Uts Akp Aina
Uts Akp Aina
NIM : 186030100111014
pembukaan UUD 1945 menjelaskan bahwa salah satu tujuan pembentukan pemerintahan
bangsa. Pasal 28C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Bab XA tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan “Setiap orang berhak mendapat
Pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.
mendesak yang dihadapi dalam pendidikan nasional Indonesia justru adalah belum
hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu pemerintah
sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya. Dana Alokasi Khusus
(DAK) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) diberikan untuk anggaran pendidikan minimal sebesar
20%. Pemberian DAK merupakan komando dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk menjadikan pendidikan sebagai salah satu fokus program dalam
pembangunan. Akan tetapi realisasinya menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga
negara memperoleh haknya atas pendidikan. Menyikapi hal tersebut, sebagai wujud
membuat kebijakan atau peraturan daerah yang berkaitan dengan pendidikan sebagai
pendidikan di wilayah perbatasan selama ini dalam implementasi belum dilakukan secara
terpadu dengan mengintegrasikan seluruh sektor terkait, sehingga intrumen hukum yang
ada tidak dapat secara maksimal memberikan jaminan perlindungan dan pemenuhan hak
berstatus tertinggal di kawasan perbatasan semakin tidak tersentuh oleh kebijakan yang
pendidikan dikabupaten Nunukan ini, sampai hari ini pendidikan dikawasan perbatasan
didaerah perbatasan keadaannya masih jauh dari ideal. Kabupaten Nunukan memiliki 19
kecamatan yang terdiri dari 8 keluarahan dan 232 desa. Dari Data Badan Pusat Statistik
Kabupaten Nunukan tahun 2015, di Kabupaten Nunukan secara keseluruhan hanya terdiri
dari 133 Sekolah Dasar (SD), 12 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 45 Sekolah Menengah Pertama
Aliyah, 8 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berikut adalah Jumlah data satuan
Kebudayaan
Selain itu, rasio perbandingan antara guru dan siswa sampai pada saat ini masih tidak
sesuai dengan jumlah rasio perbandingan ideal antara guru dan siswa. Sebagai contoh, di
salah satu SD di kecamatan sebatik hanya memiliki 1 guru sebagai tenaga pengajar. Yang
mana hal ini jika kita kaitkan dengan Tolok ukur umum yang bisa digunakan untuk melihat
pendidikan, baik gedung sekolah maupun tenaga pengajar dan rasio murid terhadap guru.
Sarana dan prasarana pendidikan sebagaimana data tersebut menunjukkan bahwa masih
belum memadai baik dilihat dari kebutuhan dasar belajar maupun tenaga pendídik
profesional yang sesuai dengan tingkat pengajaran dan fasilitas pendidíkan lebih tinggi
khususnya seperti Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan anak yang akan melanjutkan
ke pendidikan SLTA harus ke tempat terdekat yakni di Kabupaten Nunukan atau di Kota
Tarakan sehingga yang bisa melanjutkan pendidikan SLTA terbatas pada anak-anak yang
orang tuanya mampu secara ekonomi, sehingga hal ini tidak jarang menyebabkan ada juga
penduduk yang tidak melepas kewarganegaraan anaknya yang lahir di Malaysia dengan
alasan agar dapat sekolah di Malaysia dengan cuma-cuma sesuai dengan ketentuan yang
sampai pada hari ini masih belum terselesaikan, namun dalam prosesnya pendidikan tetap
memerlukan pembenahan sesuai masalah yang dihadapi. Penguatan tata kelola pendidikan
tidak saja bengantung pada kemampuan pemerintah saja tetapi juga sangat bergantung pada
kemauan dari semua lapisan masyarakat sebagai stakeholder dalam Sistem Pendidikan
Nasional, oleh sebab itu dalam pengelolaan pendidikan sebagai sebagai suatu sistem sangat
berkait dengan proses dan dinamika manusia dan lingkungannya (filsafatnya), dan cita-cita
pendidikan harus kita lihat secara komprehensif sebagai suatu sistem pendidikan nasional
stakeholder dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus pemberi
support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan itu berupa
kepala sekolah, guru-guru, orang tua, komite sekolah, dewan sekolah, masyarakat, dunia
usaha dan dunia dunia indstri. Dengan kata lain stakeholder adalah orang-orang adalah
orang-orang, atau badan yang berkepentingan langsung atau tidak langsung terhadap
REKOMENDASI
upaya untuk mengatasi masalah tersebut seperti wajib belajar 9 tahun dan lain-lain. Namun
masih perlu upaya-upaya lainnya agar dapat menerapkan pemerataan pendidikan secara
1. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di seluruh sekolah dengan subsidi dari
APBN
2. Memberikan kepada siswa yang berprestasi dan/atau dari keluarga yang tidak mampu
agar siswa dapat terus menuntut ilmu tanpa mempermasalahkan biaya pendidikan.
tinggi.
Agar tidak terjadi penumpukan lulusan guru di suatu daerah sehingga banyak lulusan
guru yang bekerja di bukan keahliannya. Sedangkan di daerah lain masih kekurangan
tenaga guru.