Anda di halaman 1dari 10

Satuan Acuan Penyuluhan

Topik:

 GGK (Gangguan Ginjal Kronik)

Sub Topik:

 Perawatan pasien GGK (Gangguan Ginjal Kronik)

Sasaran:

 Keluarga pasien Ruang Pandan Wangi

Hari, Tanggal:

 Kamis, 10 Maret 2016

Tempat:

 Ruang Tunggu Rawat Inap Pandan Wangi RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Pelaksana:

 Mahasiswa Program Profesi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan


Universitas Airlangga dan Tim PKRS RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Waktu:

 Pukul 10.30 - 11.00 WIB

A. Tujuan
1. Tujuan Umum

 Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan para peserta


penyuluhan mengerti dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan
perawatan pasien GGK (Gangguan Ginjal Kronis) / CKD (Chronic Kidney
Disease).

2. Tujuan Khusus

 Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan peserta


penyuluhan kesehatan mampu:
o Mengetahui pengertian GGK
o Mengetahui klasifikasi GGK
o Mengetahui penyebab GGK
o Mengetahui pencegahan GGK
o Mengetahui penatalaksanaan GGK
o Mengetahui perawatan GGK

B. Pokok Bahasan
1. Menjelaskan pengertian GGK
2. Menjelaskan klasifikasi GGK
3. Menjelaskan penyebab GGK
4. Menjelaskan pencegahan GGK
5. Menjelaskan penatalaksanaan GGK
6. Menjelaskan perawatan GGK

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Flipchart
2. Leaflet

E. Plan of Action (POA)


F. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik
2. Pembimbing Klinik
3. Penyaji
4. Moderator
5. Observer dan Notulen
6. Fasilitator

G. Job Description
1. Penyaji
o Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang perawatan
pasien GGK (gagal ginjal kronik)
o Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa
memahami hal-hal tentang isi, makna, dan maksud dari penyuluhan
2. Moderator
o Bertanggung jawab atas kelancaran acara
o Membuka dan menutup acara
o Mengatur waktu penyajian sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
o Membantu kelancaran acara penyuluhan
o Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
o Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan
4. Observer dan Notulen
o Mengamati jalannya acara penyuluhan
o Mencatat pertanyaan peserta
o Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal
hingga akhir

H. Setting Tempat
I. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
o Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara
dilaksanakan
o Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
o Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
o Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa yang
bekerja sama dengan Tim PKRS RSUD Dr. Soetomo Surabaya
o Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan dilaksanakan
2. Kriteria Proses
o Acara dimulai tepat waktu
o Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
o Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan
o Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
o Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan of Action)
o Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria Hasil
o Peserta yang datang sejumlah 7 orang atau lebih
o Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pemateri (penyaji)
o Peserta mampu menjawab dengan benar sebanyak 75% dari
pertanyaan penyaji

Materi Penyuluhan

A. Pengertian GGK
 Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun secara
cepat dan fungsi tersebut tidak dapat kemali seperti semula, yaitu dimana
ginjal mengalami kegagalan dalam mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit.

B. Klasifikasi GGK
 Salah satu fungsi ginjal adalah memfiltrasi protein, sehingga normalnya
tidak ditemukan protein dalam urin. Pemeriksaan urin rutin merupakan
suatu pemeriksaan yang amat sederhana untuk mengetahui apakah terdapat
gangguan fungsi ginjal. Berdasarkan kemampuan filtrasinya, gagal ginjal
dibagi menjadi:

1. Stadium 1 (GFR > 90)


o Pada gagl ginjal stadium 1, fungsi ginjal dalam batas normal,
namun terdapat kelainan pada pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan
struktur ginjal, atau terdapat faktor genetik. Tidak ada pengobatan
khusus pada stadium ini, target tekanan darah harus dicapai
sesegera mungkin.
2. Stadium 2 (GFR 60 - 89)
o Pada gagal ginjal stadium 2, terdapat penurunan minimal fungsi
ginjal selain ditemukannya kelainan pada pemeriksaan urin rutin,
pemeriksaan struktur ginjal, atau adanya faktor genetik. Sama
seperti pada stadium 1, tidak ada pengobatan khusus, faktor risiko
terjadinya progresifitas penyakit ginjal perlu ditelaah dan
diintervensi segera.
3. Stadium 3 (GFR 30 - 59)
o Pada gagal ginjal stadium 3, terdapat penurunan fungsi ginjal yang
bermakna. Penyakit gagal ginjal merupakan penyakit yang
perjalanannya progresif, dalam artian terus berlangsung sehingga
perlu dilakukan tindakan yang dapat menghambat lajunya
kerusakan ginjal. Faktr risiko harus dapat ditekan dan penyebab
terjadinya gagal ginjal perlu dievaluasi dengan seksama.
4. Stadium 4 (GFR 15 - 29)
o Pada gagal ginjal stadium 4, penurunan fungsi ginjal sudah berat
dan perlu dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan hemodialisis
atau tindakan cuci darah. Hemodialisis rutin perlu ditelaah lebih
baik dari segi medis maupun dari segi ekonomi.
5. Stadium 5 (GFR < 15 atau menjalani tindakan hemodialisis rutin)
o Pada gagal ginjal stadium ini, dapat dikatakan ginjal tidak
berfungsi lagi, sehingga tindakan hemodialisis dianjurkan sesegera
mungkin sebelum muncul gangguan yang mengancam jiwa.
o Sesuai definisinya, gangguan ginjal dikatakan kronis bila terjadi
gangguan fungsi maupun struktur ginjal lebih dari 3 bulan.
Artinya, meskipun pada pemeriksaan menunjukkan bahwa fungsi
ginjal dalam batas normal, namun terdapat gangguan struktur
ginjal lebih dari 3 bulan, sudah dapat dikatakan menderita penyakit
ginjal kronis. Pada keadaan ini penderita digolongkan ke dalam
gagal ginjal stadium 1.
o Pada hemodialisis, darah dari penderita akan masuk ke dalam suatu
alat ginjal buatan dimana pada alat tersebut akan terjadi proses
penyaringan zat-zat beracun maupun elektrolit yang berbahaya
bagi tubuh. Setelah proses tersebut selesai, darah yang "bersih"
akan dimasukkan lagi ke dalam tubuh penderita.

