Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Penelitian Pendidikan Matematika


(Metode Survei)

Oleh :
I WAYAN ADITYA WP (
SITTI ASNI RAHMAN (15504128)
SITTI BIRAHIM (
HARLES YANDRI (

Universitas Negeri Manado


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Matematika
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun
Tugas Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika.

Tugas ini kami buat untuk mengetahui bagaimana itu keterampilan mengelola
kelas. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita
menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah


ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini.

Tondano, 1 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............………………………………………………........................i

Daftar Isi…………………………………......…………….........................................ii

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………......…...........1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………......……......2

1.3 Tujuan Masalah ……………………………………………….....….........2

Bab II PEMBAHASAN

a. Keterampilan mengelola
kelas.............................................................................

b. Tujuan keterampilan mengelola


kelas.................................................................

c. Komponen-komponen keterampilan mengelola


kelas.........................................

d. Prinsip keterampilan mengelola


kelas..................................................................

e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengelola


kelas..........................................

f. Aplikasi dan cara menggunakan keterampilan mengelola


kelas.........................
Bab III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................

Daftar Pustaka ………………………………………………………………....15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian
besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyelidiki kondisi
belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan
sasaran pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan
penyampaian pesan penngajaran (instruksional) atau dapat pula berkaitan dengan
penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat
dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula.
Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan
gangguan terhadap belajar mengajar.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara
tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain,
antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap proses
belajar mengajar. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus
menerus. Gangguan dapat berifat sementara sehinngga perlu dikembalikan ke dalam
iklim belajar yang serasi (kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula
bersifat cukup serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan
meremedial. Disiplin itu sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang
efektif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai bila guru mampu mengatur
siswa dan saran pembelajaran serta megendalikannya dalam suasana yang sangat
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hubungan interprsonal yang
baik antara guru dan peserta didik, peserta didik sama peserta didik merupakan syarat
keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat
bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang melatarbelakangi pembuatan masalah ini adalah sebagai


berikut:

g. Apakah pengertian dari keterampilan mengelola kelas?

h. Apakah tujuan dari keterampilan mengelola kelas?

i. Apa saja komponen-komponen keterampilan mengelola kelas?

j. Apa sajakah prinsip keterampilan mengelola kelas?

k. Apa sajakah hal-hal yang harus dihindari dalam mengelola kelas?

l. Bagaimanakah aplikasi dan cara menggunakan keterampilan mengelola


kelas?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


a. Mengetahui pengertian keterampilan pengelolaan kelas.

b. Mengetahui tujuan keterampilan pengelolaan kelas.

c. Mengetahui komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas.

d. Mengetahui prinsip keterampilan pengelolaan kelas.

e. Mengetahui hal-hal yang harus dihindari dalam mengelola kelas.

f. Mengetahui aplikasi dan cara menggunakan keterampilan pengelolaan kelas.

BAB II

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

A. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya


menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan
pendekatan otoriter (authority approach), pendekatan permisif (permissive approach)
dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-
masing pendekatan tersebut.

Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach) pengelolaan


kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan
menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat
(weber).

Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya


yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan
berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah
bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di
dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada
pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas
merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilaku yang
bersifat positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah
munculnya atau memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa.

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk


menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan megembalikan ke
kondisi optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun
melakukan kegiatan remedial.

B. Tujuan Penggunaan Pengelolaan Kelas

Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan, baik untuk


siswa maupun untuk guru. Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Tujuan untuk siswa

Keterampilan mengelola kelas untuk siswa bermaksud:

a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah


lakunya serta sadar untuk mengendalikan dirinya.

b. Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata
tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan
dan bukan kemarahan.

c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah


laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.

Tujuan untuk guru:

Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih


keterampilannya dalam:
a. Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran
penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.

b. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan


kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa

c. Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku yang menimbulkan


gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai
seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam hubungan
dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebih-lebihan atau terus menerus
melawan di kelas.

C. Komponen Pengelolaan Kelas

Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua komponen, yaitu :

Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar


yang optimal (bersifat preventif)

1. Menunjukkan Sikap Tanggap

Menggambarkan tingkah laku guru yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan
tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan
adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini
dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut.

a) Memandang Secara Saksama

Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam


kontak pandangan serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam
pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa
persahabatan. Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas di
kelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap
kelompok maupun individu.
b) Memberikan Pernyataan

Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan,


baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Hal ini terkomunikasi
kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai
kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal
yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan
atau komentar yang mengandung ancaman.

Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.

c) Gerak Mendekati

Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu


menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap
tugas serta aktivitas siswa. Gerak mendekati hendaklah dilakuan secara wajar,
bukan untuk menakut-nakuti, mengancam, atau member kritikan dan
hubungan. Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa.
Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami
frustasi atau sedang marah.

d) Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa

Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan ketakacuhan,


guru dapat member reaksi dalam bentuk teguran. Dengan adanya teguran
menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang
tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat. Teguran haruslah diberikan pada saat
yang tepat dan sasaran yang tepat pula sehingga dapat mencegah meluasnya
penyimpangan tingkah laku.

2. Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada
beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

1. Visual

Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu


namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau
individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok
atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau
memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.

2. Verbal

Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pernyataan, dan sebagainya


terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang
lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru
menguasai kelas.

3. Memusatkan Perhatian

Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahankan apabila dari waktu


kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang
dilaksanakan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara :

a. Menyiagakan Siswa

Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan


pertanyaan atau topik pelajarannya. Bertujuan untuk menghindari
penyimpangan perhatian siswa. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya
memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana
yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.

b. Menuntut Tanggung Jawab Siswa


Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan
tanggung jawab yang dilakukan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam
tugas-tugas. Misalnya dengan meminta kepada siswa untuk
memperagakan, melaporkan, dan memberi respons. Komunikasi yang
jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting
dalam mempertahankan pusat perhatian siswa.

4. Memberikan Petunjuk yang Jelas

Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas
dan singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan dari pada
siswa. Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang
jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat
dipenuhi oleh siswa.

5. Menegur

Apabila terjadi tingkah laku siswa yang menggangu kelas atau kelompok
dalaam kelas, hendaklah guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang
efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

- Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta pada tingkah
lakunya yang menyimpang

- Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang


mengandung penghinaan.

- Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan

- Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga


penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan

6. Memberi PenguataN
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat
dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.

- Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu


dengan jalan ”menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan
berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan
berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar
dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.

- Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang


bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.

D. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar


yang optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang
menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan
tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala
sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.

Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap


problema siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat tertentu guru dapat
menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku
siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam
tugas di kelas. Strategi tersebut adalah :

i. Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa


yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah
laku tersebut dengan mengaplikasiakan pemberian penguatan secara
sistematis.

ii. Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan


cara :

- Memperlancar tugas-tugas : Mengusahakan terjadinya kerja sama yang


baik dalam pelaksanaan tugas.

- Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok : Memelihara dan memulihkan


semangat siswa dan menangani konflik yang timbul.

- Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.


Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah
laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang
mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk
menemukan pemecahannya.

E. Prinsip Pengelolaan Kelas

1. Kehangatan dan Keantusiasan

Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas


yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar-
mengajar yang optimal. Guru yang bersifat hangat dan akrab secara ajek
menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, terhadap kegiatan-
kegiatan, atau terhadap siswanya akan lebih mudah pula melaksanakan
komponen keterampilan tersebut secara berhasil.

2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan


meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya tingkah yang menyimpang. Perhatian dan minat siswa akan
terpelihara dengan kegiatan guru tersebut.
3. Bervariasi

Pengunaan variasi dalam media, gaya, dan interaksi mengajar-belajar


merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta
pengulangan-pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan
belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat berbagai variasi maka
proses menjadi jenuh akan berkurang dan siswa akan cenderung
meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan mengganggu
kawannya.

4. Keluwesan

Dalam proses belajar mengajar guru harus waspada mengamati jalannya


proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa.
Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah
berbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen
keterampilan yang lain.

5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif

Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan


kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan
perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.

Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :

- Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan


menghindari ocehan atau celaan atau tingkah laku yang kurang wajar.

- Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.

6. Penanaman disiplin diri


Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya
guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri.
Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.

F. Hal-hal yang Harus Dihindari

Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus
dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut.

a. Campur tangan yang berlebih (teachers instruction)

Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan


komentar, pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, kegiatan itu akan
terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada siswa bahwa
guru tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan anak. Ia hanya
ingin memuaskan kehendak sendiri.

b. Kelenyapan (fade away)

Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi,
penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan
penjelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas. Juga dapat terjadi dalam
bentuk waktu diam yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan
langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran
siswa mengawang-awang, melantur, dan mengganggu keefektifan serta
kelancaran pelajaran.

c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and stars)


Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengetahui
aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang
kedua, kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan
demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya
mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.

d. Penyimpangan (digression)

Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahkan tertentu
memungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat
mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.

e. Bertele-tele (overdweiling)

Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang hal-


hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah
teguran sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang.
BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat diperoleh simpulan bahwa hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menggunakan keterampilan mengelola kelas, antara lain:

1. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk


menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal.

2. Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua komponen, yaitu :

- Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan


kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)

- Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar


yang optimal

3. Prinsip mengelola kelas terdiri dari :

- Kehangatan dan Keantusiasan

- Tantangan

- Bervariasi

- Keluwesan
- Penekanan Pada Hal-Hal Positif

- Penanaman disiplin diri

4. Hal-hal yang harus dihindari terdiri dari :

- Campur tangan yang berlebih (teachers instruction)

- Kelenyapan (fade away)

- Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and stars)

- Penyimpangan (digression)

- Bertele-tele (overdweiling)
DAFTAR PUSTAKA

Asril, Zainal. 2010. Microteaching. Padang. PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai