MAKALAH
MAKALAH
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
OLEH
KELOMPOK VI
XII IPS 2
SMA KRISTEN HARAPAN DENPASAR
TAHUN 2019
Kata Pengantar
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
2
BAB II
Pembahasan
3
memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan. Misalnya,
Amerika Serikat membatasi impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang
tertentu yang diizinkan mengimpor keju, masing-masing yang diberikan jatah untuk
mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak boleh melebihi jumlah maksimal
yang telah ditetapkan. Besarnya kuota untuk setiap perusahaan didasarkan pada
jumlah keju yang diimpor tahun-tahun sebelumnya.
4. Pengekangan Ekspor Sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary Export
Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian sukarela
(Voluntary Restraint Agreement=ERA). VER adalah suatu pembatasan kuota atas
perdagangan yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor.
VER mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya
menjadi perangkat kebijakan perdagangan yang lebih disukai dalam beberapa tahun
belakangan. Namun dari sudut pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela
persis sama dengan kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing
dan karena itu sangat mahal bagi negara pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi
negara pengimpor dibandingan dengan tariff yang membatasi impor dengan jumlah
yang sama. Bedanya apa yang menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi
(rent) yang diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga VER nyata-nyata
mengakibatkan kerugian.
5. Persyaratan Kandungan Lokal
Persyaratan kandungan lokal (local content requirement) merupakan pengaturan
yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota
impor minyak AS ditahun 1960-an. Dalam kasus lain, persyaratan ditetapkan dalam
nilai, yang mensyaratkan pangsa minimum tertentu dalam harga barang berawal
dari nilali tambah domestic. Ketentuan kandungan local telah digunakan secara luas
oleh negara berkembang yang beriktiar mengalihkan basis manufakturanya dari
perakitan kepada pengolahan bahan-bahan antara (intermediate goods). Di Amerika
serikat rancangan undang-undang kandungan local untuk kendaraan bermotor
diajukan tahun 1982 tetapi hingga kini belum diberlakukan.
6. Subsidi Kredit Ekspor
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya dalam
pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat seperti juga kebanyakan
negara, memilki suatu lembaga pemerintah, export-import bank (bank Ekspor-
impor) yang diarahkan untuk paling tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang
disubsidi untuk membantu ekspor.
7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang diatur
secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam negeri
meskipun barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang diimpor. Contoh yang
4
klasik adalah industri telekomunikasi Eropa. Negara-negara mensyaratkan eropa
pada dasarnya bebas berdagang satu sama lain. Namun pembeli-pembeli utama dari
peralatan telekomunikasi adalah perusahaan-perusahaan telepon dan di Eropa
perusahaan-perusahaan ini hingga kini dimiliki pemerintah, pemasok domestic
meskipun jika para pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pemasok-pemasok lain. Akibatnya adalah hanya sedikit
perdagangan peralatan komunikasi di Eropa.
8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara formal.
Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan standar kesehatan,
keamanan, dan prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang
dalam perdagangan. Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan Pemerintah Perancis
1982 yang mengharuskan seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan pabean
yang kecil di Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang
relatif amat sedikit.
9. Kuota
Kuota merupakan jumlah yang ditetapkan untuk suatu kegiatan dalam satu masa
atau suatu waktu tertentu. Jadi, kuota dalam impor adalah total jumlah barang yang
dapat diimpor dalam masa tertentu. Jumlah itu diperkirakan tidak akan mengganggu
industri dalam negeri. Ketika diberlakukan perdagangan bebas, kuota tidak dapat
dipakai lagi karena dapat menghambat perdagangan internasional.
Kebijakan-Kebijakan Perdagangan Internasional di Bidang Ekspor, meliputi:
a. Diskriminasi harga.
Diskriminasi harga adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang
yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama,
harga untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya.
Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka perang tarif.
b. Pemberian premi (subsidi).
Kebijakan yang diambil pemerintah untuk memajukan ekspor adalah
dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian
premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pembebasan
pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di
luar negeri.
c. Dumping.
Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan
menetapkan barang ekspor (harga barang di luar negeri) lebih murah daripada harga
di dalam negeri. Cara dumping ini dapat dilakukan jika pasar dalam negeri dapat
dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah.
5
d. Politik dagang bebas.
Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan yang membuat masing-
masing pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor. Kebebasan dalam
perdagangan ini akan membawa beberapa keuntungan, seperti mutu barang yang
tinggi dan harga yang relatif murah.
e. Larangan ekspor.
