Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan individu lain. Untuk
menjaga kelangsungan hidup bermasyarakat diperlukan aturan-aturan yang akan terwujud
dalam norma dan nilai. Setiap masyarakat memiliki seperangkat nilai dan norma yang
berbeda sesuai dengan karakteristik masyarakat itu sendiri. Nilai dan norma tersebut akan
dijunjung tinggi, diakui dan digunakan sebagai dasar dalam melakukan interaksi dan
tindakan sosialnya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh nilai-nilai dan
dibatasi oleh norma-norma dalam kehidupan sosial. Norma dan nilai pada awalnya lahir
tidak disengaja, karena kebutuhan manusia sebagai makluk social dan harus berinteraksi
dengan yang lain menuntut adanya suatu pedoman, pedoman itu lama kelamaan norma-
norma tersebut dibuat secara sadar. Nilai dan normatersebut harus dijaga kelestariannya
oleh seluruh anggota masyarakat agar masyarakat tidak kehilangan pegangan dalam
hidup bermasyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut bisa dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Apa pengertian dari nilai budaya dan norma sosial?
2. Apa saja fungsi dari nilai nilai budaya?
3. Bagaimana nilai-nilai budaya masyarakat indonesia berkaitan dengan kesehatan?
4. Apa saja Fungsi dari norma sosial?
5. Apa saja yang perlu diketahui tentang ciri ciri norma sosial?
6. Apa saja macam macam dari norma sosial?
7. Apa saja Tahapan norma norma sosial?

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu, sebagai berikut :
1. Menjelaskan nilai budaya dan norma sosial
2. Menjelaskan fungsi dari nilai nilai budaya
3. Menjelaskan nilai nilai budaya masyarakat Indonesia berkaitan dengan kesehatan
4. Menjelaskan fungsi dari norma sosial
5. Menjelaskan ciri ciri norma sosial
6. Menjelaskan macam macam dari norma sosial
7. Menjelaskan tahapan norma norma sosial

1
BAB II

HUBUNGAN KEPRIBADIAN & KEBUDAYAAN

A. Pengertian Nilai Budaya dan Norma Sosial

1. Pengertian Nilai Budaya

Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan. Nilai
merupakan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman bagi
kehidupan masyarakat. Contohnya, orang menganggap menolong bernilai baik dan
mencuri bernilai buruk.

Pengertian nilai berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia: Nilai adalah, taksiran,


sifat-sifat (hal-hal) penting yang dianggap penting atau yang berguna bagi
kemanusiaan yang dapat mendorong manusia mancapai tujuannya.

Pengertian nilai menurut beberapa ahli :


a) Kimball Young : Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering
tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
b) A. W. Green : Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai
emosi terhadap objek.
c) Woods : Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah
berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari
d) M. Z. Lawang : Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan, yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial
dari orang yang bernilai tersebut.
e) Hendropuspito : Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang
dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi
perkembangan kehidupan manusia.
f) Karel J. Veeger : Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai
pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala orang) tentang baik tidaknya
perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau
pertimbangan moral.
g) C. Kluckholn : Nilai kebudayaan mencakup hal-hal berikut :
 Nilai mengenai hakikat hidup manusia : Ada manusia yang beranggapan
bahwa hidup ini indah
 Nilai mengenai hakikat karya manusia : Ada manusia yang beranggapan
bahwa manusia berkarya demi harga diri
 Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu : Ada
manusia yang berorientasi pada masa lalu atau masa depan

2
 Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya : Ada
manusia yang berorientasi pada individualisme
h) Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan
sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum
dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok
terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat
emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan
manusia itu sendiri.

Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-
simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya
sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang
terjadi. Ada tiga hal yang terkait dengan nilai budaya yaitu : Simbol, slogan atau
yang lainnya yang kelihatan kasat mata . Sikap, tindak laku, gerak gerik yang
muncul akibat slogan, moto tersebut; Kepercayaan yang tertanam (believe system)
yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku
(tidak terlihat).

Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sudah dirumuskan oleh
beberapa ahli seperti :
a) Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari
konsepsi – konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar
warga masyarakat mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem
nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam
bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara – cara, alat – alat, dan
tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.
b) Clyde Kluckhohn dlam Pelly
Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai
konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang
berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang
dengan orang dan tentang hal – hal yang diingini dan tidak diingini yang
mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama
manusia.
c) Sumaatmadja dalam Marpaung
Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada
perkembangan, pengembangan, penerapan budaya dalam kehidupan,
berkembang pula nilai – nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur
keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan
sebagai nilai budaya.

3
Selanjutnya, bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa
setiap individu dalam melaksanakan aktifitas vsosialnya selalu berdasarkan serta
berpedoman kepada nilai-nilai atau system nilai yang ada dan hidup dalam
masyarakat itu sendiri. Artinya nilai-nilai itu sangat banyak mempengaruhi
tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.

Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan
dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat
dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya gotong royong, budaya
malas, dan lain-lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi
seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum
yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara
individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk,
benar salah, patut atau tidak patut.

2. Pengertian Norma Sosial

Kalau nilai merupakan pandangan tentang baik-buruknya sesuatu, maka norma


merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar
dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat
ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan
harapan sebagian besar warga masyarakat.

Pengertian norma terbagi atas 2 yaitu :


 Pengertian norma secara sempit => aturan / kaidah yang mempunyai sangsi.
 Pengertian norma secara luas => aturan / kaidah yang lahir, tumbu dan
berkembang dalam masyarakat dan dijadikan sebagai pedoman dalam
berprilaku.

Definisi norma menurut para ahli


Menurut Robert M.Z. Lawang, norma adalah patokan perilaku dalam suatu
kelompok tertentu.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa norma diciptakan oleh masyarakat
dan digunakan sebagai pedoman, petunjuk / panduan, standart / ukuran dalam
berbuat, bertindak dan berprilaku.

4
Norma pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan keteraturan sosial, yaitu suatu
kondisi dalam masyarakat yang menunjukan adanya kehidupan yang harmonis
(selaras, serasi, dan seimbang).
Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.
Norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku yang pantas
dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalan
masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai
dengan aturan sosial yang telah terbentuk sejak lama.

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi pedoman perilaku dalam
suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma menyangkut
perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Pada
dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat
dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Klasifikasi Norma Sosial Berdasarkan Aspek:


1. Norma Agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat
ditawar-tawar karena berasal dari Tuhan
2. Norma Kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak
3. Norma Kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang
berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku wajar dalam
kehidupan bermasyarakat
4. Norma Kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk
tentang perilaku berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan individu
5. Norma Hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga tertentu
misalnya pemerintah, sehingga dapat dengan tegas melarang serta memaksa
orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan
tersebut.

B. Fungsi Nilai-Nilai Budaya

Nilai mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia
(adisubroto, 2000) yaitu sebagai berikut:
1. Nilai berfungsi sebagai standart, yaitu standart yang menunjukkan tingkah laku
dari berbagai cara, yaitu :
a) Membawa individu untuk mengambil posisi khusus dalam masalah social.
b) Mempengaruhi individu dalam memilih ideologi politik atau agama.
c) Menunjukkan gambaran-gambaran self terhadap orang lain
d) Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri dan orang
lain.
e) Merupakan pusat pengkajian tentang proses-proses perbandingan untuk
menentukan individu bermoral dan kompeten.

