Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perusahaan merupakan suatu lembaga yang terdiri dari kumpulan orang-orang


yang mempunyai suatu tujuan di dalam organisasi. Dalam mencapai tujuannya,
perusahaan membutuhkan manajemen yang baik agar seluruh kegiatannya dapat
berjalan dengan optimal.

Ada beberapa bentuk perusahaan seperti perusahaan perseorangan,


commanditer, perseroan dan lain sebagainya. Modal suatu perusahaan berasal dari
modal sendiri dan modal asing, artinya dalam membentuk suatu perusahaan modal
tersebut tidak hanya bersumber dari pemiliknya saja akan tetapi juga dari pihak-pihak
lain yang berkepentingan di dalamnya.

Apabila perusahaan tersebut berbentuk PT dan sudah bersifat Tbk, maka


ketika perusahaan tersebut memerlukan modal yang besar dalam mengembangkan
usahanya, perusahaan tersebut dapat menerbitkan saham. Saham adalah surat tanda
ikut serta penanaman modal dalam suatu perusahaan.

Untuk dapat berkembang dan dapat dikenal oleh masyarakat luas, maka
perusahaan dapat mendirikan cabang perusahaan tersebut di daerah lain. Dalam hal
tersebut dikenal dengan istilah perusahaan induk dan perusahaan anak. Kemudian
selain itu, dikenal dengan adanya penggabungan badan usaha, maksudnya selain
mengembangkan usaha juga untuk menghindari adanya persaingan yang dapat
merugikan perusahaan. Dalam hal ini, ada berbagai macam jenis penggabungan
seperti merger, konsolidasi serta afiliasi.

Di dalam struktur perusahaan afiliasi hanya ada satu tingkatan hubungan di


antara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan, yaitu perusahaan induk dengan
perusahaan anaknya. Akan tetapi ada kemungkinan di dalam suatu kelompok
perusahaan yang bersfiliasi mempunyai hubungan bertingkat. Hal ini terjadi apabila
suatu perusahaan anak memiliki hak control terhadap perusahaan yang lain.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka permasalahan yang akan dibahas pada
makalah ini mengenai :

1
1. Hak kontrol yang diperoleh dengan pemilikan perusahaan secara tidak langsung

2. Timbal balik atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak
terjadi setelah perusahaan berjalan.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mempelajari tentang Neraca Konsolidasi suatu perusahaan

2. Membantu dalam menjelaskan materi Neraca Konsolidasi pemilikan tidak


langsung dan saling memiliki saham.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pemilikan Tidak Langsung

Yang dimaksud dengan Pemilikan tidak langsung adalah investasi yang


memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan
perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung, melainkan melalui anak
perusahaannya. Struktur indirect holding terdiri dari dua macam yaitu struktur induk-
anak-cucu (Induk-Anak-Cucu) dan struktur afiliasi terkoneksi (Afilitas Terikat).

Indirect Holding ( Struktur Anak Cucu )

Perushaan A mempunyai saham B 80%, B mempunyai saham C 90%, maka


dari itu secara tidak langsung perushaan A memiliki (80% x 90%) = 72% saham C.
Selanjutnya pada laporan keuangan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A.
Struktur ini, yang disajian adalah apakah A punya kendali atas B dan B punya kendali
atas C, namun pada akhirnya kepemilikan A atas C secara tidak langsung kurang dari
50%.

Sebagai Contoh Perushaan A mempunyai saham perusahaan B 80%, B


mempunyai saham perushaan C 50%, maka secara tidak langsung A memiliki 80% x
50% = 40% saham C. Meskipun kepemilikan secara tidak A atas C kurang dari 50%,
laporan keuangan perushaan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A.

Didalam Indirect Holding ini. Berstruktukan induk-anak- cucu, dan


Minoritasnya secara umum tidak langsung mempunyai hak Laba bersih perusahaan
cucu, ( sebesar % kepemilikan MINORITAS x % kepemilikan anak terhadap cucu x
Laba Bersih cucu)

Mutual Holding

Hubungan afiliasi akan semakin kompleks jika antar perusahaan induk dan
perusahaan anak terjadi saling memiliki saham. Perusahaan induk satu pihak
memiliki saham-saham perusahaan anak dan dipihak lain perusahaan anak juga
memiliki sebagian saham-saham perusahaan induk. Apabila hal ini terjadi maka laba
(rugi) dan atau kenaikan (penurunan) saldo laba yang ditahan selama terjadinya saling
pemilikan dari perusahaan-perusahaan afiliasi akan saling mempengaruhi satu sama
lain.

3
Satu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa, terhadap saham-saham
perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan anak tidak boleh diperlakukan
sebagai modal saham yang beredar di dalam neraca yang dikonsolidasi. Di dalam
neraca konsolidasi hak-hak pemilikan saham oleh perusahaan anak atas perusahaan
induk harus dieliminasi.Adapun prosedur eliminasinya dilakukan dengan cara yang
sama terhadap hak pemilikan perusahaan induk pada perusahaan anak.

Hak kontrol yang didapat oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain
dengan pemilikan tidak langsung ini, mungkin terjadi sebagai akibat adanya
hubungan afiliasi diantara perusahaan-perusahaan. Hubungan afiliasi ini akan
semakin kompleks apabila terjadi saling memiliki saham-saham antar perusahaan
induk dan perusahaan anak. Hak kontrol yang diperoleh dengan pemilikan tidak
secara langsung dan mutual holding secara berturut-turut sebagai berikut:
1. Hak control yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung :

a) Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak kontrol


oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.

b) Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya kontrol oleh


perusahaan induk pada perusahaan sub induk.

c) Hak kontrol yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara


perusahaan-perusahaan (anak).

2. Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak


terjadi setelah perusahaan berjalan.

a) Pemilikan tidak langsung :

 Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi sesudah adanya hak


kontrol perusahaan induk atas perusahaan sub induk.

Struktur perusahaan afiliasi, dengan adanya hak control yang diperoleh


melalui pemilikan tidak langsung akan terdiri dari perusahaan induk, sub induk dan
anak. Apabila hal ini terjadi, maka untuk keperluan penyusunan neraca konsolidasi
harus dimulai dengan menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi pada rekening-
rekening hak-hak para pemegang saham perusahaan anak, serta pengaruhnya
terhadap perusahaan sub induk dan perusahaan induk.

4
Contoh :

PT Selamat membeli 400 lembar saham-saham PT. Jaya dengan harga @


Rp75.000 per lembar pada tanggal 1 Januari 2016. Satu tahun kemudian tepatnya
pada tanggal 1 Januari 2017 PT Jaya membeli 450 lembar saham-saham PT Maju
dengan harga @ Rp 70.000. Baik PT Selamat, PT Jaya maupun PT Maju masing-
masing mempunyai (modal) saham yang beredar sebanyak 500 lembar, nominal @
Rp50.000/lembar. Berikut ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal
31Desember 2015, laba (rugi) usaha serta deviden yang dibagikan dalam dua tahun
berturut-turut untuk masing-masing perusahaan.

Keterangan PT. Selamat PT. Jaya PT. Maju


Laba ditahan 60.000.000 15.000.000 2.500.000
31/12/2015
Laba Rugi
Tahun 2016 7.500.000 (3.750.000) 2.500.000
Pembagian
Deviden
2017 2.500.000 2.500.000 1.250.000
Laba Rugi
2017 (5.000.000) 7.500.000 3.750.000

Metode Harga Perolehan

Pada metode harga perolehan pengaruh perubahan hak-hak para pemegang


saham pada perusahaan anak dan sub induk terhadap hak-hak pemilikan perusahaan
induk sama sekali tidak ada. Pada metode ini segala sesuatu yang berhubungan
dengan pemilikan saham-saham oleh perusahaan induk terhadap saham-saham
perusahaan sub induk dam pemilikan saham-saham oleh perusahaan sub induk
terhadap saham-saham perusahaan anak dibukukan sama seperti halnya pada
hubungan antara perushaan induk dengan perusahaan anaknya yang telah
dikemukakan terdahulu.

Adapun jurnal eliminasi untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31


Desember 2017, apabila metode harga perolehan dipakai adalah sebagai berikut :

1. Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT Maju dan hak para pemegang


saham PT Maju :

Modal saham, PT Maju Rp 22.500.000

5
Laba yang ditahan, PT Maju Rp 4.500.000

Selisih lebih harga perolehan di atas nilaibuku saham Rp 4.500.000

Investasi saham-saham, PT Maju Rp 31.500.000

2. Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT Jaya dan hak-hak


pemegangsaham PT Jaya :

Modal saham, PT Jaya Rp 20.000.000

Laba yang ditahan, PT Jaya Rp 12.000.000

Investasi saham-saham, PT Jaya Rp 30.000.000

Selisih lebih nilai buku di atas harga

perubahan saham Rp 2.000.000

Metode Equity

Selama hak kontrol terhadap perusahaan anak diperoleh sesudah adanya hak
kontrol oleh perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk, maka tidak ada
masalah khusus pada metode equity. Oleh karena hak kontrol oleh PT Selamat
terhadap PT Maju diperoleh dari pemilikan tidak langsung, maka pembagian deviden
oleh PT. Maju tidak mempengaruhi jumlah pemilikan PT Selamat terhadap PT Maju.

Pada metode equity pengaruh dari hak kontrol yang diperoleh dengan
pemilikan secara tidak langsung tersebut, hanyalah dalam pengakuan terhadap bagian
ataslaba perusahaan anak.

Oleh karena pada metode equity perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-
hak para pemegang saham perusahaan anak selalu diikuti/diikhtisarkan dalam
rekening investasi sahamnya, maka dalam neraca konsolidasi eliminasi terhadap
rekening investasi saham dengan hak-hak para pemegang saham perusahaan anak
didasarkan posisi rekening yang bersangkutan pada tanggal neraca.

Jika oleh PT Selamat disusun neraca konsolidasi langsung dari neraca masing-
masing perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017, maka jurnal eliminasi menurut
metode equity adalah sebagai berikut :

6
a. Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT Maju dan hak-hak
parapemegang saham PT Maju :

Modal saham, PT Maju Rp 22.500.000

Laba yang ditahan, PT Maju Rp 6.750.000

Selisih lebih harga perolehan di atas nilaibuku saham Rp 4.500.000

Investasi saham-saham, PT Maju Rp 33.750.000

b. Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT Jaya dan hak-hak para


pemegang saham PT Jaya :

Modal saham, PT Jaya Rp 20.000.000

Laba yang ditahan, PT Jaya Rp 15.700.000

Investasi saham-saham, PT Jaya Rp 33.700.000

Selisih lebih nilai buku di atas harga perolehan saham Rp 2.000.000

 Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak control


oleh perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk.

Hak control PT Selamat dan PT Maju semata-mata timbul sebagai akibat


adanya pemilikan sebgaian besar saham PT Jaya yang terjadi lebih dulu dan oleh
karenanya disebut sebagai hak control melalui pemilikan langsung. Hak control
semacam itu biasa didapat bersamaan dengan diperolehnya hak control melalui
pemilikan sebagian besar saham-saham PT Jaya.

Contoh :

PT Jaya membeli 400 lembar saham-saham PT Maju dengan harga @


Rp60.000 per lembar pada tanggal 1 Januari 2016. Satu tahun kemudian yaitu pada
tanggal 1 Januari 2017, PT Selamat membeli 450 lembar saham-saham PT Jaya dari
para pemegang saham sebelumnya, dengan harga @ Rp 80.000 per lembar.

7
Baik PT Selamat, PT Jaya maupun PT Maju masing-masing mempunyai
modal saham yang beredar sebanyak 500 lembar dengan nilai nominal @ Rp 50.000
per lembar. Di bawah ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31
Desember 2015 beserta perubahan-perubahan yang terjadi selama dua tahun
berturut-turut untuk masing-masing perusahaan :

Keterangan PT. Selamat PT. Jaya PT. Maju


Laba ditahan 100.000.000 20.000.000 (5.000.000)
31/12/2015
Laba Rugi
Tahun 2016 5.000.000 2.500.000 (2.000.000)
Pembagian
Deviden
2017 2.500.000 2.000.000
Laba Rugi
2017 7.500.000 5.000.000 5.000.000
· Metode Harga Perolehan

Eliminasi terhadap hak-hak pemilikan perusahaan sub induk pada perusahaan


anak, dan hak-hak pemilikan perusahaan induk pada perusahaan sub induk didasarkan
dari posisi hak-hak pemegang saham pada saat terjadinya pemilikan saham. Hak-hak
pemegang saham perusahaan sub induk pada metode harga perolehan tidak seperti
tercantum dalam buku-bukunya, melainkan juga penyesuaian terhadap hak-hak
pemilikannya pada perusahaan anak sampai dengan tanggal tersebut.Dengan
demikian jurnal eliminasi, hak-hak pemegang saham minoritas dankenaikan saldo
laba yang ditahan untuk perusahaan induk apabila metode hargaperolehan dipakai
akan tampak sebagai berikut :

 Eliminasi hak-hak pemilikan PT Jaya atas PT Maju, sebesar 80% dari saldo
hak-hak pemegang saham pada tanggal 1 Januari 2016 sebagai berikut :

Modal saham, PT Maju Rp 20.000.000

Selisih lebih harga perolehan saham Rp 8.000.000

Investasi saham, PT Maju Rp 24.000.000

Defisit, PT Maju Rp 4.000.000

8
 Eliminasi hak-hak pemilikan PT Selamat atas PT Jaya sebesar 90% dari saldo
hak-hak pemegang saham pada tanggal 1 Januari 2017 sebesar Rp 35.900.000
sebagai berikut :

Modal saham, PT Jaya Rp 22.500.000

Laba yang ditahan, PT Jaya Rp 9.810.000

Selisih lebih harga perolehan saham Rp 3.690.000

Investasi saham-saham, PT Jaya Rp 36.000.000

Metode Equity

Pada metode equity, penyusunan neraca konsolidasi oleh PT Selamat tidak


perlu melakukan analisa lebih dulu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
hak-hak pemegang saham baik PT Maju maupun PT Selamat. Semua pengaruh
perubahan-perubahan yang terjadi itu telah diikhtisarkan/dicatat baik pada buku-buku
PT Selamat maupun PT Jaya. Berbeda dengan metode harga perolehan,pengakuan
terhadap perubahan saldo laba yang ditahan PT Maju dimulai baru setelah adanya hak
control oleh PT Selamat terhadap Jaya.

Pada metode equity penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember


2017 langsung dari neraca individual, dilakukan dengan mengeliminasi hak-hak
pemilikan perusahaan induk atas perusahaan anaknya sesuai dengan posisi hak-hak
pemegang saham perusahaan anak pada tanggal neraca. Demikian pula hak-hak
pemegang saham minoritas pada perusahaan anak ditentukan dengan bertitik tolak
dari posisi terakhir.

Adapun jurnal eliminasi yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2017


adalah sebagai berikut :

 Eliminasi hak-hak pemilikan PT Jaya atas PT Maju 80% dari hak-hak


pemegang saham per 31 Desember 2017 :

Modal saham, PT Maju Rp 20.000.000

Selisih lebih harga perolehan di atas nilai Buku Rp 8.000.000

Investasi saham-saham, PT Maju Rp 26.400.000

9
Defisit, PT Maju Rp 1.600.000

 Eliminasi hak-hak pemilikan PT Selamat atas PT Jaya, 90% dari hak-hak


pemegang saham per 31 Desember 2017 :

Modal saham, PT Jaya Rp 22.500.000

Laba yang ditahan, PT Jaya Rp 16.110.000

Selisih lebih harga perolehan di atas nilaibuku saham Rp 3.690.000

Investasi saham, PT Jaya Rp 42.300.000

 Hak control diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara


perusahaan-perusahaan anak.

Sudah dua alternatif yang dikemukakan mengenai cara-cara yang dapat


dilakukanoleh suatu perusahaan untuk memperoleh hak control pada perusahaan lain,
yaitu pertama melalui pemilikan langsung sebagian besar saham perusahaan lain
tersebut dan kedua melalui pemilikan tidak langsung atau dengan kedua beserta
pengaruhnya di dalam menyusun neraca konsolidasi.

Contoh :

PT Dani membeli 125 lembar saham-saham PT Essy dengan harga @


Rp60.000 per lembar pada tanggal 1 Januari 2016. Setahun kemudian PT Jaya
membeli 400 lembar saham-saham PT Dany dengan harga @ Rp 75.000 per
lembar dan 250 lembar saham-saham PT Essy dengan harga @ Rp 70.000 per
lembar. Baik PT Jaya, PT Dany maupun PT Essy masing-masing memiliki 500
lembar saham yang beredar dengan nilai nominal @ Rp 50.000 per lembar.
Berikut ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31 Desember
2015, laba (rugi) usaha serta pembagian devisen selama dua tahun berturut-turut
dari ketiga perusahaan tersebut :

Keterangan PT. Jaya PT. Dany PT. Essy


Laba ditahan 45.000.000 5.000.000 2.500.000
31/12/2015
Laba Rugi
Tahun 2016 10.000.000 4.375.000 2.500.000
Pembagian
Deviden 5.000.000 2.000.000 2.000.000

10
2017
Laba Rugi
2017 7.500.000 500.000 3.000.000

Metode Harga Perolehan

Apabila metode harga perolehan dipakai dan neraca konsolidasi disusun


langsung dari neraca individual perusahaan-perusahaan anggota afiliasi, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu :

 Eliminasi hak-hak pemilikan PT Dany terhadap PT Essy

Modal saham, PT Essy Rp 6.250.000

Laba yang ditahan, PT Essy Rp 625.000

Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku saham Rp 625.000

Investasi saham-saham PT Essy Rp 7.500.000

 Eliminasi hak pemilikan PT Jaya terhadap PT Essy

Modal saham, PT Essy Rp 12.500.000

Laba yang ditahan, PT Essy Rp 2.500.000

Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku saham Rp 2.500.000

Investasi saham-saham PT Essy Rp 17.500.000

 Eliminasi hak-hak pemilikan PT Jaya terhadap PT Dany

Modal saham, PT Dany Rp 20.000.000

Laba yang ditahan, PT Dany Rp 8.000.000

Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku saham Rp 2.000.000

Investasi saham-saham PT Jaya Rp 30.000.000

Metode Equity

11
Pada metode equity berbagai pengaruh perubahan saldo laba yang ditahan
pada perusahaan anak telah diikuti secara lengkap pada buku-buku perusahaan
induk.Sehingga neraca individual masing-masing anggota perusahaan afiliasi telah
menunjukkan posisi hak-hak pemilikan perusahaan induk terhadap perusahaan anak
tepat pada tanggal neraca. Oleh sebab itu apabila dikehandaki penyusunan neraca
konsolidasi tinggal menggabungkan semua aktiva dan hutang-hutang kepada pihak di
luar anggota afiliasi serta mengeliminasi hak-hak pemilikan dariperusahaan induk

2.1 Saling Memiliki Saham :

 Pemilikan saham pada perusahaan anak, terjadi pada saat perusahaan


(anak) didirikan. Hubungan afiliasi akan semakin komplek jika akntar
perusahaan induk dan perusahaan anak terjadi saling memiliki saham.
Perusahaan induk si satu pihak memiliki saham-saham perusahaan anak,
dan di pihak lain perusahaan anak juga memiliki sebagian saham-saham
perusahaan induk. Apabila hal ini terjadi maka laba (rugi) dan atau
kenaikan (penurunan) saldo laba yang ditahan selama terjadinya saling
pemilikan dari perusahaan-perusahaan afiliasi akan saling mempengaruhi
satu sama lain. Satu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa,
terhadap saham-saham perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan
anak tidak boleh diperlakukan sebagai modal saham yang beredar di dalam
neraca yang dikonsolidasi.

 Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi setelah perusahaan anak


berjalan. Pembelian saham-saham antar perusahaan afiliasi yang
mengakibatkan terjadinya saling pemilikan dapat terjadi pada saat
perusahaan-perusahaan afiliasi telah berjalan. Apabila hak ini terjadi, maka
pengakuan terhadap bagian atas laba (rugi) dan atau kenaikan saldo laba
yang ditahan atas dasar saling memiliki (mutual basis) dilakukanhanya
terbatas pada laba (rugi) yang diperoleh atau kenaikan saldo laba yang
ditahansejak adanya saling pemilikan tersebut.

BAB III

12
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Hak kontrol yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung dan
mutual holding secara berturut-turut sebagai berikut:

a. Hak control yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung :

1) Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak kontrol


oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.

2) Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya kontrol oleh


perusahaan induk pada perusahaan sub induk.

3) Hak kontrol yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara


perusahaan-perusahaan (anak).

b. Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak


terjadi setelah perusahaan berjalan.

1) Pemilikan tidak langsung :

 Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi sesudah adanya hak kontrol


perusahaan induk atas perusahaan sub induk.

 Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak control


oleh perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk.

 Hak control diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan-


perusahaan anak

2) Saling memiliki saham

 Pemilikan saham pada perusahaan anak, terjadi pada saat perusahaan (anak)
didirikan.

 Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi setelah perusahaan anak


berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

13
Drs. Hadori Yunus dan Drs. Harnanto. Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi Pertama.
Yogyakarata: Penerbit BPFE, 2000.

http://haryramadhon.files.wordpress.com/2008/05/advance-1-masalah-khusus-2.doc

http://www.scribd.com/doc/47057849/Tugas-Final-akLan

14

Anda mungkin juga menyukai