Reference Book - Delegates - CYIM2019 PDF
Reference Book - Delegates - CYIM2019 PDF
C O N F E R E N C E
O F Y O U T H
I N M O V E M E N T
Organized by
Indonesian Future Leaders Chapter Malang
REFERENCE BOOK ini diharapkan dapat menjadi panduan
delegasi mengenai informasi tentang Conference of Youth in
Movement 2019 meliputi deskripsi acara, penjelasan komite,
serta komposisi panel pada diskusi komite. Kami sangat
berharap seluruh elemen CYIM terutama anda, para delegasi,
dapat berdiskusi secara aktif dan menikmati rangkaian acara
CYIM 2019.
VISI
Menjadikan generasi muda Indonesia generasi yang kompeten pada
bidang yang ditekuninya, dapat membawa perubahan positif dan
menjadi inspirasi bagi lingkungannya.
MISI
1. Menginisiasikan berbagai kegiatan pemberdayaan pemuda untuk
Indonesia yang lebih baik (initiate).
2. Melakukan aksi-aksi konkret untuk pembangunan dengan
melibatkan pemuda sebagai garda terdepan (act).
3. Berbagi ilmu pengetahuan, kontribusi sosial, maupun hal-hal lain
yang bersifat materil dan non-materil bagi pembangunan
komunitas dan masyarakat (share).
4. Menjadi inspirasi bagi masyarakat umumnya, dan kaum muda
khususnya (inspire).
SEJARAH IFL
Indonesian Future Leaders (IFL) berdiri secara resmi sebagai sebuah
Lembaga Swadaya Masyarakat yang digerakkan oleh kaum muda,
pada tahun 2009, oleh sekelompok anak muda usia 17-18 tahun yang
terdiri atas:
CHAPTER MEETING
INDONESIAN FUTURE LEADERS CHAPTER MALANG
Pada era ‘kekacauan’ banyak hal yang perlu dibenahi maupun
dikembangkan, Disruption Era atau era kekacauan adalah sebuah
era dimana segala sesuatu terjadi secara random, baik hal positif
maupun negatif dapat menjadi viral hanya dalam hitungan detik.
Kemudian disruption era diidentifikasikan dengan kemajuan teknologi
dan inovasi digital. Pada satu sisi kemajuan teknologi sangat
membantu manusia dalam segala bidang, namun jika dilihat dari
kacamata lain era kekacauan juga dapat memicu dampak negatif
dalam jangka panjang.
Sebagai contoh, otomatisasi proses produksi pabrik berdampak pada
pengurangan tenaga kerja manusia. Potensi berkurangnya lapangan
kerja akibat disrupsi teknologi ini berdampak pada bonus demografi
yang akan menjadi beban negara. Dampak negatif yang muncul dapat
dilihat dari berbagai kacamata dan jika tidak dicegah dapat mengarah
kepada ‘kehancuran manusia’.
Tema besar yang CYIM hadirkan kali ini adalah “Demolish The
Human Apocalypse in The State of Disruption Era”. Teknologi pada
era kekacauan pelan-pelan mulai merubah tatanan sosial, oleh karena
itu CYIM menghadirkan 3 komite dengan isu utama di bidang
lingkungan, sosial politik, dan ekonomi untuk ditelaah dan didiskusikan.
Pergerakan yang sangat cepat menimbulkan tantangan-tangan dan
konsekuensi yang hadir. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa
dituntut untuk bergerak lebih dinamis dan menghadirkan solusi
terhadap konsekuensi atau resiko yang timbul. Maka sebagai bentuk
rasa cinta dan loyalitas terhadap bangsa Indonesia, CYIM hadir untuk
pemuda di kota Malang berdiskusi menentukan langkah apa yang akan
diambil untuk berkontribusi terhadap bangsa dengan sub tema sebagai
berikut:
CONFERENCE
OF YOUTH IN MOVEMENT
DESKRIPSI KEGIATAN
PRE-CONFERENCE
Roadshow dan social race
Sebagai rangkaian pengenalan CYIM dan media untuk menyalurkan
keresahan pemuda terhadap permasalahan di Kota Malang dalam
bentuk tulisan maupun video
CONFERENCE
Seminar
Diskusi Komite
General Assembly
SMART CITY
Pengembangan Kampung Tematik di Masa Mendatang
Konsep Smart City diinisiasikan oleh Pakar dari ITB, Suhono S.
