Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLORA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS SAMBONG


JL. Raya Cepu Blora, Telp (0296)424181 Kode Pos 58371

PEDOMAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)


PUSKESMAS SAMBONG

I. Pedahuluan
Indonesia mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang
disebabkan oleh pola gaya hidup ,meningkatnya sosial eknonomi dan bertambahnya harapan
hidup. Pada awalnya penyakit didominasi oleh penyakit menular, namun saat ini penyakit
tidak menular (PTM) terus mengalami peningkatan dan melebihi penyakit menular .

II. Latar belakang.


Tingginya permasalaan PTM di Indonesia memerlukan upaya pengendalian yang
memadai dan komprehensif melalui promosi ,deteksi dini ,pengobatan ,dan rehabilitasi
.Upaya tersebut parlu didukung oleh penyediaan data dan informasi yang tapat dan akurat
secara sistematis dan terus menerus melalui sistem surveilaens yang baik Hal ini sesuai
amanat UU no 36 tahun 2009 pasal 158 tetang Pengendalian Penyakit Tidak Menular
.Dengan surveilans PTM berlangsung lebih efektif baik dalam hal perencanan, pengendalian,
monitoring dan evaluasi program serta sebagai ide awal penelitian .
Surveilans PTM dan faktor resikonya merupakan salah satu strategi upaya pencegahan
dan pengendalian penyakit yang dilakukan tepat dan terpadu oleh pemerintah ,swasta dan
masyarakat .

III. Tujuan
A. Umum
Tersedianya data dan informasi epidemiologi PTM sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan ,evaluasi program PTM
,ganguan akibat kecelakaan ,dan tindak kekerasan serta upaya peningkatan kewaspadaan
serta respon yang cepat dan tepat secara nasional ,provinsi ,dan kabupaten kota.
B. Khusus.
1. Tersedianya data faktor risiko PTM.
2. Tersedianya data kasus PTM.
3. Tersedianya informasi PTM secara terus menerus sebagai dasar penentuan strategi
pengendlian PTM.

1
4. Tersedia informasi PTM sebagai dasar untuk menetapkan ,prioritas penaggulangan
PTM di masyarakat
5. Tersedianya informsi PTM sebagai dasar perencanaan ,pemantauan ,penilaian ,dan
evaluasi progran pengendalian PTM.
6. Terselenggaranya kewaspadaan dini dan tanggap darurat PTM.

IV. Ruang lingkup .


Ruang lingkup Pedoman Surveilans PTM , adalah :
A. Surveilans faktor resiko.
B. Surveilns kasus
1. Data berbasis institusi (data agregat ).
2. Registrasi PTM.

V. Sasaran
A. Pengelola program pengendalian penyakit tidak menular (Pusat, profinsi,kabupaten /
kota , Puskesmas , unit pelaksana teknis.(UPT)
B. Penanggung jawab surveilans di:
1. RS,
2. Puskesmas
3. Unit Peelaksana Teknis.(UPT)
4. Balai pengobatan /klinik swasta.
5. Laboratorium
6. Organisasi profesi.

VI. Indikator Target


A. Usia diatas 15 tahun dibawah 49 tahun
B. Deteksi factor resiko Penyakit Tidak Menular
C. Pencegahan Komplikasi dan Kecacatan
D. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.

VII. Strategi Penyelenggaraan


A. Kebijakan :
Untuk melaksanakan tujuan dan sasaran surveilans PTM ,kegiatan diaksanakan
berdasarkan kebijakan operasional sbb:
1. Penyelenggaraan surveilans PTM memerlukan dukungan para pengambil
keputusan .
2. Penguatan penyelenggaraan surveilans PTM dikelola secara profesional
,berkualitas ,dan merata melalui penguatanseluruh sumber daya.

2
3. Surveilans PTM sebagai bahan informasi bagi pengambil kebijakan dan pelaksana
program
4. Pelaksana kegiatan surveilans harus dilakukuan secara efektif dan efisien
melalui pengawasan dan pembinaan yg harus ditingkatkan intensitas dan kualitas
melalui pemantapan sistem dan prosedur. Pengawasan dan pembinaan dilaksanskan
secara komprehensif dan berbasis kinerja.
5. Survelains dilaksanakan melalui pengembangan kemitraan dan jejaring
secara multi disiplin, lintasprogram, dan lintas sektor.
B. Strategi :
1. Meningkatkan penyelenggaraan surveilans PTM dengan mengintergasikan dengan
sistem surveilans terpadu di puskesmas maupun RS serta surveilans penyakit melalui
pengembangan regitri PTM terpadu berbasis komunitas ,RS, maupun spesifik seperti
patologi, radiologi, laboratorium, dll.
2. Pertemuan berkala surveilans PTM dilaksanakan secara teratur atau
sesuai kebutuhn untuk melakukan validasi data, analisa situasi PTM dan faktor resiko,
monitoring, evaluasi, dan menyusun rencana kerja surveilans PTM.
3. Mendorong pembiayaan surveilans PTM disemua tingkat.
4. Advokasi dan dukungan peraturan perundang undangan .
5. Pengembangan sistem surveilans PTM kebutuhan progam secara nasional dan kabupaten
6. Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi.
7. Peningkatan kapasitas SDM dalam surveilans PTM.
8. Penguatan jejaring surveilans PTM .
9. Peningkatan pemanfaatan teknologi komunikasi informasi eletromedia yang terintergrasi
dan interaktif.
10. Mendorong terlaksananya kegiatan teknis surveilans epidemiologi sesuai peran dan
mekanisme kerjanya.

VIII. Jadwal Kegiatan.:


A. Pembentukan kelompok prolanis di tempat tempat pelayanan ,baik di puskesmas , RS
negeri , swasta, klinik swasta, dr mandiri .
B. Pembentukan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) di desa desa yg jauh dari fasilitas
pelayanan.
C. Melakukan penyiapan data data dan informasi yang tepat dan akurat secara sistematis
difasilitas pelayanan ( puskesmas, RS, klinik swasta. Dr mandiri.)

IX. Evaluasi Kegiatan


A. Jumlah persentase Penyakit Tidak Menular
B. Jumlah Akses sasaran terhadap Posbindu

3
C. Jumlah Pengunjung yang dilayani

X. Pencatatan dan Pelaporan


A. KMS
B. Buku Register
C. Pelaporan Online PTM Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai