Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN

Pada pertemuan praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan


mengenai materi evapotranspirasi. Evapotranspirasi sendiri memiliki definisi
sebagai penguapan dari suatu daerah aliran sungai sebagai akibat dari pertumbuhan
yang ada didalamnya. Atau adapun evapotranspirasi potensial yang dapat diartikan
evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada kondisi atau yang diakibatkan kondisi
air yang berlebihan.
Dengan praktikum ini adalah bertujuan untuk bagaimana cara melakukan
perhitungan dan juga memprakirakan nilai evapotranspirasi potensial harian di
suatu daerah. Nilai besaran dari suatu evapotranspirasi harian di suatu daerah dapat
diakibatkan oleh jumlah ketersediaan air yang berlebihan dari yang dibutuhkan oleh
vegetasi yang berada di atas permukaan tersebut, sehingga dapat terjadi seberapa
besaran evapotranspirasinya.
Perhitungan yang akan dicari adalah nilai rata-rata evapotranspirasi potensial
harian setiap bulannya, maka terdapat tabel yang akan dihitung adalah dari bulan
Januari hingga bulan Desember. Dari perhitungan nilai evapotranspirasi potensial
harian, dilakukan dengan menggunakan 3 metode yang berbeda. Metode pertama
adalah metode Blaney Criddle. Dari metode ini, telah diketahui nilai garis lintang
yaitu 06 55’ LS atau menjadi 6.92o LS, dan terdapat beberapa data yang perlu dicari
terlebih dahulu. Pertama ialah LPM atau lama penyinaran matahari dengan nilai 0.6
dari Januari hingga Desember, kemudian ada RH (Relative Humidity) dalam satuan
% yaitu sebesar 80%, lalu U2 yang dimaksud adalah kecepatan angin (m/s) dan juga
temperatur (T) rata-rata hariannya dalam satuan oC. Dan untuk mencari nilai dari
evapotranspirasi potensial rata-rata hariannya ialah dengan menggunakan rumus
yaitu seperti berikut :
𝐸𝑇𝑜 = 𝑐 × {𝑝 (0.46 𝑇 + 8)}
Dimana nilai ETo adalah nilai dari evapotransirasi potensial (mm/hari),
kemudia c adalah faktor koreksi (yang merupakan fungsi dari RH, LPM dan juga
U2), p merupakan persentase dari lama penyinaran matahari rata-rata per hari, serta
nilai T yang merupakan temperatur rata-rata hariannya. Nilai p dapat dicari dari
tabel yang tersedia didalam modul praktikum, menggunakan parameter yaitu garis
lintang, dan dilakukan interpolasi.
Kemudian metode yang kedua adalah metode dari Thorthwaite. Metode ini
memiliki perhitungan yang cukup simple karena tidak terlalu menggunakan banyak
data, dan juga tidak mencari data yang cukup banyak. Data yang perlu diketahui
ialah nilai suhu rata-rata bulanan dalam satua oC, kemudian adalah nilai i atau
indeks panas bulanan. Dengan data yang telah diketahui kemudian dapat dicari nilai
dari ETo sebagai berikut :
𝐸𝑇𝑜 = 1.6 [(10 × 𝑇𝑎 ) 𝐼 ]𝑎
Untuk mendapatkan nilai a, perlu dicari dengan menggunakan rumus yaitu
seperti berikut ini :
𝑎 = 0.49 + 0.0179 𝐼 + 0.0000771 𝐼 2 + 0.000000675 𝐼 3
Setelah diketahui nilai a barulah dapat dicari nilai dari evapotranspirasi rata-
rata nya, namun untuk nilai ETo ini merupakan masih dalam bentuk bulanan, yang
kemudian dapat dilakukan rata-rata lagi sehingga menjadi rata-rata harian, dengan
menyesuaikan jumlah hari yang ada tiap bulannya.
Dan yang terakhir adalah metode Penman-Monteith. Yang dapat dikatakan
penggunaan rumusnya yang cukup rumit, dan juga terdapat banyak data yang harus
dicari terlebih dahulu sebelum bisa mendapatkan nilai evapotranspirasi potensial
rata-rata hariannya atau ETo. Untuk mencari nilai ETo dengan metode ini ialah
menggunakan persamaan berikut :
900
0.408 ∆ (𝑅𝑛 − 𝐺) + 𝛾 𝑇 + 273 𝑢2 (𝑒𝑠 − 𝑒𝑎 )
𝐸𝑇𝑜 =
∆ + 𝛾 (1 + 0.34 𝑢2 )
Dimana :
∆ = Kurva kemiringan tekanan uap jenuh (kPa/oC)
G = Flux panas tanah (MJ/m2/hari)
Rn = Total Radiasi bersih (MJ/m2/hari)
γ = Konstanta psikometrik
T = Suhu rata-rata harian (oC)
U2 = Kecepatan angin (m/det)
(es – ea) = Perbedaan tekanan uap jenuh (Pa)
Bila dilihat dari hasil perhitungannya yang berada pada tabel, dapat kita
ketahui bahwa nilai yang menggunakan metode Thorthwaite memiliki nilai ETo
atau evapotranspirasi potensial rata-rata harian per bulan yang kecil dan bisa
dikatakan paling kecil diantara metode lain. Dan untuk metode Blaney Criddle
memiliki nilai rata-rata evapotranspirasi potensial harian perbulannya paling besar
diantara metode lain.
Dari ketiga metode diatas, dapat dilihat perbedaan hasil nilai yang dicari,
dimana terdapat beberapa metode yang memang ketika digunakan sangatlah
sederhana, tidak perlu banyak menggunakan rumus dan juga data yang dibutuhkan,
namun adapula metode dengan pehitungan yang dapat dikatakan cukup rumit, dan
juga memiliki nilai perhitungan yang panjang, namun dari ketiga metode tersebut
dikarenakan memiliki rumus dan langkah kerja yang berbeda-beda, masing masing
metode tersebut akanlah memiliki kelebihan dan juga kekurangannya masing-
masing, karena nilai yang dicari adalah perhitungan atau prakiraan, bukan sebuah
pengukuran yang datanya adalah faktual dan langsung berasal dari lapangan.
BAB VI
KESIMPULAN

1. Evapotranspirasi merupakan penguapan dari suatu daerah aliran sungai sebagai


akibat dari pertumbuhan yang ada didalamnya.
2. Evapotranspirasi potensial yang dapat diartikan evapotranspirasi yang
mungkin terjadi pada kondisi atau yang diakibatkan kondisi air yang
berlebihan.
3. Nilai besaran evapotranspirasi potensial harian di suatu daerah diakibatkan
oleh jumlah ketersediaan air yang berlebihan dari yang dibutuhkan oleh
vegetasi yang berada di atas permukaan tersebut, sehingga dapat terjadi
seberapa besaran evapotranspirasinya.
4. Dari ketiga metode yang dipakai, terdapat perbedaan mulai dari cara
melakukan perhitungan, hingga hasil yang didapatkan.
5. Pada metode Thorthwaite, hasil yang didapatkan memiliki nilai perhitungan
terkecil dan metode Blaney Criddle mendapat nilai terbesar.
6. Nilai evapotranspirasi potensial rata-rata harian memiliki perbedaan
dikarenakan dari cara perhitungan masing-masingnya berbeda, dan dari tiap-
tiap metode tersebut dipastikan memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai