Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH GIZI DAN DIET

“ Diet Pasien dengan Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih “

Oleh:

Kelompok

Annisa Fitri (183110203)

Farahdiba Aulia Amru (183110213)

Lidia Warni (183110219)

Ramadhani Riska Sucianty (183110229)

Revina Agustina (183110230)

Wahyuni Irwan (183110237)

Dosen Pembimbing :

Wiwi Sartika, DCN, M.Biomed

i
D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES PADANG

2019

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Gizi dan Diet dengan judul ” Diet Pasien dengan Penyakit Ginjal dan Saluran
Kemih ” dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna,


oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 24 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ·································································· i

DAFTAR ISI ············································································· ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ······································································· 1

B. Rumusan Masalah ··································································· 2

C. Tujuan Penulisan····································································· 2

BAB II TINJAUAN MATERI

A. Anantomi Fisiologi Ginjal·························································· 3

B. Patofisiologi Ginjal ·································································· 5

1. Gagal Ginjal ······································································ 5

2. Sindrom Nefrotik ································································ 10

3. Batu Ginjal········································································ 12

C. Diet pada Gagal Ginjal (Diet Rendah Protein) ·································· 17

1. Gagal Ginjal Akut ······························································· 17

2. Gagal Ginjal Kronis ····························································· 20

D. Diet pada Nefrotik Sindrom Diet Tinggi protei-Rendah Garam) ············· 25

E. Diet Penyakit Batu Ginjal ·························································· 28

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ··········································································· 30

DAFTAR PUSTAKA ··································································· 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemahaman tentang penatalaksanaan diet secara umum bagi penderita penyakit


ginjal penting untuk diketahui, tak hanya bagi mereka yang telah menderita gangguan
ginjal, namun baik bagi mereka yang bertekad untuk menurunkan resiko terhadap
gangguan ginjal. Penyakit pada ginjal seperti: batu ginjal, sindroma nefrotik,
glomerulonefritis akut, gagal ginjal akut, infeksi ginjal dan peradangan ginjal.
Dewasa ini sering menjadi pembicaraan di masyarakat tentang hal itu karena
jumlahnya yang terus meningkat sehingga perlu perhatian dan pengetahuan informasi
tentang pentingnya asupan cairan bagi orang yang belum terjangkit penyakit ini dan
diet yang tepat bagi orang yang sudah terjangkit penyakit ini.
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang
(masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal.
Anatomi ginjal tampak dari depan, di sini dapat kita ketahui bahwa ginjal terletak
dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal), didepan
dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3 (Syaifuddin, 2006).
Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan homeostatik cairan,
elektrolit, dan bahan-bahan organik dalam tubuh. Hal ini terjadi melalui proses
filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi. Di samping itu, ginjal mempunyai fungsi endokrin
penting, seperti sintesis hormon eritropoietin serta sekresi renin dan aldosteron,
mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif, dan degradasi berbagi jenis hormon.
Mengingat penyakit pada ginjal seperti yang disebutkan di atas tentunya
diakibatkan oleh terganggunya fungsi ginjal. Oleh karena itu penatalaksanaan diet
difokuskan pada pengaturan dan pengendalian asupan energi, protein, cairan dan
elektrolit natrium, kalium, kalsium dan fosfor. Jumlah unsur-unsur gizi tersebut
dikurangi bila ekskresi terganggu dan ditingkatkan bila terjadi kehilangan yang
abnormal lewat urine. Hal tersebut mengingat tujuan terapi diet bagi penyakit ginjal

1
sendiri adalah untuk mengurangi beban kerja ginjal dalam mengendalikan
keseimbangan cairan dan mengeluarkan berbagai produk limbah. (Mary, 2011)

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana
gambaran klinis dan penatalaksanaan diet pada pasien yang menderita penyakit ginjal
dan saluran kemih.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah diet pada penderita gagal ginjal yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana penyakit gagal ginjal, neprotik syndrom dan batu
ginjal.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang diet yang tepat pada penderita gagal ginjal,
neprotik syndrom dan batu ginjal, sehingga diharapkan dapat menjaga kesehatan
agar penyakitnya lebih baik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi Ginjal


Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, panjangnya
sekitar 12,5 cm, tebal 2,5 cm. Setiap ginjal memiliki berat antara 125-175 gram pada
laki-laki dan 115-155 gram pada perempuan. Terletak pada dinding posterior
abdomen. Posisi ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena diatas ginjal kanan
terdapat hati. Fungsi spesifik dari ginjal meliputi:
1. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian ion-ion penting.
3. Memelihara volume plasma yang sesuai.
4. Membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh.
5. Memelihara osmolaritas darah.
6. Mengekskresikan produk-produk sisa dari metabolisme tubuh.
7. Mengekskresikan banyak senyawa asing.
8. Mensekresikan eritropoietin.
9. Mensekresikan renin.
10. Mengubah vitamin D dalam bentuk aktifnya.

3
Gambar 2.1 Ginjal

Ginjal terdiri atas tiga area, yaitu: korteks, medulla, pelvis.


1. Korteks, merupakan bagian paling luar ginjal, terletak dibawah kepsula fibrosa
sampai dengan lampisan medulla, tersusun atas nefron-nefron yang jumlahnya
lebih dari 1 juta. Semua glomerulus berada dikorteks dan 90% aliran darah
menuju pada korteks.
2. Medulla, terdiri atas saluran-saluran atau duktus pengumpul yang disebut
piramida ginjal yang tersusun atas 8-18 buah.
3. Pelvis, merupakan area yang terdiri dari kaliks minor yang kemudian bergabung
menjadi kaliks mayor. Empat sampai lima kaliks minor bergabung menjadi kaliks
mayor dan dua sampai tiga kaliks bergabung menjadi pelvis ginjal yang
berhubungan dengan ureter bagian proksimal.

Gambar 2.2 Struktur Ginjal

Tiga tahap pembentukan urine:


1. Filtrasi.

4
Filtrasi terjadi di kapsul bowman dan glomerulus. Dinding terluar kapsul
bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar dengan
dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus
kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul bowman tersusun dari sel-sel khusus
yang di sebut podosit.Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi
tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut
melewati pori-pori endothelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran
dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk kedalam ruang kapsul
bowman.Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman di sebut filtrate
glomerulus atau urin primer.
2. Reabsorpsi (penyerapan kembali).
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan
sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium
diseluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan
tubuh saat itu. Zat-zat yang di reabsorbsi antara lain adalah air, glukosa, asam
amino, ion-ion. Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif.
Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transport aktif di tubulus proksimal.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang mengandung air, garam, urea dan
pigmen empedu yang berfungsi member warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi (pengumpulan).
Urin sekunder dari tubulus konturtus distal akan turun menuju tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na⁺, Cl⁻
dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin
dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju
vesika urunaria(kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara
urin.

B. Patofisiologi Ginjal
Ada beberapa gangguan yang dapat terjadi di ginjal, yaitu:
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Ginjal memiliki peran vital dalam
mempertahankan homeostasis. Semua upaya untuk mencegah gagal ginjal amat
penting dan harus diobati secara agresif. Berdasarkan keparahan penyakit, gagal ginjal
dapat dibagi menjadi empat stadium, meliputi :

5
Stadium 1: Kerusakan ginjal (kelainan atau gejala dari patologi, mencakup
kelainan dalam pemeriksaan darah atau urine) dengan laju filtrasi glomerulus (GFR)
normal atau hampir normal, tepat atau di atas 90 ml per menit (>75%) dari nilai
normal.

Stadium 2: Laju filtrasi glomerulus antara 60 dan 89 ml per menit (kira-kira 50%
dari nilai normal), dengan tanda-tanda kerusakan ginjal. Stadium ini dianggap sebagai
salah satu tanda penurunan cadangan ginjal. Nefron yang tersisa dengan sendirinya
sangat rentan mengalami kegagalan fungsi saat terjadi kelebihan beban. Gangguan
ginjal lainnya mempercepat penurunan ginjal.

Stadium 3: Laju filtrasi glomerulus antara 30 dan 59 ml per menit (25%-50% dari
nilai normal). Insufisiensi ginjal dianggap terjadi pada stadium ini. Nefron
terus menerus mengalami kematian.

Stadium 4: Laju filtrasi glomerulus antara 15 dan 29 ml per menit (12%-24% dari
nilainormal) dengan hanya sedikit nefron yang tersisa.

Stadium 5: Gagal ginjal stadium lanjut. Laju filtrasi glomerulus kuarang dari 15
ml per menit (< 12% dari nilai normal). Nefron yang masih berfungsi tinggal
beberapa. Berbentuk jaringan parut dan atrofi tubulus ginjal.

Gagal ginjal juga digolongkan menjadi gagal ginjal akut, yang terjadi mendadak
dan biasanya reversible, atau gagal ginjal kronis, yang terkait dengan hilangnya fungsi
ginjal yang progresif dan irreversibel. Gagal ginjal kronis biasanya muncul setelah
terjadi penyakit atau kerusakan ginjal bertahun-tahun, tetapi bisa juga terjadi tiba-tiba
pada beberapa keadaan. Gagal ginjal kronis tidak diragukan lagi menyebabkan dialisis
ginjal, transplantasi, atau kematian (Corwin, 2008).

Gagal Ginjal Akut (Acute Tubular Necrosis/ARF )

Gagal Ginjal Akut (AFR) adalah sindrom klinis yang dicirikan dengan
penurunan GFR yang cepat (biasanya dalam beberapa hari), azotemia dan
gangguan homeostatis elektrolit, cairan dan asam basa (Price, 2002).

Gejala Gagal Ginjal Akut (AFR) :

a. Pasien mengalami edema, urinnya berwarna, ortostik hipotensi, hipertensi


atau saat ini mengalami gagal ginjal kronis.

6
b. Dapat terjadi oliguria, terutama apabila kegagalan disebabkan oleh iskemia
atauobstruksi. Oliguria terjadi karena penurunan GFR.

c. Nekrosis tubulus toksik dapat berupa non oliguria (haluan urin banyak) dan
terkait dengan dihasilkannya volume urin encer yang adekuat (Corwin,
2008).

Penyebab Gagal Ginjal Akut (A/0) dibagi dalam 3 bagian yaitu

a. Kegagalan prarenal, adalah penyebab tersering gagal ginjal akut.


Penyebabnya adalah segala sesuatu yang menyebabkan penurunan tekanan
darah sistemik yang parah yang menimbulkan syok, misalnya infark
miokardium, reaksi anafilaktik, kehilangan darah atau deplesi volume yang
berat, luka bakar atau sepsis (infeksi yang ditularkanmelalui darah)

b. Kegagalan intrarenal, adalah jenis gagal ginjal akut yang terjadi akibat
kerusakan primer jaringan ginjal itu sendiri. Penyebabnya adalah
glomerulonefritis, pielonefritisdan mioglobulinuria. Pada kegagalan
intrarenal, kerusakan sel-sel ginjal biasanya terjadi akibat nekrosis tubulus
iskemik. Hal ini cenderung mengaburkan perbedaan antara kegagalan
prarenal dan intrarenal karena penyebab utama nekrosis tubulu siskemik
adalah penurunan aliran darah ginjal

c. Kegagalan pascarenal, adalah jenis gagal ginjal akut yang terjadi akibat
kondisi yang mempengaruhi aliran urin keluar ginjal dan mencakup cedera
atau penyakit ureter, kandung kemih, atau uretra. Penyebab kegagalan
pascarenal sering dijumpai adalah obstruksi. Obstruksi dapat terjadi sebagai
respons terhadap banyak faktor, termasuk batu yang tidak diobati, tumor,
infeksi berulang, hoperplasia prostat atau kandung kemih neurogenik
(Corwin, 2008).

