Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ILMU GIZI

MINERAL

Disusun oleh:

Kelompok 3
Intan Adrikni 123020348
Reynaldo Mahendra 123020355
Al Rivan Marsyah 123020357
Hana Nurulan Asri 123020368
Puspita Yuni Anggorowati 123020370
Agung Sutriaman 123020372
Ratu Asyifawati Rahma 123020375
Hamas Faqih 123020426

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua mahluk hidup memerlukan unsur anorganik atau mineral untuk proses

kehidupan yang normal. Semua jaringan ternak dan makanan atau pakan mengandung

mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat beragam. Unsur mineral merupakan salah

satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat,

lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai

contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar

karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen

menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam

bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau

dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis dan Mertz 1987).

Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau

belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non

esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis

makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur

mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral

mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh.

Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya

terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam

yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup

yang bersangkutan. Mineral Mikro adalah salah satu zat gizi yang juga penting bagi tubuh

selain karbohidrat, protein, lemak dan Mineral Makro. Terdiri dari : Besi (Fe), Seng (Zn),

Iodium (I), Selenium (Se), Tembaga, Mangan, Flour, Kobal, Kromium, Timah, Nikel,

Vanadium, silicon.

1.2 Rumusan Masalah

 Mengetahui pengertian serta sumber dari mineral

 Mengetahui fungsi dan peranan mineral

 Mengetahui proses metabolisme pada lemak


BAB II

PEBAHASAN

2.1 Pengertian Mineral

Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral

makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100 mg per hari

sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari. Mikromineral

adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral Mikro adalah salah satu zat

gizi yang juga penting bagi tubuh selain karbohidrat, protein, lemak dan Mineral Makro.

Mineral Mikro terdiri dari : Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se), Tembaga (Cu),

Mangan (Mn), Flour, Kobalt, Kromium (Cr), Timah, Nikel, Vanadium, silicon.

a) Sumber Mineral Mikro

1. Besi (Fe)

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia

dewasa.dan hewan yaitu sebanyak 3-5 gr didalam tubuh manusia dewasa, di mana 70

persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan (iron

storage) yang terdiri dari feritin edan homossiderin terdapat dalam hati, limfa dan sum-sum

tulang :

Sumber baik besi adalah makanan hewani ,seperti daging,ayam dan ikan .Sumber

baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang kacangan, sayuran hijau dan beberapa

jenis buah.

Pada umumnya besi di dalam daging, ayam dan ikan mempunyai ketersediaan

biologic tinggi ,besi didalam serealia dan kacang kacangan mempunyai ketersediaan
biologic sedang,dan besi didalam sebagian besar sayuran ,terutama yang mengandung asam

oksalat tinggi seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah.

Nilai besi berbagai bahan makanan ( mg/100gram)

Bahan Makanan Nilai Fe Bahan Makanan Nilai Fe

Tempe kacang kedelai


10,0 Biscuit 2,7
murni

Kacang kedelai kering 8,0 Jagung kuning,pipil, lama 2,4

Kacang hijau 6,7 Roti putih 1,5

Kacang merah 5,0 Beras setengah giling 1,2

Kelapa tua, daging 2,0 Daun kacang panjang 6,2

Udang besar 8,0 Bayam 3,9

Hati sapi 6,6 Sawi 2,9

Daging sapi 2,8 Daun katuk 2,7

Telur bebek 2,8 Kangkung 2,5

Telur ayam 2,7 Daung singkong 2,0

Ikan segar 2,0 Pisang ambon 0,5

Ayam 1,5 Keju 1,5

Angka kecukupan besi yang dianjurkan

Widya karya pangan dan gizi tahun 1998 menetapkan AKG besi untuk Indonesia sbb:

· Bayi : 3-5 mg

· Anak, balita : 8-9 mg


· Anak sekolah : 10 mg

· Remaja laki – laki : 14 – 17 mg

· Remaja perempuan : 14 – 25 mg

· Dewasa laki – laki : 13 mg

· Dewasa perempuan : 14 – 26 mg

· Ibu hamil : +20 mg

· Ibu menyusui : + 2 mg

· Manula perempuan : 14 mg

· Manula laki – laki : 13 mg

2. Zeng (Zn)

Seng merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi membran sel, sebagai

antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan lipid peroksidase. Seng berperan dalam

sintesis dan transkripsi protein, yaitu dalam regulasi gen. Pada suhu tinggi,tubuh banyak

mengeluarkan keringat dan seng dapat hilang bersama keringat sehingga perlu penambahan

(Richards 1989; Ahmed et al. 2002). Ikatan enzim seng yang merupakan katalis reaksi

hidrolitik melibatkan enzim pada bagian aktif yang bertindak ”superefisien”. Enzim

karbonik anhidrase meng-katalisis CO2 dalam darah, enzim karboksi peptidase

mengkatalisis protein dalam prankreas, enzim alkalin fosfatase.

Sumber utama Zeng adalah daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga

gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan. Sumber paling baik adalah sumber protein

hewani, terutama daging, hati, kerang, biji-bijian (lengkap), serelia, leguminosa dan telur.

Serelia tumbuk dan kacang-kacangan merupakan sumber yang terbaik namun mempunyai

ketersediaan biologik yang rendah.


Angka Kecukupan Zn Yang Dianjurkan

Angka kecukupan seng pada tingkat :

a. Bayi : 3-5 mg

b. Anak-anak : 8-10 mg

c. Remaja dan dewasa : 15 mg (baik pria maupun wanita)

d. Ibu hamil : + 5 mg

e. Ibu menyusui : + 10 mg

3. Iodium (I)

Iodin merupakan komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Tiroksin berperan

dalam meningkatkan laju oksidasi dalam sel sehingga meningkatkan Basal Metabolic Rate

(BMR).Tiroksin juga berperan menghambat proses fosforilasi oksidatif sehingga

pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP) berkurang dan lebih banyak dihasilkan panas.

Tiroksin juga mempengaruhi sintesis protein (Mills1987; Darmono 1995). Iodin secara

perlahan-lahan diserap dari dinding saluran pencernaan ke dalam darah. Penyerapan

tersebut terutama terjadi dalam usus halus, meskipun dapat berlangsung pula dalam

lambung. Dalam usus, iodin bebas atau iodat mengalami reduksi menjadi iodida sebelum

diserap tubuh. Dalam peredaran darah, iodida menyebar ke dalam cairan ekstraseluler

seperti halnya klorida. Iodida yang masuk ke dalam kelenjar tiroid dengan cepat dioksidasi

dan diubah menjadi iodin organik melalui penggabungan dengan tiroksin. Proses tersebut

terjadi pula secara terbatas dalam ovum (Graham 1991; Puls 1994; Lee et al. 1999).

Sumber iodium di antaranya adalah : sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut.

Sedangkan fungsi dari iodium di antaranya dalah sebagai komponen esensial tiroksin dan

kelenjar tiroid.
4. Selenium (Se)

Sumber : Makanan hasil laut, daging, hati, serelia, sayuran, sayuran, bergantung pada

kandungan selenium tanah.

AKG orang dewasa: 70 µg (Laki-laki) & 55 µg (Perempuan).

5. Tembaga (Cu)

Tembaga merupakan unsur esensial yang bila kekurangan dapat menghambat

pertumbuhan dan pembentukan hemoglobin. Tembaga sangat dibutuhkan dalam proses

metabolisme, pembentukan hemoglobin, dan proses fisiologis dalam tubuh (Richards 1989;

Ahmed et al. 2002).Tembaga ditemukan dalam protein plasma,seperti seruloplasmin yang

berperan dalam pembebasan besi dari sel ke plasma. Tembaga juga merupakan komponen

dari protein darah, antara lain eritrokuprin, yang ditemukan dalam eritrosit (sel darah

merah) yang berperan dalam metabolisme oksigen (Darmono 1995; 2001). Selain ikut

berperan dalam sintesis hemoglobin, tembaga merupakan bagian dari enzim-enzim dalam

sel jaringan. Tembaga berperan dalam aktivitas enzim pernapasan,sebagai kofaktor bagi

enzim tirosinase dan sitokrom oksidase.

Tirosinase mengkristalisasi reaksi oksidasi tirosin menjadi pigmen melanin (pigmen

gelap pada kulit dan rambut). Sitokrom oksidase, suatu enzim dari gugus heme dan atom-

atom tembaga, dapat mereduksi oksigen (Davis dan Mertz 1987; Mills 1987; Sharma et

al.2003).

Tembaga terdapat luas didalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram,

kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian , serelia, dan cokelat. Air juga

mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa di gunakan sebagai

sumber air.
Angka Kecukupan Tembaga (Cu) Yang Dianjurkan

Kekurangan tembaga karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu, AKG untuk tembaga

di Indonesia belum ditentukan. Amerika serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman

untuk dikonsumsi adalah sebanyak 1,5-3,0 mg sehari.

6. Mangan

Mangan berkaitan dengan jumlah enzim dalam beberapa proses metabolisme

termasuk piruvatanya dan karboksilse asetil CoA dan dehidrogenase isositrat dalam siklus

krebs dan mitokondria; bentuk mitokondria ;dismutase super oksida yang menolong

melindungi membran mitokondria. Yang lebih menarik adalah hubungannya dengan enzim

mukopolisakarida , glikoprotein dan produksi lipopolisakarida ,termasuk trasferase

galaktose dan trasferse glikosil lain yang terikat dalam membran.

Sumber : Serelia utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, teh.

AKG orang dewasa: 2,5-5,0 mg.

Lokasi : Terbanyak di dalam tulang, jaringan di dalam hati, pankreas, jaringan saluran

cerna dan kelenjar ptuitari.

