Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA

Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

BAB I
Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG


Kawasan Strategis Provinsi (KSP) merupakan kawasan yang menjadi harapan bagi
provinsi untuk di dorong pertumbuhannya atau dilindungi kelestariannya agar nilai
strategis dari kawasan tersebut memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat provinsi. KSP tersebut ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi (RTRWP) tahun 2010 - 2030.

Pada Pasal 14 ayat 3 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
disebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (RTR KSP) merupakan
rencana rinci dari rencana tata ruang wilayah provinsi yang disusun sebagai perangkat
operasional. Kawasan strategis dimaksud memerlukan acuan yang lebih rinci agar dalam
perwujudan pemanfaatan ruangnya nilai strategis kawasan tersebut dapat dimanfaatkan
secara optimal.

Berdasarkan sudut kepentingan strategis, Kawasan Strategis Provinsi dapat


dikelompokkan dalam :
a. pertumbuhan ekonomi;
b. sosial dan budaya;
c. pendayagunaan sumber daya dan/atau teknologi tinggi; serta
d. fungsi dan daya dukung Lingkungan hidup.

Pada Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III;
meliputi Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak; terdapat isu strategis berupa :
a. Keberadaan sumber daya alam pertambangan, kehutanan, perkebunan dan pertanian
untuk dikelola sebaik-baiknya sebagai sumber pendapatan daerah.
b. Keberadaan sumber daya alam kelautan dan perikanan untuk dikelola sebaik-baiknya
sebagai sumber pendapatan daerah.
c. Keberadaan potensi jasa wisata yang menjunjung kearifan lokal sebagai daya tarik
investor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

I 1
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

d. Keberadaan sumber daya alam dan sumber daya manusia lokal yang berpotensi
untuk memajukan industri.

Dengan demikian Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten


WKP III merupakan kawasan yang menjadi prioritas pembangunan mengingat urgensi
peruntukan dan perlindungannya.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1 Maksud
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
WKP III merupakan langkah awal dari tahapan produk perencanaan tata ruang secara
detail dan menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan regulasi
penataan ruang dalam hal ini Peraturan Daerah mengenai Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III.

1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan Strategis
Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
1. Menyusun Rencana Rinci (RTR KSP) berdasarkan Muatan substansi Umum dan
Khusus yang telah ditetapkan dalam Pedoman KSP.
2. Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perbatasan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III dengan produk perencanaan, baik RTRW
Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak; RDTR maupun RPJMD.
3. Menyusun Naskah Akademis Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III.

1.2.3 Sasaran
Beberapa Sasaran yang ingin dicapai dalam Pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan Strategis
Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III, adalah sebagai berikut :
1. Tersempurnanya Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perbatasan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III.
2. Tersusunnya Naskah Akademis Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III.

I 2
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

1.3 DASAR PENYUSUNAN RTR KSP


1.3.1 Kedudukan RTR KSP
Kedudukan RTR KSP dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan
nasional dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Kedudukan RTRKSP dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Sumber : Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Kabupaten

RTR KSP merupakan penjabaran RTRW Provinsi yang disusun sesuai tujuan penetapan
masing-masing KSP berdasarkan nilai-nilai strategis yang menjadi kepentingan provinsi.
Muatan RTR KSP ditentukan oleh nilai strategis yang menjadi kepentingan pemerintah

I 3
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

provinsi. Kepentingan pemerintah provinsi dalam penyusunan dan penetapan RTR KSP
harus menguatkan ketetapan yang telah dijabarkan di dalam RTRW provinsi. RTR KSP
juga menjadi acuan teknis bagi instansi sektoral dalam penyelenggaraan penataan ruang.

1.3.2 Fungsi dan Manfaat RTR KSP


a. Fungsi
Fungsi RTR KSP Yaitu Sebagai :
1) Alat koordinasi penyelenggaraan penataan ruang pada KSP yang
diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan;
2) Acuan dalam sinkronisasi program intra pemerintah provinsi maupun
dengan pemerintah kabupaten/kota, serta masyarakat dalam rangka
pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan KSP;
3) Dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSP, termasuk acuan penentuan
ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW kabupaten/kota
dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala informasi
RTR KSP setara dengan kedalaman RTRW yang seharusnya menjadi dasar
perizinan dalam hal peraturan daerah (perda) tentang RTRW
kabupaten/kota belum berlaku.
4) Acuan dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD.
5) Acuan lokasi investasi dalam KSP yang dilakukan pemerintah dan
masyarakat.
6) Pedoman untuk penyusunan rencana program dan kegiatan sektoral.
7) Acuan dalam administrasi pertanahan.

b. Manfaat RTR KSP


Manfaat RTR KSP yaitu untuk :
1) mewujudkan keterpaduan antara dalam lingkup KSP;
2) mewujudkan keserasian pembangunan KSP dengan wilayah provinsi dan
wilayah kabupaten/kota di mana KSP berada; dan
3) menjamin terwujudnya tata ruang KSP yang berkualitas.

I 4
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

1.3.3 Tipologi RTR KSP


Penyusunan RTR KSP didekati melalui tipologi KSP. Tipologi KSP bermanfaat untuk
memastikan kebutuhan penataan ruang yang sesuai dengan kebutuhan kawasan dan
untuk mengantisipasi keragaman KSP.

Pertimbangan penetapan KSP dalam tipologi didasarkan pada:


a. Sudut kepentingan berdasarkan UU no. 26/2007 tentang Penataan Ruang;
b. Kriteria kawasan strategis berdasarkan PP No. 15/ 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
c. Isu strategis provinsi di dalam RTRWProvinsi.
d. Kawasan strategis yang sudah ditetapkan dalam RTRW Provinsi.

Dalam menetapkan tipologi KSP dilakukan dengan mempertimbangkan KSP yang telah
ditetapkan dalam RTRW Provinsi dan kemungkinan ditetapkannya KSP lain. Maka,
ditetapkan 12 (dua belas) tipologi sebagai berikut: kawasan perkotaan,kawasan koridor
ekonomi, kawasan perdesaan, kawasan cepat tumbuh,kawasan cagar budaya/sejarah,
kawasan permukiman/komunitas adat tertentu,kawasan teknologi tinggi,kawasan
sumber daya alam,kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup darat,
kawasan rawan bencana,kawasan kritis lingkungan, kawasan perlindungan pesisir dan
pulau kecil.

Tipologi KSP sebagaimana dimaksud dijabarkan pada Tabel 1.1., kemudian karakteristik
KSP berdasarkan tipologi dijabarkan pada Tabel 1.2 serta beberapa contoh jenis KSP yang
ada di RTRW Provinsi dapat dilihat pada Tabel 1.3.