5
f) Nilai di gunakan untuk mempengaruhi orang lain atau mengubahnya
g) Nilai sebagai standart dalam proses rasionalisasi yang dapat terjadi pada setiap
tindakan yang kurang dapat di terima oleh pribadi atau masyarakat dan
meningkatkan self-esteem.
2. Nilai berfungsi sebagai rencana umum (general plan) dalam menyelesaikan
konflik dan pengambilan keputusan.
3. Nilai berfungsi motivasional. Nilai memiliki komponen motivasional yang kuat
seperti halnya komponen kognitif, afektif, dan behavioral.
4. Nilai berfungsi penyesuaian, isi nilai tertentu di arahkan secara langsung kepada
cara bertingkah laku serta tujuan akhir yang berorientasi pada penyesuaiam. Nilai
berorientasi penyesuaian sebenarnya merupakan nilai semu karena nilai tersebut di
perlukan oleh individu sebagai cara untuk menyesuaikan diri dari tekanan
kelompok. Di dalam proses penyesuaiannya pertama-tama individu mengubah
nilai secara kognitif ke dalam nilai yang dapat di pertahankan secara social
maupun personal, dan nilai yang demikian pasti akan mudah untuk penyesuaianm
diri dengan nilai yang berbeda.
5. Nilai berfungsi sebagai ego defensive. Di dalam prosesnya nilai mewakili konsep-
konsep yang telah tersedia sehingga dapat mengurangi ketegangan dengan lancer
dan mudah
6. Nilai berfungsi sebagai pengetahuan dan aktualisasi diri. Nilai sebagai modal
tingkah laku atau cara bertin dak secara eksplisit maupun implisit melibatkan
fungsi aktualisasi diri. Fungsi pengetahuan berarti pencarian arti kebutuhan untuk
mengerti, kecenderungan terhadap kesatuan persepsi dan keyakinan yang lebih
baik untuk melengkapi kejelasan dan konsepsi.

C. Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Indonesia Berkaitan dengan Kesehatan

Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (1982) ketika menjelaskan kebudayaan asli


Indonesia menyebutkan ada enam nilai, yaitu:
1. Nilai Ekonomi ; tujuan untuk memakai atau menggunakan benda-benda dan
kejadian-kejadian secara efektif bagi kehidupan manusia
2. Niala Estetis; jika dikaitkan dengan masalah keindahan
3. Nilai Solidaritas : jika dikaitkan dengan proses penghargaan dalam konteks
interaksi dan komunikasi
4. Nial Kuasa; jika dikaitkan dengan kepuasan bila orang lain mengikuti norma dan
nilai kita.
5. Teori; proses penilaian secara obyektif mengenai identitas benda-benda dan
kejadian-kejadian alam sekitar.
6. Agama; jika penilaian dihadapkan pada masalah keagungan serta kebesaran hidup
dan alam semesta.
Sudarma (2008) mengatakan bahwa sesungguhnya sebuah praktik layanan
kesehatan dapat dilihat dari berbagai nilai sebagaimana yang dikemukakan oleh
STA tersebut yaitu:

6
Nilai Budaya dan Pelayanan Kesehatan

No Nilai Budaya Pelayanan Kesehatan


1 Ekonomi Dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan
biaya, lat produksi, atau imblana jasa. Kebutuhan terhadap
layanan medis atau obat, senantiasa menyertakan
kebutuhan akan biaya (ekonomi), pada konteks ini maka
layanan kesehatan mengandung nilai ekonomi.
2 Estetis
Lingkungan yang bersih serta ruangan yang nyaman dan
harum memberikan dukungan emosional terhadap proses
penyembuhan kesehatan. Terlebih lagi bila
dikaitkan dengan adanya pengembangan aromaterapi
untuk kesehatan, maka masalah keindahan dan
kenyamanan menjadi sangat penting untuk kesehatan.
3 Solidaritas
 Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang perawat
dapat berkerja sama dengan pasien, keluarga pasien,
dokter, bidan atau pihak lain yang berkepentingan.
 Sebagai manusia, pasien sesungguhnya membutuhkan
4 Kuasa teman untuk berkeluh kesah.

 Sebagai seorang perawat, memiliki peran dan fungsi yang


berbeda, demikian pula dokter dan bidan.
 Terdapatnya struktur pengelola rumah sakit mulai dari
direktur, dokter, perawat, bidan, apoteker, gizi, sanitarian
5 Teori dan sebagainya

 Dalam menjalankan tugasnya seorang dokter, perawat, dan


bidan dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang
kesehatan.
 Sebelum melaksanakan praktik, setiap lulusan pendidikan
6 Agama kesehatan diwajibkan untuk mengikuti pendidikan
profesi.
 Bagi masyarakat yang beragama praktik pelayanan
kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kepada umat.