7. Flour

Sumber flour di antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil

ternak.

AKG : Konsumsi fluor yang dianggap cukup dan aman adalah 1,5 – 4,0 mg/sehari.

Hendaknya air minum mengalami fluorodisasi sehingga mengandung 1 bagian flour/ 1 juta

bagin air (1 ppm), yang berarti 1 mg/L air.


8.Kobalt

Kobalt (Co) merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan, dan

merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Konversi Co dari dalam tanah menjadi

vitamin B12 pada makanan hingga dicerna hewan nonruminansia kadang-kadang disebut

sebagai siklus kobalt. Ternak ruminansia (sapi, domba, dan kambing) memakan hijauan

pakan, di mana tanaman menyerap kobalt dari dalam tanah dan bakteri-bakteri yang ada di

dalam lambung (rumen) menggunakan kobalt dalam penyusunan vitamin B12. Hewan

menyerap vitamin B12 dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh (Davis dan

Mertz 1987; Mills 1987; Darmono 1995). Semua bangsa hewan membutuhkan vitamin

sehingga secara tidak langsung memerlukan kobalt. Ternak babi dan unggas tidak

mempunyai mikroflora dalam saluran pencernaan untuk mengubah kobalt dalam ransum

sehingga harus mendapat vitamin B12 yang cukup dalam ransum (Lee et al. 1999).

Sumber utamanya adalah vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun hijau. AKG:

Sebagian besar kobal dalam tubuh terikat dalam vitamin B12 plasma darah mengandung

kurang lebih 1 µg kobal/100.

9. Kromium (Cr)

Sumber kromium terbaik adalah makanan nabati. Kandungan kromium dalam

tanaman bergantung pada jenis tanaman, kandungan krom tanah dan musim. Sayuran

mengandung 30 hingga 50 ppm, biji-bijian dan serealia utuh 30 hingga 70 ppm dan buah 20

ppm. Hasil laut dan daging merupakan sumber kromium yang baik.
b) Sumber Mineral Makro

1. Natrium

Sumber : Garam dapur, makanan yang diproses dengan garam dapur, makanan hasil laut,

susu, telur, makanan hewani.

AKG orang dewasa : 500-2400 mg.

Lokasi : 30-40% dalam tulang.

2. Klorida

Sumber : Garam dapur dan makanan yang dilah dengan garam dapur, makanan hasil laut,

susu, telur, daging.

AKG orang dewasa : 750 mg.

Lokasi : Anoin utamacairan ekstraseluler, hanya kurang dari 15% dalam cairan intraseluler.

3. Kalium

Sumber : Buah, susu, serelia, sayuran, kacang-kacangan.

AKG orang dewasa : 2000 mg.

Lokasi : Kation utama cairan intraseluler, hanya sedikit dalam cairan ekstraseluler.

4. Kalsium

Sumber : Susu dan hasil olahannya, ikan, udang, kerang dan kepiting; kacang-kacangan dan

hasil olahannya, daun singkong, daun lamtoro.

AKG orang dewasa : 500-800 mg (Laki-laki) & 500-600 mg (Perempuan)

5. Fosfor

Sumber : Semua jaringan hewan; serelia; kacang-kacangan.

AKG orang dewasa : 500-800 mg (Laki-laki) & 450 mg (Perempuan).


Lokasi : ± 85% dalam bagian anorganik tulang dan gigi. Komponen tiap sel dan senyawa

DNA, RNA, ATP dan fosfolipida.

6. Magnesium

Sumber : Kacang-kacangan, serelia tumbuk, sayuran hijau, susu, coklat, teri.

AKG orang dewasa : 280 mg (Laki-laki) & 250 mg (Perempuan).

Lokasi : 60% dalam tulang dan gigi. 20% di otot, sisanya di jaringan lunak lain dan dalam

cairan tubuh.

7. Sulfur

Sumber : Semua sumber protein

AKG orang dewasa: dicukupi oleh asam amino esensial yang mengandung sulfur.

2.2 Fungsi Mineral

a) Fungsi Mineral Mikro

1. Besi (Fe)

Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim–enzim

yang terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi. Metabolisme energi ,di dalam tiap sel ,besi

bekerja sama dengan rantai protein-pengangkut-electron ,yang berperan dalam langkah-

langkah akhir metabolism energi. Sebanyak lebih dari 80 % besi yang ada dalam tubuh

berada dalam hemoglobin.

Menurunnya produkytivitas kerja pada kekerangan besi disebabkan oleh dua hal yaitu

· Berkurangnya enzim-enzim mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim-enzim

yang terlibat dalam metabolism tinggi,

· Menurunnya hemoglobin darah.akibatnya metabolisme energy didalam otot terganggu

dan terjadi penumpukan asam laktat yang akan menyebabkan rasa lelah.
Kemampuan belajar,ada perbedaan antara keberhasilan belajar anak anak yang

menderita anemia gizi besi dan anak – anak sehat,defisiensi besi berpengaruh negative

terhadap fungsi otak,terutama fungsi neurotransmitter (kepekaan saraf)

Sistem kekebalan ,respon kekebalan sel oleh limfosit T terganggu karena berkurangnya

pembentukan sel-sel tersebut,yang kemungkinan disebabakan oleh berkuranggnya sintesisi

DNA. Berkurangnya sisntesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktalase

ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.

Pelarut obat obatan , obat obatan tidak larut air oleh enzim mengandung besi dapat

dilarutkan sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.

2. Zn

Zn memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, yaitu :

· Zn Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan lebih dari 200

enzim.

· Zn berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan

sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat.

· Zn berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.

· Zn sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang

diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.

· Zn berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan

luka.

· Zn berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan

sperma.

· Zn berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan antibody oleh sel B.
3. Iodium (I)

Iodin (I) diperlukan tubuh untuk membentuk tiroksin, suatu hormon dalam kelenjar

tiroid. Tiroksin merupakan hormone utama yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid. Setiap

molekul tiroksin mengandung empat atom iodin (Darmono 1995). Sebagian besar iodin

diserap melalui usus halus, dan sebagian kecil langsung masuk ke dalam saluran darah

melalui dinding lambung. Sebagian iodin masuk ke dalam kelenjar tiroid, yang kadarnya 25

kali lebih tinggi dibanding yang ada dalam darah (Mills 1987). Namun bila jumlah yang

sedikit ini tidak terdapat dalam bahan pakan maka ternak akan kekurangan iodin. Lebih dari

setengah iodin dalam tubuh terdapat pada kelenjar perisai (tiroid). Meskipun sebagian besar

iodin tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid, iodin juga ditemukan dalam kelenjar ludah,

lambung, usus halus, kulit, rambut, kelenjar susu, plasenta, dan ovarium (Puls 1994; Stangl

et al. 2000).

4. Selenium (Se)

Enzim selenium peroksidase berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida

yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat

berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada

pada membran sel, sehingga merusak membran sel tersebut. Selenium berperan serta dalam

sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi

peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah

terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat

penggnaan vitamin E.

Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif, membantu

reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai metabolisme, memindahkan ion melalui
membran sel dan membantu sintesa immununoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidse

berperan di dalam sitosol dan mitokondria sel, sedangkan vitamin E di dalam membran sel

Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di dalam tubuh, mineral mikro

ini mempunyai potensi untuk mencegah penykit kanker dan penyakit degenaratif lainnya.

Bukti tentang hal ini belum cukup untuk menganjurkan penggunaan selenium sebagai

suplemen. Enzim tergantung-selenium lain adalah gliisn reduktase yang ditemukan di

dalam sistem bakteri. Selenium juga merupakan bgian dari kompleks asam amino RNA.

5. Tembaga (Cu)

Fungsi utama enzim di dalam adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim

mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan yang berkaitan dengan reaksi

yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen.

· Tembaga berperan dalam mencegah anemia dengan cara membanu absorbs besi,

merangsang sisntesis hemoglobin , melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan

sebagai bagian dari enzim seruloplasmin.

· Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.

· Tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu pigmen

dan kulit.

· Tembaga juga berperanan dlam pngikatan silanh kolagen yang diperluka untuk

menjaga kekuatannya.

6. Mangan

Dalam tubuh, Mn berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik yang

penting pada protein, karbohidrat, dan lemak. Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan

interkonversi asam amino dengan enzim spesifik seperti arginase, prolinase, dipeptidase.
Pada metabolism karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi konversi pada

oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida. Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai

kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang dan kolesterol. metabolisme energi &

sintesis lemak

7. Flour

Fungsi : Mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang

dibentuk, pertama terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor.

Kemudian flour akan menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan

membentuk fluoropatit. Pembentukan fluoropatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan

terhadap kerusakan. Fluor diduga dapat mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada

orang dewasa dan orang tua. fluorordisasi air minum, masyarakat terutama anak-anak akan

terlindungi dari karies gigi ini. Penambahan fluorida pada pasta gigi juga melindungi

masyarakat terhadap karies gigi.

8. Kobalt

Fungsi : Kobal merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan untuk

mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobal mungkin juga

berperan dalam fungsi berbagai enzim.

9. Kromium (Cr)

Fungsi : Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida. Krom bekerja

sama dengan pelepasan dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel, dengan

demikian dalam pelepasan energi, percobaan pada hewan menunjukan bahwa kekurangan

krom dapat menyebabkan gangguan toleransi terhadap glukosa, walaupun konsentrasi

insulin normal. Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma mirip
diabetes. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi terhadap

glukosa (glucose tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation. Toleransi terhadap

glukosa tampaknya dapat diperbaiki dengan suplementasi krom. Hal ini harus dilakukan

dibawah pengawasan dokter. Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan

umur, kecuali pada jaringan paru-paru yang justru meningkat.

b) Fungsi Mineral Makro

1. Natrium

Fungsi : Kation utama cairan ekstra seluler, mengatur osmolaritas cairan, pH dan volume

darah, membantu transmisi rangsangan saraf dan kontraksi otot.

