Anda di halaman 1dari 2

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu.

Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur
dapat dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur – unsur atau senyawa yang dikandung
dilakukan dengan berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode penguapan; metode
elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainya. Pada prakteknya 2 metode pertama adalah yang
terpenting, metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu faktor – faktor pengoreksi dapat digunakan (Khopkar, 2002).

Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis
dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut
perubahan unsur atau gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap
(stabil), sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya
dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya (Gandjar, 2007).

Metoda gravimeteri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif yang berdasarkan pada prinsip
penimbangan. Analisis gravimetric digunakan pada beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui
suatu spesies senyawa dan kandungan-kandungan unsure tertentu/molekul dari suatu senyawa murni
yang diketahui berdasarkan pada perubahan berat. Analisis kandungan air didalam uranium oksida
dengan metoda gravimetri (ASTM C-696) menggunakan alat microprocessor oven. Air terserap secara
fisika oleh suatu bahan padat dan bukan membentuk ikatan kimia dalam suatu bahan dapat dilepaskan
lagi dengan cara membentuk uap. Pelepasan air ini sangat tergantung pada suhu dan waktu (Okdayani,
2010).

Metode pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada penghilangan basa
penyusun kontituen yang mudah menguap (Atsiri). Ini dapat dicapai dengan beberapa cara : dengan cara
pemijaran sederhana dalam udara atau aliran suatu gas yang tak bereaksi dengan pengelola dengan
beberapa regensia kimia dimana bahan penyususun yang dikehendaki dijadikan mudah menguap dan
dengan pengelolaan dengan suatu regensia kimia dimana bahan penyusun dikehendaki tak mudah
menguap ini dapat diabsorbsi (diserap) dalam sejumlah medium yang telah ditimbang bila penafsiran ini
adalah penafsiran langsung atau bobot residu tertinggal setelah suatu komponen dijadikan mudah
menguap ditetapkan dan diproposi bahan penyusun itu dihitung dari bobot (Riwandi, 2003).

Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah
(disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang
behubungan erat. Metode gravimetri merupakan metode standar yang memiliki akurasi yang sangat
tinggi. Namun metode ini harus dilakukan dilaboratorium sehingga penerapannya sangat membutuhkan
waktu dan tenaga yang banyak untuk mendapatkan satu nilai kadar . Kebutuhan akan metode
pengukuran tidak langsung menjadi sangat mendesak sebab banyaknya waktu dan tenaga yang
dibutuhkan metode gravimetri (Hermawan et all, 2004).
Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya. Postpresipitasi dan kopresipitasi
merupakan dua penomena yang berbeda. Sebagai contoh pada postpresipitasi, semakin lama waktunya
maka kontaminasi bertambah, sedangkan pada kopresipitasisebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat
pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi (Khopkar, 2002).

Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen
yang telah diketahui dengan cara pengukuran berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui
proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada
konstiven dapat diuju dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.

Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan kation anorganik serta zat-zat
netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida dan isodium. Selain itu, berbagai jenis senyawa
organik pula ditentukan dengan mudah secara grvimetri. Contoh-contohnya antara lain: penentuan
kadar laktosa dalam susu, salisilat dalam sediaan obat, fenolftalein dalam obat pencahar, nikotina dalam
pestisida, kolesterol dalam biji-bijian dan benzaldehida dalam buah-buahan tertentu. Jadi, sebenarnya
cara gravimetri merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia.
(Rivai, 1995: 309).

Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang
secara umum dinyatakan dengan persamaan:

aA+pP→AaPp

“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan
pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut
(mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan.
Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai pengendapan yang
sempurna (Ibnu, 2004: 135).

Anda mungkin juga menyukai