Selaras dengan kode etik, ilmu pengetahuan, dan


keterampilan profesi yang dimiliki merupakan karunia
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu pelayanan
kesehatan pun perlu dianggap sebagai bagian dari ibadah.

Selain yang dipaparkan oleh STA, saya akan mencoba memberikan contoh nilai
lainnya yang berkaitan dengan kesehatan yaitu:

7
1. Dalam keperawatan komunitas, terdapat materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), yang meliputi 10 point utama yaitu mengetahui pertolongan persalinan,
memberi ASI Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,
mengetahui perilaku cuci tangan, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
di rumah, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik sehari-hari,
dan tidak merokok di dalam rumah. Sepuluh point-point tersebut merupakan suatu
nilai karena hal tersebut sangat penting bagi kehidupan kesehatan masyarakat
khususnya rumah tangga dan memiliki tujuan yang penting pula bagi kesehatan
masyarakat.
2. Membina trust (bina saling percaya), merupakan suatu nilai yang kecil tapi penting
manfaatnya bagi perawat dan kesembuhan klien. Terpikir membina rasa saling
percaya itu merupakan hal kecil, tapi itu merupakan hal terpenting yang tidak
mudah bagi seorang perawat untuk mengenal luar dan dalamnya klien. Dengan
membina saling percaya, maka perawat akan mudah mengkaji, memberikan
asuhan keperawatan, dan tindakan medis lainnya kepada klien.
3. Setiap tindakan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat kepada klien itu
semua merupakan suatu nilai yang sangat penting. Salah satu contohnya, dalam
keperawatan maternitas; melakukan perawatan payudara yang diberikan kepada
ibu yang baru melahirkan. Ibu yang baru melahirkan sering merasakan
ketidaknyamanan pada payudaranya, oleh karena itu perawat memberikan
perawatan payudara dengan tujuan yang berguna bagi ibu dan memberikan
kenyamanan pada ibu. Jika tidak dilakukan perawatan payudara, biasanya ibu akan
merasakan sakit yang luar biasa.
4. Membahas nilai di keperawatan jiwa, komunikasi terapeutik bagi klien dengan
gangguan jiwa merupakan suatu nilai yang sangat penting dan memiliki tujuan
yang sangat bermanfaat bagi klien tersebut. Mulai dari tahap orientasi sampai
terminasi, merupakan tahapan yang penting yang memiliki nilai tersendiri. Selain
itu, Terapi Aktivitas Kelompok (TAK), merupakan nilai yang penting dan
bermanfaat pula bagi klien dengan gangguan jiwa.

Sebenarnya, masih banyak nilai-nilai yang berkaitan dengan bidang kesehatan khusunya
keperawatan. Semua tindakan keperawatan mengandung nilai yang sangat penting bagi
klien, mulai dari keperawatan medikal medah, keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan geronitk, keperawatan keluarga, dan
keperawatan gawat darurat. Jika saja kita sebagai seorang perawat tidak melakukan
tindakan keperawatan tersebut, bisa jadi akan berakibat fatal bagi klien yang kita rawat.
Oleh karena itu, mari kita menjadi perawat yang profesional yang memberikan nilai yang
penting, yang berguna, yang bermafaat, bagi klien yang kita rawat.

