Anda di halaman 1dari 3

“ECODIGI Untuk Millenial yang Berjiwa Entrepreneur”

ECODIGI atau Ekonomi Digital adalah segala bentuk aktivitas ekonomi dan bisnis
yang berbasis pada teknologi digital atau dengan kata lain merupakan pelaksanaan
ekonomi pada pasar digital. Dalam perkembangan ECODIGI, terdapat kekuatan-
kekuatan utama yang menopangnya yakni perkembangan infrastruktur teknologi
(hardware, software, dan jaringan internet), e-bussines (aktivitas perusahaan yang
berorientasi pada teknologi digital), serta e-commerce (perdagangan secara online).
Sektor konsumsi merupakan sektor perekonomian yang sangat cerah di Indonesia,
beberapa perusahaan besar bahkan mengalami kerugian sebagai akibat dari
penjamuran industry e-commerce ini.

Sebagai contoh, Matahari Department Store yang mengalami penurunan laba sebesar
42% selama tahun 2018. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa masyarakat
Indonesia mulai melakukan shifting dalam berbelanja dari ekonomi konvensional ke
ekonomi digital. Namun, untuk beberapa saat persentase dari kontribusi e-commerce
terhadap pertumbuhan ekonomi kita masih belum mencapai angka yang kita
harapkan. Dalam beberapa waktu terakhir, pertumbuhan ekonomi masih bergerak
lambat.

Pertumbuhan perekonomian pada beberapa tahun belakangan di Indonesia sedikit


melambat, beberapa sektor industry banyak yang stagnan dan bahkan menurun.
Tetapi pertumbuhan industri e-commerce justru semakin berkembang di tengah
perlambatan laju ekonomi tanah air. Pada beberapa waktu ke depan industry e-
commerce tentu akan menjadi “tulang punggung” dari perekonomian Indonesia.
Selain itu, kebanyakan pelaku bisnis e-commerce di tanah air ini berskala kecil dan
menengah (UKM). Seperti yang kita ketahui, bisnis UKM menjadi usaha yang paling
tahan banting di saat krisis ekonomi sekalipun. Melalui industri e-
commerce, Pemerintah berharap industry e-commerce ini dapat terus dikembangkan
dan mendukung perekonomian Indonesia yang diprediksi menjadi kekuatan ekonomi
baru dunia pada tahun 2020 hingga 2030 nanti.

Potensi industri e-commerce di Indonesia masih sangat besar dan prospektif. Dari
data analisis salah satu perusahaan multinasional, pertumbuhan nilai penjualan
bisnis online di tanah air setiap tahun meningkat 40 persen. Ada sekitar 93,4 juta
pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia.
Tidak hanya sekedar untuk mencari informasi dan chatting, masyarakat di kota-kota
besar kini menjadikan internet terlebih lagi e-commerce sebagai bagian dari gaya
hidup mereka. Perilaku konsumtif dari puluhan juta orang kelas menengah di
Indonesia menjadi alasan mengapa e-commerce di Indonesia akan terus berkembang.

Perincian mengenai e-commerce ini memang tidak semata membicarakan jual beli
barang dan jasa via internet. Tetapi ada industri lain yang terhubung di dalamnya.
Seperti penyediaan jasa layanan antar atau logistic (GOJEK, Grab), provider
telekomunikasi (Telkom Indonesia, XL Axiata, Smartfren), distributor perangkat
pintar (Erajaya atau erafone), dan masih banyak industry lainnya. Hal inilah yang
membuat industri e-commerce harus dikawal agar mampu mendorong laju
perekonomian nasional.

Industri e-commerce ini adalah industry yang mendorong terciptanya technopreneur


yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Sebagai data yang
diberikan oleh VLOG Bank Indonesia tersebut, persentase antara wirausahawan
dengan jumlah penduduk Indonesia hanya berkisar 3,1% dari 265.400.000 jiwa.
Sedangkan 96,9% lainnya adalah pekerja dan pencari kerja. Berdasarkan data
tersebut,millennial diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang besar pada
internet untuk mendatangkan pendapatan sehingga menekan angka pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai