30% 35% 40% 45% 50%
TK/RA
5 Cakupan Pelayanan Klinik PKPR 20% 25% 30% 35% 40%
B. GIZI
TARGET
INDIKATOR
2016 2017 2018 2019 2020
I A. PELAYANAN KESEHATANDASAR
B.BIDANGPENGENDALIAN PENYAKIT
JENIS STA TARGET
NO PELAYA INDIKATOR SATUAN ND
2016 2017 2018 2019 2020
NAN AR
Angka 1.CASE NOTIFICATION Per-
70
Kesakitan RATE (CNR) Kasus baru 100.000
BTA + Penduduk
2. CNR seluruh Kasus TB Per- - - - - -
100.000
Penduduk
3. CDR kasus TB BTA + % 65
4.Proporsi kasus TB anak %
< 10
0-14 tahun
5.Angka Keberhasilan %
Pengobatan Penderita TB 85
Paru BTA+
6. Persentase Balita dengan %
Pneumonia ditangani 100
“Acutelaccidparalysis”
(AFP) per100.000
penduduk
19. Jumlah<kasus
15th Penyakit Kasus
Menular yang Dapat
Dicegah denganImunisasi
(PD3l)
20.Angka kesakitan Demam Per-
BerdarahDengue(DBD) per- 100.000 < 52 / 100rb
100.000 penduduk Penduduk
JENIS 2 2 2 2 2
NO PELAYAN INDIKATOR STANDAR 0 0 0 0 0
AN 1 1 1 1 2
6 7 8 9 0
1 GAWAT
Jam buka Pelayanan 24 jam 24 jam
DARURAT
Pemberi pelayanan gawat
darurat yang bersertifikat 100% 100%
yang masih berlaku
Kemampuan menangani
life saving anak dan 100% 100%
dewasa
Waktu tanggap pelayanan < 5 menit < 5 menit
dokter di gawat darurat terlayani, setelah terlayani, setelah
pasien datang pasien datang
Kematian Pasien < 24Jam < 2 / 1.000 ( < 2 / 1.000 (
pindah ke pindah ke
pelayanan rawat pelayanan rawat
inap setelah 8 jam inap setelah 8 jam
) )
Ketersediaan Tim Satu Tim
Satu Tim
Penanggunaan Bencana
2 RAWAT Jam buka pelayanan Setiap hari kerja Setiap hari kerja
JALAN 08.00 – 13.00 08.00 – 13.00
TARGET
JENIS 2 2 2 2
NO PELAYANA INDIKATOR STANDAR 0 0 0 0 20
N 1 1 1 1 20
6 7 8 9
Kejadiankesalahanpernberian
obat
JENIS 2 2 2 2
NO PELAYANA INDIKATOR STANDAR 0 0 0 0 20
N 1 1 1 1 20
6 7 8 9
10 PENGELOL b. COD < 80 b. COD < 80
AAN LIBAH mg/lc. TSS < mg/lc. TSS < 30
30 mg/ld. PH 6- mg/ld. PH 6-9
2. Pengelolaan limbah 9
padat infeksius 100% 100%
sesuaidengan aturan
11 ADMINIST 1. Tindak
RASI DAN lanjutpenyelesaianmasalah 100% 100%
MANAJEM / hasilpertemuan
EN 2. Kelengkapanlaporan
akuntabilitas kinerja 100% 100%
3. Ketepatan waktu
Pengusulankenaikan 100% 100%
pangkat
4. Ketepan Waktu
pengurusan gajiberkala 100% 100%
5. Karyawan yang
mendapat pelatihan >60% >60%
minimal 20 jam
6. Ketepatan waktu
setahun
penyusunan 100% 100%
7. Kecepatan waktu
laporan keuangan
Pemberianinformasi ttg < 2 Jam < 2 Jam
tagihan pasien
8. Ketepatan
rawat waktu
inap
pemberian imbalan 100% 100%
(insentif) sesuai
12 AMBULAN kesepakatan
1.Waktu waktu
Pelayanan 24 jam 24 jam
TARGET
JENIS 2 2 2 2 2
NO PELAYANA INDIKATOR STANDAR 0 0 0 0 0
N 1 1 1 1 2
6 7 8 9 0
S Ambulance
PEMELIHAR
2. Ketepatan waktu
AAN
pemeliharaan alat 100% 100%
SARANA
PUSKESMAS
TARGET
2 2 2 2
JENIS
NO INDIKATOR STANDAR 0 0 0 0 20
PELAYANAN
1 1 1 1 20
6 7 8 9
pencatatan dan
pelaporan infeksi 75 % 75
%nosokomial / HAI
75% 75%
(Health
CareAssociatedInfection)
di RS(min 1 parameter)
B. BIDANG PROMOSI KESEHATAN
TARGET
2 2 2 2 2
JENIS
NO INDIKATOR STANDAR 0 0 0 0 0
PELAYANAN
1 1 1 1 2
6 7 8 9 0
Cakupan Posyandu
45% 45%
Aktif
Pembinaan dan
Cakupan Desa Siaga
Pengembangan Desa 70% 70%
Aktif
