Anda di halaman 1dari 10

JURNAL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK


DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RUANG HAYAM
WURUK DI RSU Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KABUPATEN MOJOKERTO

SAID WALI
1514401016

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2018

1
HALAMAN PENGESAHAN

JUNAL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK


DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RUANG HAYAM
WURUK DI RSU Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KABUPATEN MOJOKERTO

SAID WALI
1514401016

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dwiharini P, S.Kep,.Ns,.M.Kep Siti Rachmah, SKM., M.Kes

2
PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Mojokerto:
Nama : Said Wali
Nim : 1514401016
Setuju naskah jurnal yang disusun oleh yang bersangkutan setelah mendapatkan
arahan dari pembimbing, dipublikasikan dengan mencantumkan nama tim
pembimbing
Demikian harap maklum

Mojokerto 28 Agustus 2018

Said Wali

Mengetahui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dwiharini P, S.Kep,.Ns,.M.Kep Siti Rachmah, SKM., M.Kes

3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RUANG HAYAM
WURUK DI RSU Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KOTA MOJOKERTO

SAID WALI
151401016

Subject: Asuhan, Keperawatan, Gagal Ginjal, Kronik, Volume

Description
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progressif
dan lambat keadaan ini ginjal kehilagan kemampuannya untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dalam asupan makanan normal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasikan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal
kronik dengan kelebihan volume cairan.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, jumlah
partisipan 2 (dua) orang. Pasien diambil diruang Hayam Wuruk RSU Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto, dilaksanakan selama 3 hari, dari tanggal 12
Juli 2018 sampai 14 Juli 2018. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
melakukan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Hasil pengkajian keperawatan partisipan di tetapkan diagnosa keperawatan
yakni kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine,
diet berlebih dan retensi cairan serta natrium. Setelah disusun intervensi dan
implementasi keperawatan pertahankan intake output yang akurat, kaji lokasi dan
luas edema, anjurkan pasien untuk membatasi minum, kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi. Hasil evaluasi selama 3x24 jam pada partisipan
masalah teratasi sebagian, edema berkurang, pada partisipan 2 masalah teratasi,
tidak terdapat edema.
Pada partisipan 1 dan 2 memiliki masalah yang sama dari masalah tersebut
ada beberapa analisa yang berbeda. Pada partisipan 1 setelah dilakukan
implementasi dan evaluasi selama 3 hari adanya perubahan pada partisipan 1
edema berkurang dan partisipan 2 tidak terdapat edema.
Dapat disimpulkan bahwa pasien yang mengalami gagal ginjal kronik
dengan kelebihan volume cairan harus membatasan asupan cairan dan
menghitungan balance cairan agar tidak terjadi kelebihan volume cairan yang
dapat menyebabkan edema.

4
ABSTRACT
Chronic renal failure is a progressive development of renal failure and
the slow condition of this kidney has the ability to maintain the volume and
compostion of body fluids in normal food intake. This study aims to identify
nursing care in patients with chronic renal failure with excess fluid volume.
The design used in this study is a case study, the number of participants
is 2 (two) people. Patients were taken in the Hayam Wuruk room Dr. Wahidin
Sudiro Husodo Mojokerto, held for 3 days, from 12 July 2018 to 14 July 2018.
Data collection is done by doing nursing care namely assessment, data analysis,
diagnosis, intervention, implementation, and evaluation, of nursing.
Nursing diagnosis in both patients. Is excess fluid volume is associated
with decreased urine output, excessive diet and fluid and sodium retention. Aftre
developing nursing interventions and implementation maintain an accurate intake
output, assess the loncation and extent of edema, encourage the patient to limit
drinking, collaboration with the medical team in providing therapy. Evaluation
results for 3x24 hour were the participants were partially resolved, edema was
reduced, in 2 participants the problem was resolved there was no edema.
In participants 1 and 2 having the same problem of the problem there
are several different analyzes. In participant 1 after implementation and
evaluation for 3 days there was a chanfe in participants 1 edema was reduced and
participants 2 did not have edema.
It can be concluded that patients who experience choric renal failure
with excess volume of fluid must limit fluid intake and do balance to avoid excess
volume of fluid that can cause edema.

Keywords : Care, Nursing, RenalFailure, Chronic, Volume.

Contributor : 1. Dwiharini Puspitaningsih, S.Kep,.Ns,.M.Kep


2. Siti Rachmah, SKM, M.Kes
Date : 28 Juli 2018
Type : Laporan Penelitian
Identifier :-
Right : Open Document

5
A. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progressif
dan irreversible, sehingga penderita gagal ginjal kronik akan kehilangan
fungsi ginjal secara bertahap dan tidak dapat ubah. Gagal ginjal sebagai nilai
Laju Fitrasi Glomerulus (LFG) yang berada dibawah batas normal selama lebih
dari 3 bulan. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat keadaan ini ginjal kehilagan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam asupan makanan
normal.
Di Indonesia pada tahun 2013 di dapatkan bahwa prevalensi dan insiden
gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 0,2 % sedangkan pada provinsi jawa
timur prevalensi dengan insiden gagal ginjal kronik 0,3%. Berdasrkan data
dari RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto tahun 2016 tercatat
209 orang pasien gagal ginjal kronik, tahun 2017 pasien yang mengalami gagal
ginjal kronik meningkat menjadi 409 orang pasien dan pada tahun 2018 di
bulan januari-maret jumah pasien gagal ginjal kronik sebanyak 52 oang
pasien. (Unit Rekam Medik RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo, 2018).
Intervensi yang diberikan pada pasien gagal ginjal kronik yaitu
pembatasan asupan cairan yang bertujuan untuk mengurangi kelebihan volume
cairan agar tidak terjadi kenaikan berat badan, edema basa dalam paru-paru,
kelopak mata bengkak dan sesak nafas yang diakibatkan oleh kelihan volume
cairan. Pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dapat
dilakukan dengan pemantauan intake output cairan per harinya. Pemantauan
dilakukan dengan cara mencatat jumlah cairan yang diminum dan jumlah
urine setiap harinya. Orang dengan gagal ginjal juga lemah,tidak mampu
kegiatan sepeti sediakaa dan tidak berdaya sehingga dibutuhan perawatan
yang intens terutama dalam pembatasan intake cairan ,observasi ttv dan
output serta input cairan, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antibiotik. Pasien gagal ginjal kronik juga harus dibatasi intake cairanya
sesuai kebutuhan sehingga fungsi ginjalnya tidak semakin parah dalam
sehari-harinya.
B. METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien dengan kelebihan
volume cairan di ruang Hayam Wuruk RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Mojokerto. jumlah partisipan 2 (dua) orang. Pasien yang diambil di ruang
Hayam Muruk RSUD Wahidin Sudirohusodo Mojokerto. Kemudian pasien
diberikan lembar persetujuan untuk mempersetujui menjadi responden. Waktu
studi kasus ini telah dilaksanakan pada 12-14 Juli 2018.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. pengkajian
Pasrtisipan 1 dilakukan pengkajian tanggal 12 juli 2018 partisipan berumur
64 tahun alamat RT 06 RW 01 Sebani-Tarik, Kabupaten Sidoarjo dengan
tingkat pendidikan tamat SMP, selama di rumah sakit yang bertanggung jawab
atas Ny J adalah suami. Keluhan Utama Keluaga pasien mengatakan bengkak
pada kedua tangan. Riwayat Penyakit Sekarang Keluarga pasien mengatakan
pada tanggal 06 juli 2018 pasien di bawa ke rumah sakit hasanah karena pasien
mengeluh kaku pada leher dan bengkak pada ke dua tangan bengkak, pasien di