I 5
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Tabel 1.1 Penetapan Tipologi KSP Berdasarkan Sudut Kepentingan, Kriteria dan Isu Strategis Provinsi

I 6
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Sumber : PP 15/2010

I 7
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Tabel 1.2 Kriteria KSP Berdasarkan Tipologi

I 8
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Sumber : PP 15/2010

I 9
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Tabel 1.3 Beberapa Jenis KSP dalam RTRW Provinsi

I 10
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Sumber : PP 15/2010

1.3.4 Ketentuan Umum Penentuan Muatan RTR KSP


Dasar penentuan muatan RTR KSP yaitu bahwa RTR KSPsebagai rencana rinci dari
rencana tata ruang wilayah provinsi berisi : tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan
KSP, serta konsep pengembangan KSP. Kemudian dengan tipologi KSP, maka diperlukan
tahapan penyusunan dengan kerangka pikir muatan meliputi:
1) Bentuk
Penentuan bentuk KSP didasarkan pada KSP berbasis kawasan dan KSP berbasis
objek strategis.
a) KSP berbasis kawasan dicirikan oleh keberadaan wilayah yang
direncanakan relatif luas dalam satu kesatuan entitas kawasan fungsional,
dapat meliputi satu atau lebih wilayah administrasi kabupaten/kota.
b) KSP berbasis objek strategis dicirikan oleh keberadaan objek strategis
berkaitan dengan fungsi strategis objek yang ditetapkan sebagai KSP.

Gambar 1.2 Ilustrasi Bentuk KSP Berbasis Kawasan dan Obyek Strategis
Sumber : Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Kabupaten

2) Delineasi
Penentuan delineasi KSP dilakukan sesuai dengan karakteristik tipologi dan
dilakukan dengan pertimbangan antara lain:

I 11
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

a) potensi perekonomian kawasan;


b) interaksi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat;
c) potensi sumber daya alam kawasan;
d) kondisi daya dukung dan daya tampung fisik dasar; dan
e) ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

3) Fokus penanganan
Penentuan fokus penanganan KSP dilakukan dengan mempertimbangkan upaya yang
perlu diprioritaskan untuk mewujudkan fungsi kawasan berdasarkan nilai dan isu
strategis kawasan sesuai dengan tipologi KSP.

4) Tingkat ketelitian peta


Penentuan skala peta KSP disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan dalam
proses perencanaan RTRKSP dan penggunaan RTRKSP, serta kebutuhan muatan
materi yang akan diatur di dalam RTR KSP tersebut.

5) Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan


Penentuan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang KSP dilakukan dengan
mempertimbangkan isu strategis dan fokus penanganan KSP.

6) Konsep pengembangan
Penentuan konsep pengembangan KSP sebagai arahan pengembangan struktur ruang
dan pola ruang dilakukan dengan menetapkan arahan atau rencana struktur ruang,
dan arahan atau rencana pola ruang sesuai dengan kedalaman muatan rencana yang
diatur dalam rangka pencapaian tujuan penataan ruang KSP.

7) Arahan pemanfaatan ruang KSP


Penentuan arahan pemanfaatan ruang KSP dilakukan dengan mempertimbangkan
perwujudan konsep pengembangan KSP yang dilaksanakan melalui penyusunan
indikasi program utama 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan (yang
tahapan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan tahapan waktu pelaksanaan
RTRWP) beserta indikasi sumber pembiayaan.

8) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang KSP


Penentuan arahan pengendalian pemanfaatan ruang KSP dilakukan dengan
mempertimbangkan upaya yang diperlukan agar pemanfaatan ruang dilaksanakan
sesuai dengan RTR KSP.

I 12
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

9) Pengelolaan Kawasan
Penentuan pengelolaan KSP dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan
penanganan kawasan sesuai dengan tipologi KSP.

Penentuan muatan RTR KSP untuk masing-masing tipologi KSP dapat dilihat pada
Gambar 2.3 dan Tabel 2.4 berikut:

Gambar 1.3 Penentuan Muatan RTR KSP


Sumber : Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Kabupaten

I 13
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Tabel 1.4 Ketentuan Umum Muatan Pedoman RTR KSP Berdasarkan Tipologi

I 14
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

I 15
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

I 16
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

I 17
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

I 18
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Sumber : PP 15/2010

I 19
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Lingkup Wilayah
Wilayah studi dalam kegiatan Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III meliputi Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Lebak.

1.4.2 Lingkup Kajian


Sebagai penjabaran dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
serta Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Banten, maka
lingkup kajian dalam pekerjaan “Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III”, ini meliputi:
1. Delineasi Kawasan yang ditetapkan sebagai RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III.
2. Menyusun Rencana Rinci (RTR KSP) berdasarkan Muatan substansi Umum dan
Khusus yang telah ditetapkan dalam Draft Pedoman KSP.
3. Arahan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten WKP III merupakan implementasi pelaksanaan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Banten yang telah ditetapkan.
4. Sinkronisasi RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten WKP III dengan produk perencanaan ruang yaitu :
- RTRW Kabupaten Pandeglang dan RTRW Kabupaten Lebak.
- RTR pada lokus KSP Wilayah Perbatasan di WKP III.
- RTRW Nasional maupun RTR lainnya.
4. Arahan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten WKP III merupakan implementasi pelaksanaan RPJMD Provinsi
Banten.
5. Menyusun Naskah Akademis Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III.

1.4.3 Lingkup Pekerjaan


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
WKP III, merupakan salah satu bentuk perencanaan dan pemanfaatan yang lebih detail
dari sebuah kawasan, adapun muatan Pedoman Kawasan Strategis Provinsi adalah
sebagai berikut :

I 20
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

1. Penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perbatasan Antar


Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III, yang memuat ketentuan umum tentang:
a. Deliniasi KSP
Penentuan delinasi dilakukan sesuai dengan tipologi dilakukan dengan
pertimbangan :
1. kondisi daya dukung fisik dasar;
2. interaksi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat;
3. obyek wisata dan keterkaitan spasial dengan prasarana dan sarana
penunjangnya; dan
4. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
b. Fokus Penanganan Ekonomi :
1. Pengaturan Kawasan Inti:
- Zona Pemanfaatan Terbatas : ditujukan untuk pengelolaan kegiatan
kehutanan, pertanian, pertambangan, kelautan, perikanan, industri, dan
perkebunan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi daerah.
- Zona Publik : dimanfaatkan sesuai dengan prinsip-prinsip fungsi
pendukung pengelolaan, pelestarian, perlindungan, penyelamatan,
pengamanan, pemeliharaan, pemugaran dan pengembangan kawasan
wisata dan kawasan permukiman/perumahan.
2. Pengaturan Kawasan Penyangga :
- Zona Pemanfaatan Terbatas yang jika dibutuhkan dukungan terhadap
kawasan industri, kehutanan, pertanian, pertambangan, kelautan,
perikanan, dan perkebunan berupa ruang non terbangun pada radius
tertentu.
- Zona Publik dan jasa wisata yang berada pada kawasan yang
diperbolehkan untuk digunakan kegiatan publik dan jasa wisata.
c. Tingkat Ketelitian Peta :
Penetapan skala peta KSP Sosial dan budaya baik kawasan inti maupun kawasan
penyangga adalah :
- Kawasan Inti minimal skala 1 : 5.000 - 1: 10.000
- Kawasan Penyangga minimal skala 1 : 10.000 - 1: 25.000

2. Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi


Banten WKP III, termasuk dalam Tipologi Pertumbuhan Ekonomi dengan muatannya
sebagai berikut :

I 21
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

A. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Pengembangan KSP


Pertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi Kawasan Strategis
Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III, meliputi:
 Potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia lokal,
 Kondisi Lingkungan non terbangun, terbangun dan kegiatan disekitar
kawasan dan/atau obyek yang berpotensi mendukung maupun mengganggu,
 Daya dukung fisik dasar terkait potensi bencana yang mengancam kawasan
(khususnya kebakaran, banjir dan pergerakan tanah),
 Kondisi sistem jaringan prasarana pendukung kawasan.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan,


kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:
a) Tujuan :
Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan lingkungan wilayah perbatasan
di WKP III yang lestari pada jangka panjang.

b) Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan.
Perumusan kebijakan difokuskan pada:
(1) Kebijakan terkait kawasan di WKP III yang berpotensi memajukan
perekonomian daerah,
(2) Kebijakan terkait kawasan inti; pengaturan zona dan kegiatan pada
kawasan industri, kehutanan, pertanian, pertambangan, kelautan,
perikanan, perkebunan dan pelayanan sistem jaringan prasarana
kawasan dan sarana penunjang sesuai standar pelayanan minimum
serta kearifan lokal dan nilai-nilai warisan budaya;
(3) Kebijakan terkait kawasan penyangga; batas, zonasi, penetapan
kegiatan, dukungan sistem jaringan prasarana kawasan dan sistem
pusat pelayanan sesuai standar pelayanan minimum yang ditetapkan
di kawasan penyangga.

c) Strategi
Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan
minimal strategi diuraikan sebagai berikut :
(1) Perumusan strategi terkait optimalisasi kawasan pertumbuhan
ekonomi, meliputi:

I 22
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

(a) penetapan kawasan pertumbuhan ekonomi yang harus


dioptimalkan;
(b) penetapan target dan wujud perekonomian.

(2) Perumusan strategi terkait kawasan inti, meliputi:


(a) penetapan jenis;
(b) penetapan intensitas;
(c) penetapan pengelolaan;
(d) penetapan jenis dan standar pelayanan minimum berbasis
potensi lokal.

(3) Perumusan strategi perwujudan kawasan penyangga, meliputi:


(a) penetapan batas kawasan penyangga;
(b) penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga;
(c) penetapan dukungan sistem jaringan prasarana minimum
kawasan penyangga.
(d) Penetapan sistem pusat pelayanan kawasan yang tidak
berpotensi mengganggu kelanjutan perekonomian, dan
memberikan dukungan pengembangan jasa wisata.

B. Konsep Pengembangan Kawasan Strategis Perbatasan Antar


Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III yang dijabarkan dalam konsep
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang (untuk keseluruhan wilayah
sampai dengan kawasan penyangga) dengan skala 1: 5.000 - 1: 10.000, serta
rencana pola ruang untuk kawasan inti dengan skala 1 : 10.000 - 1 : 25.000.
 Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis Perbatasan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III :
a. Arahan pemanfaatan ruang merupakan upaya perwujudan RTR KSP
yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama, indikasi sumber
pembiayaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu
pelaksanaan.
b. Indikasi program utama merupakan acuan sektor dan daerah dalam
menyusun program dalam rangka mewujudkan RTR KSP dalam jangka
waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan
(20 tahun). Indikasi program utama dapat memuat strategi

I 23
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

operasionalisasi perwujudan struktur ruang dan pola ruang sebagai


dasar pertimbangan penetapan tahapan indikasi program utama.

C. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP


 Penentuan arahan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan dengan
mempertimbangkan upaya yang diperlukan agar pemanfaatan ruang
dilaksanakan sesuai dengan RTR. Ketentuan terkait dengan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang KSP paling sedikit memuat sebagai berikut
:
a. Arahan peraturan zonasi
b. Arahan perizinan
c. Arahan pemberian insentif dan disinsetif
d. Arahan sanksi

D. Pengelolaan Kawasan
 Pengelolaan kawasan memperhatikan:
a. Status kelembagaan yang telah diatur dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
b. Keterkaitan KSP dengan kewenangan daerah provinsi;
c. Keterkaitan KSP dengan kewenangan daerah kabupaten/kota; dan
d. Pemangku kepentingan lainnya.

 Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat


Hak, kewajiban dan peran masyarakat diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

3. Pelaksanaan konsultasi dengan pemangku kepentingan (Stakeholders) terkait dalam


rangka penyempurnaan RTR KSP
4. Tahapan/proses Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III adalah :
 Persiapan penyusunan
 Pengumpulan data dan informasi
 Pengolahan dan Analisis data
 Perumusan Konsep RTR KSP
 Penyusunan Naskah Akademis Raperda RTR KSP

I 24
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

5. Jangka waktu Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota


di Provinsi Banten WKP III, sekitar 6 bulan (180 hari).
6. Klasifikasi Perusahaan Jasa Konsultan harus memiliki kualifikasi usaha dan SBU
dengan kode PR 102 ( Jasa Konsultasi Perencanaan Wilayah ) dan atau Kode PR 104
Jasa Konsultasi Pengembangan dan Pemanfaatan Ruang.

1.5 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.5.1 Metode Pendekatan Perencanaan
Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perbatasa Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III akan menggunakan prinsip-prinsip
pendekatan dalam perencanaan berupa pendekatan Komprehensif , Partisipatif,
pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up) serta
pendekatan perencanaan mitigasi dan daya dukung lingkungan.

Pendekatan perencanaaan dengan metode ini selalu memperhatikan sektor-sektor lain


serta wilayah lain yang lebih luas secara regional. Hal ini diharapkan agar dapat
meningkatakan integrasi, koordinasi dan sinkronisasi antar sektor-sektor yang terkait
dalam pengembangan di wilayah yang lebih luas.

Metode ini juga memperhatikan keterpaduan yang seimbang dan selaras dalam
pengembangan setiap komponen pembangunan, terutama yang mengacu pada kajian
terhadap kebijaksanaan sektoral tentang pemanfaatan ruang dan pengembangan
agropolitan dan migas. Adanya keterpaduan antara berbagai sektor dan bidang
pembangunan yang saling mendukung satu dengan lainya dalam satu kesatuan program
pengembangan sektoral akan menghasilkan perencanaan program yang terintegrasi
dengan kebijakan dan arahan pemanfaatan ruang dalam skala yang lebih luas. Di sisi lain,
pendektan antar sektoral ini akan mengarahkan pada pembangunan berdasarkan tipologi
kawasan perbatasan yang ada sehingga bisa diupaya pengendalian, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan fisik serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan yang terukur dari segi kualitas maupun kuantitas.

Pendekatan Partisipatif yaitu proses penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Perbatasa Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III semaksimal mungkin
diselenggarakan secara transparan, akuntabel dan melibatkan masyarakat (stakeholders)
dalam pengambilan keputusan perencanaan.

I 25
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) yaitu dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Perbatasa Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III
dilaksanakan dengan mengutamakan sinergitas antar dokumen diatasnya yang berkaitan,
khususnya dengan dokumen RTRW Provinsi Banten, RTRW Kabupaten Pandeglang, RTRW
Kabupaten Lebal, RTRW Kabupaten Serang dan RTRW Kabupaten Tangerang, Serta
RPJMD Kabupaten yang berbatasan serta komitmen terhadap kebijakan dari pemerintah.

Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up) yaitu dalam proses penyusunan Rencana Tata


Ruang Kawasan Strategis Perbatasa Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III
dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

Pendekatan mitigasi dan daya dukung lingkungan mempertimbangkan ketahanan dan


kesiapan suatu lahan dengan adanya ancaman bencana alam maupun kerusakan
lingkungan akibat aktivitas manusia.

1.5.2 Metode Pengumpulan Data


Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perbatasa Antar Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten WKP III melibatkan beberapa aspek perencanaan yaitu fisik dan
lingkungan, penggunaan lahan, sosial dan demografi, sarana dan prasaranan, transportasi
dan ekonomi. Metode dalam pengumpulan data yang digunakan adalah dengan survey
primer dan survey sekunder. Survey primer meliputi wawancara dan observasi,
sedangkan survey sekunder meliputi tinjauan kebijakan, strategi, rencana, dan dokumen
dari instansi-instansi terkait.

A. Identifikasi Kebijakan, Strategi dan Rencana Pengembangan


Identifikasi kebijakan, strategi, dan rencana pengembangan merupakan dasar dari
perencanaan sebuah wilayah, demikian juga dalam rencana strategis pengembangan
kawasan perbatasan. Berikut kebijakan, strategi dan rencana pengembangan yang
menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perbatasa Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III.

Tabel 1.5 Jenis Data dan Perolehan Data Kebijakan, Strategi dan Rencana
Pengembangan
DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN
Kebijakan makro tata 1. Kebijakan terkait 1. RTRW Provinsi 1. Dinas PUPR Provinsi Survey
ruang wilayah perencanaan Banten (revisi) Banten sekunder
2. Peta rencana (jpg dan 2. RTRW Kabupaten 2. BAPPEDA Provinsi
shp) Pandeglang Banten
3. BAPPEDA Kabupaten
Pandeglang dan

I 26
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN


Kabupaten Lebak
1. Kebijakan 1. RPJPD Provinsi 1. Dinas PUPR Provinsi
pengembangan Banten Banten
wilayah perencanaan 2. RPJMD Provinsi 2. BAPPEDA Provinsi Banten
Banten
Kebijakan 3. BAPPEDA Kabupaten
3. RPJPD Kabupaten
sektoral/pengembangan Pandeglang dan
Pandeglang dan
wilayah Kabupaten Lebak
Lebak
4. RPJMD Kabupaten
Pandeglang dan
Lebak
Sumber : Hasil Analisis, 2018

B. Identifikasi Penggunaan Lahan


Asepk tata guna lahan merupakan salah satu aspek yang penting dalam Penyusunan RTR
Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III.
Gambaran mengenai tata guna lahan Kawasan perbatasan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun arahan pengembangan kawasan perbatasan, meliputi pemanfaatan lahan,
potensi pengembangan lahan serta sebagai kontroling terhadap penggunaan lahan
berkelanjutan. Berikut ini adalah mengenai teknik pengumpulan datan dan sumber data
penggunaan lahan kawasan perbatasan,

Tabel 1.6 Jenis data dan Perolehan Data Penggunaan Lahan


DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN
1. Penggunaan lahan 1. Peta penggunaan 1. BAPPEDA Provinsi Survey sekunder
pada kawasan lahan Provinsi Banten dan survey primer
perbatasan Banten, Kabupaten 2. BAPPEDA Kabupaten
2. Luas penggunaan pandeglang dan
Pandeglang dan
Penggunaan Lahan lahan pada kawasan lebak.
perbatasan 2. Kabupaten dalam Kabupaten Lebak
angka 3. BPS Kabupaten
pandeglang dan lebak

Sumber : Hasil Analisis, 2018

C. Identifikasi Fisik dan Lingkungan


Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengindentifikasi Aspek Fisik Dasar,
Sumber Daya Alam & Lingkungan di dapatkan dari survey primer dan survey sekunder.
Survei yang dilakukan dengan cara melihat dokumen dari rencana dari data monografi
maupun dari dokumen rencata tata ruang wilayah Kawasan Perbatasan yang ada
mengenai data fisik dasar fisik dasar terdiri dari data topografi, geologi, kemampuan
tanah, klimatologi, dan hidrologi.

Sedangkan survey primer dilakukan dengan observasi kondisi eksisting yang ada sehingga
mengetahui jumlah sungai, jenis vegetasi, arah aliran sungai secara actual yang nantinya
digunakan dengan data sekunder untuk mendapatkan output yang berupa data proyeksi

I 27
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

kebutuhan lahan, pemetaaan kawasan prioritas kawasan perbatasan serta pemetaan


lokasi kawasan rawan bencana,

Tabel 1.7 Jenis data dan Perolehan Data Fisik Dasar dan Lingkungan
DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN
1. Data suhu 1. Kabupaten 1. BPS Kabupaten Lebak Survey
2. Data kelembapan pandeglang dan dan Pandeglang sekunder
3. Data arah angin lebak dalam angka 2. BMKG Kabupaten
Klimatologi 4. Data curah hujan 2. BMKG kabupaten Lebak dan Pandeglang
5. Data lama pandeglang dan
pencahayaan kabupaten lebak
matahari
1. Data sungai 1. Kabupaten 1. BPS Kabupaten Lebak Survey
2. Data telaga pandeglang dan dan Pandeglang sekunder
3. Data interupsi air asin lebak dalam angka 2. Dinas PUPR bidang
4. Data aliran sungai 2. Dinas PUPR bidang pengairan Provinsi
5. Data vegetasi pengairan Provinsi Banten.
Hidrologi
6. Data genangan Banten. 3. Dinas Pengairan
3. Dinas Pengairan Kabupaten
Kabupaten Pandeglang dan Lebak
Pandeglang dan
Lebak
1. Data kemiringan 1. Kabupaten 1. Kabupaten Survey
tanah pandeglang dan pandeglang dan lebak sekunder
2. Data ketinggian tanah lebak dalam angka dalam angka
2. Badan Pertanahan 2. Badan Pertanahan
Topografi
Nasional Nasional kabupaten
kabupaten lebak lebak dan pandeglang
dan pandeglang

1. Data jenis tanah 1. Kabupaten 1. Kabupaten Survey


2. Data vegetasi pandeglang dan pandeglang dan lebak sekunder
lebak dalam angka dalam angka
2. Badan Pertanahan 2. Badan Pertanahan
Geologi dan Jenis Tanah
Nasional Nasional kabupaten
kabupaten lebak lebak dan pandeglang
dan pandeglang

1. Data produksi minyak 1. Kabupaten 1. Kabupaten Survey


dan gas pandeglang dan pandeglang dan lebak sekunder
2. Data pertanian dan lebak dalam angka dalam angka
Sumber Daya Alam dan perkebunan 2. Badan Pertanahan 2. Badan Pertanahan
Lingkungan Nasional Nasional kabupaten
kabupaten lebak lebak dan pandeglang
dan pandeglang

Sumber : Hasil Analisis, 2018

D. Identifikasi Sosial Demografi


Aspek sosio demografi merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan sebab
aspek ini merupakan aspek dasar yang dapat digunakan dalam proyeksi kebutuhan di
kawasan perencanaan. Karakteristik masyarakat dibutuhkan untuk menyediakan
kebutuhan sarana dan prasarana yang sesuai dengan karakteristik masyarakat wilayah
tersebut. Berikut merupakan sumber data dan teknik pengambilan data sosio demografi
pada wilayah perencanaan.

I 28
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Tabel 1.8 Jenis data dan Perolehan Data Sosial Demografi


DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN
1. Jumlah penduduk 1. Profil kabupaten 1. BPS Kabupaten lebak Survey sekunder
2. Kepadatan penduduk lebak dan dan pandeglang
3. Jumlah penduduk pandeglang
menurut jenis kelamin 2. Kabupaten lebak
4. Jumlah penduduk dalam angka (time
menurut umur series 5 tahun)
(pendidikan dan
kelompok tenaga
Sosial Demografi kerja)
5. Jumlah penduduk
menurut tingkat
pendidikan
6. Jumlah penduduk
menurut mata
pencaharian
7. Jumlah penduduk
menurut agama
1. Karekter penduduk 1. Profil kabupaten 1. BPS Kabupaten lebak Survey sekunder
2. Adat istiadat lebak dan dan pandeglang dan survey
3. Kegiatan penduduk pandeglang 2. BAPPEDA Kabupaten primer
Karakter penduduk 2. Kabupaten lebak lebak dan pandeglang
dalam angka (time
series 5 tahun)
3. Observasi lapangan
Sumber : Hasil Analisis, 2018

E. Identifikasi Sarana dan Prasarana


Aspek sarana dan prasarana merupakan salah satu aspek penunjang utama dalam
pengembangan suatu wilayah. Adapun jenis-jenis data yang dibutuhkan pada aspek ini
sebagian besar menyangkut jenis dan jumlah infrastruktur di wilayah perkotaan,
agropolitan serta kawasan migas. Data-data tersebut nantinya akan menggambarkan
kelengkapan infratruktur yang ada di wilayah perencanaan. Berikut merupakan sumber
data dan teknik pengumpulan data kondisi sarana dan prasarana di wilayah perencanaan.

Tabel 1.9 Jenis data dan Perolehan Data Sarana dan Prasarana
DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN
1. Jenis fasilitas 1. Profil kabupaten 1. BPS Kabupaten lebak Survey sekunder
2. Jumlah fasilitas lebak dan pandeglang dan pandeglang dan survey primer
3. Jumlah penduduk 2. Kabupaten lebak 2. BAPPEDA Kabupaten
dalam angka (time lebak dan pandeglang
Sarana Wilayah
series 5 tahun) 3. Dinas Pekerjaan Umum
3. Observasi lapangan Kabupaten pandeglang
dan lebak

1. Jenis fasilitas 1. Profil kabupaten 1. BPS Kabupaten lebak Survey sekunder


2. Jumlah fasilitas lebak dan pandeglang dan pandeglang dan survey primer
3. Jumlah penduduk 2. Kabupaten lebak 2. BAPPEDA Kabupaten
dalam angka (time lebak dan pandeglang
Prasarana Wilayah
series 5 tahun) 3. Dinas Pekerjaan Umum
3. Observasi lapangan Kabupaten pandeglang
dan lebak

Sumber : Hasil Analisis, 2018

I 29
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

F. Identifikasi Transportasi
Jenis data-data yang dibutuhkan pada aspek transportasi ini berupa data kondisi jalan,
kegiatan ekonomi dan fasilitas penunjang transportasi. Data tersebut bertujuan untuk
mengetahui kondisi sarana transportasi di kawasan perencanan yang dapat
mendukung kegiatan kawasan perbatasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 1.10 Jenis data dan Perolehan Data Transportasi


DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN
1. Pola jaringan jalan 1. Profil kabupaten 1. BPS Kabupaten lebak Survey
2. Hirarki jalan lebak dan pandeglang dan pandeglang sekunder dan
3. Dimensi jalan 2. Kabupaten lebak 2. BAPPEDA Kabupaten survey primer
4. Fasilitas penunjang dalam angka (time lebak dan pandeglang
transportasi series 5 tahun) 3. Dinas perhubungan
5. Pengelompokan fungsi 3. Observasi lapangan Kabupaten pandeglang
Trasportasi
dan ruas jalan 4. Distribusi jaringan dan lebak
6. Sistem angkutan orang jalan, hirarki dan
dan barang fungsi jalan
5. Sistem angkutan dan
fasilitas pendukung
transportasi
Sumber : Hasil Analisis, 2018

G. Identifikasi Ekonomi
Aspek ekonomi merupakan salah satu aspek yang penting dalam penyusunan RTR
Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III.
Gambaran mengenai ekonomi wilayah menjadi dasar dalam menyusun arahan
pengembangan kawasan perbatasan, meliputi beberapa indikator, seperti peluang
investasi, sektor unggulan, dan beberapa indikator lainnya. Karakteristik perekonomian
wilayah dijadikan dasar dalam penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III guna menciptakan kawasan perbatasan yang
dapat membangun dan mengembangkan perekonomian kawasan perbatasan. Adapun
berikut adalah pengumpulan data dan sumber data kondisi ekonomi wilayah.

Tabel 1.11 Jenis data dan Perolehan Data Ekonomi


DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN
1. PDRB Provinsi 1. Profil kabupaten 1. BPS Kabupaten lebak dan Survey
Banten lebak dan pandeglang pandeglang sekunder
2. PDRB Kabupaten 2. Kabupaten lebak 2. BAPPEDA Kabupaten lebak
Lebak dan dalam angka (time dan pandeglang
Pandeglang series 5 tahun)
3. Struktur ekonomi
Perekonomian Wilayah
pertumbuhan
sektoral kecamatan
perbatasan
4. APBD Provinsi
banten, Kabupaten
pandeglang dan

I 30
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

DATA JENIS DATA SUMBER DATA INSTANSI PENYEDIA KETERANGAN


lebak

Sumber : Hasil Analisis, 2018

1.5.3 Metode Analisis


Metode analisis yang digunakan dalam proses penyusunan RTR Kawasan Strategis
Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III ini menggunakan prinsip
analisis sebagai berikut:

1. Deskriptif, merupakan proses perencanaan dengan menggungakan uraian-


uraian penjelasan dan pengertian yang bersifat kualitatif.
2. Keruangan, keruangan atau spasial digunakan untuk menggambarkan
perencanaan yang sifatnya keruangan, perkembangan tata ruang, penyebaran
serta interaksinya.
3. Eksploratif, merupakan proses perencanaan dengan cara melakukan proyeksi
guna melihat perkembangan dan kecenderungan komponen-komponen
analisis yang sifatnya lebih tersruktur.
4. Normatif, dalam proses perencanaan harus menyesuaikan keadaan yang
seharusnya dan mengikuti kaidah-kaidah serta peraturan-peraturan tertentu.
5. Asumtif, dalam proses perencanaan digunakan untuk memberikan gambaran
dan anggapan serta kondisi yang berlaku serta memperkirakan kejadian di
masa sekarang dan masa yang akan datang.

Data yang telah diperoleh pada tahap inventarisasi tidak akan menghasilkan rencana
tanpa diolah lebih lanjut, sehingga data tersebut harus dianalisis. Analisis dilakukan pada
setiap aspek perencanaan maupun gabungan beberapa aspek. Dengan adanya kolaborasi
antar aspek, menunjukkan adanya integrasi atau keterkaitan antar aspek dalam
pengembangan kawasan perbatasan.

Keterkaitan tidak hanya terdapat pada data antar aspek dalam satu analisis, analisis yang
dilakukan pada dasarnya memiliki keterkaitan satu sama lain guna menciptakan
perencanaan yang komprehensif dan terintegrasi.

A. Analisis Kebijakan dan Visi Pengembangan


Analisis kebijakan dilakukan untuk memperoleh arahan kebijakan dan strategi
pembangunan yang sesuai dengan tujuan perencanaan. Analisis ini dilakukan berdasarkan

I 31
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

kebijakan dan strategi yang direncanakan dalam perspektif kebijakan pembangunan


yang lebih luas. Perumusan kebijakan dan strategi dalam Rencana strategis
pengembangan kawasan perbatasan disusun dengan melihat potensi, permasalahan,
peluang, dan ancaman serta kebijakan pembangunan pada tataran nasional dan regional
Provinsi Banten yang tertuang dalam beberapa dokumen rencana, seperti RTRWN, RPJPN,
RPJMN, RTRW Provinsi dan RTRWN Kabupaten/Kota yang berdekatan dengan lokasi
perencanaan. Adapun bagan alur dalam analisis kebijakan dan visi pembangunan, sebagi
berikut:

1. Sinkronisasi Kebijakan →
1. RTRW Provinsi Matriks per aspek
Banten (transportasi, pola ruang
2. RTRW Kab. Lebak dan struktur ruang, program Strategi dan arahan
Kab. Pandeglang stretegis, dll) pengembangan kawasan
3. RPJP dan RPJM perbatasan
Provinsi dan 2. Peta kebijakan dan
Kabupaten/Kota rencana matriks sasaran –
strategi – program –
indikasi lokasi

INPUT PROSES OUTPUT

Gambar 1.4 Bagan Alur Analisis Kebijakan dan Visi Pengembangan


Sumber : Hasil Analisis, 2018
Analisis kebijakan dilakukan dengan metode deskriptif-komparatif, yaitu dalam
penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
WKP III tetap mengacu, mempertimbangkan dan membandingkan dengan kebijakan dan
rencana terkait, yaitu RTRWP Prov. Banten, RTRW Kabupaten di WKP III,, RPJPD, RPJMD,
UU, Permen dan Perda Kabupaten/kota. Dari beberapa dokumen rencana dan kebijakan
tersebut, akan dihasilkan potensi, masalah dan isu pengembangan agro dan migas di
wilayah perencanaan sehingga dapat disimpulkan arahan berdasarkan kebijakan dan
rencana terkait.

B. Analisis Tata Guna Lahan dan Sumber Daya


 Analisis Evaluasi Pola Ruang, metode ini digunakan untuk menyesuaikan atau
mengevaluasi pola ruang eksisting suatu wilayah terhadap pola ruang
berdasarkan standar kesesuaian lahan dengan alat analisis overlay.

I 32
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

 Analisis Evaluasi Struktur Ruang, metode ini digunakan untuk menyesuaikan


atau mengevaluasi struktur ruang eksisting suatu wilayah terhadap struktur
ruang yang baik. Data yang dibutuhkan adalah peta struktur ruang.
 Neraca Sumber Daya, merupakan gambaran ketersediaan dari tiap sumber
daya alam yang disusun untuk mengetahui besarnya cadangan awal sumber
daya alam (aktiva) serta besarnya tingkat pemanfaatan (pasiva) yang dapat
disajikan dalam bentuk neraca fisik maupun nercaca moneter. Tahapan
analisis neraca sumer daya adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data, data yang digunakan pada tahap pengumpulan data
meliputi data primer dan data sekunder. Pada tahap ini didapatkan data
awal penggunaan sumber daya alam dan data penggunaan sumber daya
alam akhir. Data yang dikumpulkan menyesuaikan dengan format, skala,
dan klasifikasi neraca sumber daya alam.
2. Pengisian Tabel Neraca, menggunakan data primer dan sekunder untuk
mengisi tabel yang selanjutnya akan dilanjutkan ke tahap analisis spasial.
3. Pengolahan data, pada tahap ini dilakukan analisis neraca sumber daya
alam dengan metode overlay peta yang memiliki format dan skala yang
sama. Dengan melakukan overlay maka dapat diketahui status
penggunaan sumber daya alamnya yang dihitung dalam luasan, volume,
maupun prosentase. Hasil overlay tersebut digunakan untuk evaluasi lebih
lanjut.