Siaga
Gerakan Masyarakat
Siaga DBD Angka Bebas Jentik 100% 100%
Cakupan Penyuluhan
100% 100%
Kelompok
TARGET
2 2 2 2
JENIS
NO INDIKATOR STANDAR 0 0 0 0 20
PELAYANAN
1 1 1 1 20
6 7 8 9
Cakupan penyuluhan massa
100 % 100 %
Hasil penilaian terhadap out put program puskesmas menunjukkan bahwa hasil kinerja
pelayananmasing-masing program di puskesmas Randulawang rata-rata baik, tinggal
bagaimana mempertahankan dan meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapai tersebut,
terutama pada program Pelayanan Medik Dasar, program Kesehatan keluarga
reproduksi serta program gizi yang masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih agar
dapat dicapai nilai kinerja yang lebih baik.
4. Evaluasi Internal Kualitas Pelayanan Bidang Kesehatan
Nilai Interval Nilai Interval Mutu Pelayanan Kinerja Unit
IKM IKM Konversi Pelayanan
1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak Baik
1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Baik
2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik
3,26 – 4,00 81,26 - 100 A Sangat Baik
VISI
Terwujudnya Puskesmas Randulawang sebagai
Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan prima untuk menuju tercapainya
Kecamatan Sluke SEHAT
MISI
1.Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau bagi masyarakat Sluke dan
sekitarnya
2.Mengembangkan pelayanan kesehatan
yang berorentasi kepada kepuasan
pelanggan
3.Mendorong kemandirian masyarakat
Sluke untuk hidup sehat dengan
meningkatkan peran serta masyarakat
dalam upaya kesehatan baik promotif,
preventif maupun kuratif
Tujuan Strategis
Meningkatkan derajat kesehatan
1 masyarakat Sluke
3 dipertanggungjawabkan
Dengan tujuan ketiga ini diharapkan agar dengan
menimplementasi sistem akreditasi dapat lebih
meningkatkan efektifitas dalam pengelolaan organisasi dan
efisiensi pemanfatan sumber daya namun tetap dapat
menghasilkan kualitas pelayanan yang dapat
Meningkatnya kemandirian dan peran
serta masyarakat dalam upaya kesehatan
TUJUAN PERTAMA
Sasaran
1. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan
Meningkatkan derajat kesehatan
dasar dan penunjang medis
masyarakat luas 2. Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi
keluarga miskin
3. Menurunnya kejadian penyakit menular
4. Meningkatnya kualitas kesehatan ibu &
anak
5.
TUJUAN KEDUA 6.
Target Kinerja
2016 - 2020
Indikator Ultimate Outcomes
Puskesmas Sluke menjadi pilihan pertama Cakupan pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap
masyarakat sebagai tempat pelayanan kesehatan serta pemanfaatan sarana penunjang laboratorium
dasar dan pelayanan penunjang medis
semakin meningkat dari tahun 2016 - 2020
Tidak bisa dipungkiri, salah satu tujuan pelayanan kesehatan adalah untukmenurunkan
angka kesakitan dan kematian dalam rangka mempercepat tercapainyaderajat kesehatan
masyarakat yang optimal.Dari berbagai hasil studi menyatakanbahwa puskesmas masih
merupakan tempat pelayanan kesehatan yang paling banyak dikunjungi.Walaupun demikian,
kian hari semakin tumbuh subur tempat pelayanan kesehatan swasta, baik secara perorangan
maupun berkelompok.