Akibat Gagal Ginjal Akut (AFR) :

a. Sepsis

b. Reaksi hipersensitif

c. Hipertensi pulmonari

d. Endokarditis

7
e. Gagal jantung

f. Hipertrofi prostat atau kanker

g. Kanker servik

Gagal Ginjal Kronik

Penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil merupakan proses normal bagi
setiap manusia seiring bertambahnya usia, namun hal ini tidak menyebabkan
kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas batas wajar yang
dapat ditolerir ginjal dan tubuh. Tetapi oleh berbagai sebab dapat terjadi kelainan
dimana penurunan fungsi ginjal terjadi secara cepat/progesif sehingga
menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat, kondisi ini disebut gagal
ginjal kronik (GGF) atau Chronic Failure (CRF).

Selama ini dikenal istilah gagal ginjal kronis (GGF) yang merupakan
sindroma klinis karena penurunan fungsi ginjal (penurunan laju filtrasi
glomerulus (GFR)) secara menetap akibat kerusakan nefron. Proses penurunan
fungsi ginjal ini berjalan secara kronis dan progesif sehingga pada akhirnya akan
terjadi gagal ginjal terminal (GGT).

Batasan penyakit ginjal kronis:

a. Kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan. Yang dimaksud termasuk kerusakan


ginjal adalah bila dijumpai kelainan struktur atau fungsi ginjal dengan atau
tanpa penurunan GFR, dengan salah satu manifestasi :

1) Kelainan patologi

2) Petanda kerusakan ginjal, termasuk kelainan komposisi darah atau urine,


atau kelainan radiologi.

b. Laju filtrasi glomerulus (GFR) kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2 selama lebih


dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

Penyebab gagal ginjal kronis dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :

8
a. Penyebab pre-renal, berupa gangguan aliran darah ke ginjal sehingga ginjal
kekurangan suplai darah, akibatnya kekurangan oksigen dengan akibat lebih
lanjut jaringan ginjal mengalami kerusakan , misal : volume darah berkurang
karena dehidrasi berat atau kehilangan darah dalam jumlah besar,
berkurangnya daya pompa jantung, adanya sumbatan/hambatan aliran darah
pada arteri besar ke ginjal, dsb.

b. Penyebab renal, berupa gangguan atau kerusakan yang mengenai jaringan


ginjal sendiri, misal: kerusakan akibat penyakit diabetes mellitus (diabetic
nephropathy), hipertensi (hupertensive nephropathy), penyakit sistem
kekebalan tubuh seperti SLE (Systemic Lupus Erythematosus), peradangan,
keracunan obat, kista dalam ginjal, berbagai gangguan aliran darah dalam
ginjal yang merusak jaringan ginjal, dll.

c. Penyebab post renal, berupa gangguan atau hambatan aliran keluar (output)
urin sehingga terjadi aliran balik urin ke arah ginjal yang dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, misal: akibat adanya sumbatan atau penyempitan pada
saluran pengeluaran urin antara ginjal sampai ujung saluran kencing, contoh :
adanya batu pada ureter sampai urethra, penyempitan akibat saluran tertekuk,
penyempitan akibat pembesaran kelenjar prostat, dsb.

Kegagalan ginjal dapat terjadi mendadak, penyebabnya antara lain:

a. Badan kemasukan zat racun, missal formaldehid, obat sulfonamide,


antibiotic, penisilin, amphoterecin.

b. Kecelakaan yang menyebabkan syok hebat.

c. Kerusakan jaringan tubuh, misalnya luka bakar yang luas.

d. Penyakit penyakit tertentu, missal demam berdarah, radang selaput perut,


penyakit kandungan.

Pada dasarnya gejala yang timbul pada PGK erat hubungannya dengan
penurunan fungsi ginjal, yaitu:

a. Kegagalan fungsi ekskresi, penurunan GFR, gangguan resorbsi, dan sekresi


ditubulus. Akibatnya akan terjadi penumpukan toksin uremik dan gangguan
keseimbangan cairan elektrolit serta asam basa tubuh.

9
b. Kgagalan fungsi hormonal:

1) Penurunan eritropoetin

2) Penurunan vitamin D3 aktif

3) Gangguan sekresi rennin, dll

Keluhan dan gejala klinis yang timbul pada PGK hampir mengenai seluruh
sistem, yaitu:

a. Umum: Lemah, malaise, gangguan pertumbuhan, dan debilitas, edema

b. Kulit: Pucat, rapuh, gatal

c. Kepala dan leher: Foetor uremi

d. Mata: Fundus hipertensi, mata merah

e. Jantung dan vaskuler: Hipertensi, sindroma overload, payah jantung,


perikarditis, uremik

f. Gastrointestinal: anorexia, mual, muntah, gastritis, ulkus, colitis


uremik, pendarahan saluran cerna.

g. Respirasi: efusi pleura, edema paru, nafas kussmaul, pleuritis uremik

h. Ginjal: nokturia, poliuria, haus, proteinuria, hematuria

i. Reproduksi: penurunan libido, impotensi, amenorhoe, infertilitas ginekomasti

j. Syaraf: Letargi, malaise, anorexia, drowsiness, tremor, kejang, penurunan


kesadaran, koma.

k. Tulang: ROD, kalsifikasi di jaringan lunak

l. Sendi: Gout, pseudogout, kalsifikasi

m. Darah: Anemia, kecenderungan berdarah akibat penurunan fungsi trombosit,


defisiensi imun akibat penurunan fungsi imunologis dan fagositosis

n. Endokrin: intoleransi glukosa, resistensi insulin, hiperlipidemia, penurunan


kadar testoteron, dan estrogen

o. Farmasi: Penurunan ekskresi lewat ginjal.

10
Gagal ginjal terjadi karena ginjal tidak dapat lagi menjalankan tugasnya. Bila
terjadi kegagalan ginjal, maka ginjal penderita tidak lagi dapat membuat air seni.
Orang sehat mengeluarkan air seni sekitar 100-1500 ml sehari, maka pada penderita
kegagalan ginjal air seni yang keluar hanya 20-200 ml saja sehari.

Selain jumlah air seni yang sedikit, air seni yang keluar juga mengandung zat
putih telur dan berdarah. Akibat dari kurang kencing, timbullah mual, muntah, tidak
nafsu makan,sangat lemas, tekanan darah tinggi, dan dapat pula timbul syok.