I 33
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

INPUT PROSES OUTPUT


Pola Ruang Eksisting Analisis Evaluasi Pola Ruang Opsi Pengembangan
Pola Ruang

Struktur Ruang Analisis Evaluasi Struktur Opsi Pengembangan


Eksisting Ruang Struktur Ruang

Penggunaan Sumber Pola Pengembangan


Analisis Neraca Sumber Daya
Daya Sumber Daya Terbaik

Arahan Tata Ruang Kawasan


Perbatsan

Gambar 1.5 Bagan Alur Analisis Penggunaan Lahan


Sumber : Hasil Analisis, 2018

C. Analisis Fisik Dasar dan Lingkungan


Tahap analisis ini adalah kajian yang dilakukan terhadap sebuah hasil penelitian yang
dilakukan yaitu data dan informasi yang sudah terkumpul. Tahap analisis ini juga menjadi
proses pengenalan potensi maupun permasalahan aspek fisik dasar duna mendapatkan
pemahaman yang benar serta pemahaman secara keseluruhan terhadap daerah kawasan
studi.

Pada aspek fisik dasar, sumber daya alam dan lingkungan analisis yang digunakan
meliputi analisis kualitas hidrologi, analisis potensi dan masalah, analisis persebaran
vegetasi dan analisa kemampuan lahan.

I 34
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Kondisi Eksisting Dokumen


perencanaan dan  Data Monografi
peraturan pendukung  RTRW Kabupaten
Perbatasan
Survey Primer  Data BMKG

Survey Sekunder
Survey Sekunder

Klimatologi Hidrolgi Topografi Kemampuan Tanah

 Data suhu  Data sungai  Data kemiringan  Data kedalaman


 Data kelembabab tanah tanah
 Data telaga
 Data arah angin
 Data interupsi air  Data ketinggian  Data tekstur
 Data curah hujan tanah tanah
 Data lama asin
pencaran  Data aliran
matahari sungai Geologi dan jenis
tanah
 Data vegetasi
 Data genagan

Identifikasi Fisik Dasar, Sumber Daya Alam dan Lingkungan

 Analisis Potensi dan Masalah


 Analisis kualitas hidrologi
 Analisis kemampuan tanah

 Rencana  Rencana Kawasan


 Rencana penggunaan
Penggunaan Lahan lahan
Prioritas Kawasan
 pemetaan
Perbatasan
 Rencana Kawasan
Pengembangan
Kawasan Inti  Proyeksi penggunaan
lahan
 Pemetaan kawasan
rawan bencana

Gambar 1.6 Bagan Alur Analisis Fisik Dasar dan Lingkungan


Sumber : Hasil Analisis, 2018

I 35
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

D. Analisis Sosial Demografi


Analisis sosial demografi dibutuhkan sebagai dasar perhitungan bagi aspek lainnya. Selain
itu dalam kasus perencanaan di wilayah studi yang merupakan kawasan strategis
perbatasan, analisis sosial demografi sangatlah dibutuhkan dalam pelaksanaan
perkembangan kawasan perbatasan. Pemberdayaan masyarakat dapat membantu
meningkatkan kawasan serta keberlanjutan dalam pengelolaannya. Tahap analisis yaitu
menggunakan geometric grow of growth, perbandingan jumlah penduduk dengan luas
wilayah, dependency ratio, dan sebagainya. Berikut ini merupakan bagan tahapan analisa
sosial demografi.

INPUT PROSES OUTPUT

Jumlah dan Analisis Geometric Grow of Proyeksi Jumlah


Pertumbuhan Growth Penduduk
Penduduk

Analisis Perbandingan Jumlah Proyeksi Kepadatan


Kepadatan penduduk
Penduduk Dengan Luas Penduduk

Analisis Deskriptif Penyediaan Sarana


Komposisi Penduduk
Analisis Dependency Ratio dan Prasarana

Karakteristik Penyediaan sarana


Analisis Deskriptif
Penduduk dan prasarana
berdasarkan
karakteristik

Arahan Pengembangan Sosial


Demografi Kawasan
Perbatasan

Gambar 1.7 Bagan Alur Analisis Sosial Demografi


Sumber : Hasil Analisis, 2018

I 36
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

E. Analisis Transportasi
Prasarana transportasi merupakan salah satu elemen transportasi yang mendukung
terintegrasinya suatu sistem sirkulasi yang harmoni, seimbang, nyaman san memberikan
akomodasi yang terbaik kepada penggunanya. Dalam merencanakan kawasan strategis
perbatasan diperlukan analisis kondisi sarana dan prasarana transportasi sebagai alat
acuan dan pertimbangan dalam menyusun rencana-rencana yang terkait dengan sistem
jaringan pada kawasan strategis.

Dalam aspek transportasi data yang dibutuhkan untuk analisa adalah data primer dan
sekunder berupa jumlah, jenis, dan kondisi transportasi darat, fungsi dan
pengelompokkan ruas jalan, serta pola pergerakan barang dan orang. Kemudian dari data-
data tersebut dilakukan analisis dengan cara memperkirakan kebutuhan sarana dan
prasarana transportasi untuk 20 tahun kedepan yang disesuaikan dengan kawasan
strategis perbatasan, selain itu juga diperkiraan untuk kebutuhan sarana dan transportasi
untuk kawasan permukiman. Analisis sistem jaringan transportasi dilakukan untuk
melihat kondisi lalu lintas transportasi dalam wilayah perencanaan. Analisis sistem
jaringan transportasi mencakup bangkitan transportasi, sistem jaringan, pola
pergerakan, fungsi dan kelas jalan, serta karateristik lalu lintas dalam wilayah
perencanaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini :

I 37
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

INPUT PROSES OUTPUT

Kondisi jalan (pola Peta jaringan


Analisis pengembangan jalan
jaringan jalan, hirarki transportasi
jalan, kelas jalan)

Jumlah, jenis dan Analisis proyeksi kebutuhan Jumlah kebutuhan


kondisi jalan jaringan jalan jaringan jalan

Analisis pola pergerakan Pola pergerakan


Sistem angkutan
orang orang dan banrang

Sebaran fasilitas
Fasilitas penunjang Analisis fasilitas penunjang
penunjang

Arahan Pengembangan
transportasi kawasan
perbatasan

Gambar 1.8 Bagan Alur Analisis Transportasi


Sumber : Hasil Analisis, 2018

F. Analisis Ekonomi
Analisis perekonomian wilayah dibutuhkan dalam penetapan sektor unggulan dan strategi
pengembangan sektor-sektor lainnya sebagai langkah dalam pengembangan Kawasan
strategis perbatasan. Berkaitan dengan kawasan perbatasan sebagai objek perencanaan,
maka analisis perekonomian wilayah terkonsentrasi pada kondisi ekonomi yang
terbentuk dari aktivitas yang ada pada kawasan. Analisis perekonomian ini meliputi 2
(dua) faktor pengembangan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah keunggulan komparatif dilihat dari kemampuan sektor dalam mengembangkan
perekonomian wilayah dan kapasitas masyarakat setempat, sedangkan faktor eksternal
meliputi keunggulan kompetitif, hubungan antar sektor dan peluang investasi. Dengan
analisis perekonomian wilayah diharapkan arahan pengembangan kawasan perbatasan
yang dihasilkan dapat mendukung dan mengembangkan ekonomi wilayah serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

I 38
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

Analisis perekonomian wilayah dilakukan untuk mengetahui sektor basis, keunggulan


kompetitif, keterkaitan antar sektor, peluang investasi dan keterkaitan sektor dengan
daerah sekitar. Metode analisis yang digunakan antara lain analisis SLQ dan DLQ, Shift
Share, Input-Output, analisis deskriptif, dan Content Analysis. Untuk lebih jelas mengenai
analisis perekonomian wilayah dapat dilihat pada bagan alur berikut:

INPUT PROSES OUTPUT

1. PDRB sektoral 1. Analisis LQ 1. Sektor basis


time series 2. Analisis Shift Share 2. Keunggulan
2. APBD 3. Analisis Keterkaitan (I- kompetititf
Kabupaten/kota O) 3. Peluang
yang berbatasan 4. Analisis perekonomian investasi
3. Umlah tenaga masyarakat 4. Keterkaitan
kerja 5. Analisis peluang sektor
4. Persebaran investasi 5. Skala pelayanan
potensi kawasan 6. Analisis ketersediaan dan peluang
perbatasan sarana prasarana pasar
ekonomi 6. Ketersediaan
7. Analisis deskriptif bahan baku
8. Content analysis 7. Keterkaitan
sektor dengan
daerah
perbatasan

Arahan Pengembangan
Ekonomi kawasan
Perbatasan

Gambar 1.9 Bagan Alur Analisis Ekonomi


Sumber : Hasil Analisis, 2018

1.6 DASAR HUKUM


Dasar hukum pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Undang–Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten;
3. Undang Undang no 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
5. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

I 39
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan


Pulau-Pulau Kecil;
7. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
10. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang Wilayah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2008 tentang tata hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan
17. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata ruang Wilayah
Nasional;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2009 tentang Reklamasi dan Rehabilitasi
Hutan;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Hutan;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil
Terluar;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

I 40
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

26. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
Terluar;
27. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
28. Permen PU No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;
29. Permendagri No 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah;
30. Permendagri No 50 Tahun 2009 tentang Pembentukan BKPRD;
31. Permen PU Nomor 20/PRT/2011 tentang Pedoman RDTR Kawasan Perkotaan;
32. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman
Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2012 tentang Batas Daerah
Kabupaten Serang Dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten;
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2015 tentang Batas Daerah
Kabupaten Tangerang Dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten;
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Batas Daerah
Kabupaten Pandeglang Dengan Kabupaten Serang Provinsi Banten;
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2016 tentang Batas Daerah
Kabupaten Pandeglang Dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten;
37. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 37 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten;
38. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Banten 2010 – 2030 ;
39. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Tata
Ruang Kabupaten Tangerang Tahun 2009 – 2029;
40. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011 – 2031;
41. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011 – 2031;
42. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata
Ruang Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2034;

1.7 HASIL PEKERJAAN/OUT-PUT


Produk dari kegiatan ini merupakan hasil bersama dengan pemerintah daerah yang
mencakup :

I 41
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

1. Dokumen Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di


Provinsi Banten WKP III, yang dilengkapi dengan dokumen kompilasi data dan
analisis atau Materi Teknis dan juga Naskah Akademik Raperda serta ringkasan
eksekutif.
2. Album Peta dengan skala minimal 1:1.000 - 1:5.000 dan 1:5.000 – 1:10.000 dengan
format dan ketentuan Pemetaan berdasarkan Pedoman RTR KSP dalam bentuk
cetakan (Hard Copy) dan data file (Soft Copy) beserta data digitalnya (dalam bentuk
software peta berorientasi GIS, juga dalam bentuk peta file AutoCAD berorientasi
GIS) dengan orientasi Badan Informasi Geospasial (BIG).

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Untuk memudahkan dalam pembahasan pada pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan
Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Banten WKP III, pembahasan
laporan fakta dan analisa dibagi menjadi 6 bab yaitu :
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan pekerjaan,
batasan/ruang lingkup pekerjaan, maksud dan tujuan pekerjaan dan
sistematika pembahasan.

BAB II Tinjauan Terhadap Kebijakan Ruang Pengembangan Kawasan Strategis


Wilayah Perbatasan
Berisi tentang tinjauan terhadap peraturan perundang – undangan, peraturan
daerah serta peraturan peraturan terkait kawasan strategis Provinsi.

BAB III Gambaran Umum Wilayah


Berisi tentang gambaran umum Provinsi Banten, Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Lebak. Selain itu, bab ini juga berisi tentang potensi dan
permasalahan serta isu strategis kawasan strategis Provinsi pada kawasan
perbatasan WKP III.

BAB IV Identifikasi Wilayah Perbatasan


Berisi tentang pola perkembangan wilayah perbatasan, analisis indeks wilayah
perbatasan serta penentuan wilayah – wilayah perbatasan prioritas.

BAB V Analisis Pengembangan Kawasan Perbatasan


Berisi tentang Analisis yang akan digunakan untuk melihat perkembangan
kawasan perbatasan yaitu : analisis tata guna lahan, analisis fisik dasar dan

I 42
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Perbatasan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten WKP III

lingkungan, analisis sosial demografi, analisis transportasi, analisis ekonomi,


analisis pembiayaan pembangunan dan analsis SWOT.

BAB VI Konsep Pengembangan Kawasan Strategis Perbatasan


Berisi tentang Kualifikasi organisasi pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi
pelaksana kegiatan dan tugas serta tanggung jawab tenaga ahli.

I 43

Anda mungkin juga menyukai