Diagnosa Banding

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Diagnosa Banding

Tabel 2. Klasifikasi STD berdasarkan etiologi (Daili, 2018)

No. Penyebab Penyakit


1. Bakteri
Neisseria gonorrhoeae Uretritis, epididimitis,
servisitis, proktitis,
faringitis, konjungtivitis,
bartholiinitis
Chlamydia trachomatis Uretritis, epididimitis,
Mycoplasma hominis servisitis, proktitis,
Ureplasma urealyticum salpingitis,limfogranuloma
venerum (hanya C.
trachomatis)
Treponema palidum Sifilis
Gardnella vaginalis Vaginitis
Donovania granulomatis Granuloma inguinale
2. Virus
Herpes simplex virus Herpes genitalis
Herpes B virus Hepatitis fulminan akut
dan kronis
Human papilloma virus Kondiloma akuminatum,
papiloma laring pada bayi
Moluscum kontagiosum Moluskum kontagiosum
HIV AIDS
3. Protozoa
Trichomonas vaginalis Vaginitis, uretritis
4. Fungus
Candida albicans Vulvovaginitis, balanitis,
balanopostitis
5. Ektoparasit
Phtirus pubis Pedikulosis pubis
Sarcoptes scabei Skabies
Hominis
Tabel 2. Diagnosis banding kondiloma akuminata (Indriatmi, 2018)

Yang disebabkan
Etiologi Virus Morfologi yang mirip
HPV

• Herpes Simplex • Kondiloma lata • Yang menyerang


genitalis • Veruka vulgaris genital tersering
• Molluscum • Squamous cell type 6, 11, 16, 18,
contagiosum carsinoma 31
• HIV • Benign pennile
• Kondiloma pearly papules
akuminata • Keratosis seboroik

A. Herpes simplex genitalis


 Definisi
Merupakan penyakit akut yang ditandai dengan timbulnya vesikula yang
berkelompok di atas dasar eritem, berulang, mengenai permukaan
mukokutaneus (Murtiastutik, 2018)
 Etiologi
HSV tipe I dan II (Indriatmi, 2018)
 Gejala klinis
Primer: - Asimtomatis
- Gejala prodomal berupa rasa panas (terbakar) dan gatal
- Timbul lesi berupa vesikula yang mudah pecah/erosif/ulkus
dangkal bergerombol di atas dasar eritem dan disertai rasa
nyeri
- Setelah timbul lesi dapat terjadi demam, malaise, dan nyeri
otot
- Kelenjar limfe regional membesar dan nyeri pada perabaan
(Murtiastutik, 2018)
Laten
Fase ini berarti pada penderita tidak ditemukan gejala klinis, tetapi
HSV dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif dalam gangliom dorsalis
(Indriatmi, 2018)
Rekuren: - Gejala lebih ringan
- Lesi bersifat lokal, unilateral, berupa lesi vesikuloulseratif
dan dapat menghilang dalam waktu 5 hari
- Permulaan lesi didahului rasa gatal, panas, dan nyeri
- Riwayat pernah berulang
- Terdapat faktor pencetus (Murtiastutik, 2018).
 Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan melalui anamnesis, gejala klinis, dan
pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di bawah ini:
1. Tzannck test
2. Pemerisksaan mikroskop elektron
3. Kultur jaringan
4. ELISA (Murtiastutik, 2018).

Gambar 2. Herpes simplex genitalis (Murtiastutik, 2018)

B. Molluscum Kontagiosum
 Definisi
Merupakan kelainan kulit berupa papule miliar, berbentuk kubah,
berkilat dan pada permukaannya terdapat lekukan (delle/umbilikasi),
berisi massa yang mengandung bada molluskum (Aisah, 2018)
 Etiologi
Virus Molluscipox (Aisah, 2018)
 Gejala klinis
- Asimtomatis
- Tanpa inflamasi
- Lesi berupa papul miliar, berbentuk kubah, ditengah ada
lekukan (delle), tersebar, jika dipijat mengeluarkan massa
putih seperti nasi
- Tempat predileksi
Anak :wajah, badan ekstremitas
Dewasa :perianal & perigenital (Murtiastutik, 2018)
 Diagnosa
Morfologi klinis yang khas sehingga mudah dibedakan dengan milia,
folikulitis dan lesi awal varisela (Aisah, 2018)

Gambar 2. Moluskum Kontagiosum (Murtiastutik, 2018)

C. .Kondiloma Akuminata
 Definisi
Merupakan penyakit STD dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada
kulit dan mukosa (Murtiastutik, 2018)
 Etiologi
HPV 6 & 11 (Indriatmi, 2018)
 Gejala klinis
- Lesi berupa suatu vegetasi bertangkai dengan permukaan
eksofitik (jonjot) dan beberapa bergabung membentuk seperti
bunga kol (Murtiastutik, 2018)
- Warna mirip mukosa (merah jambu- merah kecoklatan)
(Indriatmi, 2018)
 Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Untuk lesi yang meragukan dapat
dilakukan pemeriksaan dengan membubuhkan asam asetat 5% paa lesi
selama 3-5 menit. Lesi kondiloma akumanata akan berubah menjadi
warna putih. Dapat pula dilakukan pemeriksaan histopatologis
(Murtiastutik, 2018)

