Anda di halaman 1dari 8

Materi Pak Syaf

Senin, 25 Juni 2012

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun kematian pada populasi. Merupakan dasar dari
epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan Prevalens dan
Incidens. Ukuran-ukuran frekuensi penyakit menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu
penyakit atau masalah kesehatan didalam populasi.

Ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam epidemiologi

1. Ukuran frekuensi penyakit : Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun kematian pada populasi.
Merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan
menggunakan Prevalens dan Incidens

2. Ukuran dari akibat pemaparan : Mengukur keeratan hubungan statistik antara faktor tertentu
dengan kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan tersebut. Hubungan antara
pemaparan dan akibatnya diukur dengan menggunakan Relative Risk atau Odds Ratio

3. Ukuran dari potensi dampak : Menggambarkan kontribusi dari faktor yang diteliti terhadap
kejadian suatu penyakit dalam populasi tertentu. Ukuran yang digunakan adalah Attributable Risk
Percent dan Population Attributable Risk. Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau
effectiveness suatu pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu.

Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi, digunakan salah satu dari tiga bentuk
pecahan, yaitu

_ Proporsi
_ Ratio

_ Rate

1. Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. Bentuk
ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan ini dengan 100% .

Contoh : Pada populasi yang terdiri atas 500 orang, 20 orang di antaranya menderita penyakit malaria.
Proporsi penderita malaria dalam populasi ini besarnya

20 (Pembilang)

---- = 0.04 X 100 = 4%

500 (Penyebut)

Ciri dari Proporsi:

_ Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan penyebutnya sama,
sehingga saling meniadakan.

_ Nilainya antara 0 dan 1

2. Ratio adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari penyebutnya. Ini yang
membedakannya dengan proporsi. Ratio menyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut yang
berbeda satu dengan yang lain.

Ada dua jenis ratio:

1. Ratio yang mempunyai satuan, misalnya


_ Jumlah dokter per 100.000 penduduk

_ Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup.

2. Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai satuan
yang sama, misalnya

_ Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara satu rate dengan rate yang lain,
contohnya Relative Risk dan Odds Ratio

3. Rate merupakan konsep yang lebih kompleks dibandingkan dengan dua bentuk pecahan yang
terdahulu. Rate yang sesunguhnya merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas bila terjadi
perubahan pada kuantitas lain. Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah
kuantitas waktu. Bentuk ukuran ini sering dicampur adukkan penggunaannya dengan proporsi.

Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatu rate. Oleh karena kecepatan
sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap saat, maka yang diukur adalah kecepatan rata-
rata dari mobil tersebut. Ini yang biasa disebut kecepatan (speed) yang diukur dengan membagi jarak
tempuh mobil tersebut dengan waktu yang digunakan untuk mencapainya. Misalnya: Jakarta-Bogor yang
jaraknya 60 Km ditempuh dalam waktu 1 jam. Maka kecepatan mobilnya = 60 Km per jam.

Demikian juga, adalah mustahil untuk mengukur kecepatan terjadinya penyakit yang berlangsung pada
satu saat tertentu. Oleh karena itu digunakan rate rata-rata yang terjadi dalam populasi tersebut.

Ciri dari Rate:

_ Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.

_ Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai tak terhingga.
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

Dalam epidemiologi, ada dua ukuran penyakit yang harus dibedakan, yaitu : Incidens, yang
menggambarkan jumlah kasus baru yang terjadi dalam satu periode tertentu, dan Prevalens, yang
menggambarkan jumlah kasus yang ada pada satu saat tertentu.

Untuk memudahkan pemahaman, setiap individu dalam populasi dianggap masuk dalam salah satu dari
dua kategori ini: Sakit, atau tidak sakit. Prevalens menggambarkan proporsi populasi yang sakit pada satu
saat tertentu, sedangkan insidens menggambarkan perpindahan dari kategori tidak sakit ke kategori
sakit. Oleh karena itu, prevalens adalah sinonim dengan status suatu penyakit sedangkan insidens adalah
kejadian (event) penyakit atau perubahan dari status sehat ke status sakit.

_ INGAT _

Insidens = kejadian (kasus baru)

Prevelence = status (kasus lama + kasus baru)

PREVALENS adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada satu saat tertentu.

