Anda di halaman 1dari 9

Tugas Akhir Modul 3 - Teori Belajar dan Pembelajaran

Cobalah buat suatu makalah singkat berisi 5-8 halaman yang dapat memberikan penjelasan
tentang pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia! Bila perlu, lengkapi
dengan contoh!

Jawaban

MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI / PENGETAHUAN DALAM
INGATAN MANUSIA

Oleh :
Setyo Bagus Fristanto, S.Pd
19056152310357

SMK Negeri 9 Malang


Jl. Sampurna No. 01 Kedungkandang
Kota Malang
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada
di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-
benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang
nampak dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang
mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa
belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses
belajar terdapat teori – teori yang memunculkan adanya belajar.
Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar
sebagai temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi
telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar yang
baru guna menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita
sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya.
Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan
bermunculnya teori – teori yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang
sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori
tersebut. tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang
dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan – kritikan untuk penyempurnaan teori
tersebut.
Berdasarkan uraian – uraian tersebut, maka dalam penulisan makalah ini penulis
beri judul “Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan dalam Ingatan Manusia”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?
2. Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan
memahami:
1. Penegrtian Ingatan (memori) dan teori pendukungnya.
2. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia.

B. PEMBAHASAN
2.1 Teori Pengorganisasian Informasi
Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Penggolahan
informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon individu terhadap
informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi
kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar
yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori pengolahan informasi
memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal
belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat
penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang
diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan
informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan pengolahan
informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer,
maka dikembangkanlah model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan
menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model
belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui
skema yang dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif
information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf struktural
sistem informasi, yaitu:
a. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas.
b. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory,
dan di sini berlangsung berpikir yang sadar.
c. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali
atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk
menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan
strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).

2.2 Sistem Memori Manusia


Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu saling
berkaitan. Naisser (1967) mengatakan bahwa memori manusia dipandang sebagai suatu
struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan. Memori juga
dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah dan
menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang
rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat
interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di
dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga
(3) struktur memori yaitu:
a. Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai
informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau
rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut
akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut
akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan
sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory
memory’ atau ‘ingatan inderawi’. Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dalam proses pembelajaran pesan atau
keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para
siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori sebagai pencatatan pengideraan.
b. Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari
informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang
mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka
pendek. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk di dalam
otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut.
Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20
detik.
c. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi yang
permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu
diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat
bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi
yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang.

2.3 Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar


Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori
manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk
di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan
untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap
informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan
individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang
berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di
lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik
adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari
peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang
ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan
kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari
pembelajaran yaitu (a) membimbing untuk menerima stimulus, (b) memperlancar
pengkodean, (c) memperlancar penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan
yang harus dilakukan secara berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan
oleh peserta didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan pendidik
dengan (1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini
pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus
yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada
stimulus yang telah ditentukan. (2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode
tertentu. Dalam pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu
mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat
dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses
pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam
memori manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam penggorganisasian
informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru
untuk di simpan kedalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya
tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali
informasi tersebut di kemudian hari. Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat
memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara
titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan
dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut
bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit
dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang.
Rancangan yang lain berfungsi untuk memberikan kesempatan terjadinya elaborasi
(pengubahan) yang dihasilkan peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis
peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk melakukan
pengubahan informasi dengan caranya sendiri agar mudah untuk diingat dan dimunculkan
kembali.
Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat
ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang
semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam
proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga
memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi
yang sudah tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah
tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme
penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai
suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalam long term memory (ingatan
jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan
dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua
tahapan dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
a. Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan
dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu melakukan suatu
peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada memorinya dan memilih
sesuai apa yang akan di munculkan.
b. Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di
dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan
kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur
informasi yang terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis,
dari informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci,
sampai pada informasi yang ingin diinginkan atau di munculkan kembali dapat
didapatkan oleh individu.

2.4 Komponen belajar


Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu:
1. Mengarahkan perhatian ke stimulus
Pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika isyarat fisik
diterima pencatat sensori melalui indera (visual, audio maupun kenestik ). Isyarat fisik ini
disimpan sebenta di sebut ikon dan memori audio disebut peniru bunyi (echo). Jenis
retensi isyarat yang ke tiga disebut taktil atau haptik, untuk retensi ini belum banyak
penelitian yang di lakukan. Peranan perhatian ada dua peran perhatian dalam sistem
pengolahan informasi yaitu:
a. pengolahan informasi secara otomatik, peran perhatian terhadaap hal-hal yang
sudah sedemikian luasnya sehingga berlangsung tanpa kendali secara sadar dan
tidak memerlukan perhatian khusus. Misalnya pengenalan pola-pola yang sudah
diketahui seperti pola perkalian 1 x 10.
b. peranan perhatian untuk mengolah informasi yang memerlukan usaha sadar yang
dilakukan secara terkosentrasi, yaitu untuk mengenal informasi yang diperlukan
untuk pola-pola yang belum diketahui (baru).
2. Mengkode stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau
tidak sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan
pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada waktu
lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi
pelihara atau gladi primer dan gladi elaboratif. Pengulangan terhadap informasi yang
ingin diingat ini adalah salah satu contoh gladi pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif
adalah mengubah melalui berbagai cara yaitu:
a. Diganti dengan lambang lain (subsitusi)
b. Dilengkapi dengan informasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya.
Contoh mengenai hal tersebut seperti pada hal di bawah ini: Mengasosiasikan
pohon korma (informasi baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama) ini adalah
contoh gladi elaboratif.
3. Penyimpanan dan pemanggilan informasi.
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam
memori jangka panjang untuk dapat di ingat kembali sewaktu-waktu diperlukan. Untuk
proses ini sangat bergantung bagai mana informasi itu disimpan dan bagaimana
hubungan informasi itu dengan informasi sebelumnya dari memori jangka panjang. Gladi
pelihara dan gladi elaboratif ke duanya dapat membantu individu dalam mengingat
informasi dalam waktu yang akan datang. Sistem mnemonik adalah cara untuk
memudahkan kembali meliputi: akronim, catatan, kartu pengisyaratan, titian ingatan,
penggunaan kata-kata frase untuk mengingat not-not yang terletak pada garis-garis
paranada dan seterusnya.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Memori adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak
saling berkaitan
3. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang
(Long Term Memory)
4. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

D. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For Creative and
Critical Problem Solving. New Jersey: Englewood Cliffs.
Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas Jaya.
Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.
Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.
Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Anda mungkin juga menyukai