Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬


ْ ِ‫ب‬

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan
taufiq serta hidayah- Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat kami
selesaikan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir
kelak.

Makalah yang berjudul “Lagu Lir-Ilir dan Tombo Ati” yang diberikan
oleh dosen yaitu ibu Dwi Sinta Wulandari, S.Pd, M.Pd. kepada kami dapat
terselesaikan insyaAllah dengan baik dan lancar. ini ditulis untuk memenuhi tugas
mata kuliah Folklor dan untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang
hal-hal yang ada kaitannya dengan Perkembangan Lagu Daerah.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa UIN SUNAN


AMPEL atau bagi siapapun kedepannya. Kami mohon maaf jika banyak terjadi
kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini baik yang
disengaja maupun tidak disengaja, karena kami yakin kesempurnaan hanyalah
milik Allah .

Materi: Lagu Lir-Ilir dan Tombo Ati

Surabaya, 24 Februari 2019

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................ 1

Materi ...................................................................................................... 1

Daftar isi .................................................................................................. 2

Bab 1: Pendahuluan................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 4
1.3 Tujuan .......................................................................................... 5

Bab 2: Pembahasan ................................................................................. 6

2.1 Nyanyian Rakyat .................................................................... 6


a. Pengertian Nyanyian Rakyat ................................................ 6
b. Jenis-jenis Nyanyian Rakyat................................................. 7
2.2 Lagu Lir-Ilir ............................................................................ 8
a. Sejarah Lagu Lir-Ilir ............................................................. 8
b. Dampak Perkembangnya Lagu Lir-Ilir................................. 10
2.3 Lagu Tombo Ati ..................................................................... 10
a. Sejarah Lagu Tombo Ati ...................................................... 10
b. Dampak Perkembangnya Lagu Tombo Ati .......................... 12
2.4 Pandangan Mayarakat Adanya Lagu Lir-Ilir dan Tombo Ati 12

Bab 3: Penutup ........................................................................................ 15

Kesimpulan ............................................................................................. 15

2
Penjelasan Video , Allfy Rev, Opick dan Kok Bisa dari Channel
Youtube ................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ......................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Nyanyian rakyat adalah salah satu bentuk folklor yang terdiri dari kata
kata dan lagu yang telah beredar secara lisan di antara anggota kolektif
tertentu, bentuk tradisional serta memiliki banyak varian. Di indonesia
sangat kaya kebudayaannya terutama pada lagu daerah yaitu lagu Lir- ilir
dan Tombo Ati. Warisan seni budaya yang sukses menjadi syiar islam
adalah karya Sunan Giri dan Sunan Bonang. Karena memberi makna
sebagai rasa optimis kepada seseorang melakukan amal kebaikan untuk
bekal di hari akhir. Lagu Lir-Ilir dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga.
Sebagai saran dakwah yang berisi tentang Sholawat sekaligus
mendekatkan diri kepada Tuhan saat berdzikir. Namun , isi lagu tersebut
mengalami perkembangan karena ada beberapa lirik yang berubah dengan
lagu sebelumnya diperbarui oleh Awwalur Rizqi Al-firori atau dikenal
oleh Alffy Rev dan . Sedangkan Tombo Ati dipopulerkan oleh Cak Nun
dan Opick. Namun yang paling menonjol adalah karya Opick dengan lagu
yang sama namun dengan nada yang berulang, meski lirik bagian terakhir
mengalami perubahan tapi tujuannya tetap sama sebagai syiar Islam
hingga mudah didengarkan oleh masyarakat dan sering muncul dalam
Acara bulan Ramadhan.Oleh karena itu, menjadi sebuah alasan untuk
pembuatan makalah.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:

1. Bagaimana terciptanya lagu Lir-ilir ?

2. Bagaimana proses lagu Lir-ilir sebagai syiar islam ?

3. Bagaimana terciptanya lagu Tombo Ati?

4
4. Bagaimana proses Tombo Ati sebagai syiar islam?

5. Bagaimana dampak perkembangan lagu Lir-Ilir dan Tombo Ati


dalam masyarakat Islam?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui Sejarah terbentuknya Lagu Daerah.


2. Mengetahui Perkembangan Lagu Lir-ilir dan Tombo Ati.
3. Mengetahui Dampak lagu daerah pada perkembangan zaman modern.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 NYANYIAN RAKYAT


A. Pengertian Nyanyian Rakyat
Nyanyian rakyat adalah salah satu genre atau bentuk folklor terdiri
dari kata-kata dan lagu yang telah beredar secara lisan diantara anggota
kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta telah mengalami banyak
variasi. (James Danandjaja, 1997:141).

