Oleh:
Kelompok
Dosen Pembimbing :
i
D-III KEPERAWATAN PADANG
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Gizi dan Diet dengan judul ” Diet Pasien dengan Penyakit Ginjal dan Saluran
Kemih ” dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan····································································· 2
3. Batu Ginjal········································································ 12
A. Kesimpulan ··········································································· 30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sendiri adalah untuk mengurangi beban kerja ginjal dalam mengendalikan
keseimbangan cairan dan mengeluarkan berbagai produk limbah. (Mary, 2011)
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana
gambaran klinis dan penatalaksanaan diet pada pasien yang menderita penyakit ginjal
dan saluran kemih.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah diet pada penderita gagal ginjal yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana penyakit gagal ginjal, neprotik syndrom dan batu
ginjal.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang diet yang tepat pada penderita gagal ginjal,
neprotik syndrom dan batu ginjal, sehingga diharapkan dapat menjaga kesehatan
agar penyakitnya lebih baik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2.1 Ginjal
4
Filtrasi terjadi di kapsul bowman dan glomerulus. Dinding terluar kapsul
bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar dengan
dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus
kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul bowman tersusun dari sel-sel khusus
yang di sebut podosit.Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi
tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut
melewati pori-pori endothelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran
dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk kedalam ruang kapsul
bowman.Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman di sebut filtrate
glomerulus atau urin primer.
2. Reabsorpsi (penyerapan kembali).
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan
sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium
diseluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan
tubuh saat itu. Zat-zat yang di reabsorbsi antara lain adalah air, glukosa, asam
amino, ion-ion. Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif.
Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transport aktif di tubulus proksimal.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang mengandung air, garam, urea dan
pigmen empedu yang berfungsi member warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi (pengumpulan).
Urin sekunder dari tubulus konturtus distal akan turun menuju tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na⁺, Cl⁻
dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin
dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju
vesika urunaria(kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara
urin.
B. Patofisiologi Ginjal
Ada beberapa gangguan yang dapat terjadi di ginjal, yaitu:
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Ginjal memiliki peran vital dalam
mempertahankan homeostasis. Semua upaya untuk mencegah gagal ginjal amat
penting dan harus diobati secara agresif. Berdasarkan keparahan penyakit, gagal ginjal
dapat dibagi menjadi empat stadium, meliputi :
5
Stadium 1: Kerusakan ginjal (kelainan atau gejala dari patologi, mencakup
kelainan dalam pemeriksaan darah atau urine) dengan laju filtrasi glomerulus (GFR)
normal atau hampir normal, tepat atau di atas 90 ml per menit (>75%) dari nilai
normal.
Stadium 2: Laju filtrasi glomerulus antara 60 dan 89 ml per menit (kira-kira 50%
dari nilai normal), dengan tanda-tanda kerusakan ginjal. Stadium ini dianggap sebagai
salah satu tanda penurunan cadangan ginjal. Nefron yang tersisa dengan sendirinya
sangat rentan mengalami kegagalan fungsi saat terjadi kelebihan beban. Gangguan
ginjal lainnya mempercepat penurunan ginjal.
Stadium 3: Laju filtrasi glomerulus antara 30 dan 59 ml per menit (25%-50% dari
nilai normal). Insufisiensi ginjal dianggap terjadi pada stadium ini. Nefron
terus menerus mengalami kematian.
Stadium 4: Laju filtrasi glomerulus antara 15 dan 29 ml per menit (12%-24% dari
nilainormal) dengan hanya sedikit nefron yang tersisa.
Stadium 5: Gagal ginjal stadium lanjut. Laju filtrasi glomerulus kuarang dari 15
ml per menit (< 12% dari nilai normal). Nefron yang masih berfungsi tinggal
beberapa. Berbentuk jaringan parut dan atrofi tubulus ginjal.
Gagal ginjal juga digolongkan menjadi gagal ginjal akut, yang terjadi mendadak
dan biasanya reversible, atau gagal ginjal kronis, yang terkait dengan hilangnya fungsi
ginjal yang progresif dan irreversibel. Gagal ginjal kronis biasanya muncul setelah
terjadi penyakit atau kerusakan ginjal bertahun-tahun, tetapi bisa juga terjadi tiba-tiba
pada beberapa keadaan. Gagal ginjal kronis tidak diragukan lagi menyebabkan dialisis
ginjal, transplantasi, atau kematian (Corwin, 2008).