Sedangkan untuk norma yang berkaitan dengan kesehatan yaitu, melihat dari tahapan
norma sosial bisa dikaitkan dengan kesehatan yaitu sebagai berikut:
1. Norma cara yang merupakan tata cara, dalam bidang kesehatan khususnya
keperawatan, terdapat SOP (Standar Operasonal Prosedur) yang didalamnya terdapat

8
tata cara/ prosedur dalam melakukan seluruh tindakan keperawatan. Mulai dari tahap
orientasi sampai tahap terminasi. Jika perawat tidak melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan SOP yang telah ada, maka perawat akan dikenakan sanksi/ hukuman
berupa teguran dari pihak kepala ruangan/ ketua tim.
2. Norma kebiasaan yang merupakan suatu aturan. Dalam bidang kesehatan, khususnya
keperawatan terdapat kode etik keperawatan yang didalamnya terdapat suatu aturan
yang ditujukan kepada perawat, mengenai etika perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien, aspek-aspek legal dalam penulisan dokumentasi
keperawatan, serta etika perawat terhadap tenaga medis lainnya. Tentunya, ada
sanksi/ hukuman jika ada perawat yang melanggarnya. Inipun bisa termasuk kedalam
norma hukum, karena terdapat pula peraturan undang-undang jika ada peraturan yang
dilanggar oleh tenaga kesehatan.

D. Fungsi Norma
1. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nila yang berlaku
2. Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
3. Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat ; dan
4. Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat yang
melanggar norma

E. Ciri-Ciri Norma Sosial

Norma sosial mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain sebagai berikut...

 Norma sosial pada umumnya tidak tertulis: Dalam masyarakat, norma sosial tidak
tertulis yang hanya diingat dan diserap serta mempraktekkannya dalam interkasi
antara anggota kelompok masyarakat
 Hasil kesepatakan bersama: Sebagai peraturan sosial yang difungsikan untuk
megnarahkan perilaku seluruh anggota masyarakat. Norma sosial dibentuk dan
disepakati bersama seluruh warga masyarakat
 Mengalami perubahan: Sebagai aturan yang lahir dari proses interkasi sosial di
masyarakat, norma mengalami perubahan sesuai atas keinginan dan kebutuhan
dari anggota masyarakat itu sendiri.
 Ditaati bersama: Norma sosial merupakan seperangkat aturan sosial untuk
mengarahkan dan menertipkan perilaku anggota masyarakat untuk dari keinginan
bersama. Oleh sebab itu, norma didukung dan ditaati bersama.
 Pelanggar norma mendapatkan saksi: Norma sosial bersifat memaksa individu
agar berperilaku untuk sesuai dengan kehendak bersama. Sehingga pelanggaran
diberikansanksi dengan tindakan atau daya ikat norma.

9
F. Macam-macam Norma

Dalam masyarakat dikenal beberapa norma yang mengatur pola perilaku setiap
individu, yaitu sebagai berikut.

a. Norma tidak tertulis (informal) adalah norma yang dilakukan masyarakat dan telah
melembaga, lambat laun akan berupa peraturan tertulis walaupun sifatnya tidak
baku dan bergantung pada kebutuhan saat itu di masyarakat. Hal ini dapat juga
merupakan gabungan dari folkways dan mores, seperti pembentukan keluarga, dan
cara membesarkan anak. Dari lembaga sosial terkecil sampai masyarakat akan
mengenal norma perilaku, nilai cita-cita, dan sistem hubungan sosial. Oleh karena
itu, suatu lembaga akan mencakup:
1. seperangkat pola perilaku yang telah distandardisasi dengan baik;
2. serangkaian tata kelakuan, sikap, dan nilai-nilai yang mendukung;
3. sebuah tradisi, ritual, upacara simbolik dan pakaian adat, serta perlengkapan
yang lain.

b. Norma tertulis (formal) adalah norma yang biasanya dalam bentuk peraturan atau
hukum yang telah dibakukan dan berlaku di masyarakat. Norma ini umumnya
berhubungan dengan kepentingan dan ketenteraman warga masyarakat banyak dan
lain-lain. Norma tertulis bertujuan mengatur dan menegakkan kehidupan
masyarakat agar merasa tenteram dan aman dari segala gangguan yang dapat
meresahkannya. Norma ini disebut juga peraturan atau hukum.