2. Klorida

Fungsi : Berfungsi bersama natrium sebagai buffer, keseimbangan elektrolit, aktifitas enzim

komponen asam lambung; diperlukan untuk pencernaan.

3. Kalium

Fungsi : Mengatur keseimbangan asam basa, osmolaritas, transfer membran sel,

memelihara integritas sel, membantu kontraksi otot. Dipergunakan untuk metabolisme

karbohidrat dan protein.

4. Kalsium

Fungsi : Mineral utama dalam tulang dan gigi; berperan dalam kontraksi & relaksasi otot,

fungsi saraf, penggumpalan darah, tekanan darah dan fungsi kekebalan.

5. Fosfor

Fungsi : Berperan dalam pemindahan energi; kalsifikasi tulang dan gigi; absorpsi dan

transportasi zat gizi; sistem buffer.


6. Magnesium

Fungsi : Magnesium bentuk ion berfungsi sebagai aktivator banyak enzim dengan demikian

mempengaruhi hampir semua proses tubuh; mineralisasi tulang dan gigi, sintesis protein,

kontraksi otot, transmisi saraf.

7. Sulfur

Fungsi : Sulfur berasal dari makanan terikat pada asam amino yang mengandung sulfur

yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi.

Bagian dari tiamin, biotin dan hormon insulin; membantu detoksifikasi.

2.3 Metabolisme Mineral

a) Metabolisme Mineral Mikro

1. Fe

• Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin dapat secara cepat terlihat

transferin dan dalam feritin serum pada plasma.Transferin mengangkut Fe kembali ke

sumsum tulang untuk mensintesisi Hb kembali atau dimana saja dibutuhkan.

• Feritin serum secara cepat diambil oleh hati dan mungkin oleh sel –sel lain.Besi feritin

intrseluler juga dimobilisasi untuk diangkut kesumsum tulang Untuk mobilisasi tersebut Fe

yang ada dalam pusat inti feritin harus direduksidikilasi dan dipindahkan kedalam plasma,

dimana dioksidasi kembali menjadi F3+ untuk diangkut pada transferin.

2. Zinc

Di dalam pangkreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yng pda

waktu mkan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikaian saluran cerna

menerima seng dari dua sumbar, yaitu dri makanan dan dari cairan pencernan yang kembali

ke pngkreas dinmakn sikrulasi entropangkreatik.


Bila di komsumsi seng tinggi, didalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah

menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absobrsi berkurang. Seperti halnya

dengan besi, bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang

umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionien di dalam hati mengikat seng hingga di

butuhkan oleh tubuh.

3. Tembaga

Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin dan suatu protein

baru dan dibawa kehati dimana kan mendapat proses :

1. Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati yang spesifik

2. Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma disamping

kemungkinan fungsi enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga kedalam sel seluruh tubuh

3. Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ; rendahnya berat molekul

dari pool –cu dalam plasma mungkin tidak merupakan sumber Cu seluler yang nyata.

b) Metabolisme Mineral Makro

1. Besi

PENCERNAAN DAN PENYERAPAN

Sebelum diabsorsi dalam tubuh besi dibebaskan dari ikatan organic seperti

protein.Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero.hal ini terjadi

dalam suasana asam di dalam lambung dengan adanya HCL dan vitamin C yang terdapat

dalam makanan

Absorsi terutama terjadi dalam usus halus dengan bantuan alat angkut protein

khusus,yaitu transferin dab feritin.,Transferin mukosa mengangkut besi besi dari saluran

cerna kedalam sel mukossa dan memindahkan ketrasferin reseptor yang ada dalam sel
mukosa.Transferin mukosa kemudian kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi

lain ,sedangkan trasferin reseptor mengangkut besi melalui darah kesemua jaringan tubuh.

METABOLISME :

Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin dapat secara cepat terlihat

transferin dan dalam feritin serum pada plasma.Transferin mengangkut Fe kembali ke

sumsum tulang untuk mensintesisi Hb kembali atau dimana saja dibutuhkan.Feritin serum

secara cepat diambil oleh hati dan mungkin oleh sel –sel lain.Besi feritin intrseluler juga

dimobilisasi untuk diangkut kesumsum tulang Untuk mobilisasi tersebut Fe yang ada dalam

pusat inti feritin harus direduksidikilasi dan dipindahkan kedalam plasma ,dimana

dioksidasi kembali menjadi F3+ untuk diangkut pada transferin.

2. ZINC

PENCERNAAN DAN PENYERAPAN

Enzim yang sama berperan dalam pengeluaran amoniak dan didalam produksi

hidroklorida yang diperlukan untuk pencernaan sebagai bagian dari enzim peptidase

karbosil yang terdapat didalam cairan pangkreas, dan dalam pencernaan protein. Zn juga

dihubungkan dengan hormone insulin yang dibentuk dida;lam pangkreas walaupun tidak

berperan langsung terhadap kegiatan insulin.

