Anda di halaman 1dari 8

Manajemen Non-Operatif Kalazion: Pengalaman pada Fasilitas

Kesehatan Tersier

Abstrak:

Kalazion adalah peradangan granulomatosa kronis lokal dengan penyumbatan


kelenjar meibom di palpebra. Efek utama kalazion adalah perusakan kosmetika
sehingga menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang bervariasi. Tatalaksana standar
kalazion adalah dengan sayatan dan kuretase. Penelitian ini dilakukan untuk
menyelidiki hasil injeksi triamcinolone acetonide intra-lesional untuk kalazion
primer. 86 pasien dengan 100 kalazion diberikan injeksi triamcinolone acetonide
pada kalazion primer dan berulang menunjukan hasil bahwa triamcinolone acetonide
dapat menjadi pilihan terapi yang sederhana dan efisien untuk kalazion di pusat
perawatan kesehatan kecil.

Kata Kunci:

Kalazion, Metode non-invasif, Injeksi triamcinolone.

Pendahuluan: munculnya kalazion (4). Efek utama


kalazion adalah perusakan kosmetika
Kalazion adalah peradangan sehingga menyebabkan rasa
granulomatosa kronis lokal dengan ketidaknyamanan yang bervariasi
penyumbatan kelenjar meibom (1,2). Meskipun resolusi spontan dapat
Lokasi yang paling sering adalah di terjadi pada beberapa pasien,
palpebra superior. Kalazion dapat pengobatan standar kalazion adalah
muncul dalam bentuk benigna, nodul dengan insisi dan kuretase (2). Prosedur
bersifat self-limiting hingga pembedahan ini, meskipun minor,
pembengkakan palpebra yang nyeri menyebabkan ketidaknyamanan bagi
disertai astigmatisme korneal dan pasien karena mengharuskan
ptosis mekanis (3). Orang yang sering penggunaan perban setelah operasi (5).
menyentuh kelopak mata mereka Dalam manajemen kalazion, metode
seperti menggosok atau merias wajah, konservatif yang paling umum adalah
meningkatkan kemungkinan terjadinya dengan menggunakan kompres hangat
kalazion. Pasien dengan blepharitis, dan salep mata antibiotik (6). Lesi
rosacea dan jerawat meningkatkan
persisten dikelola oleh insisi, kuretase, ditindaklanjuti untuk pemeriksaan
injeksi TA atau perawatan laser setiap minggu, hingga minggu ke-4.
karbondioksida (7). Insisi dan Kuretase Penelitian ini dimulai hanya setelah
dapat menyebabkan rasa sakit, ada persetujuan komite etik
perdarahan dan jaringan parut. institusional. Informed consent dari
Manajemen kalazion juga dapat setiap pasien diambil sebelum
menggunakan injeksi steroid intra- memulai perawatan. Semua perawatan
lesional (8). Cara ini dilaporkan diberikan dengan rawat jalan.
memiliki tingkat keberhasilan yang
tinggi (5). Penelitian ini dilakukan di Teknik Injeksi Triamcinolone:
fasilitas kesehatan tersier dengan Lokasi lesi dibersihkan dengan
tujuan untuk menilai hasil injeksi betadine swab. Topikal anestesi
triamcinolone acetonide (TA) intra- (Proparacaine 0,5%) tetes mata
lesional dalam pengelolaan kalazion. diberikan pada mata dengan kalazion.
Penelitian ini juga dilakukan untuk 0,05 hingga 0,15mL TA (40mg/mL)
menyelidiki faktor-faktor predisposisi diberikan intra-lesional. Jumlah dosis
penyebab kalazion dan untuk menilai injeksi TA diperhitungkan berdasarkan
keberhasilan injeksi intra-lesional TA ukuran kalazion (Tabel1).
long-acting dalam pengobatan
kalazion. Ukuran Kalazion Dosis TA
<1cm 2mg/0,05mL
Material & Metode:
1-1,5cm 4mg/0,1mL
Protokol pengobatan: >1,5cm 6mg/0,15mL
Awalnya, terapi konservatif Tabel1. Kriteria pemberian dosis
triamcinolone acetonide berdasarkan ukuran
primer seperti kompres panas,
pemijatan palpebra dan salep antibiotik Kelopak mata dibalik dan TA
lokal diberikan. Jika terapi primer disuntikkan di konjungtiva ke tengah
tidak memberikan pemulihan atau lesi dengan jarum 26-G. Ketika tidak
gagal maka terapi intra-lesional mungkin untuk membalikkan kelopak
dicoba. Cara ini menggunakan mata karena pembengkakan yang luas,
suntikan TA trans-cutaneous dengan injeksi diberikan secara kutan ke
jarum 26-G tanpa anestesi lokal, dalam kalazion setelah desinfeksi kulit
dilakukan injeksi pada lesi dan dengan 70% alkohol isopropil.
kemudian mata ditutup selama 10-15 Penutup mata diberikan selama 10-15
menit saja. Dalam prosedur ini tidak menit setelah prosedur. Pasien diberi
perlu penjepit kalazion. Para pasien salep mata kloramfenikol 1% tiga kali
sehari untuk dioleskan pada lesi dan Kalazion dikatakan sembuh jika tidak
disarankan untuk melanjutkan ada lesi yang terlihat, tidak ada
kompresi hangat selama 4 hingga 6 pembengkakan teraba di lokasi lesi
kali sehari selama 10 menit. Para dan ketika pasien menyatakannya
pasien ditinjau setiap 2 minggu setelah sebagai sepenuhnya sembuh. Jika tidak
injeksi TA sampai resolusi lengkap ada penurunan ukuran lesi setelah dua
kalazion. Untuk anak-anak yang tidak minggu, prosedur diulangi dan pasien
kooperatif atau sangat muda, sedasi dilakukan observasi dengan interval
dengan oral chloral hydrate (50mg/kg) mingguan selama dua minggu. Jika
diberikan 30 menit sebelum prosedur. tidak ada respon bahkan setelah injeksi
TA intra-lesional kedua kali maka
Follow-up pasien pada akhir dianggap sebagai kegagalan
minggu pertama, minggu kedua, pengobatan dan kemudian lesi diobati
minggu ketiga dan minggu keempat. dengan metode insisi atau kuretase.

Gambar1. Sebelum Prosedur (Kiri) dan Sesudah Prosedur (Kanan)

Observasi dan Hasil: Dari 86 pasien, 42 (47,72%)


kasus berasal dari kelompok usia 11-
Penelitian ini dilakukan di 20, diikuti oleh 28 (31,81%) kasus
Departement Ophthalmology di berasal dari kelompok usia 21-30.
Government Medical College and Terlihat dari Tabel2 dibawah, bahwa
Hospital Aurangabad selama periode hampir 80% kasus berasal dari
dari Februari 2002 hingga Februari kelompok usia 11-30 tahun, 16
2005. Delapan puluh enam pasien (18,18%) pasien berusia di atas 31
dengan 100 kalazion dirawat dengan tahun dan hanya 2 (2,27%) pasien
injeksi TA secara intra-lesional. berusia di bawah 10 tahun. Dengan
Semua kalazion tidak memiliki infeksi demikian mayoritas pasien berasal dari
sekunder. kehidupan ke-2 dan ke-3.
Kelompok Usia (Tahun) Jumlah Kasus Persentase
0-10 1 2,27
11-20 42 47,72
21-30 28 31,81
31-40 14 15,91
>41 1 2,27
Tabel2. Distribusi Usia Pasien

Dari 86 pasien, 40 (45,45%) demikian tidak ada perbedaan gender


pasien yang diobati dengan TA intra- dalam kejadian kalazion pada
lesional adalah laki-laki dan 46 kelompok studi.
(54,55%) adalah perempuan. Dengan
Jenis Kelamin Jumlah Kasus Persentase
Laki-Laki 40 45,45
Perempuan 46 54,55
Total 86 100
Tabel3. Distribusi Jenis Kelamin Pasien

Dari 100 kalazion, 30 (30%) kanan terkena pada 56 (56%) dan sisi
berada di palpebra kanan atas, 26 kiri terkena pada 44 (44%) kasus.
(26%) di palpebra kanan bawah, 34 Dengan demikian, insiden kalazion
(34%) di palpebra kiri atas dan 10 hampir sama di kedua sisi.
(10%) di palpebra kiri bawah. Sisi
Lokasi Kalazion Jumlah Kasus Persentase
Palpebra Kanan Atas 30 30
Palpebra Kanan Bawah 26 26
Palpebra Kiri Atas 34 34
Palpebra Kiri Bawah 10 10
Total 100 100
Tabel4. Distribusi Letak Kalazion

Dari 86 pasien, pasien dengan kekurangan gizi berjumlah 10


disertai gangguan visus terjadi pada 16 (11,36%) pasien, diabetes pada 2
(18,18%) pasien, blepharitis pada 14 (2,28%) pasien dan tanpa faktor
(15,91%) pasien, riwayat tinggal di predisposisi ditemukan pada 36
lokasi kepadatan penduduk tinggi dan (40,91%) pasien.
Faktor Predsiposisi Jumlah Kasus Persentase
Gangguan Visus 16 18,18
Blefaritis 14 15,91
Lokasi Padat Penduduk 10 11,36
Kekurangan Gizi 10 11,38
Diabetes 2 2,28
Tanpa Faktor Predisposisi 34 40,91
Total 86 100
Tabel5. Distribusi Faktor Predisposisi Kalazion

Faktor Predisposisi

Gangguan Visus
Tanpa 18%
FaktorPredisposisi
41% Blafaritis
16%

Lokasi Padat
Penduduk
KekuranganGizi
11%
12%

Diabetes
2%

Gambar2. Distribusi Faktor Predisposisi Kalazion

Diskusi: hasil sukses yang lebih konsisten,


injeksi TA intra-lesional memiliki
Kalazion adalah penyebab potensi keuntungan karena tidak
umum peradangan kelopak mata dan memerlukan injeksi anestesi tambahan
dapat sembuh sendiri dengan kompres (9)
. Kami menemukan bahwa injeksi
hangat konservatif dalam 29 (80%) TA hanya menimbulkan perdarahan
kasus (2). Untuk lesi persisten, injeksi yang sedikit dan tanpa risiko jaringan
TA intra-lesional dan insisi atau parut. Injeksi TA dapat dilakukan
kuretase digunakan dalam 62 (92%) dalam pengaturan sederhana dan dapat
kasus (2,3). Sementara insisi dan digunakan untuk kalazion multiple (10)
kuretase memperlihatkan rata-rata dan bahkan untuk lesi yang berdekatan
dengan punctum lakrimalis (2,11). antiinflamasi (13). TA mengikat
Injeksi TA juga cocok dalam kasus reseptor spesifik glukokortikoid sitosol
pasien yang tidak kooperatif seperti dan kemudian berinteraksi dengan
pada anak-anak atau orang dewasa elemen respons reseptor
dengan ketidakmampuan mental, glukokortikoid pada DNA dan
demensia, atau kecemasan (11). mengubah ekspresi gen (13), kemudian
menghasilkan induksi sintesis protein
Terlihat dari tabel2, 80% kasus antiinflamasi tertentu sekaligus
berasal dari kelompok umur 11-30 menghambat sintesis mediator
tahun. Dengan demikian pasien inflamasi tertentu (13)
. Hasilnya,
banyak berasal dari dekade ke-2 dan keseluruhan pengurangan peradangan
ke-3. Perbedaan gender dalam kronis dan reaksi autoimun tercapai.
kejadian pada kelompok studi TA bekerja dengan menekan
(Tabel3). Kami mengamati bahwa kekebalan dan tekanan darah dapat
insiden khalazion hampir sama pada dinaikkan seiring dengan kenaikan
kedua sisi palpebral (Tabel4). Dalam berat badan. Semua efek samping TA
penelitian ini kami menemukan terjadi dalam penggunaan jangka
gangguan visus sebagai faktor panjang. Namun, kami tidak
predisposisi tertinggi di antara menemukan efek samping dalam kasus
penyebab yang lain, sementara di kami karena dosis dan durasi
sebagian besar kasus (41% dari total) pengobatan TA sangat singkat. Metode
tidak ada penyebab pasti karena faktor TA intra-lesional dianggap sebagai
predisposisi untuk munculnya kalazion metode yang paling dapat diterima
bisa ditemukan di beberapa pasien. secara mayoritas pasien (11).
Triamcinolone acetonide Dalam studi ini, kami
digunakan untuk injeksi intra-artikular menemukan bahwa TA adalah terapi
dalam kondisi seperti rheumatoid yang paling cocok dan nyaman untuk
arthritis dan untuk injeksi intra-dermal pengobatan kalazion karena
dalam kasus kista jerawat, alopesia, prosedurnya cepat dan dapat dengan
lichen planus, dan plak psoriasis (12). rawat jalan, rasa sakit yang minimal,
Metode TA intra-lesional dianggap ekonomis, tidak memerlukan banyak
sebagai metode yang paling dapat keterampilan atau jenis anestesi.
diterima pada sebagian besar pasien. Kasus-kasus seperti kalazion multiple
TA adalah bentuk garam asetonida dan kalazion yang dekat dengan
dari triamcinolone, punctum lakrimalis dapat diobati tanpa
glukokortikosteroid sintetik dengan bahaya kerusakan pada bagian
aktivitas imunosupresif dan
lakrimal. Dalam penelitian ini, selama periode Februari 2002 hingga
sebagian besar kasus cukup dengan Februari 2005. Penelitian ini
satu kali injeksi untuk mencapai melibatkan 86 pasien dengan 100
resolusi kalazion dalam waktu satu pasien kalazion yang disuntik dengan
minggu. Injeksi diulang setelah TA intra-lesional. Injeksi intralesional
seminggu dalam kasus-kasus yang TA menyembuhkan kalazion dalam
memiliki pembengkakan residual. semua kasus. Dalam sebagian besar
Hasil kami sesuai dengan yang kasus, satu suntikan cukup untuk
dilaporkan lainnya (14,15). menyelesaikan resolusi kalazion dalam
periode waktu satu minggu. Suntikan
TA menjadi metode dapat diulang setelah seminggu dalam
pengobatan yang ideal pada pasien kasus-kasus yang memiliki
dengan kalazion yang tidak sembuh pembengkakan residual. Injeksi TA
dengan terapi konservatif seperti tetes intra-lesional dalam kalazion primer
mata antibiotik lokal dan obat dan berulang tampaknya menjadi
antibiotik sistemik dan dalam kondisi pilihan terapi yang sederhana dan
kronis dengan faktor predisposisi yang manjur untuk kalazion di fasilitas
tidak diketahui. TA adalah prosedur kesehatan kecil. Keuntungan utama
yang paling cocok di fasilitas dari prosedur ini adalah kesederhanaan
kesehatan kecil seperti pusat kesehatan dan sifat non-operatif dari perawatan
primer. Metode ini sederhana, di kalazion.
ekonomis dan pasien dapat dirawat
tanpa rawat inap. Oleh karena itu, Daftar Pustaka:
direkomendasikan jika terapi ini
dipakai untuk pengobatan kalazion 1. Yanoff M, Cameron D. In,
karena memberikan manfaat yang Goldman's Cecil Medicine, Lee
tepat kepada pasien di fasilitas Goldman, Andrew Schafer, eds,
kesehatan kecil. vol 2, 24th edn, Elsevier, 2012;
2426–2442.
Ringkasan dan Kesimpulan: 2. Dubey R, Wang LW, Figueira EC,
Amjadi S, Brown TM, Younan
Penelitian ini adalah studi NM, Wilcsek G, Francis IC.
prospektif manajemen non-operatif Management of marginal chalazia:
yaitu dengan injeksi TA intra-lesional a surgical approach. Br J Ophth
dalam pengobatan kalazion yang 2011; 95(4):590-597. DOI:
dilakukan di Departement 10.1136/bjo.2008.146704.
Ophthalmology, Government Medical 3. Lee JWY, Yau GSK, Wong MYY,
College and Hospital, Aurangabad, and Yuen CYF. A Comparison of
Intralesional Triamcinolone Goldberg RA. Intra-lesional
Acetonide Injection for Primary triamcinolone acetonide injection
Chalazion in Children and Adults. for primary and recurrent chalazia:
Scientific World Journal. 2014; Is it really effective? Ophthalmol
DOI: 10.1155/2014/413729. 2005; 112(5); 913–917.
4. Newell FW. Ophthalmology: 12. Watson AP and Austin DJ.
Principles and Concepts. 7th edn., Treatment of chalazion with
St Louis, 1992; CV Mosby, 191. injection of steroid suspension. Br
5. Panda A, Angra SK. Intra-lesional J Ophth 1984; 68; 833-835.
corticosteroid therapy of chalazia. 13. National center for Biotechnology
Ind J Ophth 1987; 35(4): 183-185. information. PubChem compound
PMID: 3506927. database; CID=6436, http://
6. Arbabi EM, Kelly RJ, and Carrim pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compon
ZI. Chalazion. Br Med J 2010; d 6436 (accessed June 26, 2018).
341, Article ID c4044. 14. Goawalla A and Lee V. A
ncbi.nlm.nih.gov prospective randomized treatment
7. Bertucci GM. Periocular skin study comparing three treatment
lesion and common eyelid options for chalazia: triamcinolone
tumours. In: Oculoplastic Surgery: acetonide injections, incision and
The essentials. 2001, Chen WP curettage and treatment with hot
(ed), Thieme, New York; 225-241. compresses. Clin and Exp Ophth.
8. Pizzarello LD, Jakobiec FA, 2007; 35(8), 706–712.
Hofeldt AJ, Podolsky MM and 15. Ben Simon GJ, Rosen N, Rosner
Silvers DN. Intralesional M, and Spierer A. Intra-lesional
corticosteroid therapy of chalazia. triamcinolone acetonide injection
Am J Ophth 1978; 85 (6), 818– versus incision and curettage for
821. primary chalazia: a prospective,
9. Castren J and Stenborg T. randomized study. Am J Ophth
Corticosteroid injection of 2011; 151(4): 714.e1–718.e1.
Chalazia.
10. Pavicic-Astalos J, Ivekovic R,
Knezevic T, et al. Intra-lesional
triamcinolone acetonide injection
for chalazion. Acta Clinica Croatica.
2010; 49 (1) 43–48.
11. Ben Simon GJ, Huang L, Nakra T,
Schwarcz RM, McCann JD, and

Anda mungkin juga menyukai