Nyanyian rakyat berasal dari bermacam-macam sumber dan timbul


dalam berbagai macam media. Sering kali nyanyian rakyat kemudian
dipinjam oleh penggubah nyanyian profesional untuk diolah menjadi
nyanyian pop atau klasik (seriosa). Walaupun demikian, identitas
folkloritasnya masih dapat kita kenali karena masih ada varian folklornya
yang beredar dalam peredaran lisan (oral transmission).Nyanyian rakyat
dapat dibedakan dari nyanyian lainnya, seperti nyanyian pop atau klasik
(art song), karena sifatnya yang mudah dapat berubah-ubah, baik bentuk
maupun isinya.

Sifat tidak kaku ini tidak dimiliki oleh bentuk nyanyian yang lain.
Hal ini disebabkan nyanyian seriosa diwajibkan untuk membawakannya
dengan cara yang telah berlaku pada masa nyanyian itu diciptakan, seperti
penggubahnya. Jika dinyanyikan tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan, akan dicela oleh para pendengarnya yang memahami musik .
Hal ini disebabkan semua penggemarnya telah menguasai naskah lagu
(score) aslinya.1

Nyanyian Rakyat juga berperan sebagai bahasa publik karena


bersifat cara penyampaian dari mulut ke mulut bahkan diapresiasi dalam

1
Danandjaja, James. Folklor Indonesia (Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain). (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1997), 142.

6
media cetak. Penggunaan bahasa Publik, yaitu sebagai bahasa yang telah
mendominasikan kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat kita sekarang
memang gaya bahasa tersebut hampir tidak terdapat lagi dalam bahasa
sang Tuan seperti itu masih bisa terlihat dalam masyarakat kita. Tetapi
bentuknya tentulah sudah lain. Intisari dari bahasa sang tuan tadi ialah
berupa perintah dan larangan.2

B. Jenis-Jenis Nyanyian Rakyat


 Nyanyian Rakyat yang berfungsi yaitu nyanyian rakyat yang kata-kata
dan lagunya memegang peranan yang sama penting. Lirik dan lagu
cocok dengan irama aktivitas khusus dalam kehidupan manusia. Jenis
nyanyian rakyat ini dibagi menjadi beberapa subkategori:
1. Nyanyian kelonan (lullaby), yakni nyanyian yang telah
mempunyai lagu dan irama yang halus tenang, berulang-
ulang, kata-kata kasih sayang, membangkitkan rasa santai,
sejahtera, dan akhirnya rasa kantuk
2. Nyanyian kerja (working song), yakni nyanyian yang
mempunyai irama dan kata-kata yang bersifat menggugah
semangat yang menimbulkan gairah bekerja.
3. Nyanyian permainan (play song), yakni nyanyian yang
telah mempunyai irama gembira serta lucu dan selalu
dikaitkan dengan permainan mengajak bermain (play) atau
permainan bertanding (game).
 Nyanyian Rakyat yang bersifat liris yaitu nyanyian rakyat yang
teksnya bersifat liris, pecetusan rasa baru pengarangnya yang
anonim, tanpa menceritakan kisah yang bersambung (coherent).
Sifat yang khas ini dapat membedakan nyanyian rakyat liris yang
sesungguhnya (true folk lyric) dan nyanyian liris yang bukan
sesungguhnya, karena yang terakhir justru menceritakan kisah yang
bersambung.
2
Anwar, Khaidir. Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa. (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1995), 33.

7
1. Nyanyian rakyat liris yang sesungguhnya, yaitu nyanyian
yang memiliki lirik tentang mengungkapkan perasaan
tanpa menceritakan suatu kisah yang bersambung.Banyak
diantaranya yang mengungkapkan perasaan sedih dan
putus asa akibat kehilangan sesuatu atau cinta sehingga
keinginan tidak tercapai.
2. Nyanyian rakyat liris yang bukan sesungguhnya, yaitu
nyanyian rakyat yang liriknya menceritakan kisah yang
bersambung (coherent). Kedalam jenis nyanyian seperti:
nyanyian kerohanian dan keaagamaan, nyanyian rakyat
untuk memberi nasehat dalam berbuat baik, nyanyian bayi
dan kanak-kanak, nyanyian pernikahan, nyanyian
bertimun banyak, nyanyian jenaka, nyanyian daerah mata
pencaharian tertentu.3
2.2 LAGU LIR-ILIR
A. Sejarah Lagu Lir Ilir