Tingkat penyerapannya sedikit banyaknya ada hubungan dengan status Zn lebih besar

dari normal dalam defesiensi Zn . dayaguna Zn makanan juga merupakan faktor dalam

menentukan penyerapan, walaupun ini tidak banyak variasinya atau tidak sekritis Fe. Pitat

dan serat yang banyak dalam biji-bijian merupakan faktor-faktor utama yang menurunkan

nilai gunanya pada waktu bersamaan tingkat konsumsinya, keseimbangan Zn sedikit

kurang pada orang yang dengan diet berserat tinggi. Penyerapan Zn sedikit banyak
berkompetisi dengan ion-ion metal transisi, terutama Fe2+ , Fe3+, dan Cu2+. Penyerapan Zn

memerlukan energi dan tingkatan oleh sitrat.dalam air susu manusia banyak Zn terikat

dalam sitrat dan daya gunanya lebih tinggi dari Zn yang terikat oleh protein. Setelah

penyerapan dan pemindahan Zn dalam plasma, Zn terikat dalam 3 komponen yang satu

dengan yang lainnya.sebagian diikat oleh albumin, walauoun cukup besar yang terikat pada

antiprotease, α-makroglobulin.

METABOLISME

Di dalam pangkreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yng pda

waktu mkan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikaian saluran cerna

menerima seng dari dua sumbar, yaitu dri makanan dan dari cairan pencernan yang kembali

ke pngkreas dinmakn sikrulasi entropangkreatik. Bila di komsumsi seng tinggi, didalam sel

dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga

absobrsi berkurang. Seperti halnya dengan besi, bentuk simpanan ini akan dibuang bersama

sel-sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionien di dalam hati

mengikat seng hingga di butuhkan oleh tubuh. Metalotionien diduga mempunyai peranan

dalam mengatur kandungan seng didalam cairan intarseluler.

3. YODIUM

Pembentukan dan sekresi tiroglobulin sebagai bahan dasar hormon thyroid dilakukan

oleh sel-sel thyroid. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam amino tirosin, dan

tirosin merupakan substrat utama yang berikatan dengan yodium untuk membentuk hormon

thyroid dimana hormon ini dibentuk dalam molekul tiroglobulin. Oksidase ion yodida

adalah langkah penting dalam pembentukan hormon thyroid yaitu perubahan ion yodida

menjadi bentuk yodium teroksidasi yang kemudian mampu berikatan langsung dengan
asam amino tirosin. Proses oksidasi ini dipermudah oleh enzim peroksidase dan hidrogen

peroksida yang menyertainya. Pengikatan yodium dengan molekul tiroglobulin dinamai

organifikasi tiroglobulin. Yodium yang telah dioksidasi dalam bentuk molekul akan terikat

langsung tetapi perlahan-lahan dengan asam amino tirosin, tetapi bila yodium yang btelah

teroksidasi disertai dengan sistem enzim peroksidasi, maka proses ini dapat terjadi dalam

beberapa detik atau menit. Stadium akhir dari yodinasi tirosin adalah pembentukan dua

hormon thyroid yang penting yaitu tiroksin dan triyodotironin. Tirosin mula-mula

dioksidasi menjadi monoyodotironin dan diyodotironin. Dua molekul diyodotironin

bergabung membentuk tiroksin (T4), dan satu molekul diyodotironin bergabung dengan

satu molekul monoyodotironin membentuk triyodotironin (T3).

4. SELENIUM

Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein.

Absorbsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif, selenium diangkut oleh

albumin dan alfa-2 globulin. Absorbsi lebih efesien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan

selenium. Konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekresi melalui urin

5. MANGAN

Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti

halnya dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi absorpsi mangan.

Besi dan kalsium menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein

transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat

dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh

oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati.

6. FLOUR
Sebagian flour dari makanan atau minuman diserap oleh lambung dan sebagian lagi

oleh usus kecil. Dari 90% F diserap, setengahnya dikeluarkan lagi dan setengah bagian

lainnya digunakan sebagai bagian integral tulang dan gigi. Dengan tidak dipengaruhi oleh

jumlah yang dikonsumsi, kadar flour dalam darah selalu konstan. Hal ini berkat

kemampuan ginjal untuk mengaturnya. Selain dalam darah, F juga terdapat dalam jaringan

(lunak), saliva, susu dan darah janin : yang konsentrasinya leboh rendah.

7. COBALT

Absorbsi terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorbsi besi.

Absorbsi meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi kobal dilakukan

melalui urin, selebihnya feses dan keringat.

8. TEMBAGA

PENCERNAAN DAN PENYERAPAN

Absorsi sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar di bagian atas usus halus

secara aktif dan pasif.Absorbsi terjadi dengan alat angkut protein pengikat tembaga

metalotionin yang juga berfungsi dalam absorbsi seng dan kadmium.Tembaga diangkut

keseluruh tubuh oleh seruloplasminin dan transkuprein.Tembaga juga dikeluarkan dari hati

,sebagai bagian dari empedu.Didalam saluran cerna tembaga dapat diabsorsi kembali atau

dikeluarkan dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh.Pengeluaran melalui empedu

meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam tubuh.

METABOLISME

Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin dan suatu protein

baru dan dibawa kehati dimana kan mendapat proses :

· Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati yang spesifik


· Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma disamping

kemungkinan fungsi enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga kedalam sel seluruh tubuh

· Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ; rendahnya berat

molekul dari pool –cu dalam plasma mungkin tidak merupakan sumber Cu seluler yang

nyata.

9. KROMIUN

Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom

hanya diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum diketahui dengan pasti.

Absorbsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam media

alkali usus halus. Jumlah yang diabsorbsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah

itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula

sederhna yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik.

Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin

tinggi, krom dapat diangkut oleh albumin.

2.3 Akibat Kelebihan dan Kekurang Zat Mineral

a.) Akibat Kelebihan dan Kekurang Zat Mineral Mikro

1. Besi (Fe)

Kelebihan :

Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan ,tetapi dapat disebabkan oleh suplemen besi,

gejalanya adalah rasa nek,muntah .diare,denyut jantung meningkat,sakit kepala ,mengigau

dan pingsan.

Kekurangan :
Menurunnya kemampuan kerja, kekurangan energi pada umumnya menyebaabkan pucat,

rasa lemah,letih pusing,kurang nafsu makan , menurunnya kebugarankekebalan dan

gangguan penyembuhan luka.kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.

2. Zeng (Zn)

Kelebihan :

a. Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali menurunkan absorpsi tembaga.

b. Kelebihan sampai 10 kali mempengaruhi metabolism kolesterol, mengubah nilai

lipoprotein dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis.

c. Kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare,

demam, kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi.

Kekurangan :

a. Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak sempurna (kerdil).

b. Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan seksual.misalnya, pencernaan

terganggu, gangguan fungsi pangkreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan

permukaan saluran cerna.

c. Kekurangan Zn menganggu pusat system saraf dan ungsi otak.

d. Kekurangan Zn menganggu metabolisme dalam hal kekurangan vitamin A, gangguan

kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka.

3. Iodium (I)

Kekurangan :

Gondok, kretinisme, pembesaran kelenjar tiroid, hambatan mental dan pertumbuhan pada

anak; gemuk padaorang dewasa.

Kelebihan :
Pembesaran

kelenjar tiroid yang menutupi jalan pernafasan.

4. Selenium (Se)

Kelebihan :

Dosis tinggi selenium (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut dan

kuku rontok, serta luka-luka pada kulit dan sistem saraf. Kecenderungan menggunakan

suplemen selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai

dosis berlebihan.

Kekurangan :

Kekurangan selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi belum bayak

diketahui. Pada tahun 1979 para ahli dari Cina melaporkan hubungan antara status selenium

tubuh dengan penyakit kesban, dimana terjadi kardiomiopati atau degenerasi otot jantung

yang terutama terlihat pada anak-anak dan perempuan dewasa (keshan adalah sebuah

propinsi di Cina). Penyakit keshan-Beck pada anak remaja menyebabkan rasa kaku,

pembengkakan dan rasa sakit pada sendi jari-jari yang diikuti osteoartritis secara umum,

yang terutama dirasakan pada siku, lutut dan pergelangan kaki. Pasien yang mendapat

makanan prenteral total yang pada umumnya tidak mengandung selenium menunjukkan

aktivitas glutation peroksidase rendah dan kadar selenium dalam plasma dan sel darah

merah yang rendah. Beberapa pasien menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi

kardiomiopati pasien kanker mempunyai taraf selenium plasma yang rendah. Kekurangan

selenim dan vitamin E juga dihubungan dengan penyakit jantung.

5. Tembaga (Cu)

Kelebihan :
· Menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati.

· Konsumsi sebanyak 10-15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan

diare. Berbagai tahap perdarahan intravascular dapat terjadi ,begitupun nekrosis sel-sel hati

dan ginjal.

· Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabakan kematian.

Kekurangan :

Kekurangan tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan metabolisme, disamping itu

terjadi demineralisasi tulang-tulang. Bayi gagal tumbuh kembang edema dengan serum

albumin rendah. Gangguan fungsi kekebalan.

6. Mangan

Kelebihan :

Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh

mangan. Pekerja tambang yang mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk

jangka waktu lama, menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan

tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit parkinson.

Kekurangan :

Kekurangan mangan pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan mangan kecil, sedangkan

mangan banyak terdapat dalam makanan nabati. Kekurangan mangan menyebabkan steril

pada hewan jantan dan betina. Keturunan dari induk yang menderita kekurangan mangan,

menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot. Penggunaan suplementasi

besi dan kalsium perlu diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat absorbsi mngan.