Kebalikan dari larangan impor, larangan ekspor merupakan kebijakan suatu
negara untuk melarang ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya
adalah alasan ekonomi, politik, sosial, atau budaya. Misalnya, pelarangan ekspor
kayu gelondongan ke luar negeri merupakan larangan ekspor karena alasan
ekonomi. Ini terkait dengan pendapatan nasional. Mengekspor kayu gelondongan
berarti mengurangi pendapatan nasional dari produk olahan, yang tentu bernilai
tambah bagi negara. Contoh dari alasan politik adalah larangan ekspor minyak bumi
di lrak. Akan tetapi, larangan ekspor di Irak ini bukan atas inisiatif pemerintah Irak
sendiri namun karena campur tangan pihak asing, seperti PBB atau Amerika Serikat
yang mengenakan embargo ekonomi terhadap Irak. Contoh dari alasan sosial dan
budaya adalah larangan ekspor benda sejarah tertentu serta larangan mengekspor
hewan yang dilindungi.
6
2.4 Fungsi Perdagangan Internasional
7
2.6 Alat Perdagangan Internasional
1. Valuta Asing
Valas (valuta asing) merupakan jenis mata uang untuk mempermudah transaksi jual
beli antar negara, sebab banyak negara menerima Valas sebagai alat pembayaran
transaksi antar negara atau Internasional, karena ada sistem perdagangan eksport
dan import.
Salah satu jenis mata uang dari Valas adalah USD atau Dolllar Amerika. Hal ini
dikarenan beberapa faktor kenapa USD di terima oleh banyak negara, selain
dijadikan sebagai mata uang untuk transaksi Internasional. Di dalam Valas bukan
hanya Dollar saja, masih ada beberapa mata uang lain yang di terima sebagai alat
pembayaran perdagangan Internasional seperti Euro (Uni Eropa), Poundsterling
(Inggris) dan Yen (Jepang). Nah, mata uang untuk pembayaran ini ditentukan saat
membuat perjanjian kerja sama antar negara atau sales contract dalam eksport dan
import.
2. Wesel (Bill of Exchange)
Nama wesel mungkin sudah tidak asing di telinga orang yang sering mengirimkan
paket dengan jasa ekpedisi di Indonesia. Bagi sebagian orang menganggap wesel
hanya bisa melakukan proses pengiriman ataupun pembayaran uang kepada suatu
tempat dalam satu negara saja.
Selain sebagai jasa ekspedisi, wesel juga dikenal sebagai alat pembayaran
perdagangan Internasional banyak digunakan. Sementara pengertian wesel sebagai
alat pembayaran adalah surat perintah dari pihak importer kepada bank untuk
melakukan pembayaran uang sesuai transaksi kepada eksportir dengan kurun waktu
tertentu.
3. Letter of Credit
Letter of Credit merupakan surat jaminan dari bank untuk pihak importer, dimana
surat ini berisi kesepakatan untuk pembayaran perdagangan kepada pihak eksportir
dalam kurun waktu dan jumlah yang sudah ditentukan dalam perjanjian kerja sama.
Secara garis besar, wesel dan letter of credit memiliki posisi yang sama.
Perbedaan antara keduanya yaitu, apabila melakukan pembayaran menggunakan
wesel dan pembeli tidak sanggup untuk melunasi tanggungannya, bank tidak akan
memberikan bantuan apapun.
Sementara pembayaran dengan letter of credit dan pembeli tidak sanggup untuk
melunasi hutangnya, maka pihak bank akan melunasi hutang tersebut hingga tuntas.
Berdasarkan praktek kerja, alat pembayaran perdagangan Internasional ini paling
aman dilakukan. Sebab antara penjual dan pembeli sama-sama mendapat
keuntungan.
Dimana bank berfungsi sebagai cheker dokumen dan penyelesai kontrak dokumen,
bilamana dokumen sudah sesuai bank akan menyelesaikan pembayaran atas
8
dokumen tersebut. Selain itu, jenis transaksi ini hanya dimotori oleh antar bank atau
juga dimakud dengan Bank to Bank transaction.
4. Kredit Card
Onlineshop sudah berkembang sangat pesat dengan jaringan internet tidak
memiliki batasan ruang dan waktu, sehingga memungkinkan dijadikan sebagai
transaksi antar negara. Jika transaksi dengan menggunakan kredit card dalam satu
negara, mungkin tidak akan menjadi masalah.
Akan tetapi, apabila transaksi ini dilakukan dalam skala antar negara, mungkin
harus memikirkannya kembali untuk menggunakan metode pembayaran jenis ini.
5. Emas
Emas menjadi alat pembayaran perdagangan Internasional tertua di dunia sejak
jaman dahulu kala? Nilai tukar emas juga relatif sama di seluruh dunia.
Berbagai negara yang masih menggunakan emas sebagai pembayaran adalah Arab
Saudi, Kuwait, Oman, dan beberapa negara jazirah Arab menggunakan emas
sebagai mata uang dan juga disebut sebagai Dinar.
Emas sendiri diakui dengan baik dan mudah diterima semua negara, sehingga emas
menjadi alat pembayaran perdagangan Internasional yang sah.