2. Sindrom Nefrotik

Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya


injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria,
hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema. (Suriadi, 2006).
Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom yang ditandai dengan proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema. Sindrom ini dapat terjadi karena adanya
faktor yang menyebabkan premeabilitas glomerulus. (Hidayat, A.Aziz, 2006).
Sindrom Nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi, dan
penurunan fungsi ginjal. (Ngastiyah, 2005).

Berdasarkan pengertian diatas maka, dapat diambil kesimpulan bahwa sindrom


nefrotik adalah penyakit ginjal yang mengenai glomerulus dan ditandai dengan
adanya proteinuria, hipoalbuminemia, edema, hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia

11
Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap
sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen – antibodi.
a. Kongenital autosom resesif.
b. Primer, yang diduga ada hubungan dengan genetik, imunoligik dan alergi
yang meliputi:
1) Nefropati lesi minimal (minimal change disease)
2) Nefropati membranosa (membranous nephropathy)
3) Glomerulo-sklerosis fokal segmental (focal segmental
glomerulosclerosis)
4) Glomerulonefritis membrano-proliferatif (membranoproliferati'e
glomerulonephritis)
c. Sekunder, berasal dari luar ginjal diantaranya:
1) Infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis (HBV), HIV, infeksi
streptococcal, serta endokardtitis.
2) Neoplasma seperti limfoma, leukemia, serta karsinoma (kanker).
3) Obat-obatan seperti penicillamine, captopril, heroin.
4) Penyakit sistemik, contohnya SLE, amiloidosis, kencing manis
(diabetes), dll
5) Obesitas dan penyakit-penyakit metabolik serta penyakit-penyakit
multisistem lainnya.
Manifestasi klinik dari sindrom nefrotik, yaitu:
a. Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya
bervariasi dari bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak
dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan disekitar mata
(periorbital) dan berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan ekstermitas
bawah
b. Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa
c. Pucat
d. Hematuri. Hematuria mikroskopik kadang-kadang terlihat pada sindrom
nefrotik, namun tidak dapat dijadikan petanda untuk membedakan berbagai
tipe sindrom nefrotik.
e. Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus.
f. Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan
umumnya terjadi.

12
g. Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang)
h. Iritabilitas, Hipertensi, Proteinuria, Hipoalbuminemia, Hiperlipidemia dan
Penurunan imun.
Klasifikasi sindrom nefrotik dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Sindrom Nefrotik Lesi Minimal (MCNS: minimal change nephrotic
syndrome)
Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia
sekolah. Anak dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat
hampir normal bila dilihat dengan mikroskop cahaya.
b. Sindrom Nefrotik Sekunder
Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosus
sistemik, purpuraanafilaktik, glomerulonefritis, infeksi sistem endokarditis,
bakterialis dan neoplasmalimfoproliferatif.
c. Sindrom Nefrotik Kongenital.
Factor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal.
Bayi yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala
awalnya adalah edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua
pengobatan dan kematian dapat terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan
bayi jika tidak dilakukan dialisis.
3. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvus
atau calyces ginjal atau di saluran kemih. Batu ginjal didalam saluran kemih (kalkulus
uriner) adalah masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan
bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau inveksi. Batu ini
bisa terbentuk didalam ginjal (batu ginjal) maupun didalam kandung kemih (batu
kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis,
nefrolitilis).

Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Terdapat
sejumlah tipe batu ginjaldan ukurannya dapat berkisar dari kecil hingga sebesar batu
staghorn (batu menyerupai tanduk rusa yang dapat merusak sistem kolektifitus.
Biasanya batu ginjal terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosat) atau magnesium
fosfat dan asam urat.

13
Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, terdapat factor predisposisi
seperti jenis makanan yang dikonsumsi, Inveksi saluran kemih (ISK), volume air yang
diminum, kelainan metabolisme, usia, jenis kelamin, genetik, aktivitas, konsumsi
vitamin dan obat-obatan tertentu dan berat badan. Batu ginjal biasanya terdiri dari
kalsium oksalat. Terbentuknya batu ginjal sangat erat kaitannya dengan peningkatan
pH urine (pada batu kalsium bikarbonat), atau sebaliknya penurunan pH urine (pada
batu asam urat). Segala sesuatu yang menyebabkan terhambatnya aliran urine dan
menyebabkan statis urine (tidak ada pergerakan pada urine) di bagian mana saja di
saluran kemih, meningkatkan pembentukan batu karena dapat menyebabkan
pengendapan zat organik dan mineral.

Faktor intrinsik penyebab batu ginjal adalah:

a. Umur

Penyakit batu ginjal umumnya terjadi pada mereka yang berusia antara
30-60 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui, kemungkinan disebabkan
karena adanya perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya, dan diet.

b. Jenis kelamin

Penyakit ini lebih sering diderita oleh kaum pria daripada wanita, dengan
perbandingan 3:1. Hal ini disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada pria
lebih panjang daripada wanita, didalam urin pria kadar kalsium lebih tinggi
sedangkan pada wanita kadar sitrat lebih tinggi, hormone testosterone pada

14
pria dapat meningkatkan produksi eksalat endogen di hati, dan hormone
esterogen pada wanita dapat mencegah agregasi garam kalsium.

c. Genetik

Terdapat orang orang tertentu yang memiliki kelainan atau gangguan


ginjal sejak dilahirkan, meskipun kondisi ini jarang ditemui. Penderita
kelainan ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki kecenderungan yang
mudah mengendapkan garam dan memudahkan terbentuknya batu. Oleh
karena fungsi ginjalnya yang tidak normal, maka proses pengeluaran urine
pun mengalami ganggguan karena urinenya banyak mengandung zat kapur,
sehingga mudah mengendapkan batu.