Sunan Giri adalah seorang salah satu dari walisongo yang bertugas
menyiarkan agama islam di daerah jawa timur, tepatnya di daerah Gresik.
Beliau hidup antara tahun 1442 – 1506 M. Ayahnya bernama Maulana
Ishak yang berasal dari Pasai ibunya bernama Sekardadu putri raja
blambangan, Prabu Minyak sembuyu panggilan masa kecilnya yaitu Jaka
Samudra. Menjelang dewasa Jaka Samudra berguru pada Sunan Ampel
dan telah mendapat gelar Raden Paku bersama Sunan Bonang, Raden
Paku pergi haji ke Mekkah disana juga bertemu dengan ayahnya mendapat
gelar syawalul islam. Sepulang dari Makkah Raden Paku mendirikan
pesantren di Giri, Gresik. Sehingga masyarakat banyak menyebutkan
raden Paku sebagai sunan Giri karena bertempat di daerah Giri. Dakwah
islamnya menggunakan jalur budaya. Sunan Giri menciptakan permainan

3
Danandjaja, James. Folklor Indonesia (Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain). (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1997), 148.

8
untuk anak-anak masyarakat daerah yaitu: jetungan, jamuran, gulaganti,
cublek-cublek suweng, tembang asmorodhana, tembang pucung. Sunan
Giri wafat dalam usia 63 Tahun dan meraih kesuksesan dalam syiar islam.
Warisan seni budaya sunan Giri adalah Lir- Ilir

Lir-Ilir

Lir Ilir tandure wes sumilir

Tak ijo royo-royo tak sengguh pengantin anyar

Bocah angon penekna belimbing kuwi

Lunyu-lunyu penekna kanggo mbasuh dodotiro

Dodotira kumitir bedah ing pingggir

Dondomana rumatana kanggo seba mengko sore

Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane.

Terjemahan :

Ilir-ilir tanaman sudah bersemi

Tampak menghijau ibarat pengantin baru

Wahai pengembala panjatlah belimbing itu

Meski licin panjatlah untuk mencuci kain

Kain yang robek pinggirnya

Jahitlah dan tamballah untuk menghadapi nanti sore

Mumpung bulan terang dan lebar tempatnya4

4
Purwadi. Dakwah Sunan Kalijaga (Penyebaran AgamaIslam di Jawa Berbasis Kultural).
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 24.

9
B. Dampak Pengembangan Lir-Ilir

Lagu ini memberi rasa optimis kepada optimis seorang yang


melakukan amal kebaikan agar amalnya bermanfaat untuk di akhir nanti
yang dimaksud akhir adalah hari kematian. Seluruh kehidupan ini
harusnya kita diperlukan untuk hari kedepan. 5

Lagu lir-ilir disebarkan oleh Sunan Kalijaga sebagai ahli budaya


yang sangat toleran pada budaya lokal. Karena Sunan Kalijaga
berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya
maka, harus didekati secara bertahap dengan mengikuti sambil
mempengaruhi. Sunan Kalijaga juga berkeyakinan bahwa islam sudah
dipahami dengan sendirinya kebiasaan lamanya hilang. Ajaran Sunan
Kalijaga terkesan memadukan dengan adat istiadat dalam mengenalkan
islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta suara suluk
terutama lir-ilir sebagai sarana dakwah.6

2.3 LAGU TOMBO ATI


A. Sejarah Lagu Tombo Ati
Sunan Bonang dengan nama aslinya Syekh Maulana Makhdum
Ibrahim, beliau adalah putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati atau
Ageng Manila, dan merupakan kakak dari Raden Qosim atau Sunan
Drajat. Sejak kecil Raden Makhdum Ibrahim sudah diberi pelajaran agama
islam secara tekun dan disiplin. Raden Makdum Ibrahim adalah calon
seorang wali besar, karenanya Sunan Ampel berusaha mendidiknya kelak
sebagai penerus yang menyebarkan ajaran agama Islam. Beliau lahir 1465
M dan wafat pada tahun 1625 M.
Raden Makhdum Ibrahim dan Raden Paku (Sunan Giri) yang
kebetulan juga pencipta lagu Lir-Ilir, sewaktu masih remaja meneruskan

5
Purwadi. Dakwah Sunan Kalijaga (Penyebaran AgamaIslam di Jawa Berbasis Kultural).
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 24.
6
Ahmad, Djamaluddin.. Napak Tilas Auliya (Sejarah Auliya Pesisir Utara Jawa). (Jombang:
Pustaka Al-Muhibbin, 2007), 181.

10
pelajaran agama islam hingga ke tanah seberang, yaitu Negeri Mekkah.
Sesudahnya belajar di Negeri Mekkah, Raden Makhdum Ibrahim dan
Raden Paku pulang ke Jawa. Raden Paku kembali ke Gresik, mendirikan
pesantren di Giri sehingga terkenal sebagai Sunan Giri. Raden Makdum
Ibrahim diperintahkan Sunan Ampel untuk berdakwah di daerah Lasem,
Rembang dan Tuban.7
Dalam melakukan kegiatan berdakwah, Sunan Bonang telah
mengunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka, yaitu berupa
seperangkat gamelan yang disebut bonang, Bonang adalah sejenis
kuningan yang ditonjolkan di bagian tengahnya. Bila benjolan itu dipukul
dengan kayu lunak, maka timbullah suaranya yang merdu di telinga
penduduk setempat. Lebih-lebih bila Sunan Bonang yang membunyikan
gamelannya akan muncul cita rasa seni yang tinggi, sehingga apabila
beliau bunyikan, pengaruhnya sangat hebat bagi para pendengarnya.
Setiap Raden Makdum Ibrahim membunyikan bonang pasti banyak
penduduk yang datang ingin mendengarkannya. Dan tidak sedikit dari
mereka ingin belajar membunyikan bonang sekaligus melagukan tembang-
tembang ciptaan Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) untuk menarik
simpatinya tinggal mengisikan tentang ajaran agama islam kepada
masyarakat sekitarnya. Dengan membunyikan tembang yang terkenal
yaitu Tombo Ati.

Tombo Ati
“Tamba ati iku limo sak wernane,
Kaping pisan maca Al-Qur’an lan maknane,
Kaping pindho, shalat wengi lakonono,
Kaping telu, wong kang sholeh kancanono,
Kaping papat, kudu weteng ingkang luwe,
Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe,

7
Ahmad, Djamaluddin.. Napak Tilas Auliya (Sejarah Auliya Pesisir Utara Jawa). (Jombang:
Pustaka Al-Muhibbin, 2007), 21.

11
Kabeh mau sopo biso ngelakoni,
Insya Allah, Gusti Allah nyembadani.”
Artinya:
Obat hati itu ada lima jenisnya.
Pertama, membaca Al-Qur’an dan maknanya,
Kedua, mengerjakan shalat malam (shalat sunnah Tahajud).
Ketiga, berkumpul dengan orang sholeh,
Keempat, harus sering berprihatin (berpuasa),
Kelima, sering berdzikir mengingat Allah di waktu malam,
Barang siapa yang mampu mengerjakannya,
Insya Allah, Allah swt mengabulkan.”

B. Dampak Pengembangan Tombo Ati


Tembang-tembang yang diajarkan Raden Makdum Ibrahim (Sunan
Bonang) adalah tembang yang berisikan ajaran agama Islam. Sehingga
tanpa terasa masyarakat sudah mempelajari agama Islam dengan senang
hati tanpa ada rasa paksaan. Karena tembang tombo ati sebagai bentuk
sholawat sekaligus dzikir dalam bentuk bahasa jawa sehingga masyarakat
sekitar mudah memahami dan lebih cepat mengenal agama Islam lewat
Lagu.8

2.4 Pandangan Masyarakat Adanya Lagu Lir-Ilir dan Tombo Ati


Zaman semakin berubah seiringnya adanya kemajuan teknologi di
media massa terutama semakin berkembanganya adanya sosmed (social
media) hal ini ada yang mengalami perubahan secara global. Karena
terjadinya Globalisasi dan juga Difusi. Sehingga Lagu Lir-Ilir dan Lagu
Tombo Ati yang sering dibunyikan oleh masyarakat muslim yang
mayoritas ada di Indonesia. Padahal Awalnya memiliki kepercayaan
Animisme dan Dinamisme yang seiring dari waktu ke waktu masuklah