Mengingat konsep puskesmas merupakan konsep eilayah kerja maka tempat pelayanan
kesehatan lain yang berada di wilayah puskesmas merupakan mitra dalam pembangunan
kesehatan. Harapannya, pelayanan kesehatan dasar semakinmerata dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat Khusus untuk pelayanan bagi keluarga miskin, baru puskesmas
tempat pelayanan kesehatan dasar yang diberikan tugas oleh pemerintah untuk memberikan
pelayanan dengan sistem klaim.
Sebagai fasilitas pelayanan publik, Puskesmas yang dalam hal ini sebagai lembaga
teknis daerah, dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan daerah dan berperan aktif
dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kami menjabarkannya dalam sasaran sebagai
berikut:
Sasaran 1.1
Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar dan penunjang medis
Sasaran 1.2
“Kerjasama serta koordinasi lintas program & lintas sektoral adalah solusi
terbaik untuk mengatsi permasalahan kesehatan masyrakat miskin”
Pengukuran Kinerja Untuk Sasaran 1.2
Rincian kegiatan utama kedua program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
Untuk menurunkan angka kejadian penyakit menular yang
SASARAN 1.3 semakin bervariasi di wilayah kerja puskesmas seperti Tbc,
Diare, Demam Berdarah, Leptospirosis, Thypoid, ISPA
Menurunnya
serta penyakit menular lainnya perlu upaya lenih dari
Kejadian penyakit puskesmas disamping dengan kerjasama lintas program &
menular lintas sektoral juga dengan peningkatan program surveilans
penyakit menular untuk mengantisipasi kejadian penyakit /
KLB yang mungkin terjadi tentunya diikuti dengan
promosi yang berkelanjutan ke semua lapisan masyarakat
Dengan program tersebut diharapkan angka kejadian penyakit menular di wilayah kerja puskesmas
semakin menurun dan timbulnya kemandirian masyarakat dalam menjaga kualitas kesehatannya.
peningkatan derajat kesehatan masyarakat “
Menurunnya Kejadian Penyakit Menular
Rincian kegiatan utama kedua program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2014 – tahun 2018 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
Implementasi dari kebijakan tersebut adalah dengan melaksanakan upaya peningkatankesehatan ibu &
anak dengan peningkatan kerja sama dengan kader posyandu, perangkat desa, LSM dan sektor terkait
yang ada dengan mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat melalui elemen desa siaga di wilayah
kerja puskesmas.
Dengan program tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak yang
akhirnya akan ikut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
.
"Kualitas kesehatan anak sekarang adalahinvestasi
bangsa di masa yang akan datang”
Persentase cakupan pelayanan anak balita 90% 90% 90% 90% 90%
Persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI
100% 100% 100% 100% 100%
pada anak 6 – 24 bulan keluarga miskin
Persentase cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
100% 100% 100% 100% 100%
setingkat
Persentase cakupan peserta KB aktif 70% 70% 70% 70% 70%
Program UKS/UKGS
Rincian kegiatan utama kedua program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
TARGET KINERJA
Indikator Ultimate Outcomes 2015 – 2019
Indeks kepuasan pelanggan atas seluruh Meningkatnya indeks kepuasan pelanggan
pelayanan Puskesmas baik
internal maupun eksternal
Semua komponen Puskesmas memiliki komitmen yang kuat untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kami menjabarkannya dalam
sasaran—sasaran sebagai berikut :
Sasaran 2. 1
Implementasi dari kebijakan tersebut adalah dengan melaksanakan program pelayanan medis dan
pelayanan administrative serta pelayanan kesehatan masyarakat yang berorentasi kepada
kepuasan pelanggan
Dengan program tersebut diharapkan kepuasan pelanggan baik internal maupun eksternal
akanmeningkat.
"Kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang berorentasi pada kepuasan
pelanggan”
Meningkatnya kualitas pelayanan Puskesmas dalam bidang medis, penunjang medis, dan
administratif
TARGET KINERJA
Rincian kegiatan utama dalam program-program tersebut beserta tolak ukur kinerja output
yang akan dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan
dalam lampiran 4 dokumen ini.