C. Penyebab GGK
1. Kurang minum
2. Minuman beralkohol
3. Minuman bersoda
4. Tekanan darah tinggi
5. Infeksi penyakit
6. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat
7. Penyakit bawaan
8. Batu saluran kencing

D. Tanda dan Gejala GGK


1. Sakit kepala
2. Sesak nafas, oedema paru, hipertensi, oliguria, anuria, oedema ekstremitas
3. Mual, muntah, pucat, kulit kering, anemia
4. Gejala dini seperti lemah, sakit kepala, berat badan menurun, lelah, dan
nyeri pinggang
5. Gejala lanjut seperti nafsu makan menurun, mual disertai muntah, sesak
nafas baik di waktu ada kegiatan atau tidak, bengkak yang disertai
lekukan, gatal-gatal pada kulit, dan kesadaran menurun

E. Penatalaksanaan GGK
1. Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan yang keluar (input
- output)
2. Batasi cairan yang masuk
3. Cuci darah (hemodialisis)
4. Operasi
5. Pengambilan batu
6. Transplantasi ginjal (cangkok ginjal)
7. Nutrisi
8. Obat-obatan

F. Perawatan GGK di Rumah


 Pengaturan diet tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium, rendah
kalium.
1. Jenis makanan yang diperbolehkan
o Bahan makanan sumber karbohidrat
 Nasi, bihun, jagung, madu, permen
o Bahan makanan sumber protein
 Telur, daging, ikan, ayam, susu rendah protein
o Bahan makanan sumber lemak
 Minyak jagung, minyak kacang tanah
o Bahan makanan sumber vitamin, adalah semua sayuran dan buah-
buahan dengan pengolahan khusus, yaitu:
 Kupas buah atau sayur, potong-potong lalu cuci dengan air
mengalir
 Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai
sayur dan buah terendam, rendam selama kurang lebih 2
jam (banyaknya air kurang lebih 10 kali bahan makanan)
 Buang air rendaman
 Bilas dengan air mengalir
 Masak sayur dan buah. Buah dapat dimasak sebagai
setup/cocktail (buang air rebusan buah)
2. Jenis makanan yang Tidak diperbolehkan
o Bahan makanan sumber karbohidrat
 Umbi-umbian (kentang, singkong, ubi, talas, dll)
o Bahan makanan sumber protein
 Kacang-kacangan dan hasil olahannya (tempe, tahu, dll)
o Bahan makanan sumber lemak
 Minyak kelapa, santan, lemak hewan
o Bahan makanan sumber vitamin dan mineral
 Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium pada pasien yang
memiliki kadar kalium tinggi dalam darah

 Tujuan Diet pada pasien dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja
ginjal
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi
(uremia)
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Mencegah dan mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan
memperlambat turunnya laju filtrasi gloerulus

 Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan gangguan
lain yang menyebabkan asupan gizi tidak adekuat / tidak mencukupi.
Syarat pemberian Diet pada Gagal Ginjal Kronik adalah:
1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
2. Protein rendah, yaitu 0,6 - 0,75 gr/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 20 - 30 % dari kebutuhan total energi,
diutamakan lemak tidak jenuh ganda
4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi yang
berasal dari protein dan lemak
5. Natrium dibatasi, apabila ada hipertensi, oedema, asites, oliguria,
atau anuria. Banyak natrium yang diberikan antara 1 - 3 gr
6. Kalium dibatasi (60 - 70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium
darah > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria
7. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah
dengan pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (± 500
ml)
8. Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen pridoksin, asam folat,
vitamin C, dan vitamin D
9. Ada tiga jenis Diet yang diberikan menurut berat badan pasien,
yaitu:
 Diet Rendah Protein I
 30 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat
badan 50 kg
 Diet Rendah Protein II
 35 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat
badan 60 kg
 Diet Rendah Protein III
 40 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat
badan 65 kg

 Karena kebutuhan gizi pasien penyakit gagal ginjal kronik sangat


bergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah
protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada
standar. Untuk protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino
esensial murni

Daftar Pustaka

Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Edisi Ke-6. Jakarta: Gramedia.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Rendi, Clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedal dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Noha Medika.

Anda mungkin juga menyukai