Pada pertemuan praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan
mengenai materi evapotranspirasi. Evapotranspirasi sendiri memiliki definisi sebagai penguapan dari suatu daerah aliran sungai sebagai akibat dari pertumbuhan yang ada didalamnya. Atau adapun evapotranspirasi potensial yang dapat diartikan evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada kondisi atau yang diakibatkan kondisi air yang berlebihan. Dengan praktikum ini adalah bertujuan untuk bagaimana cara melakukan perhitungan dan juga memprakirakan nilai evapotranspirasi potensial harian di suatu daerah. Nilai besaran dari suatu evapotranspirasi harian di suatu daerah dapat diakibatkan oleh jumlah ketersediaan air yang berlebihan dari yang dibutuhkan oleh vegetasi yang berada di atas permukaan tersebut, sehingga dapat terjadi seberapa besaran evapotranspirasinya. Perhitungan yang akan dicari adalah nilai rata-rata evapotranspirasi potensial harian setiap bulannya, maka terdapat tabel yang akan dihitung adalah dari bulan Januari hingga bulan Desember. Dari perhitungan nilai evapotranspirasi potensial harian, dilakukan dengan menggunakan 3 metode yang berbeda. Metode pertama adalah metode Blaney Criddle. Dari metode ini, telah diketahui nilai garis lintang yaitu 06 55’ LS atau menjadi 6.92o LS, dan terdapat beberapa data yang perlu dicari terlebih dahulu. Pertama ialah LPM atau lama penyinaran matahari dengan nilai 0.6 dari Januari hingga Desember, kemudian ada RH (Relative Humidity) dalam satuan % yaitu sebesar 80%, lalu U2 yang dimaksud adalah kecepatan angin (m/s) dan juga temperatur (T) rata-rata hariannya dalam satuan oC. Dan untuk mencari nilai dari evapotranspirasi potensial rata-rata hariannya ialah dengan menggunakan rumus yaitu seperti berikut : 𝐸𝑇𝑜 = 𝑐 × {𝑝 (0.46 𝑇 + 8)} Dimana nilai ETo adalah nilai dari evapotransirasi potensial (mm/hari), kemudia c adalah faktor koreksi (yang merupakan fungsi dari RH, LPM dan juga U2), p merupakan persentase dari lama penyinaran matahari rata-rata per hari, serta nilai T yang merupakan temperatur rata-rata hariannya. Nilai p dapat dicari dari tabel yang tersedia didalam modul praktikum, menggunakan parameter yaitu garis lintang, dan dilakukan interpolasi. Kemudian metode yang kedua adalah metode dari Thorthwaite. Metode ini memiliki perhitungan yang cukup simple karena tidak terlalu menggunakan banyak data, dan juga tidak mencari data yang cukup banyak. Data yang perlu diketahui ialah nilai suhu rata-rata bulanan dalam satua oC, kemudian adalah nilai i atau indeks panas bulanan. Dengan data yang telah diketahui kemudian dapat dicari nilai dari ETo sebagai berikut : 𝐸𝑇𝑜 = 1.6 [(10 × 𝑇𝑎 ) 𝐼 ]𝑎 Untuk mendapatkan nilai a, perlu dicari dengan menggunakan rumus yaitu seperti berikut ini : 𝑎 = 0.49 + 0.0179 𝐼 + 0.0000771 𝐼 2 + 0.000000675 𝐼 3 Setelah diketahui nilai a barulah dapat dicari nilai dari evapotranspirasi rata- rata nya, namun untuk nilai ETo ini merupakan masih dalam bentuk bulanan, yang kemudian dapat dilakukan rata-rata lagi sehingga menjadi rata-rata harian, dengan menyesuaikan jumlah hari yang ada tiap bulannya. Dan yang terakhir adalah metode Penman-Monteith. Yang dapat dikatakan penggunaan rumusnya yang cukup rumit, dan juga terdapat banyak data yang harus dicari terlebih dahulu sebelum bisa mendapatkan nilai evapotranspirasi potensial rata-rata hariannya atau ETo. Untuk mencari nilai ETo dengan metode ini ialah menggunakan persamaan berikut : 900 0.408 ∆ (𝑅𝑛 − 𝐺) + 𝛾 𝑇 + 273 𝑢2 (𝑒𝑠 − 𝑒𝑎 ) 𝐸𝑇𝑜 = ∆ + 𝛾 (1 + 0.34 𝑢2 ) Dimana : ∆ = Kurva kemiringan tekanan uap jenuh (kPa/oC) G = Flux panas tanah (MJ/m2/hari) Rn = Total Radiasi bersih (MJ/m2/hari) γ = Konstanta psikometrik T = Suhu rata-rata harian (oC) U2 = Kecepatan angin (m/det) (es – ea) = Perbedaan tekanan uap jenuh (Pa) Bila dilihat dari hasil perhitungannya yang berada pada tabel, dapat kita ketahui bahwa nilai yang menggunakan metode Thorthwaite memiliki nilai ETo atau evapotranspirasi potensial rata-rata harian per bulan yang kecil dan bisa dikatakan paling kecil diantara metode lain. Dan untuk metode Blaney Criddle memiliki nilai rata-rata evapotranspirasi potensial harian perbulannya paling besar diantara metode lain. Dari ketiga metode diatas, dapat dilihat perbedaan hasil nilai yang dicari, dimana terdapat beberapa metode yang memang ketika digunakan sangatlah sederhana, tidak perlu banyak menggunakan rumus dan juga data yang dibutuhkan, namun adapula metode dengan pehitungan yang dapat dikatakan cukup rumit, dan juga memiliki nilai perhitungan yang panjang, namun dari ketiga metode tersebut dikarenakan memiliki rumus dan langkah kerja yang berbeda-beda, masing masing metode tersebut akanlah memiliki kelebihan dan juga kekurangannya masing- masing, karena nilai yang dicari adalah perhitungan atau prakiraan, bukan sebuah pengukuran yang datanya adalah faktual dan langsung berasal dari lapangan. BAB VI KESIMPULAN
1. Evapotranspirasi merupakan penguapan dari suatu daerah aliran sungai sebagai
akibat dari pertumbuhan yang ada didalamnya. 2. Evapotranspirasi potensial yang dapat diartikan evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada kondisi atau yang diakibatkan kondisi air yang berlebihan. 3. Nilai besaran evapotranspirasi potensial harian di suatu daerah diakibatkan oleh jumlah ketersediaan air yang berlebihan dari yang dibutuhkan oleh vegetasi yang berada di atas permukaan tersebut, sehingga dapat terjadi seberapa besaran evapotranspirasinya. 4. Dari ketiga metode yang dipakai, terdapat perbedaan mulai dari cara melakukan perhitungan, hingga hasil yang didapatkan. 5. Pada metode Thorthwaite, hasil yang didapatkan memiliki nilai perhitungan terkecil dan metode Blaney Criddle mendapat nilai terbesar. 6. Nilai evapotranspirasi potensial rata-rata harian memiliki perbedaan dikarenakan dari cara perhitungan masing-masingnya berbeda, dan dari tiap- tiap metode tersebut dipastikan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.