Kekurangan mangan sering terjadi bersamaan dengan kekurangan besi. Makanan tinggi

protein dapat melindungi tubuh dari kekurangan mangan.


7. Flour

Kelebihan :

Kelebihan fluor dapat menyebkan keracunan. Hal ini baru terjadi pada dosis sangat tinggi

atau setelah bertahun-tahun menggunakan suplemen fluor sebanyak 20-80 mg sehari.

Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi menjadi kekuningan), mulas, diare, sakit

di daerah dada, gatal, dan muntah.

Kekurangan :

Kekurangan fluor terjadi di daerah dimana air minum kurang mengandung fluor.

Akibatnya adalah kerusakan gigi dan keropos tulang pada orang tua.

8. Kobalt

Kekurangan :

Terjadi bila kekuangan vitamin B12. Karena faktor intrinsik, sindroma gangguan absorpsi

dan gastrektomi.

Kelebihan :

Belum diketahui karena belum ada penelitian yang menunujukan tentang seseorang yang

mengidap penyakit akibat kelebihan kobalt. Percaya saja bahwa sesuatu yang berlebihan.

9. Kromium (Cr)

Kekurangan :

Kekurangan krom karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG untuk krom belum

ditentukan.

Kelebihan :
Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja yang terkena limbah

industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan

kanker paru-paru. Kromat adalah bentuk krom dengan valensi 6, tubuh tidak dapat

mengoksidasi krom makanan dengan valensi 3 yang tidak toksik menjadi bentuk vlensi 6

yang toksik. Jadi, krom di dalam makanan tidak ada kaitannya dengan kanker paru-paru.

b.) Akibat Kelebihan dan Kekurang Zat Mineral Makro

1. Natrium

Akibat kekurangan : Kejang otot, apatis, kurang nafsu makan.

Akibat kelebihan : Oedema, hipertensi akut.

2. Klorida

Akibat kekurangan : Dalam keadaan normal jarang terjadi, hanya terjadi pada muntah dan

diare atau keringat berlebihan.

Akibat kelebihan : Muntah.

3. Kalium

Akibat kekurangan : Kekurangan jarang terjadi. Dapat terjadi sebagai akibat penyakit

ginjal, asidosis pada diabetes, muntah, diare atau keringat berlebihan.

Akibat kelebihan : Otot lemah dan muntah-muntah. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan

gagal jantung yang berakibat kematian.

4. Kalsium

Akibat kekurangan :

Gangguan pertumbuhan pada anak-anak; tulang keropos (osteoporosis) pada orang dewasa.

Akibat kelebihan :

Sembelit, resiko batu ginjal, kerusakan tulang, gangguan absorpsi mineral lain.
5. Fosfor

Akibat kekurangan : Kekurangan belum diketahui.

Akibat kelebihan : Dapat menarik kalsium dari tubuh dan diekskresi sehingga

menimbulkan kejang.

6. Magnesium

Akibat kekurangan : Lemah, bingung, halusinasi, sukar menelan, gagal jantung, gangguan

peretumbuhan anak.

Akibat kelebihan : Belum diketahui.

7. Sulfur

Akibat kekurangan : Belum diketahui, bisa terjadi akibat kekurangan protein.

Akibat kelebihan : Terjadi bila konsumsi asam amino mengndung sulfur berlebihan pada

hewan; menghambat pertumbuhan.


BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, mineral mikro

dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.

1. Sumber Mineral Mikro terdiri dari :

· Besi (Fe) : makanan hewani ,seperti daging,ayam dan ikan .Sumber baik lainnya

adalah telur, serealia tumbuk, kacang kacangan, sayuran hijau dan bebebrapa jenis

buah

· Seng (Zn) : daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga gandum, ragi, selada,

roti dan kacang-kacangan

· Iodium (I): sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut

· Selenium (Se) : Makanan hasil laut, daging, hati, serelia, sayuran, sayuran

· Tembaga (Cu) : tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian ,

serelia, dan cokelat

· Mangan (Mn): Serelia utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, teh.

· Flour : air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak

· Kobalt vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun hijau

· Kromium (Cr) : makanan nabati

2. Makro mineral mempunyai fungsi dan peranan tersendiri yang penting bagi tubuh.

3. Mineral juga dapat menyebabkan dampak negatif apabila kekurangan dan kelebihan, ini

dapat disebabkan dari makanan dan aktifitas yang terjadi, seperti muntah, diare, dan

sebagainya, yang bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh.


3.2 Saran

Untuk kelangsungan hidup yang wajar dan sehat hendaknya kita harus

memperhatikan semua hal – hal yang dapat menunjang kesehatan baik dari hal yang besar

sampai ke hal yang sekecil-kecilnya.

Anda mungkin juga menyukai