PROTOZOA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi Kemoterapi
Dosen pengampu
Nur rahayuningsing M.si.,Apt
1. Definisi Protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam bentuk koloni
(proto (J)= pertama; zoon=hewan). Tiap protozoa merupakan kesatuan lengkap yang
sanggup melakukan semua fungsi kehidupan yang pada jasad lebih besar dilakukan
oleh sel khusus. Sebagian besar protozoa hidup bebas di alam, tetapi beberapa jenis
hidup sebagai parasit pada manusia dan binatang (Sutanto, 2008)
2. Karakteristik Umum
Protozoa termasuk mikroorganisme, besarnya antara 3 mikron sampai 100
mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair atau tempat basah, bila keadaan
jadi kering, akan membuat cyste(kristal). Kegiatan hidup dilakukan oleh sel itu sendiri.
Didalam sel terdapat alat-alat yang melakukan hidup. Alat-alat itu misalnya
inti(nukleus), butir inti(nukleolus), rongga(vacuola), mitokondria.
Pada umumnya protozoa bersel satu, tetapi ada beberapa spesies yang
membentuk koloni. Umumnya didalam satu sel terdapat satu inti, tetapi dari beberapa
spesies secara generatif berkonjugasi karena individu jantan dan betina belum jelas
perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya protozoa ada yang selalu
berubah-ubah ada juga yang tetap bentuk bola atau bulat panjang dengan atau tidak
dengan suatu flagel atau silia.
Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan konsumen dalam
komunitas, mereka memakai bakteri atau mikroogranisme lain atau sisa – sisa
organisme. Di perairan umumnya merupakan zoo plankton.
3. Morfologi
Pada umumnya protozoa mempunyai dua stadium vegetative atau stadium trofozoit
(trophos = makan) dan stadium kista (cyst = kantong) yang tidak aktif. Ukurannya kecil
sekali, hanya beberapa micron sampai 40 mikron. Protozoa yang terbesar adalah
Balantidium coli yang berukuran 70 mikron. Bentuk protozoa ada yang bulat, lonjong,
simetris, bilateral atau tidak teratur. Protozoa terdiri atas (satu atau lebih) inti dan
sitoplasma. Inti merupakan bagian penting yang diperlukan untuk mempertahankan
hidup dan untuk reproduksi. Inti terdiri atas selaput inti (membran inti) yang meliputi
reticulum halus (serabut inti) yang akromatik, cairan inti, kariosom (karyosoma,
endosome, nekleolus) dan butir kromatin. (Srisasi, 2008)
Sitoplasma terdiri dari ektoplasma (bagian luar) yang bersifat padat dan
mempunyai struktur yang elastis. Ektoplasma berfungsi untuk pergerakan, mengambil
makanan, pernapasan, ekskresi, dan melindungi bagian yang lebih dalam. Endoplasma
(bagian dalam) merupakan bahan yang keruh atau konsisten seperti sirup dan
didalamnya banyak terdapat vakuola, seperti vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan
sebagainya (Muslim, 2009).
4. Taksonomi Protozoa
Protozoa yang merupakan parasite pada manusia dibagi dalam empat kelas:
1. Rhizopoda (rhiz (J) = akar; podium = kaki)
2. Mastigophora = Flagellata (mastix (J) = cambuk; phoros = mengandung)
3. Ciliophora = Ciliata
4. Sporozoa (Sutanto, 2008)
A. Rhizopoda
Kelas rhizopoda merupakan golongan protozoa yang memiliki pseudopodi
sebagai alat motoric. Terdapat empat genus yang penting, yaitu genus Entamoeba
dengan spesies Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, dan Entamoeba
ginggivalis; genus Endomalix dengan spesiesnya Endomalix nana; genus
Iodomoeba dengan spesiesnya Iodomoeba butschlii; genus Dientamoeba dengan
spesiesnya Dientamoeba fragilis.
Sampai saat ini hanya spesies Entamoeba histolytica saja yang dapat
menimbulkan sakit pada manusia.
1) Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica merupakan suatu parasite yang sering ditemukan
dalam usus besar manusia, primate tingkat tinggi tertentu, beberapa binatang
jinak rumahan dan komensal. Sebagian besar kasusnya bersifat asimtomatik,
kecuali pada manusia atau binatang yang hidup dalam keadaan tertekan atau
dalam keadaan yang tidak alamiah (misal pada primate yang ada di kebun
binatang). Entamoeba histolytica dapat menimbulkan penyakit disentri
amoeba. Disamping itu, penyakit disentri juga terjadi karena bakteri atau basil
yang disebut dengan disentri basiler (shigellosis).
Morfologi dan siklus hidup
Entamoeba histolytica memiliki tiga bentuk, yaitu trofozoit, prekista,
dan kista. Bentuk trofozoit merupakan bentuk invasive dan umumnya
terdapat di usus besar (dalam jaringan mukosa atau sub mukosa), mampu
bertahan selama 5 jam dalam suhu 37ºC, 16 jam dalam suhu 25ºC, 96 jam
dalam suhu 5ºC. bentuk kista berada di lumen usus, dapat bertahan selama
2 hari dalam suhu 37ºC, 9 hari dalam suhu 22ºC, dan 60 hari dalam suhu
0ºC, selama 5 menit dalam suhu 37ºC, 7 jam dalam suhu 28ºC, dan dalam
15-30 menit pada 4 ppm chlor. Penderita terinfeksi oleh Entamoeba
histolytica karena tertular bentuk kista matang berinti empat. Proses
reproduksi Entamoeba histolytica adalah dengan cara :
a) Ekskistasi, kista berinti empat yang masuk kedalam tubuh membentuk
delapan amubula kemudian menjadi bentuk trofozoit, proses ini terjadi
di sekum/ileum.
b) Enkistasi, dari bentuk trofozoit menjadi kista
c) Multiplikasi, terjadi pembelahan dari trofozoit
Pencegahan
Pendidikan kesehatan, untuk mencegah penyebaran penyakit parasit
Isospora, terutama daerah yang endemis dengan penyakit ini. Yakni dengan
memberi penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemis tentang cara-
cara penularan dan cara pemberantasan penyakit ini. Persediaan air minum,
air untuk mandi dan mencuci pakaian hendaknya diambil dari sumber yang
bebas ookista atau sporokista. Mengurangi kebiasaan masyarakat
membuang tinja di sembarang tempat. Pengawasan higienis dan sanitasi
yakni dengan menjaga kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan
untuk menghindari kontak dengan tinja penderita yang mengandung
ookista.(Muslim, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Maulinisa, Sinta Chaira. 2009.Infeksi campur blastocytis hominis dan Giardia lamblia
pada Balita di Kecamatan Jatinegara: Kaitannya dengan Kejadian diare.
Jakarta: FK UI
Muslim. 2009. PARASITOLOGI untuk keperawatan. Jakarta: EGC
Sutanto, inge.dkk. 2008. PARASITOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta: EGC