Faktor ekstrinsik penyebab batu ginjal adalah:

a. Jumlah air yang diminum

Kurangnya asupan cairan dalam tubuh akan memicu terjadinya batu


ginjal. Selain itu banyaknya mengonsumsi air yang mengandung kadar
kalsium tinggi akan memicu terjadinya batu ginjal. Kurang mengkonsumsi
air putih menyebabkan system metabolisme tubuh tidak berjalan dengan
optimal. Ginjal memerlukan cairan dalam jumlah yang cukup banyak
untuk menguraikan zat-zat terurai dalam tubuh. Setidaknya minumlah 2 liter
air dalam sehari agar volume urine bertambah dan mengurangi konsentrasi
mineral dan garam.

b. Iklim dan temperature

Iklim panas dan temperatur yang tinggi akan memicu terjadinya batu
ginjal hal ini disebabkan karena paparan sinar ultraviolet tinggi yang akan
memicu terjadinya dehidrasi dan peningkatan vitamin D3 yang memicu
peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat. Selain itu, temperatur yang tinggi
akan meningkatkan jumlah keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih.
Konsentrasi air kemih yang meningkat dapat menyebabkan pembentukan
kristal air kemih.

15
c. Aktivitas

Faktor pekerjaan dan olah raga dapat mempengaruhi terbentuknya batu


ginjal. Risiko penyakit ini bertambah tinggi pada orang dengan aktivitas yang
jarang berolahraga atau tidak banyak bergerak, serta pada orang yang
pekerjaannya terlalu banyak duduk. Hal ini dikarenakan aktivitas yang
kurang aktif menyebabkan kurang lancarnya peredaran darah maupun urine,
sehingga mudah terbentuk batu ginjal. Selain itu, pola hidup yang aktif dapat
membantu pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup
yang kurang bergerak dapat mendorong kalsium beredar dalam darah dan
berisiko menjadi kristal kalsium.

d. Berat badan

Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan berat
badan berlebih (obesitas). Karena pada orang dengan berat badan berlebih
dapat menyebabkan kelainan metabolisme sehingga mudah mengendapkan
garam-garam kalsium.

e. Diet

Diet yang mengandung banyak purin, oksalat, dan kalsium akan memicu
terjadinya batu ginjal. Protein yang tinggi terutama protein hewani dapat
menurunkan kadar sitrat air kemih, akibatnya kadar asam urat dalam darah
akan naik.

f. Geografi

Pada beberapa daerah kasus batu ginjal cukup tinggi dibandingkan


daerah lain sehingga dikenal dengan sabuk batu (stone belt). Biasanya daerah
ini berada di dataran tinggi atau daerah pegunungan. Hal ini terjadi karena air
yang dikonsumsi mengandung mineral seperti phosphor, kalsium,
magnesium, dan sebagainya.

g. Kebiasaan menahan BAK (Buang Air Kecil)

Kebiasaan menahan BAK akan menimbulkan statis urin yang dapat


berakibat timbulnya Inveksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan oleh
kuman dapat menyebabkan terbentuknya jenis batu struvit.

16
h. Makanan dan minuman

Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan dan


minuman. Terutama pada makanan dan minuman yang tinggi kadar kalsium
oksalat dan fosfat yang mudah mengkristal dalam ginjal, juga pada makanan
yang banyak mengandung asam urat. Selain itu, mengkonsumsi makanan
yang tinggi kadar garam mengakibatkan tingginya kadar garam dalam urine
yang menyebabkan mudahnya terbentuk batu ginjal.

i. Inveksi Saluran Kemih (ISK)

ISK dapat terjadi pada ureter, kandung kemih, maupun uretra. Penyebab
utama ISK adalah bakteri E.coli yang hidup pada kotoran dan usus besar.
ISK banyak menyerang wanita karena vagina lebih rentan terhadap
pertumbuhan bakteri dibanding pria. Inveksi ini akan meningkatkan
terbentuknya zat organik. Kemudian, zat ini dikelilingi mineral yang
mengendap. Pengendapan mineral akibat inveksi ini akan meningkatkan
alkalinitas urine dan menyebabkan pengendapan kalsium fosfatt dan
magnesium ammonium fosfat.

j. Vitamin dan obat-obatan

Pembentukan batu ginjal juga dapat disebabkan oleh konsumsi vitamin C


dan D serta suplemen yang mengandung kalsium secara berlebihan. Hal ini
dikarenakan vitamin C dan D yang dikonsumsi berlebihan dapat
mempermudah pengkristalan kalsium oksalat. Mengkonsumsi 3 atau 4 gram
vitamin C dan 400 IU vitamin D setiap hari sudah cukup memenuhi
kebutuhan tubuh. Obat-obatan antasida yang dikonsumsi dalam jangka
panjang juga berkontribusi terhadap terbentuknya batu ginjal. Sebaliknya,
komsumsi vitamin A adalah penting karena vitamin A yang dikonsumsi
dalam kadar yang tepat dapat mencegah terbentuknya batu ginjal serta
menyehatkan fungsi system urine. Selain vitamin A, vitamin B6 dan
magnesium juga baik dikonsumsi untuk mengurangi kadar kalsium dalam
urine.

Tanda dan gejala batu ginjal yaitu:

a. Nyeri

17
Nyeri disebabkan karena batu menyumbat saluran kemih, setelah itu
obstruksi berkembang yang menghasilkan peningkatan tekanan hidrostatik
dan pembesaran pelvis ginjal dan proksimal ureter.

b. Mual dan muntah

Nyeri sangat parah akibat batu ginjal bisa menyebabkan rasa mual
bahkan muntah. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan
diseluruh area kostovertebratal juga bisa menyebabkan mual dan muntah.
Serta adanya obstruksi saluran kemih bagian atas (ginjal danureter) dapat
menyebabkan mual yang disertai muntah.

c. Hematuria

Adanya gesekan antara batu ginjal dengan saluran kemih yang dilewati
akan menyebabkan darah ikut keluar bersama urin atau sering disebut dengan
hematuria.

d. Sering berkemih

Saluran kemih yang teriritasi membuat penderita merasa ingin berkemih


lebih sering dari biasanya.

e. Demam dan mengigil

Kondisi ini terjadi karena adanya inveksi di saluran kemih yang


disebabkan oleh iritasi batu ginjal.