Gagal Ginjal Akut (AFR) adalah sindrom klinis yang dicirikan dengan
penurunan GFR yang cepat (biasanya dalam beberapa hari), azotemia dan
gangguan homeostatis elektrolit, cairan dan asam basa (Price, 2002).
6
b. Dapat terjadi oliguria, terutama apabila kegagalan disebabkan oleh iskemia
atauobstruksi. Oliguria terjadi karena penurunan GFR.
c. Nekrosis tubulus toksik dapat berupa non oliguria (haluan urin banyak) dan
terkait dengan dihasilkannya volume urin encer yang adekuat (Corwin,
2008).
b. Kegagalan intrarenal, adalah jenis gagal ginjal akut yang terjadi akibat
kerusakan primer jaringan ginjal itu sendiri. Penyebabnya adalah
glomerulonefritis, pielonefritisdan mioglobulinuria. Pada kegagalan
intrarenal, kerusakan sel-sel ginjal biasanya terjadi akibat nekrosis tubulus
iskemik. Hal ini cenderung mengaburkan perbedaan antara kegagalan
prarenal dan intrarenal karena penyebab utama nekrosis tubulu siskemik
adalah penurunan aliran darah ginjal
c. Kegagalan pascarenal, adalah jenis gagal ginjal akut yang terjadi akibat
kondisi yang mempengaruhi aliran urin keluar ginjal dan mencakup cedera
atau penyakit ureter, kandung kemih, atau uretra. Penyebab kegagalan
pascarenal sering dijumpai adalah obstruksi. Obstruksi dapat terjadi sebagai
respons terhadap banyak faktor, termasuk batu yang tidak diobati, tumor,
infeksi berulang, hoperplasia prostat atau kandung kemih neurogenik
(Corwin, 2008).
a. Sepsis
b. Reaksi hipersensitif
c. Hipertensi pulmonari
d. Endokarditis
7
e. Gagal jantung
g. Kanker servik
Penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil merupakan proses normal bagi
setiap manusia seiring bertambahnya usia, namun hal ini tidak menyebabkan
kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas batas wajar yang
dapat ditolerir ginjal dan tubuh. Tetapi oleh berbagai sebab dapat terjadi kelainan
dimana penurunan fungsi ginjal terjadi secara cepat/progesif sehingga
menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat, kondisi ini disebut gagal
ginjal kronik (GGF) atau Chronic Failure (CRF).
Selama ini dikenal istilah gagal ginjal kronis (GGF) yang merupakan
sindroma klinis karena penurunan fungsi ginjal (penurunan laju filtrasi
glomerulus (GFR)) secara menetap akibat kerusakan nefron. Proses penurunan
fungsi ginjal ini berjalan secara kronis dan progesif sehingga pada akhirnya akan
terjadi gagal ginjal terminal (GGT).
1) Kelainan patologi
8
a. Penyebab pre-renal, berupa gangguan aliran darah ke ginjal sehingga ginjal
kekurangan suplai darah, akibatnya kekurangan oksigen dengan akibat lebih
lanjut jaringan ginjal mengalami kerusakan , misal : volume darah berkurang
karena dehidrasi berat atau kehilangan darah dalam jumlah besar,
berkurangnya daya pompa jantung, adanya sumbatan/hambatan aliran darah
pada arteri besar ke ginjal, dsb.
c. Penyebab post renal, berupa gangguan atau hambatan aliran keluar (output)
urin sehingga terjadi aliran balik urin ke arah ginjal yang dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, misal: akibat adanya sumbatan atau penyempitan pada
saluran pengeluaran urin antara ginjal sampai ujung saluran kencing, contoh :
adanya batu pada ureter sampai urethra, penyempitan akibat saluran tertekuk,
penyempitan akibat pembesaran kelenjar prostat, dsb.
Pada dasarnya gejala yang timbul pada PGK erat hubungannya dengan
penurunan fungsi ginjal, yaitu:
9
b. Kgagalan fungsi hormonal:
1) Penurunan eritropoetin
Keluhan dan gejala klinis yang timbul pada PGK hampir mengenai seluruh
sistem, yaitu:
10
Gagal ginjal terjadi karena ginjal tidak dapat lagi menjalankan tugasnya. Bila
terjadi kegagalan ginjal, maka ginjal penderita tidak lagi dapat membuat air seni.
