Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat pembagian kekuasaan. Pembagian kekuasaan
ini terdiri dari dua bentuk, yaitu membagi kekuasaan yang ada kepada tugas lembaga negara dan
pembagian kekuasaan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pembagian kekuasaan
kepada lembaga-lembaga negara ada tiga, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga
yudikatif. Pembagian kekuasaan ini bertujuan agar pada saat penyelenggaraan tidak ada
penumpukan kekuasaan pada lembaga tertentu dan tidak ada kekuasaan yang tidak terbatas.
Karena kedua hal tersebut mengakibatkan prinsip-prinsip demokrasi pancasila tidak berjalan.
Setelah kita mengetahui tentang lembaga-lembaga negara, maka artikel kali ini membahas
pengertian pemerintah pusat dan daerah.

Pengertian Pemerintah Daerah dan Pusat

Menurut dasar-dasar hukum otonom dalam UUD 1945 dan diperkuat UU Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah adalah organisasi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di daerah menurut asas otonomi seluas-luasnya dan asas
perbantuan dalam sistem NKRI. Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang dimaksud adalah
gubernur, bupati, walikota, dan perangkat lainnya (kepala dinas, kepala badan, dan unit-unit kerja
lain yang diatur oleh Sekretaris Daerah). Lembaga legislatif yang berada di daerah, yaitu DPRD I
untuk tingkat propinsi dan DPRD II untuk tingkat kapubapaten dan walikota.

Pengertian Pemerintah Pusat yang turut dijelaskan dalam UU nomor 32 tahun 2004 adalah
penyelenggara pemerintah NKRI di pusat, yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden dan
dibantu oleh para menteri. Sebagai lembaga legislatif Pemerintah Pusat adalah DPR dan MPR.
Pemerintahan ini berkedudukan di Ibu Kota Negara Indonesia, yang saat ini adalah DKI Jakarta.

Hak adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan, tidak dilakukan, dan diterima oleh Pemerintah
Daerah. Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintah. Menurut UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal
19, Pemerintah Daerah mempunyai delapan hak dalam menyelenggarakan otonomi daerah
Indonesia yaitu:

Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Dengan demikian, Pemerintah Pusat
tidak dapat ikut campur dalam mengatur urusan dan fungsi Pemerintah Daerah.

Memilih pemimpin daerah. Pemilihan Kepala Daerah dilakukan secara langsung dalam Pemilu oleh
rakyat daerah itu sendiri. Hal ini diatur dalam pasal 24 ayat 5 UU Nomor 32 tahun 2004.

Mengelola aparatur daerah. Yang termasuk aparatur daerah adalah penyelenggara pemerintah di
luar kepala daerah, seperti kepala dinas, kepala badan, dan unit-unit kerja lain yang diperlukan
sesuai kebutuhan daerah masing-masing.

Mengelola kekayaan daerah. Setiap daerah mempunyai sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang berbeda. Maka, Pemerintah Daerah berhak mengoptimalkan pengelolaan kekayaan
daerahnya masing-masing guna mensejahterakan masyarakatnya.

Memungut pajak dan retribusi daerah. Setiap daerah mempunyai beberapa peraturan pajak yang
bisa dipungut sendiri. Contoh peraturan ini adalah pajak kendaraan bermotor.
Mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan semua sumber daya daerahnya yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat maupun investasi asing.

Mendapatkan sumber-sumber penghasilan yang sah dan disesuaikan dengan kondisi alam dan
masyarakatnya masing-masing.

Mendapatkan hak-hak lain yang belum terdapat dalam UU Nomor 32 tahun 2004 dan akan diatur
kemudian. (baca juga: Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan)

Selain mempunyai hak, UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah juga mengatur lima
belas kewajiban Pemerintah Daerah. Kewajiban Pemerintah Daerah tersebut diuraikan sebaga

Anda mungkin juga menyukai