6
rawat di Rs Hasanah selama dua hari kemudian di rujuk ke RSU Dr. Wahidin
Sudiro Husodo pada tanggal 08 juli 2018 jam 13.30 WIB masuk IGD setelah di
periksa oleh dokter di IGD kemudian pasien di pindahkan ke ruang Hayam
wuruk pada tanggal 08 juli 2018 jam 14.50 WIB. pada saat pengkajian tanggal
12 Juli 2018 pasien mengatakan terasa kaku pada leher bagian belakang,
terdapat bengkak pada kedua tangan dan pasien mendapat terapi Prosogan
2x1, Granicentron 3x3 mg, Transamin 3x1, Vit k 3x1, Sucralfat 3 CI, Tranfusi
PRC 200 cc. Hasil pemeriksaan laboratorium hemoglobin menurun : 6,5,
Creatinin: 13,97, hasil pemeriksaan fisik Terdapat pitting edema pada kedua
tangan dengan derajat II kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik.
Pasien kedua inisial Ny S ialah perempuan berumur 61 tahun bertempat
tinggal di keramat tenggung RT/RW 03/01 dengan tingkat pendidikan terakhir
SD dan pekerjaanya ibu rumah tangga.Selama di rumah sakit yang
bertanggung jawab atas Ny S adalah suaminya. Tidak keluhan, Riwayat
Penyakit Sekarang Keluarga pasien mengatakan di pasien dibawah ke RSU
Dr. Sudiro Husodo pada tanggal 07 juli 2018 karena pasien mengeluh sesak
nafas, bengkak pada kedua kaki, mual muntah, dan batuk. Di IGD pasien di
periksa dan di beri pemasangan infus, kemudian pasien di pindahkan ke ruang
hayam wuruk pada tanggal 07 juli 2018 jam 20.00 WIT, pada saat pengkajian
tanggal 12 Juli 2018 pasien mengatakan tidak ada keluhan, namun terdapat
edema pada kedua kaki dan pasien mendapatkan terapi Prosogan 2x1,
Granicentron 2x1, Furesemide 3x2 amp, Amlodipine 2x5 mg, Nicardipine 0,5
gr, Rinosfer 1x1, Grabaxa 1x1, Vit k 3x1, Tranfusi PRC 200 cc. Hasil
pemeriksaan laboratorium hemoglobin menurun: 6,8. Hasil pemeriksaan fisik
Terdapat pitting edema pada kedua tangan dengan derajat I kedalamannya 1-3
mm dengan waktu kembali 3 detik.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien yaitu Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet belebih dan retensi cairan
serta natrium. Etiologi pada kelebihan volume cairan yaitu cardial output
menurun, terjadinya penurunan aliran darah ginjal, terdapat renin, angiosteron,
aldosteron dan adanya retensi natrium dan O2 sehingga terjadi kelebihan
volume cairan (Amin & Hardhi, 2015).
Masalah keperawatan pada kedua partisipan berdasarkan batasan
karakteristik yang ditemukan saat pengkajian, ternyata masalah keperawatan
yang tercantum dalam teori terdapat 1 masalah keperawatan yang sama. Kedua
pasien mengalami masalah utama yang sama yaitu Kelebihan volume caian
berhubungan dengan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan
haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium.
3. Intervensi
Pada tujuan intervesni setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan cairan dapat terpenuhi Kriteria Hasil:Terbebas dari
edema, efusi anarsaka, Intake output dalam batas normal, Tanda-tanda vital
dalam batas normal, Bunyi napas bersih tidak ada dyspneu/ortopneu
Intevensi pertama Bina hubungan saling percaya (BHSP), kedua
Pengkajian, ketiga Memberi cognitive therapy, keempat Monitor vital sign,
kelima Pertahankan intake output yang akurat, keenam kaji lokasi dan luas
edema, ketujuh Anjurkan pasien untuk membatasi minum, kedelapan Berikan