6. Telegraphic Transfer / T.T Bank
Jika berbicara mengenai transaksi, jelas bahwa jenis transaksi ini meskipun melalui
bank, akan tetapi pihak bank tidak memiliki autoriti yang cukup untuk mengecek
seluruh aktifitas dalam transaksi ekspor impor, sehingga kurang aman dari segi
pihak pembeli (buyer).
9
Akan tetapi, apabila antara kedua belah pihak sudah saling percaya dalam
melangsungkan transaksi, maka ini merupakan anugerah terbesar yang didapatkan.
Dimana sangat jarang transaksi by T.T ini dilakukan jika tidak memiliki saling
kepercayaan yang cukup, terutama jika dalam nilai yang besar.
7. Fintech (Financial Technology)
Beberapa contoh dari produk fintech adalah token, e-money, paypal, money game,
gopay, grabpay, ovo, fastpay, bluepay, dan masih banyak lagi lainnya. Semua
produk tersebut adalah menangani pembayaran secara digital.
Meskipun itu semua belum bisa digunakan untuk transaksi internasional, maka bisa
jadi kedepan produk fintech juga dapat menangani untuk transaksi internasional.
10
Coba perhatikan neraca perdagangan Indonesia berikut ini (Neraca Perdagangan
Indonesia Total 2011-2016 (Juta US$)
2.8 Devisa
a. Pengertian Devisa
Devisa adalah uang asing yang beredar pada suatu negara dan
digunakan untuk pembayaran transaksi dengan luar negeri. Keberadaan
devisa sangat diperlukan negara agar dapat membayar barang impor, utang
luar negeri, digunakan orang bepergian ke luar negeri, dan keperluan
lainnya.
b. Mekanisme Pasar Devisa
Pada setiap transaksi pasar internasional selalu digunakan devisa
(valuta asing) sehingga selalu ada permintaan valuta asing. Pasar devisa
dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan transaksi yang
rumit dan beragam secara efisien. Perantara utama dalam pasar devisa
adalah bank-bank utama yang beroperasi di seluruh dunia terutama yang
memperjualbelikan valuta asing. Berbeda dengan bursa saham yang
memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-pialang dalam pasar
valuta asing tidak pernah bertemu dan berhadapan secara langsung.
c. Hubungan Kurs Devisa (Valuta Asing) dengan Neraca Pembayaran
Sebagaimana diketahui neraca pembayaran internasional mencatat
dengan cara tertentu perdagangan (ekspor-impor) penanaman modal,
11
pariwisata, pinjaman, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan neraca
pembayaran.
Dalam hal terjadi neraca pembayaran defisit maka selisih tersebut
umumnya dibayar dengan menggunakan devisa yang ada. Pengurangan
devisa atau valuta asing akan berakibat pengurangan alat pembayaran dan
dapat menaikkan kurs valuta asing.
Sebaliknya, jika berkat berbagai transaksi yang dicatat di neraca
pembayaran aliran uang masuk lebih besar dari aliran uang keluar maka
neraca pembayaran surplus. Akibatnya, negara yang memiliki surplus
tersebut akan memiliki banyak devisa dari luar negeri yang membuat
penawaran devisa menguat sehingga secara umum nilai mata uang dalam
negeri menguat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan makalah yang sederhana ini, kami dapat
memberikan suatu kesimpulan sebagaimana yang tercantum di bawah ini :
3. Kita harus bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain untuk saling tukar
menukar hasil produksi
13
EVALUASI
A.
1. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan
antarnegara untuk mempertukarkan barang dan jasa yang saling
menguntungkan
9. Menjual barang yang sama lebih mahal dalam negeri dari pada diluar
negeri disebut dumping
14
10. Dalam perdagangan internasional sering pemerintah memberi subsidi
kepada perusahaan ekspor. Sasaran pemberian subsidi adalah
melindungi produksi dalam negeri
B.
1. Apakah yang dimaksud dengan perdagangan internasional bilateral?
15
Indeks Harga :
Indo : 20:5 = 4
Jadi 4 meter kursi rotan = 1 komputer
Jepang : 10:10 = 1
Jadi 1 meter kursi rotan = 1 komputer
(5 komputer = 5 meter kursi rotan)
Keuntungan Jepang :
a) 4 meter kursi rotan-1 meter kursi rotan = 3 meter kursi rotan/1
komputer
b) 3x5 = 15
c) Jadi, Jepang dapat menjual 5 unit komputer di Indonesia untuk
mendapatkan 3x lipat kursi rotan (15:5 = 3)
Karena jika suatu negara menjual sebuah produk keluar negeri, maka
negara tersebut akan memperoleh pembayaran berupa devisa dari
negara importir. Semakin besar nilai ekspor keluar negeri, perolehan
devisa pun semakin besar. Kegiatan seperti ini yang menambah sumber
perolehan devisa suatu negara.
16
DAFTAR PUSTAKA
17