Jumlah individu yang sedang sakit

pada satu saat tertentu time

Prevalens = ---------------------------------------------

Jumlah individu dalam populasi tersebut

pada saat tertentu itu


Ciri dari prevalens

- berbentuk proporsi

- tidak mempunyai satuan

- besarnya antara 0 dan 1

Bila disebut tanpa tambahan apa-apa, "prevalens" yang dimaksud adalah Point Prevalens, yaitu
probabilitas dari individu dalam populasi berada dalam keadaan sakit pada satu waktu tertentu.

Ukuran prevalens yang lain adalah Period Prevalens yaitu proporsi populasi yang sakit pada satu periode
tertentu.

Oleh karena pembilangnya adalah mereka yang ditemukan sakit pada satu saat tanpa membedakan
apakah mereka baru saja tertular (kasus baru) ataukah sudah lama menderita penyakit (kasus lama),
dengan sendirinya penyakit yang berlangsung lama cenderung tinggi prevalensinya dibandingkan dengan
penyakit yang berlangsung singkat.

Prevalens digunakan

_ untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu

_ oleh para perencana di bidang kesehatan oelh karena prevalens memberikan informasi tentang
pengobatan, jumlah tempat tidur dan peralatan rumah sakit yang dibutuhkan, sehingga sangat berguna
dalam perencanaan fasilitas kesehatan dan ketenagaan.

Insidens : Ada dua jenis insidens


1. Mengukur risiko untuk sakit ® Cumulative insidence

2. Mengukur kecepatan untuk sakit ® Insidence rate (insidence density)

1. Cumulative insidence : Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama
periode waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab lain. Risiko ini
biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama pada orang sehat tersebut.
Misalnya : Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan penyakit jantung pertama pada orang
yang belum pernah menderita penyakit jantung.

Jumlah individu yang menjadi sakit selama periode tertentu period

Cumulative insidens = ---------------------------------------------

Jumlah individu dalam populasi pada permulaan periode

Baik pembailang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan ini adalah individu yang tidak
sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai risiko untuk terserang. Kelompok
individu yang berisiko terserang ini disebut population at risk atau populasi yang berisiko.

Cumulative insidens adalah proporsi individu yang pada awal periode pengamatan berada dalam
kategori tidak sakit, yang berpindah ke kategori sakit selama periode pengamatan.

Ciri dari cumulative insidence (CI)

- berbentuk proporsi

- tidak memilik satuan

- besarnya berkisar antara 0 dan 1

Konsep risiko ini harus dinyatakan dalam periode waktu yang menunjukkan bentang waktu yang
dibutuhkan untuk mencari kasus baru karena cumulative insidens tergantung pada lamamya periode
pengamatan. Oleh karena itu dalam menuliskan cumulative insidence, lamanya periode pengamatan
harus selalu disertakan.

Untuk mudahnya

Cumulative Insidence adalah proporsi individu sehat

yang menjadi sakit selama periode tertentu

Contoh : Hasil sensus di tahun 1960 di Swedia menunjukkan sejumlah 3076 laki-laki berumur 20-64
tahun yang bekerja di perusahaan plastik. Berdasarkan data dari Register Kanker Swedia, antara tahun
1961-1973, sebelas orang diantara pekerja ini terserang tumor otak.

CI tumor otak yang terjadi pada pekerja pabrik plastik ini selama 13 tahun adalah

11

CI = --------- = 0.004 atau 0.04%

3076

Dalam investigasi wabah penyakit menular, periode pengamatan yang dipakai biasanya adalah selama
periode wabah berlangsung, atau periode waktu dimana kasus primer terjadi. Dalam kejadian yang
demikian ini cumulative insidens (risk) seringkali disebut attack rate, walaupun bentuknya bukan rate
yang sesungguhnya.

Contoh : Selama tiga bulan terjadi wabah kolera di desa Warna Sari, Kecamatan Belimbing. Dari 3800
penghuni desa tersebut, 162 diantaranya terserang kolera.
162

CI atau attack rate = ------ = 0.043 or 4.3%

3800

2. Insidence rate atau insidence density

Insidens rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan status penyakit per satuan waktu, relative
terhadap besarnya populasi individu yang sehat pada waktu itu. Rumusnya,

Jumlah kasus baru yang terjadi

Selama periode tertentu

Insidens Density (ID) = ------------------------------------------

Jumlah orang-waktu yang disumbangkan

oleh seluruh individu yang diamati selama periode waktu tersebut

Jumlah orang-waktu yang disumbangkan oleh seluruh individu yang diamati itu disebut time at risk.
Jumlah ini merupakan jumlah dari waktu saat individu masih belum terserang penyakit.

Anda mungkin juga menyukai