8
Ahmad, Djamaluddin.. Napak Tilas Auliya (Sejarah Auliya Pesisir Utara Jawa). (Jombang:
Pustaka Al-Muhibbin, 2007), 21.

12
agama Hindu dan Buddha yang membentuk peradaban dan kebudayaan
masyrakat Nusantara. Kemudian Islam datang melalui jalur perdagangan
dan adanya kehadiran Wali Songo.
Diantaranya adalah Sunan Giri sebagai pencipta lagu Lir-Ilir
sedangkan yang mempopulerkan adalah Sunan Kalijaga dan Sunan
Bonang sebagai pencipta lagu Tombo Ati. Mereka satu perguruan Sunan
Ampel juga menjalankan pengembangan pengentahuan agama Islan di
Mekkah. Kedua Lagu yang telah diciptakan oleh Wali Songo termasuk
nyanyian rakyat yang bersifat kerohanian dan keagamaan. Berisi tentang
Cerita, Legenda dan Pelajaran Keagamaan. Di Indonesia populer dengan
Kasidah yang dapat digunakan oleh kalangan masyarakat berbagai usia
hingga populer melaui media televisi maupun Youtube.9
Lagu Lir-Ilir dipopulerkan lebih modern melalui Youtube yaitu
Awwalur Rizqi Al-firori atau dikenal oleh Alffy Rev yang selalu mendapat
respon positif masyarakat karena menjunjung tinggi nilai kebudayaan
Indonesia dengan memadukan musik modern dan karawitan yang muncul
13 Desember 2017 dalam akun Youtube milik Alffy Rev .Sedangkan
Tombo Ati dipopulerkan oleh Cak Nun dan Opick. Namun yang paling
menonjol adalah karya Opick dengan lagu yang sama namun dengan nada
yang berulang, meski lirik bagian terakhir mengalami perubahan tapi
tujuannya tetap sama sebagai syiar Islam hingga mudah didengarkan dan
sering muncul dalam Acara bulan Ramadhan.
Itulah lagu zaman dahulu yang di kemas kembali ke zaman
modern. Karena menurut Ki Hajar Dewantara bahwa kebudayaan sebagai
kemenangan atau hasil perjuangan, yaitu perjuangan terhadap dua
kekuatan yang kuat dan abadi, diantaranya adalah alam dan zaman.
Kebudayaan tidak akan pernah mempunyai bentuk abadi, tetapi terus
menerus sesuai dengan alam dan zaman.10

9
Danandjaja, James. Folklor Indonesia (Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain). (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1997), 149.
10
Tasmuji dkk. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (IADD-ISD-IBD).
(Surabaya: UINSA Press, 2018), 172.

13
Kedua Lagu tersebut mengalami proses Asimilasi yang telah
membawa makna perubahan pandangan, penilaian dan pemikiran manusia
sehingga menyebabkan terjadi perubahan sosial.11 Lagu memiliki hakekat
salah satunya pada segi kerohanian, maksudnya adalah terdiri atas alam
pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun teratur. Keduanya tak dapat
diraba, hanya penjelmaannya saja dapat difahami dari keagaaman,
kesenian, kemsyarakatan dsb.12
Kearifan Lokal (Local Wisdom) merupakan proses asimilasi antara
kebudayaan nusantara dan islam yang dilakukan oleh Sunan Giri dan
Sunan Bonang dalam menyebarkan dakwah Islamiyah. Pembahasan budi
pekerti dalam lagu Lir-Ilir dan Tombo Ati menunjang kearifan lokal pada
umumnya. Hasilnya dapat memberikan wawasan lebih luas dalam
khazanah kebudayaan Jawa Baru dan Nusantara.13
Kebijakan yang dilakukan oleh Sunan Giri dan Sunan Bonang
sebagai bentuk toleransi karena memahami kondisi masyarakat yang
awalnya menganut agama Hindu dan Budha. Sehingga untuk
menyebarkan agama Islam dengan adanya Lagu Lir-Ilir dan Tombo Ati
mudah diterima masyarakat tanpa adanya jalan kekerasan dan tidak
menyinggung perasaan penganut agama lain sekaligus sebagai bentuk
toleransi terhadap tradisi-tradisi setempat.14

11
Hartomo dan Aziz, Arnicun. MKDU Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), 48.
12
Soekmono. Pengantar Sejarah Kebudyaan Indonesia 1. (Yogyakarta: Penerbit Kasinius, 1973),
9.
13
Purwadi. Dakwah Sunan Kalijaga (Penyebaran AgamaIslam di Jawa Berbasis Kultural).
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 117.
14
Tatapangarsa, Humaidi dkk. Pendidikan Agama Islam Untuk Mahasiswa. (Malang: Penerbit
IKIP Malang, 1990), 260.

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Warisan seni budaya sunan Giri adalah Lir-Ilir yang memberi rasa optimis
kepada optimis seorang yang melakukan amal kebaikan agar amalnya bermanfaat
untuk di akhir nanti. Lagu lir-ilir disebarkan oleh sunan Kalijaga sebagai ahli
budaya yang sangat toleran pada budaya lokal. Berkeyakinan bahwa islam sudah
dipahami dengan sendirinya kebiasaan lamanya hilang. Ajaran sunan Kalijaga
terkesan memadukan dengan adat istiadat dalam mengenalkan islam. Ia
menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta suara suluk terutama lir-ilir
sebagai sarana dakwah. Selain Itu Sunan Giri dan Sunan Bonang merupakan
murid dari Suna Ampel. Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) untuk menarik
simpatinya tinggal mengisikan tentang ajaran agama islam kepada masyarakat
sekitarnya. Dengan membunyikan tembang yang terkenal yaitu Tombo Ati.
Sehingga tanpa terasa masyarakat sudah mempelajari agama Islam dengan senang
hati tanpa ada rasa paksaan. Karena tembang tombo ati sebagai bentuk sholawat
sekaligus dzikir dalam bentuk bahasa jawa sehingga masyarakat sekitar mudah
memahami dan lebih cepat mengenal agama Islam lewat Lagu.

Kedua Lagu yang telah diciptakan oleh Wali Songo termasuk nyanyian
rakyat yang bersifat kerohanian dan keagamaan. Lagu Lir-Ilir dipopulerkan lebih
modern melalui Youtube yaitu Awwalur Rizqi Al-firori atau dikenal oleh Alfy
Rev yang selalu mendapat respon positif masyarakat karena menjunjung tinggi
nilai kebudayaan Indonesia dengan memadukan musik modern dan karawitan
yang muncul 13 Desember 2017 dalam akun Youtube milik Alffy Rev .Sedangkan
Tombo Ati dipopulerkan oleh Cak Nun dan Opick. Namun yang paling menonjol
adalah karya Opick dengan lagu yang sama namun dengan nada yang berulang,
meski lirik bagian terakhir mengalami perubahan tapi tujuannya tetap sama
sebagai syiar Islam hingga mudah didengarkan dan sering muncul dalam Acara
bulan Ramadhan.

15
Penjelasan Video Alffy Rev, Opick, dan Kok Bisa dari Channel
Youtube

Lir-Ilir

Perbedaan lirik Lagu Lir-Ilir Zaman Dahulu:


(Bocah angon penekna blimbing kuwi, Lunyu-
lunyu ya penekna kanggo masuh dodotira,
Dodotira kumitir bedha ing pinggir)

Zaman Sekarang: (Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi, Lunyu-lunyu
penekna kanggo masuh dodotira, Dodotira-dodotira kumitir bedhah ing Pinggir)

Tombo Ati

Perbedaan lirik Lagu Tombo Ati Zaman


Dahulu: (Kabeh mau sopo biso ngelakoni,
Insya Allah Gusti Allah nyembadani)

Zaman Sekarang: (Salah Sawijine sopo biso


ngelakoni, Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani)

Kepala Kita Sering Tergiang Lagu

Di kepala kita sering tergiang lagu karena


mengalami gejala earworm, suatu reaksi
motorik otak yang menyebabkan pola notasi
mendengar secara berulang dengan musik

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Djamaluddin. 2007. Napak Tilas Auliya (Sejarah Auliya Pesisir Utara Jawa).
Jombang: Pustaka Al-Muhibbin.

Anwar, Khaidir. 1995. Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia (Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain).
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Hartomo dan Aziz, Arnicun. 1990. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudyaan Indonesia 1. Yogyakarta: Penerbit
Kasinius.

Purwadi. 2007. Dakwah Sunan Kalijaga (Penyebaran AgamaIslam di Jawa


Berbasis Kultural). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tasmuji, dkk. 2018. IAD/ISD/IBD. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.

Tatapangarsa, Humaidi dkk. 1990. Pendidikan Agama Islam Untuk Mahasiswa. Malang:
Penerbit IKIP Malang.

17

Anda mungkin juga menyukai