Supangkat, yang memaparkan indikator-indikator pendukung
pelaksanaan konsep smart city, yaitu smart economy, smart people,
smart governance, smart government, smart mobility, smart
environment, dan smart living.
Berangkat dari fenomena pertumbuhan populasi yang tinggi, urgensi
smart city disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan penduduk di
perkotaan sebesar 2,75% per tahun. CYIM ingin melihat bentuk
penerapan dari smart city dan apakah kampung tematik yang sangat
merajalela juga merupakan bentuk smart city. Kampung tematik yang
semakin berkembang terutama di Malang Raya seperti Kampung
warna-warni Jodipan, Kampung Tridi, Kampung Biru, dll. Bagaimana
kesadaran masyarakat terhadap orang-orang lokal? Bagaimana
pemberdayaan potensi terhadap daerah dan masyarakat disana?
SOCIAL POLITICS.-
Questioning Indonesia’s Policy and System
GOOD GOVERNANCE
Komite ini akan membahas mengenai good governance yaitu
penyelenggaraan pengelolaan pemerintahan yang solid, bertanggung
jawab, dengan prinsip demokrasi. Konsep ini mendorong negara untuk
memberikan pelayanan terbaik untuk kesejahteraan rakyat. Komite ini
akan mengkritisi implementasi prinsip good governance di Indonesia
dalam pelayanan publik.
Komite ini akan melahirkan pertanyaan sistem pemerintah seperti
apakah yang benar-benar baik dan ideal? Apakah sistem demokrasi
dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sudah sesuai dan
berjalan?
ECONOMY.-
Preparing Indonesia’s Economy to Digital Era
PEMBAHASAN
Pemerintah memiliki kecenderungan terhadap suatu daerah yang
dirasa menguntungkan secara finansial, sehingga daerah lain yang
dirasa tidak menguntungkan tidak difasilitasi secara menyeluruh.
Akibatnya, daerah yang difasilitasi oleh pemerintah ini merasa bahwa
dia sudah aman dan tidak perlu berkembang secara sumber daya.
Padahal yang terpenting adalah bagaimana daerah tersebut akan bisa
berkelanjutan dan berkembang tanpa perlu terus dituntun oleh
pemerintah.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah semua kampung di Malang dapat dijadikan kampung
tematik? Indikator apa yang perlu dipenuhi untuk menjadikan sebuah
kampung sebagai Kampung Tematik?
2. Apakah pemerintah dirasa sudah tepat sasaran dalam memfasilitasi
kampung tematik yang ada di Kota Malang?
3. Apa yang diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan
pada masyarakat di Kampung Tematik?
4. Bagaimana peran masyarakat untuk mengimplementasikan konsep
kampung tematik? Dan seberapa besar?
5. Apa saja yang menghambat konsep smart city pada kampung
tematik di Kota Malang?
6. Apa yang perlu dibenahi dari Kampung Tematik?
7. Bagaimana peran komunitas lokal dan masyarakat dalam
perwujudan konsep Smart City?
8. Dimana posisi anak muda dalam fenomena ini dan apa yang harus
kita lakukan?
Referensi lain :
1. https://id.techinasia.com/apa-itu-smart-city-dan-penerapan-di-indonesia
2. https://www.propertiterkini.com/smart-city-solusi-laju-urbanisasi-kota/
3. Purnomowati, Wiwin. & Ismini. (2014). Konsep smart city dan
pengembangan pariwisata di kota Malang. Jurnal JIBEKA, 65-71.
Komite Sosial Politik
“Questioning Indonesia’s Policy and System”
Latar Belakang, Dikemukakan bahwa good governance sebagai
suatu terminologi yang populer sejak awal tahun sembilan puluhan,
seolah-olah formula yang baru diketemukan untuk terapi mekanisme
pemerintahan suatu negara agar berjalan secara demokratis. Good
governance dengan begitu saja disama artikan dan telah menggeser
terminologi lama, yaitu good governance, yang dipandang tidak mujar-
ab lagi. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, good governance ses-
ungguhnya bukanlah suatu formula yang baru, melainkan suatu asas
atau prinsip yang telah berusia ratusan tahun dan yang seharusnya
menjadi sendi-sendi pemerintahan dalam negara demokrasi modern,
yaitu bagaimana penyelenggaraan pemerintahan tersebut mengede-
pankan prinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas, serta mem-
buka ruang bagi keterlibatan warga masyarakat.