Seseorang yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan dan disetujui


masyarakat akan dikenakan sanksi sesuai dengan berat atau ringannya pelanggaran
yang dilakukan. Misalnya, norma tertulis berupa hukum yang berlaku di
masyarakat. Norma tersebut dapat pula berupa peraturan sekolah yang berfungsi
untuk mengatur dan menjaga ketertiban di lingkungan sekolah agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik.

c. Tindakan atau perbuatan yang dilakukan individu atau sekelompok masyarakat


berupa perbuatan iseng atau meniru tindakan orang lain. Norma ini akan
mengaturnya sepanjang perbuatan tersebut tidak menyimpang dari norma
masyarakat yang berlaku. Contohnya sebagai berikut.
1. Individu meniru pakaian atau penampilan anggota kelompok musik tertentu
yang menjadi idolanya.
2. Potongan rambut gondrong atau dikuncir.

10
3. Hal yang sifatnya berupa peniruan terhadap mode atau fashion yang setiap
waktu senantiasa mengalami perubahan (up to date).

G. Tahapan Norma-Norma Sosial

Berdasarkan tingkat daya ikat terhadap masyarakat tahap-tahap norma sosial meliputi:
1. Norma cara (Usage)
Norma cara yaitu tata cara yang dianut seseorang dalam melakukan sesuatu.
Contoh: cara makan, tidak mngeluarkan bunyi.
Sanksi bila melanggar, dianggap tidak sopan.
2. Norma kebiasaan (Folkways)
Norma kebiasaan yaitu suatu aturan yang biasa berlaku di lingkungan masyarakat
(biasa dilakukan secara berulang-ulang).
Contoh :
 Mengucapkan salam ketika bertamu
 Menganggukkan kepala sebagai tanda hormat kepada orang lain
 Membuang sampah pada tempatnya
Sanksi bila tidak melakukan : dianggap sebagai penyimpangan.
3. Norma tata kelakuan (Mores)
Suatu norma kebiasaan yang sudah mengakar di masyarakat berkembang menjadi
norma tata kelakuan, norma tata kelakuan digunakan sebagai alat pengawasan oleh
masyarakat kepada anggotanya.
Contoh: larangan membunuh atau memperkosa.
Sanksi, diberikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang telah diperbuat dan
sesuai dengan peraturan undang-undang yang telah dibuat.
4. Norma Adat (Custom)
Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, apabila
adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat. Merupakan suatu aturan yang turun
temurun.
Contoh : larangan menguburkan jenazah di Bali dan larangan merusak hutan pada
suku Kajang Tana Toa di Sulawesi Selatan, sanksinya dikucilkan.
5. Norma hukum (Law)
Norma hukum yaitu suatu rangkaian aturan yang menjadi pedoman bagi seluruh
warga negara. Norma hukum berisi ketentuan-ketentuan perundang-undangan
termasuk peraturan pemerintahan baik pusat maupun daerah dan keputusan-
keputusan pejabat pemerintah yang dijadikan pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, apabila dilanggar dikenakan sanksi hukum baik
penjara, denda atau hukuman mati.
Contoh: peraturan lalu lintas.

11
BAB III

PENUTUP

Nilai sosial dan norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku
dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan
berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial. Masyarakatnya, sering juga
disebut dengan peraturan sosial. Nilai sosial dan norma sosial menyangkut perilaku-
perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma
dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau kelompok agar betindak sesuai dengan
aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, Nilai sosial dan norma sosial disusun
agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib
sebagaimana yang diharapkan.

Nilai sosial dan norma sosial lahir karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat.
Masyarakat yang berinteraksi membutuhkan aturan main, tata pergaulan yang dapat
mengatur mereka untuk mencapai suasana diharapkan, yaitu tertib dan teratur. Untuk
mencapainya, maka dibentuklah norma sebagai pedoman yang dapat digunakan untuk
mengatur pola perilaku dan tata kelakukan yang akhirnya disepakati bersama oleh
anggota kelompok masyarakat tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta : Rineka Cipta

Soekanto, Soerjono. 1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.

Rohmah, Annisa Nur. 2016. Buku Siswa Antropologi Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan
Budaya untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta : Mediatama

13

Anda mungkin juga menyukai