7
HE pada pasien dan keluarga tentang dampak dari kelebihan volume cairan,
kesembilan Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.
4. Implementasi
Penulis melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari. Dengan hasil
implementasi pada tanggal 12 juli 2018 pada partisipan 1 dan 2 tindakannya
semua sama tetapi hasilnya ada beberapa yang berbeda yaitu pertama
Melakukan bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga,
Melakukan pengkajian Pasien mengatakan kaku pada leher bagian belakang
dan bengkak pada kedua tangan pada partispan 2 terdapat edema pada kedua
kaki, Memberikan cognitive therapy Memberikan cognitive therapy agar
pasien dapat mengubah cara pandang atau pola pikiran negatif menjadi positif
agar pasien tidak putus asa ataupun stress, Memonitor vital sign pada partisipan
1 TD: 200/140 mmHg N: 80x/menit, S: 360C, RR: 20x/menit, partisipn 2 TD:
180/100 mmHg, N: 76x/menit, S: 36,50C, RR: 17x/menit, mempertahnkan
intake output yang akurat IWL dan menghitung Intake output (balance cairan)
dengan cara menghitung Air minum+air makan+air oksidasi -
(urine+IWL+keringat+fases), Mengkaji lokasi dan luas edema dengan cara
mengukur pitting edema menggunakan ibu jari dan amati waktu kembali,
partisipan 1 terdapat edema derajat II kedalamannya 3-5 mm dengan waktu 5
detik,sedangkan pada partisipan 2 1 terdapat edema derajat I kedalamannya 1-3
mm dengan waktu 3 detik, menganjurkan pasien untuk membatasi minum 600
ml/24 jam, meberikan HE pada keluarga pasien tentang kelebihan volume
cairan , asupan cairan yang berlebihan dapat mengakibatkan kenaikan berat
badan, edema, bronki basa dalam paru-paru, kelopak mata bengkak dan sesak
napas, menjelaskan pada keluarga dan pasien bahwa pasen dengan kelebihan
volume cairan harus menjalani terapi penganti ginjal yaitu hemodialisa yaitu
hemodialisa yang dilakukan 2 atau 3 kali seminggu, kurang-kurangnya
berlangsung selama 3 bulan secara teratur, Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi, Prosogan 2x1, Granicentron 3x3 mg, Transamin 3x1,
Vitamin k 3x1, Sucralfat 3 CI, Tranfusi PRC 200 cc.
Setelah membuat intervensi sesuai dengan teori, peneliti dapat menerapkan
sebagai intervensi yang ada untuk dilakukan implementasi. Implementasi yang
sudah diterapkan peneliti terhadap kedua partisipan sudah sesuai dengan teori
yang ada menurut buku Amin dan Hardhi (2015) menjelakan bahwa kaji lokasi
dan luas edema, anjurkan pasien untuk membatasi minum, berikan HE pada
pasien dan keluarga tentang dampak dari kelebihan volume cairan, kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian terapi, sedangkan menurut jurnal dari
Muhith (2011) menjelaskan bahwa untuk pemberian intervensi dalam pedoman
implementasi pada pasien dengan gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume
cairan dengan memberikan cognitive therapy, monitor vital sign, pertahankan
intake output yang akurat.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam pembuatan keputusan sebagia alat
penilaian dari keberhasilan asuhan keperawatn dalam penelitian evaluasi
dilakuakan dalam 3x24 jam, evaluasi hari pertama pada partisipan 1 Pasien
mengatakan lehernya masih kaku serta kedua tangannya masih bengkak,
keadaan umum cukup, Kesedaran composmentis, GCS 456, Terdapa pitting
edema pada kedua tangan dengan derajat 2 kedalaman 3-5 mm dengan waktu 5

8
detik TTV: TD 160 / 100 mmHg, N: 76x / menit , S: 36,5 0cc, RR: 19x / menit,
Creatinin : 13, 97 HB : 6, 5, PLT: 249, masalah belum teratasi, intervensi
dilanjutkan ke nomor 2, 4, 5, 6, 7, 9. Partisipan 2 pasien mengatakan tidak ada
keluhan, keadaan umum cukup, Kesedaran composmentis, GCS 456, Terdapa
pitting edema pada kedua tangan dengan derajat 1 kedalaman 1-3 mm dengan
waktu 3 detik, TTV: TD 160 / 100 mmHg, N: 80 x / menit, S: 36,00cc, RR: 19x
/ menit, masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan ke nomor 2, 4, 5, 6, 7,
9
Evaluasi hari kedua partisipan 1 Pasien mengatakan lehernya sudah tidak
kaku lagi, tapi kedua tangannya masih bengkak, keadaan umum cukup,
Kesedaran composmentis, GCS 456, terdapa pitting edema pada kedua tangan
dengan derajat 2 kedalaman 3-5 mm dengan waktu 5 detik, TTV: TD 170 / 100
mmHg, N: 78 x / menit , S: 36,50cc, RR: 19x / menit, Creatinin 13,97, HB :
6,5, PLT: 249, masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan ke nomor 2, 4,
5, 6, 7, 9 pada partisipan 2 pasien mengatakan tidak ada keluhan, keadaan
umum: cukup kesedaran composmentis, GCS 456, terdapa pitting edema pada
kedua tangan dengan derajat 1 kedalaman 1-3 mm dengan waktu 3 detik TTV:
TD 160 / 90 mmHg, N: 78 x / menit, S: 36,60cc, RR: 20x / menit, HB : 6,8,
PLT: 286, masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan ke nomor 2, 4, 5,
6, 7, 9.
Evaluasi hari ketiga partisipan 1 Pasien mengatakan lehernya sudah
tidak kaku lagi, tapi kedua tangannya masih bengkak, keadaan umum cukup,
kesedaran composmentis, GCS 456, terdapa pitting edema pada kedua tangan
dengan derajat 1 kedalaman 1-3 mm dengan waktu 3 detik, TTV: TD 140 / 80
mmHg, N: 78 x / menit, S: 36,50cc, RR: 18x / menit, masalah teratasi sebagian,
intervensi dilanjutkan ke nomor 2, 4, 5, 6, 7, 9 pada partisipan 2 pasien
mengatakan tidak ada keluhan, keadaan umum: cukup, kesedaran
composmentis, GCS 456, tidak terdapat pitting edema, TTV: TD 120 / 90
mmHg, N: 80 x / menit, S: 36,0cc,RR: 19x / menit, HB : 13, masalah teratasi
sebagian, intervensi dilanjutkan ke nomor 2, 4, 5, 6, 7,
D. KESIMPULAN
Dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil yang
berbeda antara pasien 1 dan 2. Pasien 1 dengan usia 66 tahun dengan keluhan
kaku pada leher, terdapat edema di kedua tangan dengan deajat II
kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik dan pasien 2 tidak ada
keluhan apa-apa tetapi terdapat edema pada kedua kaki dengan derajat I
kedalamannya 1-3 mm dengan waktu kembali 3 detik dan ditegakkan
diagnosa Kelebihan volume caian berhubungan dengan.
E. SARAN
1. Bagi Peneliti
Selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan kasus yang sama
disarankan supaya memperluas intervensi dan lebih memodifikasi intervensi
yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Bagi Partisipan
Supaya lebih memperhatikan intake dan output sesuai yang ditentukan dari
tenaga medis dan rutin melaukan hemodialisa serta minum obat teratus
sesuai resep yang di berikan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan

9
Perawat dan anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan
dengan pasien dituntut meningkatkan secara terus-menerus dalam hal
pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan latar belakang
pasien. Serta dalam melakukan kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam
pemberian diet.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma Aplikasi Asuhan Keperawatan dan
Diagnosa Medis Nanda Nic Noc (2015). Penerbit Mediaction Jogjakarta
Mailani, F (2015). Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisis: Systematic Review. Ners Jurnal Keperawatan 1-8.
Muhammad, A. (2012). Serba Serbi Gagal Ginjal. Jogjakarta: DIVA Press.
KARISMA Publishing Group.
Nasir A & Muhith A. (2011), Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Selemba Medika.
Tovazzi, ME & Mazzoni V, (2012). Personal Paths Of Fluid Setriction In Patient
On Hemodialysis, Nepbrologi Nursing Jurnal

Alamat correspondensi
Email : saidwali419@gmail.com
Alamat : Desa seith Kecamatan Teluk Kaiely Kabupaten Buru
No. Hp : 08223465484

10

Anda mungkin juga menyukai