REFERENSI LAIN:
1. https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/03/19/126040/de
wan-komitmen-tingkatkan-integritas-untuk-wujudkan-good-governance
2. https://www.kompasiana.com/bagaskristia-
ji/5c04527b12ae9441bd4ab482/good-governance-prinsip-dan-penerapan
3. https://hai.radarmalang.id/wahana-wisata-baru-swas-
ta-dan-good-governance/
4. https://m.detik.com/news/kolom/d-4012818/mewujudkan-good-gov-
ernance-melalui-inovasi
Komite Ekonomi
“Are We Ready for Making Indonesia 4.0?”
Latar Belakang, Revolusi Industri berkaitan erat dengan karakteristik
tertentu seperti big data, internet of things, cloud computing, dan
cognitive computing. Semua karakteristik tersebut bermuara pada
terciptanya cyber physical system atau yang dikenal sebagai robotisasi
yang mulai banyak digunakan di Industri.
Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga
industri 4.0. Fase industri merupakan real change dari perubahan yang
ada. Industri 1.0 ditandai dengan mekanisasi produksi untuk
menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0
dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0
ditandai dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur
berbasis otomasi dan robot. Industri 4.0 selanjutnya hadir
menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber fisik dan
kolaborasi manufaktur (Hermann et al, 2015; Irianto, 2017).
Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh
pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur.
Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri
4.0. Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi komputer dan
otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era
disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah
bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan
kerja menjadi tidak linear.
Kemajuan teknologi yang berkembang sangat pesat menyebabkan
bergesernya tatanan di setiap sektor perekonomian suatu negara.
Dalam memajukan perekonomian sebuah negara, yang menjadi salah
satu hal fundamental adalah sektor industri. Dalam hal industri tentunya
diperlukan alat-alat produksi ataupun pengolahan yang dapat menun-
jang kinerja dari industrial tersebut, dengan adanya kemajuan teknologi
yang sangat pesat banyak sektor industri yang menggunakan Artificial
Intelligence atau kecerdasan buatan. Fenomena tersebut dikaitkan
atau sering kita dengar disebut sebagai Revolusi Industri 4.0, yang
artinya adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi
dengan teknologi cyber. Hal ini merupakan tren otomatisasi dan pertu-
karan data dalam teknologi manufaktur. Pada era ini, industri mulai
menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan
data, sehingga sudah berada dan dapat di akses dimanapun (Internet
of Things (IoT).
Namun apabila kita lihat disisi lain, potensi untuk tersedianya lapangan
pekerjaan pun tersedia, namun tersedia bagi masyarakat yang memiliki
inisiatif untuk membuat manufaktur industri sendiri dengan berbagai
kemajuan teknologi yang tersedia. Sehingga hal tersebut lebih dituju-
kan terhadap masyarakat yang memiliki modal terlebih dahulu. Dengan
adanya potensi – potensi di atas, Apakah Indonesia sudah siap untuk
menerapkan Making Indonesia 4.0 di hari hari ini.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah dengan revolusi industry 4.0 yang menyebabkan
ketidaksediaan lapangan pekerjaan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat?
2. Bagaimanakah penerapan revolusi industry 4.0 dalam memajukan
perekonomian Indonesia?
3. Apakah 5 fokus industri tersebut dapat memajukan perekonomian
Indonesia?
4. Fokus industri yang manakah yang cocok di implementasikan dalam
Kota Malang?
5. Bagaimanakah peran pemuda Indonesia dalam fenomena ini?
Referensi lain:
1.https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4474423/kementan
-dorong-sektor-pertanian-masuki-revolusi-industri-40
2.https://edukasi.kompas.com/read/2019/03/17/21013031/siapkah-ind
onesia-menghadapi-revolusi-industri-40
3.https://kumparan.com/kabarbisnis/revolusi-industri-4-0-perkuat-prod
uksi-dan-efisiensi-pertanian-1552987122461503250
Indonesian Future Leaders Chapter Malang
Papa Bear 8 Dinner, Jl. Mayjend Panjaitan
no. 56-58 Malang
web : www.iflmalang.org