TARGET KINERJA
Indikator Ultimate Outcomes 2016 – 2020
Tercapainya kinerja puskesmas yang optimal Meningkatnya sumber daya puskesmas untuk
mencapai kinerja optimal dari tahun ke tahun
Terwujudnya sisteam informasi kesehatan Meningkatnya keakuratan & kecepatan sistem
puskesmas yang handal infromasi kesehatan berbasis teknologi informasi
Sasaran 3.1
Meningkatnya kualitas manajemen mutu sumber daya manusia,
keuangan dan barang
"Kualitas SDM yang Handal & Berkualitas adalah
kunci kesuksesan suatu organisasi”
TARGET KINERJA
INDIKATOR HASIL 2016 2017 2018 2019 2020
Realisasi pendapatan
(dalam jutaan rupiah )
Persentase pemenuhan
70 75 80 85 90
kompentensi pegawai
Persentase pemenuhan
pegawau sesuai 80 85 90 95 100
kebutuhan
Persentase pemenuhan
saranan prasarana 80 85 90 95 100
sesuai kebutuhan
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
Puskesmas selalu berusaha meningkatkan
SASARAN 3.2 keakuratan & kecepatan sistem informasi
Meningkatnya keakuratan & kesehatan yang berbasis teknologi informasi
kecepatan sistem informasi
kesehatan yang berbasis
teknologi
Implementasi dari kebijakan tersebut adalah dengan melaksanakan program sistem informasi
kesehatan yang handal yang berbasis teknologi informasi.
Dengan program tersebut diharapkan kinerja manajemen berjalan dengan baik.
"Informasi yang akurat dan cepat akan menghasilkan
keputusan yang tepat dan cepat”
Pengukuran Kinerja Untuk Sasaran 3.1
Menigkatnya Keakuratan & kecepatan sistem informasi kesehatan yang berbasis teknologi
TARGET KINERJA
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
"Meningkatnya kernandirian dan peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan promotif,
preventif maupun kuratir
Di bidang kesehatan masyarakat, tugas puskesmas berikutnya adalah
bagaimana -lenjadikan masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi
menjadikan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Jadi dalam hal ini
menjadikan masyarakat sebagai pelaku. Oleh karena itu puskesmas berusaha
untuk selalu meningkatkan pengetahuan masyarakat yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran dan kemandirian untuk hidup sehat.
Sasaran 4.1
Meningaktnya peran serta masyarakat dalam pemasyarakatan gaya hidup sehat melalui
penerapan PHBS.
Sasaran 4.6
Meningkatnya cakupan tempat umum yang sehat
Untuk terciptanya masyarakat yang berperilaku hidup
SASARAN 4.1
bersih & sehat Puskesmas berkomitmen untuk selalu
Meningkatnya peran serta meningkatkan pengetahuan masyarakat dibidang
masyarakat dalam kesehatan serta mendorong peran serta masyarakat
pemasyarakatan ya hidup sehat dalam pemasyarakatan gaya hidup sehat
melalui penerapan PHBS
Strategi untuk mencapai Sasaran 4.1
" Perilaku hidup yang sehat hanya dapat dicapai bila
masyarakat mempunyai pengetahuan di bidang
KESEHATAN YANG CUKUP DAN BENAR “
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
"DESA S1AGA ADALAH SALAH SATU BENTUK
IMPLEMENTASI DARI KEMANDIRIAN MASYARAKAT“
TARGET KINERJA
INDIKATOR HASIL 2016 2017 2018 2019 2020
Cakupan desa siaga aktif 60 75 80 80 80
Cakupan rumah tangga sehat 45 50 55 55 55
Meningkatnya cakupan rumah/bangunan bebas
85 87 90 90 90
jentik
Meningkatnya Cakupan keluarga sadar gizi 80 82 83 83 83
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
Puskesmas berkomitmen untuk selalu meningkatkan
peran serta masyarakat dididang kesehatan dengan
SASARAN 4.3
mengoptimalkan peran dan fungsi posyandu dalam
Meningkatnya cakupan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
kmandirian posyandu sebagai salah satu bentuk kemandirian masyarakat
di bidang kesehatan
" KEMANDIRIAN POSYANDU ADALAH PINTU
UTAMA MENUJU PENINGKATAN DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT“
Pengukuran Kinerja Untuk Sasaran 4.3
Menigkatnya cakupan Kemandirian Posyandu
TARGET KINERJA
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh
besar terhadap peningkatan derajat kesehatan
SASARAN 4.4 masyarakat adalah faktor kualitas kesehatan
Meningkatnya Kualitas lingkungan (H.L. Bloom)
.
Dengan program tersebut diharapkan terjadi peningkatan kualitas lingkungan yang
sehat .ang diharapkan mampu membantu peningkatan kualitas lingkungan.
"kualitas lingkungan yang sehat merupakan faktor
yang dominan dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat"
TARGET KINERJA
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
Dengan program tersebut diharapkan terjadi peningkatan peran serta masyarakat dalam
Pencega han& pemberantasan penyakit demam berdarah.
.
TINDAKAN CERDAS DALAM KEGIATAN
PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN”
TARGET KINERJA
INDIKATOR HASIL 2016 2017 2018 2019 2020
Cakupan desa siaga aktif
Cakupan rumah tangga sehat
Persentase angka bebas jentik
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan sangat menunjang keberhasilan
SASARAN 4.6 peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya Cakupan tempat
umum yang sehat
UTAMA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP
YANG SEHAT”
.
Pengukuran Kinerja Untuk Sasaran 4.6
Menigkatnya cakupan tempat umum yang sehat
TARGET KINERJA
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolak ukur kinerja output yang akan
dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan ( tahun 2015 – tahun 2019 ) disajikan dalam
lampiran 4 dokumen ini.
PROYEKSI Keungann
Dengan pelaksanaan Badan Layanan Umum, proyeksi keuangan Puskesmas dalam lima kedepan diharapkan
dapat menggambarkan suatu peningkatan yang cukup signifikan .
A. PROYEKSI PENDAPATAN
Pendapatan yang dikelola oleh Puskesmas sebagai sebuah Badan Layanan Umum terdiri dari:
Penerimaan dari jasa layanan yang dikelola oleh Puskesmas terdiri atas tiga kelompok besar yaitu:
Penerimaan dari jasa layanan tersebut akan kami kelola secara profesional sehingga dapat mendorong
peningkatan kualitas pelayanan diklat, pengembangan sesuai dengan standar pelayanan rninimum yang
telah ditetapkan dengan mengedepankan pengelolaan sumber daya yang ekonomis, efisien dan efektif sesuai
dengan praktek bisnis yang sehat.
2. Proyeksi Penerimaan dari Kegiatan Pelayanan Medis, Penunjang Medis
dan Penerimaan lainnya
JENIS
2016 2017 2018 2019 2020
PENDAPATAN
Retribusi
Pelayanan
Subsidi
Operasional :
Rutin APBD II
BOK (Bantuan
Operasional
Kesehatan)
Gaji Pegawai
Kapitasi 8P)5
TOTAL
B. PROYEKSI BELANJA
Belanja sesuai dengan ketentuan dalam Standar Akuntansi Pemerintah (PP 24 Tahun 2005) terdiri
atas :
1. Belanja Operasi, dengan rincian belanja yang terdiri atas; Belanja Pegawai, Belanja
Barang, Bunga, Subsidi, Hibah, dan Bantuan Sosial.
2. Belanja Modal, dengan rincian belanja yang terdirl atas; Belanja Aset Tetap, dan Belanja Lainnya.
3. Belanja Lain-Lain/Tak Terduga.
2. Belanja Modal
3. Belanja
Anggaran Lain-Lain/Tak
Belanja Indikatif (Rp.Terduga
000,00 )
2. Pelaksananaan
a. Pelaksanaan kegiatan masing — masing program berdasarkan dengan POA bulanan yang
disusun berdasarkan POA tahunan/DPA.
b. Pelaksana kegiatan membuat usulan penggunaan anggaran yang disertai dengan POA
bulanan
c. Setelah pelaksanaan kegiatan pelaksana kegiatan langsung melaporkan dan menyerahkan
bukti pelaksanaan kegiatan.
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Randulawang merupakan komitmen kinerja yang akan
dilaksanakan oleh Puskesmas Randulawang dan dijabarkan dalam bentuk Rencana Bisnis Anggaran
dan Penetapan Kinerja sebagai alat komitmen kepada Kepala Daerah.
Rencana Bisnis Anggaran dan Penetapan Kinerja yang merupakan turunan dari Rencana
Strategis Bisnis dengan target tahunan yang harus dilaksanakan dan dicapai oleh jajaran Puskesmas
dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan tujuan kepuasan pelanggan karena dengan status
BLUD kita punya komitmen untuk mencapai kepuasan pelanggan demi untuk mempertahankan
customer loyality.
Hasil implementasi perencanaan tersebut akan dilakukan evaluasi kinerja internal dan akan
dilaporkan selain kepada Kepala Daerah juga kepada publik dalam bentuk Laporan Akuntabilitas
Kinerja sehingga seluruh pihak dapat mengakses akuntabilitas Puskesmas dengan mudah.
LAMPIRAN