Orang sehat mengeluarkan air seni sekitar 100-1500 ml sehari, maka pada penderita
kegagalan ginjal air seni yang keluar hanya 20-200 ml saja sehari.
Selain jumlah air seni yang sedikit, air seni yang keluar juga mengandung zat
putih telur dan berdarah. Akibat dari kurang kencing, timbullah mual, muntah, tidak
nafsu makan,sangat lemas, tekanan darah tinggi, dan dapat pula timbul syok.
2. Sindrom Nefrotik
11
Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap
sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen – antibodi.
a. Kongenital autosom resesif.
b. Primer, yang diduga ada hubungan dengan genetik, imunoligik dan alergi
yang meliputi:
1) Nefropati lesi minimal (minimal change disease)
2) Nefropati membranosa (membranous nephropathy)
3) Glomerulo-sklerosis fokal segmental (focal segmental
glomerulosclerosis)
4) Glomerulonefritis membrano-proliferatif (membranoproliferati'e
glomerulonephritis)
c. Sekunder, berasal dari luar ginjal diantaranya:
1) Infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis (HBV), HIV, infeksi
streptococcal, serta endokardtitis.
2) Neoplasma seperti limfoma, leukemia, serta karsinoma (kanker).
3) Obat-obatan seperti penicillamine, captopril, heroin.
4) Penyakit sistemik, contohnya SLE, amiloidosis, kencing manis
(diabetes), dll
5) Obesitas dan penyakit-penyakit metabolik serta penyakit-penyakit
multisistem lainnya.
Manifestasi klinik dari sindrom nefrotik, yaitu:
a. Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya
bervariasi dari bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak
dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan disekitar mata
(periorbital) dan berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan ekstermitas
bawah
b. Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa
c. Pucat
d. Hematuri. Hematuria mikroskopik kadang-kadang terlihat pada sindrom
nefrotik, namun tidak dapat dijadikan petanda untuk membedakan berbagai
tipe sindrom nefrotik.
e. Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus.
f. Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan
umumnya terjadi.
12
g. Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang)
h. Iritabilitas, Hipertensi, Proteinuria, Hipoalbuminemia, Hiperlipidemia dan
Penurunan imun.
Klasifikasi sindrom nefrotik dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Sindrom Nefrotik Lesi Minimal (MCNS: minimal change nephrotic
syndrome)
Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia
sekolah. Anak dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat
hampir normal bila dilihat dengan mikroskop cahaya.
b. Sindrom Nefrotik Sekunder
Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosus
sistemik, purpuraanafilaktik, glomerulonefritis, infeksi sistem endokarditis,
bakterialis dan neoplasmalimfoproliferatif.
c. Sindrom Nefrotik Kongenital.
Factor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal.
Bayi yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala
awalnya adalah edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua
pengobatan dan kematian dapat terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan
bayi jika tidak dilakukan dialisis.
3. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvus
atau calyces ginjal atau di saluran kemih. Batu ginjal didalam saluran kemih (kalkulus
uriner) adalah masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan
bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau inveksi. Batu ini
bisa terbentuk didalam ginjal (batu ginjal) maupun didalam kandung kemih (batu
kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis,
nefrolitilis).
Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Terdapat
sejumlah tipe batu ginjaldan ukurannya dapat berkisar dari kecil hingga sebesar batu
staghorn (batu menyerupai tanduk rusa yang dapat merusak sistem kolektifitus.
Biasanya batu ginjal terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosat) atau magnesium
fosfat dan asam urat.
13
Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, terdapat factor predisposisi
seperti jenis makanan yang dikonsumsi, Inveksi saluran kemih (ISK), volume air yang
diminum, kelainan metabolisme, usia, jenis kelamin, genetik, aktivitas, konsumsi
vitamin dan obat-obatan tertentu dan berat badan. Batu ginjal biasanya terdiri dari
kalsium oksalat. Terbentuknya batu ginjal sangat erat kaitannya dengan peningkatan
pH urine (pada batu kalsium bikarbonat), atau sebaliknya penurunan pH urine (pada
batu asam urat). Segala sesuatu yang menyebabkan terhambatnya aliran urine dan
menyebabkan statis urine (tidak ada pergerakan pada urine) di bagian mana saja di
saluran kemih, meningkatkan pembentukan batu karena dapat menyebabkan
pengendapan zat organik dan mineral.
a. Umur
Penyakit batu ginjal umumnya terjadi pada mereka yang berusia antara
30-60 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui, kemungkinan disebabkan
karena adanya perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya, dan diet.
b. Jenis kelamin
Penyakit ini lebih sering diderita oleh kaum pria daripada wanita, dengan
perbandingan 3:1. Hal ini disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada pria
lebih panjang daripada wanita, didalam urin pria kadar kalsium lebih tinggi
sedangkan pada wanita kadar sitrat lebih tinggi, hormone testosterone pada
14
pria dapat meningkatkan produksi eksalat endogen di hati, dan hormone
esterogen pada wanita dapat mencegah agregasi garam kalsium.
c. Genetik
Iklim panas dan temperatur yang tinggi akan memicu terjadinya batu
ginjal hal ini disebabkan karena paparan sinar ultraviolet tinggi yang akan
memicu terjadinya dehidrasi dan peningkatan vitamin D3 yang memicu
peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat. Selain itu, temperatur yang tinggi
akan meningkatkan jumlah keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih.
Konsentrasi air kemih yang meningkat dapat menyebabkan pembentukan
kristal air kemih.
15
c. Aktivitas
d. Berat badan
Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan berat
badan berlebih (obesitas). Karena pada orang dengan berat badan berlebih
dapat menyebabkan kelainan metabolisme sehingga mudah mengendapkan
garam-garam kalsium.
e. Diet
Diet yang mengandung banyak purin, oksalat, dan kalsium akan memicu
terjadinya batu ginjal. Protein yang tinggi terutama protein hewani dapat
menurunkan kadar sitrat air kemih, akibatnya kadar asam urat dalam darah
akan naik.
f. Geografi
16
h. Makanan dan minuman
ISK dapat terjadi pada ureter, kandung kemih, maupun uretra. Penyebab
utama ISK adalah bakteri E.coli yang hidup pada kotoran dan usus besar.
ISK banyak menyerang wanita karena vagina lebih rentan terhadap
pertumbuhan bakteri dibanding pria. Inveksi ini akan meningkatkan
terbentuknya zat organik. Kemudian, zat ini dikelilingi mineral yang
mengendap. Pengendapan mineral akibat inveksi ini akan meningkatkan
alkalinitas urine dan menyebabkan pengendapan kalsium fosfatt dan
magnesium ammonium fosfat.
a. Nyeri
17
Nyeri disebabkan karena batu menyumbat saluran kemih, setelah itu
obstruksi berkembang yang menghasilkan peningkatan tekanan hidrostatik
dan pembesaran pelvis ginjal dan proksimal ureter.
Nyeri sangat parah akibat batu ginjal bisa menyebabkan rasa mual
bahkan muntah. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan
diseluruh area kostovertebratal juga bisa menyebabkan mual dan muntah.
Serta adanya obstruksi saluran kemih bagian atas (ginjal danureter) dapat
menyebabkan mual yang disertai muntah.
c. Hematuria
Adanya gesekan antara batu ginjal dengan saluran kemih yang dilewati
akan menyebabkan darah ikut keluar bersama urin atau sering disebut dengan
hematuria.
d. Sering berkemih
a. Tujuan Diet
18
3) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Syarat Diet
3) Lemak sedang, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total, atau antara
0,5-1,5 g/kgBB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kgBB.
19
c. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Tabel 1.1 Bahan Makanan Sehari Untuk ARF dengan Katabolik Ringan,
BBI 60 kg
Nilai Gizi
Energi 1801 kkal Besi 17,1 mg
Protein 51 g (11% energi total) Vitamin A 26449 RE
Lemak 58 g (28% energi total) Tiamin 1 mg
20
Karbohidrat 286 g (61% energi total) Vitamin C 245 mg
Kalsium 623 mg
Pagi Siang/malam
beras 50 g = 1gls tim nasi 50 g = 1gls tim
telur ayam 50 g = 1btr ikan/ayam 50 g = 1ptg sdg
1
sayuran 50g = /2gls tim tempe/tahu 25/50 g = 1ptg sdg
minyak 5 g = 1/2sdm sayuran 50 g = 1/2gls
susu 200 g = 1gls tim buah 150 g = 11/2ptg sdg pepaya
gula pasir 10 g = 1sdm minyak 150 g = 1sdm
21
a. Tujuan Diet
b. Syarat Diet
6) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia kalium darah (>
5,5 mEq) oliguria, atau anuria.
8) Vitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam folat, B6,
C dan D.
Gagal ginjal kronis, ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan
pasien, yaitu
22
1) Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat
badan 50 kg.
Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat tergantung pada
keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat
lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu protein dapat ditingkatkan
dengan memberikan asam amino essensial murni.
23
Minyak 35 31/2 sdm 40 4 sdm 40 4 sdm
gula pasir 60 6 sdm 80 8 sdm 100 10 sdm
susu
bubuk 10 2 sdm 150 3 sdm 20 4 sdm
kue RP*) 150 2 sdm 150 3 porsi 150 3 porsi
Madu 20 2 sdm 20 2 sdm 30 3 sdm
agar-agar 1 porsi 1 porsi 1 porsi
24
gula pasir 10 g = 1 sdm gula pasir 20 g = 2 sdm
Sumber protein telur, daging, ikan , ayam, susu kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe dan
tahu
Sumber lemak minyak jagung, minyak kacang kelapa, santan, minyak kelapa;
tanah, minyak kelapa sawit, margarin, mentega biasa dan
minyak lemak
kedelai; margarin dan mentega hewan
rendah garam
Sumber vitamin semua sayuran dan buah, kecuali sayuran dan buah tinggi
dan pasien dengan hiperkalemia kalium pada
Mineral dianjurkan yang mengandung pasien dengan hiperkalemia
kalium rendah/sedang
25
Tabel 2.5 Contoh Menu Sehari
siang Malam Pukul 16.00 Pukul 21.00
nasi nasi kue cantik manis kue pepe/lapis
capcay goreng ayam goreng teh sirup
daging bistik setup buncis
pepaya setup nenas
puding saos caramel
26
D. Diet pada Sindrom Nefrotik
1. Tujuan Diet
27
g. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernafasan.
3. Jenis dan Indikasi Pemberian
Karena gejala penyakit bersifat individual, diet disusun secara individual pula
dengan menyatakan banyak protein dan natrium yang dibutuhkan di dalam diet.
a. Pendidikan Pasien
Prinsip diet tinggi protein, rendah natrium dan diet rasional. Pasien harus
dianjurkan:
1) Makan 2 – 3 sajian daging, ikan, ayam atau leguminosa (untuk anak-
anak 56,6 – 84,9 g persajian, dan untuk remaja serta dewasa 113,2 –
141,5 g), dan 3 – 4 sajian susu, keju, atau yoghurt setiap hari.
2) Mengurangi masukan kolesterol dan lemak jenuh dianjurkan untuk
makan daging tanpa lemak, ikan dan ayam yang sudah dibuang kulitnya,
dan menggunakan susu skim.
3) Mengurangi natrium dapat mengonsumsi daging segar yang belum
diproses dengan garam, keju tidak asin.
4) Pasien harus diterangkan bahwa keinginan akan makanan asin akan
menurun setelah 3 bulan mengikuti diet dengan pembatasan natrium.
b. Pemantauan retensi
Pasien harus diajarkan untuk memeriksakan berat badannya setiap hari, serta
memeriksa adanya odema, terutama pada tungkai bawah dan sekitar mata.
28
Tabel 4.1 Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi
Jenis Makanan Harus Dihindari Dapat Dikonsumsi
Keju Keju yang sudah di proses Keju keras
spt saus keju
Susu - Susu rendah lemak
Puding/pai susu
Es krim
Yogurt
Daging Daging olahan, spt sosis, Daging segar/beku yang
bakso, kornet belum di olah
Daging ayam Chicken Nugget, Chiken
Wigs siap saji
Ikan Ikan dalam kemasan spt Ikan segar
sarden siap saji
Ikan asin
Roti Roti kering yang sudah di Roti tawar /putih
proses Roti tawar gandum
Pancake
Waffle
Biskuit
Nasi Nasi siap saji dalam Nasi putih atau merah
kemasan
Mi Mi instan Homemade pasta
Mi telur atau mi pabrikan
lainnya
Buah - Buah segar
Buah dalam kaleng
Buah beku
Sayuran Asinan/acar Sayuran segar
Jus sayuran dalam Sayuran beku
kemasan Sayuran dalam kaleng
yang rendah sodium
Lemak Lemak dari daging Mentega
Margarin
Minyak sayur
mayonaise
Minuman Minuman ringan Air mineral
berkarbonasi
Jus buah dalam kemasan
Minuman penambah
energi
29
E. Diet Penyakit Batu Ginjal
1. Tujuan Diet
a. Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal.
b. Meningkatkan ekresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin
nelalui peningkatan asupan cairan.
c. Memberikan diet sesuai dengan komponen utama batu ginjal.
2. Syarat Diet
3. Tips Diet
a. Perbanyaklah minum air putih
Air adalah diet paling penting untuk mencegah batu ginjal, karena
komponen pembentuk batu ginjal menjadi lebih mudah luruh bersama buang
air kecil. Penderita batu ginjal disarankan untuk buang air kecil sekitar 2,5
liter dalam sehari, sehingga harus minum lebih banyak dari jumlah tersebut.
Jika cuaca panas atau sedang banyak aktivitas, konsumsi air harus
diperbanyak supaya lebih sering buang air kecil.
b. Batasi kalsium
Semakin tinggi kalsium bisa menaikkan pula eksresi yang menambah
pembentukan kristalisasi garam-garam dapur. Batasi kalsium tinggi seperti
ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim. Anda bisa mengkonsumsi satu porsi
lobak, bayam, ikan kering dan cokelat.
c. Batasi oksalat
Oksalat dalam air kemih berasal dari dalam tubuh, dari makanan yang
kita makan serta hasil metabolisme vitamin C. Oleh karena itu pasien batu
ginjal disarankan tidak mengkonsumsi vitamin C lebih dari 1 gram per hari
30
dan penderita tidak boleh kekurangan vitamin B6 karena. Kedua penyebab
tersebut dapat memicu peningkatan produk oksalat.
d. Batasi garam dan protein nabati
Protein hewani dapat meningkatkan terbuangnya kalsium dan asam urat
dalam air kemin yang kemudian diikuti dengan menurunnya PH (tingkat
keasaman) urin dan pembuangan sitrat. Urine yang asam dalam jangka lama
memudahkan terbentuknya kristal.
e. Batasi konsumsi vitamin C
Setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan
25-30 mg kalsium dalam urine. keluarnya kalsium dari air kemij karena
garam ini mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat oleh
natrium (sodium).
c. Kacang kedelai beserta olahannya seperti susu kacang, tahu, tempe, dll
e. Minuman beralkohol
f. Suplemen vitamin D
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit ginjal adalah suatu keadaan abnormal dari ginjal akibat terganggunya
fungsi ginjal yang tidak dapat melakukan penyaringan secara lancar. Karena ginjal
tidak dapat melakukan kemampuanya untuk menghilangkan kelebihan garam, cairan
dan bahan limbah dari darah akibat suatu peradangan dan endapan-endapan tertentu.
Karena terganggunya fungsi ginjal ini dapat mengakibatkan ginjal tidak mampu
melakukan produksi urine secara baik. Kemudian terjadi adanya zat-zat yang tidak
dapat disaring, sehingga nantinya pada hasil urine akhir akan timbul zat-zat yang
harusnya tidak ada pada urin.
Penyebab penyakit ginjal antara lain peradangan, endapan batu, keracunan akibat
obat penahan nyeri berlebihan, kurangnya asupan mineral. Diet yang sangat baik
hasilnya yaitu diet rendah protein Jadi diet yang baik untuk penderita gagal ginjal
kronis dan akut sebaiknya :
32
1. Makanan yang dianjurkan: nasi, jagung, kentang, tepung-tepungan, singkong,
madu, telur, daging ayam, ikan, minyak sawit, semua sayuran dan lain
sebagainya.
2. Makanan yang tidak dianjurkan : kacang-kacangan dan hasil olahannya (tahu dan
tempe) kelapa santan, minyak kelapa, dan buah yang mengandung tinggi kalium.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2015. Penuntun Diet. Instalasi Gizi Perjan RSCM dan ASDI
33
Wartonah dan Tarwoto. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/.../gagal-ginjal-kronik
tsuki.files.wordpress.com/2007/01/nefrologi-6-ggapgk.ppt
www.ygdi.org/kidney-diseases/.../diet-rendah-protein.html
34