C. Diet pada Gagal Ginjal (Diet Rendah Protein)

1. Gagal Ginjal Akut

a. Tujuan Diet

1) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.

2) Menurunkan kadar ureum darah.

18
3) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.

4) Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat


penyembuhan.

b. Syarat Diet

1) Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kgBB

2) Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kgBB.


Pada katabolik ringan kebutuhan protein 0,6-1 g/kgBB, katabolik sedang
0,8-1,2 g/kgBB, dan katabolik berat 1-1,5 g/kgBB.

3) Lemak sedang, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total, atau antara
0,5-1,5 g/kgBB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kgBB.

4) Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah


energi yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat
hipertrigliseridemia, batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula
murni.

5) Natrium dan kalium batasi bila ada anuria.

6) Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare,dan


urin +500 ml.

7) Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk


formula enteral atau parenteral. Bila diperlukan, tambahan suplemen
asam folat, vitamin B6, C, A dan K.

19
c. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Gagal ginjal akut, jenis diet yang diberikan adalah

1) Diet gagal ginjal akut lunak

2) Diet gagal ginjal akut cair

Apabila pasien makan per oral, semua bahan makanan boleh


diberikan; batasi penambahan garam apabila ada hipertensi, edema, dan
asites, serta batasi makan sayur dan buah tinggi kalium bila ada
hiperkalemia.

Tabel 1.1 Bahan Makanan Sehari Untuk ARF dengan Katabolik Ringan,
BBI 60 kg

Bahan Makanan Berat (g) urt


Beras 150 3 gls tim
Telur ayam 50 1 btr
Ayam 50 1 ptg sdg
Ikan 50 1 ptg sdg
Tempe 25 1 ptg sdg
1
Tahu 50 /2 bh bsr
1
Sayuran 150 1 /2 gls
Buah 300 3 ptg sdg pepaya
1
Minyak 25 2 /2 sdm
Gula pasir 40 4 sdm
Madu 30 3 sdm
Susu 200 1 gls
Kue RP*) 100 2 porsi
*) Rendah Protein
Kue RP dapat diberikan dalam bentuk kue pepe, kue cantik manis, kue klepon
ubi, dan kue lain dengan nilai protein rendah.

Tabel 1.2 Nilai Gizi Makanan Diet Rendah Protein

Nilai Gizi
Energi 1801 kkal Besi 17,1 mg
Protein 51 g (11% energi total) Vitamin A 26449 RE
Lemak 58 g (28% energi total) Tiamin 1 mg

20
Karbohidrat 286 g (61% energi total) Vitamin C 245 mg
Kalsium 623 mg

Tabel 1.3 Contoh Menu Makanan Diet Rendah Protein

Pagi Siang/malam
beras 50 g = 1gls tim nasi 50 g = 1gls tim
telur ayam 50 g = 1btr ikan/ayam 50 g = 1ptg sdg
1
sayuran 50g = /2gls tim tempe/tahu 25/50 g = 1ptg sdg
minyak 5 g = 1/2sdm sayuran 50 g = 1/2gls
susu 200 g = 1gls tim buah 150 g = 11/2ptg sdg pepaya
gula pasir 10 g = 1sdm minyak 150 g = 1sdm

Tabel 1.4 Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pukul 10.00 Pukul 16.00


Kue RP 50 g = 1 porsi kue RP 10 g = 1 porsi
gula pasir 10 g = 1 sdm gula pasir 10 g = 1 sdm
pukul 21.00
Gula pasir 10 g = 1 sdm

2. Gagal Ginjal Kronis

21
a. Tujuan Diet

1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan


memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja
ginjal.

2) Mencegah dan menurunkan kadar ureum yang tinggi.

3) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

4) Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan


memperlambat penurunan laju filtrasi glomerulus.

b. Syarat Diet

1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.

2) Protein rendah, yaitu 0,6-1,5 g/kgBB. Sebagian harus bernilai biologik


tinggi.

3) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total. Diutamakan


lemak tidak jenuh ganda

4) Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi jumlah energi


yang diperoleh dari protein dan lemak.

5) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau


anuria. Banyaknya natrium yang diberikan antara 1-3 g

6) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia kalium darah (>
5,5 mEq) oliguria, atau anuria.

7) Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran


cairan melalui keringat dan pernafasan (500 ml)

8) Vitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam folat, B6,
C dan D.

c. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Gagal ginjal kronis, ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan
pasien, yaitu

22
1) Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat
badan 50 kg.

2) Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan pada pasien


dengan berat badan 60 kg.

3) Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan pada pasien


dengan berat badan 65 kg.

Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat tergantung pada
keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat
lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu protein dapat ditingkatkan
dengan memberikan asam amino essensial murni.

Tabel 2.1 Bahan Makanan Sehari Gagal Ginjal Kronis

Bahan 30 g protein 35 g protein 40 g protein


Makanan berat (g) Urt berat (g) urt berat (g) urt
1
Beras 100 1 /2 gls nasi 150 2 gls nasi 150 2 gls nasi
telur
ayam 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 75 1 ptg sdg
Sayuran 100 1 gls 150 11/2 gls 150
Pepaya 200 2 ptg sdg 200 2 ptg sdg 200 2 ptg sdg

23
Minyak 35 31/2 sdm 40 4 sdm 40 4 sdm
gula pasir 60 6 sdm 80 8 sdm 100 10 sdm
susu
bubuk 10 2 sdm 150 3 sdm 20 4 sdm
kue RP*) 150 2 sdm 150 3 porsi 150 3 porsi
Madu 20 2 sdm 20 2 sdm 30 3 sdm
agar-agar 1 porsi 1 porsi 1 porsi

Tabel 2.2 Nilai Gizi


30 g protein 35 g protein 40 g protein
Energi (kkal) 1729 2086 2265
Protein (g) 30 35 41
Lemak (g) 57 70 75
Karbohidrat (g) 263 327 356
Kalsium (mg) 262 336 385
Besi (mg) 10 11 11.7
Vitamin A (RE) 27403 32999 33085
Tiamin (mg) 0.4 0.5 0.5
Vitamin C (mg) 182 191 192
Fosfor (mg) 497 623 702
Natrium (mg) 195 216 275
Kalium (mg) 1277 1387 1590

Tabel 2.3 Pembagian Bahan Makanan Sehari Diet Rendah Protein 40 g


Pagi Siang
beras 50 g = 3/4 gls nasi beras 50 g = 3/4 gls nasi
telur ayam 50 g = 1 btr daging 50 g = 1 ptg sdg
sayuran 50g =1/2 gls sayuran 50 g = 1/2 gls
minyak 10 g = 1 sdm pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm minyak 15 g = 11/2 sdm
madu 30 g = 3 sdm gula pasir 20 g = 2 sdm
susu bubuk 20 g = 4 sdm
Pukul 10.00/21.00 Malam
Kue RP 50 g = 1 porsi beras 50 g = 3/4 gls nasi
gula pasir 20 g = 2 sdm ayam 25 g = 1 ptg kcl
sayuran 50 g = 1/2 gls
Pukul 16.00 pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Kue RP 50 g = 1 porsi minyak ikan 15 g = 11/2 sdm

24
gula pasir 10 g = 1 sdm gula pasir 20 g = 2 sdm

Tabel 2.4 Bahan Makanan yang dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Dianjurkan Tidak Dianjurkan/Dibatasi


Makanan
Sumber nasi, bihun, jagung, kentang,
karbohidrat makaroni, mi, tepung-tepungan,
singkong, ubi, selai, madu,
permen

Sumber protein telur, daging, ikan , ayam, susu kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe dan
tahu

Sumber lemak minyak jagung, minyak kacang kelapa, santan, minyak kelapa;
tanah, minyak kelapa sawit, margarin, mentega biasa dan
minyak lemak
kedelai; margarin dan mentega hewan
rendah garam

Sumber vitamin semua sayuran dan buah, kecuali sayuran dan buah tinggi
dan pasien dengan hiperkalemia kalium pada
Mineral dianjurkan yang mengandung pasien dengan hiperkalemia
kalium rendah/sedang

25
Tabel 2.5 Contoh Menu Sehari
siang Malam Pukul 16.00 Pukul 21.00
nasi nasi kue cantik manis kue pepe/lapis
capcay goreng ayam goreng teh sirup
daging bistik setup buncis
pepaya setup nenas
puding saos caramel

Tabel 2.6 Kebutuhan Kalori dan Protein yang Dianjurkan


Umur dan jenis Berat Kalori Protein
kelamin (kg) (kkal) GFR:10-20 5-10 <5

Pria dan Wanita di bawah 1 tahun :


0-2 bulan 4 120 1,7 1,5 1,3
2-6 bulan 7 110 1,6 1,4 1,2
6-12 bulan 9 100 1,4 1,2 1,0
Pria dan Wanita lebih dari 1 tahun :
1-2 12 91 1,6 1,4 1,2
2-3 14 85 1,3 1,1 1,0
3-4 16 87 1,4 1,2 1,1
4-6 19 84 1,2 1,0 0,9
6-8 23 86 1,2 1,0 0,9
8-10 28 78 1,1 0,9 0,8
Umur lebih dari 10 tahun
Pria
10-12 35 71 1,0 0,9 0,7
12-14 43 62 0,8 0,7 0,6
14-18 59 50 0,8 0,7 0,6
Wanita
10-12 35 64 1,1 0,9 0,7
12-14 44 52 0,9 0,7 0,6
14-16 52 46 0,8 0,7 0,6
16-18 54 42 0,8 0,7 0,6

26
D. Diet pada Sindrom Nefrotik

1. Tujuan Diet

a. Mengganti kehilangan protein terutama albumin.


b. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
c. Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigiserida.
d. Mengontrol hipertensi.
e. Mengatasi anoreksia.
2. Syarat Diet

a. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitroge positif, yaitu 35


kkal/kgBB per hari.
b. Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg BB, atau 0,8 g/kgBB ditambah jumlah protein
yang dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai
biologik tinggi.
c. Lemak sedang, yaitu 15 – 20% dari kebutuhan energi total. Perbandingan
lemak jenuh, lemak jenuh tunggal, dan lemak jenuh ganda adalah 1 : 1 : 1.
d. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi. Utamakan penggunaan
karbohidrat kompleks.
e. Natrium dibatasi, yaitu 1 – 4 g sehari, tergantung berat ringannya edema.
f. Kolesterol dibatasi kurang lebih.

27
g. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernafasan.
3. Jenis dan Indikasi Pemberian
Karena gejala penyakit bersifat individual, diet disusun secara individual pula
dengan menyatakan banyak protein dan natrium yang dibutuhkan di dalam diet.
a. Pendidikan Pasien
Prinsip diet tinggi protein, rendah natrium dan diet rasional. Pasien harus
dianjurkan:
1) Makan 2 – 3 sajian daging, ikan, ayam atau leguminosa (untuk anak-
anak 56,6 – 84,9 g persajian, dan untuk remaja serta dewasa 113,2 –
141,5 g), dan 3 – 4 sajian susu, keju, atau yoghurt setiap hari.
2) Mengurangi masukan kolesterol dan lemak jenuh dianjurkan untuk
makan daging tanpa lemak, ikan dan ayam yang sudah dibuang kulitnya,
dan menggunakan susu skim.
3) Mengurangi natrium dapat mengonsumsi daging segar yang belum
diproses dengan garam, keju tidak asin.
4) Pasien harus diterangkan bahwa keinginan akan makanan asin akan
menurun setelah 3 bulan mengikuti diet dengan pembatasan natrium.
b. Pemantauan retensi
Pasien harus diajarkan untuk memeriksakan berat badannya setiap hari, serta
memeriksa adanya odema, terutama pada tungkai bawah dan sekitar mata.

28
Tabel 4.1 Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi
Jenis Makanan Harus Dihindari Dapat Dikonsumsi
Keju Keju yang sudah di proses Keju keras
spt saus keju
Susu - Susu rendah lemak
Puding/pai susu
Es krim
Yogurt
Daging Daging olahan, spt sosis, Daging segar/beku yang
bakso, kornet belum di olah
Daging ayam Chicken Nugget, Chiken
Wigs siap saji
Ikan Ikan dalam kemasan spt Ikan segar
sarden siap saji
Ikan asin
Roti Roti kering yang sudah di Roti tawar /putih
proses Roti tawar gandum
Pancake
Waffle
Biskuit
Nasi Nasi siap saji dalam Nasi putih atau merah
kemasan
Mi Mi instan Homemade pasta
Mi telur atau mi pabrikan
lainnya
Buah - Buah segar
Buah dalam kaleng
Buah beku
Sayuran Asinan/acar Sayuran segar
Jus sayuran dalam Sayuran beku
kemasan Sayuran dalam kaleng
yang rendah sodium
Lemak Lemak dari daging Mentega
Margarin
Minyak sayur
mayonaise
Minuman Minuman ringan Air mineral
berkarbonasi
Jus buah dalam kemasan
Minuman penambah
energi

29
E. Diet Penyakit Batu Ginjal
1. Tujuan Diet
a. Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal.
b. Meningkatkan ekresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin
nelalui peningkatan asupan cairan.
c. Memberikan diet sesuai dengan komponen utama batu ginjal.
2. Syarat Diet

a. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan.

b. Protein sedang, yairu 10-15% dari kebutuhan energi total.

c. Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.

d. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total.

e. Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 lliter/hari, separonya berasal dari minuman.

f. Pembatasan makanan sesuai dengan jenis baru.

3. Tips Diet
a. Perbanyaklah minum air putih
Air adalah diet paling penting untuk mencegah batu ginjal, karena
komponen pembentuk batu ginjal menjadi lebih mudah luruh bersama buang
air kecil. Penderita batu ginjal disarankan untuk buang air kecil sekitar 2,5
liter dalam sehari, sehingga harus minum lebih banyak dari jumlah tersebut.
Jika cuaca panas atau sedang banyak aktivitas, konsumsi air harus
diperbanyak supaya lebih sering buang air kecil.
b. Batasi kalsium
Semakin tinggi kalsium bisa menaikkan pula eksresi yang menambah
pembentukan kristalisasi garam-garam dapur. Batasi kalsium tinggi seperti
ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim. Anda bisa mengkonsumsi satu porsi
lobak, bayam, ikan kering dan cokelat.
c. Batasi oksalat
Oksalat dalam air kemih berasal dari dalam tubuh, dari makanan yang
kita makan serta hasil metabolisme vitamin C. Oleh karena itu pasien batu
ginjal disarankan tidak mengkonsumsi vitamin C lebih dari 1 gram per hari

30
dan penderita tidak boleh kekurangan vitamin B6 karena. Kedua penyebab
tersebut dapat memicu peningkatan produk oksalat.
d. Batasi garam dan protein nabati
Protein hewani dapat meningkatkan terbuangnya kalsium dan asam urat
dalam air kemin yang kemudian diikuti dengan menurunnya PH (tingkat
keasaman) urin dan pembuangan sitrat. Urine yang asam dalam jangka lama
memudahkan terbentuknya kristal.
e. Batasi konsumsi vitamin C
Setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan
25-30 mg kalsium dalam urine. keluarnya kalsium dari air kemij karena
garam ini mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat oleh
natrium (sodium).

4. Makanan yang dapat dikonsumsi

a. Buah-buahan seperti semangka, ceri, dan apel

b. Makanan pokok yaitu beras merah, biji gandum

c. Sayuran sperti brokoli, asparagus, kubis, timun, labu dan bawang

d. Minuman seperti madu dan teh hijau

5. Makanan yang harus dihindari

a. Susu hewani beserta olahannya seperti yogurt, kejum, dll

b. Sayuran tertentu seperti bayam, wortel, seledri, paprika, dan umbi-umbian

c. Kacang kedelai beserta olahannya seperti susu kacang, tahu, tempe, dll

d. Jenis kacang-kacangan seperti kacang almond, kacang tanah dan kacang


polong

e. Minuman beralkohol

f. Suplemen vitamin D

31
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit ginjal adalah suatu keadaan abnormal dari ginjal akibat terganggunya
fungsi ginjal yang tidak dapat melakukan penyaringan secara lancar. Karena ginjal
tidak dapat melakukan kemampuanya untuk menghilangkan kelebihan garam, cairan
dan bahan limbah dari darah akibat suatu peradangan dan endapan-endapan tertentu.

Karena terganggunya fungsi ginjal ini dapat mengakibatkan ginjal tidak mampu
melakukan produksi urine secara baik. Kemudian terjadi adanya zat-zat yang tidak
dapat disaring, sehingga nantinya pada hasil urine akhir akan timbul zat-zat yang
harusnya tidak ada pada urin.

Penyebab penyakit ginjal antara lain peradangan, endapan batu, keracunan akibat
obat penahan nyeri berlebihan, kurangnya asupan mineral. Diet yang sangat baik
hasilnya yaitu diet rendah protein Jadi diet yang baik untuk penderita gagal ginjal
kronis dan akut sebaiknya :

32
1. Makanan yang dianjurkan: nasi, jagung, kentang, tepung-tepungan, singkong,
madu, telur, daging ayam, ikan, minyak sawit, semua sayuran dan lain
sebagainya.
2. Makanan yang tidak dianjurkan : kacang-kacangan dan hasil olahannya (tahu dan
tempe) kelapa santan, minyak kelapa, dan buah yang mengandung tinggi kalium.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2015. Penuntun Diet. Instalasi Gizi Perjan RSCM dan ASDI

Almatsier, Sunita. 2015. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: ANDI.

33
Wartonah dan Tarwoto. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika

harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/.../gagal-ginjal-kronik
tsuki.files.wordpress.com/2007/01/nefrologi-6-ggapgk.ppt
www.ygdi.org/kidney-diseases/.../diet-rendah-protein.html

34

Anda mungkin juga menyukai