Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan
manusia yang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak
tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Keimanan merupakan pengakuan hati.
Akhlak adalah pantulan iman yang berupa perilaku, ucapan, dan sikap atau
dengan kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah maknawi (abstrak)
sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang
dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata. Pemahaman moralitas
dalam bahasa aslinya dikenal dengan dua istilah yaitu al-akhlaq al-karimah
dan al-akhlaq al-mahmudah. Keduanya memiliki pemahaman yang sama yaitu
akhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik, terpuji, dan mulia yang
diridhai Allah.
Di era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin
beraneka ragam. Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan
bergaya, mereka bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang
tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan pedoman dalam hidup. Dalam
kehidupan masyarakat terdapat satu masalah yang harus mendapat perhatian
bersama dan perlu ditanggulangi yaitu tentang kemorosotan akhlak atau
dekadensi moral yang melanda pemuda-pemudi Indonesia seperti perkelahian
pelajar,penyebaran narkotika, meningkatnya kasus kehamilan dikalangan
remaja putri yang berusia belasan tahun.
Sebagai generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita
para generasi penerus tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu
penulis menyusun makalah ini agar menjadi acuan dalam perbaikan etika,
moral, dan akhlak masyarakat.
1.2.Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari etika, moral dan akhlak ?
2. Apa persamaan etika, moral, dan akhlak ?
3. Apa itu agama sebagai sumber moral?

1
4. Bagaimana pengaruh akhlak mahmudah dan mazmumah terhadap individu
dan masyarakat?
1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
 Untuk mengetahui pengertian etika, moral, dan akhlak
 Untuk mengetahui persamaan etika, moral, dan akhlak
 Untuk mengetahui agama sebagai sumber moral
 Untuk mengetahui pengaruh dari akhlak mahmudah dan
mazmumah terhadap individu dan masyarakat
1.3.2. Tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam pada Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian etika, moral, dan akhlak


 Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari kata
“ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan” adalah segala sesuatu dimana
dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk,
dan tanggung jawab.
Dengan demikian Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan
buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena
memang etika adalah bagian dari filsafat.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam
pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita
rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan
pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari
tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
 Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari Bahasa Latin Moralitas, adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki
oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai
implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu
dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan
di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin
dihormati oleh sesamanya.

3
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi
yang berlaku di suatu masyarakat. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat. Apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah
produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral
yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah
terbangun sejak lama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa moral merupakan kondisi
pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-
nilai baik dan buruk.
 Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk
jamak dari “khuluq”. Secara bahasa “akhlak” mempunyai arti budi pekerti,
tabiat, dan watak. Dalam kebahasaan akhlak berarti budi pekerti, perangai
atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik
dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan.
Dalil-dalil yang berhubungan dengan etika, moral, dan akhlak
Firman Allah swt:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal” (QS. Ali Imran: 190)

“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan mereka, kecuali


pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan perdamaian diantara
manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar.” (QS. An-nisa: 114)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila


disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-
ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal:2)

4
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-
ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal:2)

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mumin, diri dan


harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang
pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi)
janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 111)

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya


kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagi kamu” (QS. Yasin: 60)

“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan


(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (QS. Sad: 46)

Sabda Rasulullah:
‘Sesungguhnya aku Muhammad s.a.w. tidak diutus melainkan untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak.’
‘Ketahuilah kamu di dalam badan manusia terdapat segumpal
darah. Apabila baik maka baiklah keseluruhan segala perbuatannya dan
apabila buruk maka buruklah keseluruhan tingkah lakunya. Ketahuilah
kamu bahawa ia adalah hati’
‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa paras kamu dan
tidak kepada tubuh badan kamu, dan sesungguhnya Allah tetap melihat
kepada hati kamu dan segala amalan kamu yang berlandaskan keikhlasan
hati.’
‘Seseorang itu tidak beriman sehinggalah dia mengasihi terhadap
saudaranya seperti mana dia kasih terhadap dirinya sendiri’
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
‘Sesungguhnya amalan yang sangat dicintai Allah selepas
melakukan ibadat fardhu oleh hambanya ialah mengembirakan hati
saudaranya sesama Islam’
(Riwayat Baihaqi)

5
2.2. Persamaan etika, moral, dan akhlak
 Pertama, etika, moral, akhlak mengacu kepada ajaran atau gambaran
tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan pengarai yang baik.
 Kedua, etika, moral, akhlak merupakan prinsip atau aturan hidup
manusia untuk menakai martabat dan harakat kemanusiaannya.
Sebaliknya semakin rendah kualitas etika, moral, akhlak seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiannya.
 Ketiga, etika, moral, akhlak seseorang atau sekelompok orang tidak
semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, statis dan
konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
Untuk pengembangan dan aktulisasi potensi positif tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus
menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
2.3. Agama Sebagai Sumber Moral
a. Pengertian Agama
Secara terminologis, Hasby as-Shiddiqi mendefinisikan agama
sebagai undang-undang ilahi yang didatangkan Allah untuk menjadi
pedoman hidup dan kehidupan manusia di alam dunia untuk mencapai
kerajaan dunia dan kesentosaan di akhirat. Agama adalah peraturan
Tuhan yang diberikan kepada manusia yang berisi sistem kehidupan
manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Endang Saefudin Anshari menyimpulkan bahwa agama meliputi:
sistem kredo kepercayaan atas adanya sesuatu yang mutlak di luar
manusia; sistem ritus tata cara peribadatan manusia kepada yang mutlak;
dan sistem norma atau tata kaidah yang mengatur hubungan manusia
dengan sesame manusia dan hubungan dengan alam lainnya sesuai dan
sejalan dengan tata keimanan.
b. Pengertian Moral
Sidi Gazalba mengartikan moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide
yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan

6
mana yang wajar. Jadi moral adalah tindakan yang umum sesuai dengan
dan diterima oleh lingkungan tertentu atau kesatuan sosial tertentu.
Dengan demikian moral dapat diartikan dengan “menyangkut baik
buruknya manusia sebagai manusia,” moralitas dapat diartikan dengan
“keseluruhan norma-norma dan nilai-nilai dan sikap moral seseorang
atau masyarakat. Moral mengacu pada baik buruk perilaku bukan pada
fisik seseorang.
Agama sebagai sumber moral
Agama memiliki peranan penting dalam usaha menghapus krisis moral
dengan menjadikan agama sebagai sumber moral. Allah SWT telah memberikan
agama sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan di dinia ini. Dalam konteks
Islam sumber moral itu adalah Al-Qur’an dan Hadits.
Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama
bahwa ada beberapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu:
1) Agama itu mendidik manusia menjadi tenteram, damai, tabah, dan tawakal
2) Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi: berani
berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan, sabar, dan takut berbuat
dosa
3) Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-
sifat mulia dan terpuji, toleransi, dan manusiawi.
Dengan demikian peran agama sangat penting dalam kehidupan manusia,
salah satunya, sebagai sumber akhlak. Agama yang diyakini sebagai wahyu dari
Tuhan sangat efektif dan memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan
manusia agar tidak melakukan tindakan amoral.
2.4. Akhlak Mahmudah dan Mazmumah dan Pengaruhnya Terhadap
Individu dan Masyarakat.
 Akhlak Mahmudah
a. Pengertian Akhlak Mahmudah
Akhlaqul mahmudah adalah Akhlak mahmudah atau disebut juga
akhlaqul kariman artinya “Baik” dalam bahsa arab disebut “khair”,
dalam bahasa inggris disebut “good”. Dari beberapa kamus dan
ensiklopedia diperoleh pengertian “baik” sebagai berikut :

7
a. Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
b. Baik berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan,
kesenangan persesuaian, dst.
c. Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai
yang diharapkan dan member keputusan.
d. Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat,
member perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara
positif.
Jadi, akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang
merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT .
Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Orang
yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan masyarakat luas
karena dapat melahirkan sifat saling tolong menolong dan menghargai
sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-
muluk, melainkan ahklak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar
dari hati. Akhlak yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan
yang sewajarnya.
b. Contoh contoh Akhlaqul Mahmudah
a. Bersifat Iman bersifat Iman ialah percaya terhadap Alloh SWT,
Malaikat, Rosul, Kitab, Hari akhir dan percaya Qodo dan qodar
b. Bersyukur Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah
mengakui adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji
(atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara
syar’i adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang
lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya syukur adalah
kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut, atau
menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT
c. Ikhlas Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-
Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari
pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat
dari Nabi Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas.

8
Lalu Jibril berkata, “Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah,”
lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku
yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari
kalangan hamba-hamba-Ku.”
d. Bersifat baik dan benar Benar ialah memberitahukan (menyatakan)
sesuatu yang sesuai dengan apa-apa yang terjadi.
e. Bersifat amanah Amanah ialah kesetiaan, ketulusan hati,
kepercayaan atau kejujuran.
f. Bersifat adil Sesuatu bisa dikatakan adil apabila seseorang
mengambil haknya dengan cara yang benar atau memerikan hak
orang lain tanpa mengurangi haknya.
g. Bersifat kasih sayang Pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-rahman)
adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada makhlukNya. Ruang
lingkup ar-rahman dapat diutarakan dalam beberapa tingkatan,
yaitu: Kasih sayang dalam lingkungan keluarga, Kasih sayang
dalam lingkungan tetangga dan masyarakat, Kasih sayang dalam
lingkungan bangsa, Kasih sayang dalam lingkungan keagamaan
h. Bersifat hormat Hormat (al-iqtishad) ialah mengguanakan segala
sesuatu yang tersedia berupa harta benda, waktu, dan tenaga
menurut ukuran keperluan. Mengambil jalan tengah, tidak kurang
dan tidak berlebihan.
i. Bersifat berani Berani bukanlah semata-mata berani berkelahi di
medan laga, melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat
menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.
j. Bersifat kuat Kuat termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlakul
karimah yaitu kekuatan pribadi manusia yang meliputi kekuatan
fisik dan jasmani, kekuatan jiwa dan akal.
k. Bersifat malu Malu adalah malu terhadap Allah dan malu kepada
dirinya sendiri apabila melanggar peraturan-peraturan Allah.
l. Menjaga kesucian diri Menjaga kesucian diri adalah menjaga diri
dari segala tuduhan, fitnah, dan perbuatan keji lainnya. Hal ini dapat

9
dilakukan mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat
rencana dan angan-angan yang buruk.
m. Menepati janji Janji ialah suatu ketetapan yang dibuat dan
disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri
untuk dilaksanakan sesuatu ketetapannya
 Akhlah Mazmumah
a. Pengertian Akhlak Mazmumah
Akhalak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang
tercermin pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk
yang tidak menyenangkan orang lain. Dalam beberapa kamus dan
ensiklopedia dihimpun pengertian “buruk” sebagai berikut:
a. Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
b. Perbuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak
menyenangkan.
c. Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus,
perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat
istiadat, dan masyarakat yang berlaku. Jadi akhlakul mazmumah
ialah perilaku yang kurang baik atau tidak menyenangkan yang
merupakan kurang sempurnanya iman seseorang kepada Alloh
SWT, Akhlakul mazmumah di lahirkan atas sifat sifat yang kurang
terpuji. Orang yang memiliki akhlakul mazmumah jarang ataupun
susah bergaul dalam masyarakat karena masyarakat atau orang
orang tidak begitu suka terhadap akhlaknya.
b. Contoh-contoh akhlak mazmumah
a. Sifat Dengki Dengki menurut bahasa (etmologi) berarti menaruh
perasaan marah karena sesuatu yang amat sangat kepada
kekurangan orng lain.
b. Sifat iri hati Iri berarti merasa kurang senang melihat kelebihan
orang lain, kurang senang melihat orang lain beruntung , cemburu
dengan keberuntungan orang lain, tidak rela apabila orang lain
mendapat nikmat dan kebahagiaan.

10
c. Sifat sombong Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari orang
lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui
kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih
pintar, lebih dihormati, dan lebih beruntung dari yang lainnya.
d. Sifat riya Riya yaitu berbuat amal karena didasarkan ingin mendapat
pujian dari orang lain, agar dipercayai orang lain, agar ia dicintai
orang lain, karena ingin dilihat orang lain.
 pengaruh terhadap individu
 Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil
dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang
menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah,
menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
 Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang
tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk
ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah
dengan bacaan Alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan
dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah
sesuai dengan aturan-Nya.
 Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk
melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang
menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.

 pengaruh terhadap masyarakat


 Sentiasa menjaga amanah, amanah maksudnya adalah dapat dipercaya,
sehingga sesama masyarakat mampu menjaga kepercaya dari
masyarakat lain. Tidak adanya pengkhianatan yang terjadi
 Menepati janji, dengan pengaruh ini masyarakat tidak hanya sebagai
manusia yang ingkar akan janji mereka, mereka akhirnya mampu
menjaga ucapan mereka dan menepati janji mereka

11
 Berlaku adil, adil yang dimaksudkan adalah tidak memihak pada salah
satu kubu saja, sehinggamasyarakat mampu menempatka diri mereka
secara adil tnpa ada persainan dari beberapa kubu atau masalah
 Menjadi saksi yang benar, pengaruh ini agar masyarakat tidak menjadi
seseorang yang mebesar-besarkan masalah, ia harus mampu
menyampaikan sesuai kenyataan tentang apa yang dia lihat.

12
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian etika
adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi
ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah bagian
dari filsafat. Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah
tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Dan akhlak berarti budi pekerti,
perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara
tentang baik dan buruk yang yang ukurannya adalah wahyu tuhan.
Etika, moral, dan akhlak pun memiliki persamaan salah satunya
yaitu, etika, moral, akhlak mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang
perbuatan, tingkah laku, sifat, dan pengarai yang baik. Agama memiliki
peranan penting dalam usaha menghapus krisis moral dengan menjadikan
agama sebagai sumber moral dengan demikian salah satu peran agama
yaitu sebagai sumber akhlak. Akhlak terbagi menjadi akhlak mahmudah
dan akhlak mazmumah, akhlak mahmudah yaitu tingkah laku yang terpuji
sedangkan akhlak mazmumah yaitu tingkah laku tidak terpuji atau buruk.
Akhlak tersebut berpengaruh terhadap individu dan masyarakat seperti
sabar, tawaduk, menepati janji, berlaku adil, dan menjadi sanksi yang
benar.

13
Daftar Pustaka

http://kuliahkucatatandankehidupan.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-
persamaan-dan-perbedaan.html diakses pada tanggal 24 Oktober 2017

Anwar, Rosihon. 2009. Akhlak Tasawuf. Bandung:Pustaka Setia.

Hamka. 1987.Tasawuf Modern . Jakarta: Panjimas.

https://sintadewi250892.wordpress.com/2012/11/13/agama-sebagai-sumber-moral-
dan-akhlak-mulia-dalam-kehidupan/ diakses pukul 20.15 tanggan 25 Oktober 2017

14

Anda mungkin juga menyukai