Gambar 2. Kondiloma Akuminata (Murtiastutik, 2018)

D. Kondiloma lata
 Definisi
Merupakan bentuk lesi SII (Sifilis stadium II) berupa plakat erosif dan
basah (Murtiastutik, 2018)
 Etiologi
Treponema pallidum (Djuanda, 2018)
 Gejala klinis
- Lesi berupa banyak papula yang tebal berwarna putih keabu-
abuan, basah, berbentuk bulat/lonjong, terdapat di daerah
yang lembab seperti genital, perineum, anus, aksila
(Murtiastutik, 2018)
- Dapat dibedakan dengan penyakit kulit lainnya yaitu lesi SII
umumnya tidak gatal, limfadenitis generalisata (+),
ditemukan lesi pada telapak tangan dan kaki (Djuanda, 2018)
 Diagnosa
- Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap (dark field)
- Penentuan antibodi di dalam serum. Pada waktu terjadi
infeksi treponema, baik yang menyebabkan sifilis, frambusia,
atau pinta, akan dihasilkan berbagai variasi antibodi.
- Tes Wasserman
- Tes Kahn
- Tes VDRL (Veneral Disease Research Laboratory) sifilis (+)
apabila titer VDLR µ 1:4
- Tes RPR (Rapid Plasma Reagin)
- Tes automated reagin
- Tes RPCF (Reiter Protein Complement Fixation)
- Tes TPI (Treponema Palidum Immobilization)
- Tes FTA-ABS (Fluorescent Treponema Absorbed)
- Tes TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination Assay)
- Test ELISA (Murtiastutik, 2018).

Gambar 2. Kondiloma Lata (Murtiastutik, 2018)


E. Veruka Vulgaris
 Definisi
Kelainan kulit berupa hiperplasi epidermis (Caplak) (Murtiastutik, 2018).
 Etiologi
HPV 1 , 2, dan 4 (Cipto, 2018)
 Gejala klinis
- Gambaran klinis menunjukkan papul padat verukosa,
keratotik, dengan ukuran beberapa mm-1 cm, dan bila
berkonfluensi dapat menjadi lebih besar.
- Lokasi tersering punggung, tangan, dan jari tangan
- Asimtomatik tapi nyeri apabila tumbuh di palmar atau plantar
(Cipto, 2018)
- Warna abu-abu kecoklatan (Murtiastutik, 2018)
 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan dengan gambaran klinis dan bila perlu ditambah
dengan pemeriksaan histopatologis (Cipto 2018)

Gambar 2. Veruka vulgaris (Murtiastutik, 2018)

F. Squamous Cell Carsinoma


 Definisi
Tumor ganas kulit yang berasal dari keratinosit epidermal (Murtiastutik,
2018).
 Etiologi
Karsinogenik (sinar UV, HPV 16 &18, bahan kimia hidrokabon
polisiklik aromatik, arsen (Cipto, 2018)
 Gejala klinis
- Ulseratif : luka meluas dengan tepi yang keras dengan dasar
jaringan granulasi yang mudah berdarah
- Verukosa : menonjol di permukaan kulit berupa massa yang
tidak rata , berbenjol-benjol seperti bunga kol (Murtiastutik,
2018)
 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan dengan gambaran klinis dan bila perlu ditambah
dengan pemeriksaan histopatologis (Cipto 2018)

Gambar 2. Squamous Cell Carsinoma (Murtiastutik, 2018)

G. Keratosis Seboroik
 Definisi
Suatu tumor jinak yang berasal dari hiperplasia epidermis (Murtiastutik,
2018).
 Etiologi
Pajanan sinar matahari, genetik (Cipto, 2018)
 Gejala klinis
- Keratosis seboroik dapat tumbuh di bagian tubuh mana saja,
paling banyak terdapat di daerah wajah badan atas.
- Lesi sering multiple, diameter beberapa mm-cm, berbatas
jelas sedikit meninggi, warna kecoklatan, permukaan seperti
beludru sampai verukos, konsistensi lunak (Murtiastutik,
2018).
 Diagnosa
- Berdasarkan gejala klinis
- Dengan kca pembesar ditemukan tanda khas berupa sutura-
sutura halus pada permukaan
- Bila meragukan dapat dilakukan pemeriksaan histopatologis
(Murtiastutik, 2018)

Gambar 2. Keratosis Seboroik (Murtiastutik, 2018)


Daftar pustaka

Murtiastutik, D., Ervianti, E., Agusni, I., Suyoso, S., 2018. Atlas Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press

Aisah, S., Handoko, R.P., 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Indriatmi, W., Handoko, R.P., 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
Ketujuh. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Indriatmi, W., 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Djuanda, A., 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Cipto, H., 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Cipto, H., Suriadiredja, A.S.D., 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
Ketujuh. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai