Oleh:
Miftahul Ridwan Zulfany
NIM: 1112046100176
By:
Miftahul Ridwan Zulfany
ABSTRACT
Financial ratio analysis is the basis for assessing the performance of the
cooperative in managing its financial resources in a given period. Analysis of
financial performance KSPPS Arrahmah done with regards to the decline in the
financial performance of the last few years, whereas KSPPS Arrahmah had won the
award as the best cooperative of its performance as the city of Depok. The method
used is quantitative method with a descriptive format. The results of these calculation
of ratio are then compared with the standard of regulation of Cooperatives and SMEs
RI No.06/Per/M.KUKM/V/2006 on Guidelines for Assessment of Cooperative
Achievement. The purpose of this study is to determine the financial performance of
the KSPPS Arrahmah Cinere years 2012-2015 in terms of the level of profitability,
liquidity and solvency. The results showed that the financial performance KSPPS
Arrahmah Cinere years 2012-2015 seen from the aspect of profitability, liquidity and
solvency are generally still below the standard regulation of Cooperatives and SMEs
RI No.06/Per/M.KUKM/V/2006. Although in terms of profitability is generally
performed quite well, which is between the standard value. KSPPS Arrahmah Cinere
should make corrections to assets in order to make greater contributions in generating
SHU, and is expected to increase the capital by attracting more customers
cooperatives.
ii
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN
KOPERASI SYARIAH (STUDI KASUS PADA KSPPS
ARRAHMAH CINERE)
Oleh:
Miftahul Ridwan Zulfany
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunianya
yang telah diberikan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW atas cinta yang begitu besar terhadap ummatnya. Alhamdulillah
kesulitan dan kekurangan, namun semua itu dapat dilalui berkat dukungan dan
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku ketua Program Studi Muamalat
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para staf lainnya yang telah
dengan baik.
iv
memberikan bimbingan, pengarahan, nasihat dan motivasi kepada
4. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum atas ilmu, pendidikan dan
7. Kepada kedua orangtua saya yang tercinta Baba dan Emak, H. Abdul
Yakub, Po Pia dan Kak husni, Po Anah, Pauh, Eni, Lydia dan semua
semua.
8. Kepada belahan jiwa dan pujaan hatiku yang selama ini selalu
v
9. Teman-teman dan keluarga PS 2012 baik PS A, PS B, PS C dan PS D,
Lutfi, Emil, Haizam, Alfa, Fitri, Tia, Ami, Azzah, Rahma, Nia dan
Desa Babakan, semoga apa yang kita lakukan bisa bermanfaat bagi
11. Serta para pihak lain yang telah membantu dalam penyelasaian skripsi
ini.
membalas kebaikan kita semua dan semoga skripsi ini pun dapat memberikan
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Pokok Permasalahan.....................................................................9
1. Identifikasi Masalah ..............................................................9
2. Pembatasan Masalah .............................................................10
3. Perumusan Masalah...............................................................11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................11
D. Review Studi Terdahulu ...............................................................13
E. Metode Penelitian .........................................................................18
F. Kerangka Teori dan Konseptual...................................................24
G. Teknik Penulisan Skripsi..............................................................28
H. Sistematika Penulisan ...................................................................28
A. Laporan Keuangan........................................................................30
1. Pengertian Laporan Keuangan ..............................................30
2. Unsur-unsur Laporan Keuangan............................................31
3. Tujuan Laporan Keuangan ....................................................32
4. Pemakai Laporan Keuangan..................................................33
5. Keterbatasan Laporan Keuangan...........................................34
B. Analisis Laporan Keuangan .........................................................35
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ................................35
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ......................................36
vii
3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ..................38
C. Analisis Rasio Keuangan..............................................................39
D. Kinerja Keuangan.........................................................................41
1. Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja .............................41
2. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan......................................43
3. Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi ..................................44
E. Koperasi .......................................................................................50
1. Pengertian Koperasi ..............................................................50
2. Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi...................................51
3. Fungsi, Prinsip dan Peran Koperasi......................................51
4. Bentuk dan Jenis Koperasi....................................................52
F. Koperasi Syariah ..........................................................................56
A. Kesimpulan ...................................................................................75
B. Saran ............................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................79
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik berbangsa maupun bernegara yang dalam hal ini dijalankan oleh masyarakat
dan sejahtera beberapa hal yang harus dilakukan yakni menciptakan lapangan
yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual adalah berkoperasi.
Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di Indonesia.
Menurut Rahardjo (2002), Bung Hatta sendiri mulai tertarik kepada sistem
1
I Gusti Agung A.S Putra dan I A. Nyoman Saskara, Efektivitas dan Dampak Program
Bantuan KUR Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja UMKM di Kota Denpasar. (E-Jurnal
EP Unud, 2 (10): 457-468, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, 2012), h. 458.
1
2
masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena
itu koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan
prinsip efisiensi.2
Bab 1 Pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan Koperasi adalah badan usaha yang
dikatakan berkembang cukup pesat. Kini lembaga keuangan berbasis syariah telah
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
at-Tamwil atau yang dikenal dengan istilah BMT yang dimotori pertama kalinya
oleh BMT Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi warna
bagi perekonomian kalangan akar rumput yakni para pengusaha mikro. 6 Dalam
waktu yang singkat koperasi syariah telah membantu lebih dari 920 ribu usaha
mikro di tanah air dan telah merambah ke seluruh kabupaten di Indonesia. Jenis
lebih besar jumlah koperasi yang tidak aktif, termasuk diantaranya mati atau tidak
koperasi yang ada di Indonesia, sebanyak 62.239 koperasi tercatat tak lagi aktif,
5 Kemenenterian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Jakarta:
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2007), h. 3.
6 Nur S Buchori, Koperasi Syariah (Jawa Timur: Mashun, 2009), cet. 1 h. 10.
7 http://ekonomisyariah.blogspot.com artikel diakses pada Senin 18 Juli 2016.
4
dan Menengah untuk membubarkan 102 koperasi pada tahun ini (2016).
menjalankan kegiatan. Jumlah koperasi yang ada saat ini sebanyak 639 koperasi.
Dari jumlah tersebut, 408 koperasi masih aktif dan 231 koperasi lainnya tidak
aktif. Adapun dari 408 koperasi yang aktif, hanya 83 koperasi yang menjalankan
Rapat Anggota Tahunan (RAT). Selama ini koperasi di Depok jarang ada yang
pengetahuannya masih minim. Sehingga mereka tidak mau membuat RAT dan
laporan tahunannya.9
koperasi yang tumbuh semakin banyak pula yang tidak aktif. Bahkan ada koperasi
yang memiliki badan hukum, namun kehadirannya tidak membawa manfaat sama
sekali. Koperasi tidak mungkin tumbuh dan berkembang dengan berpegang pada
tata kelola yang tradisonal dan tidak berorientasi pada pemuasan keperluan dan
8 Muhammad Idris, Ada 209.488 Koperasi di RI, 62.239 Tidak Aktif, artikel diakses pada
Kamis 21 Juli 2016 dari http://finance.detik.com/read/2016/03/04/102528/3157277/5/ada-209488-
koperasi-di-ri62239-t idak-akt if.
9 Vidyanita, DKUP Bubarkan Sejumlah Koperasi Tidak Aktif di Kota Depok, artikel
modern dan aplikatif terhadap perkembangan zaman yang semakin maju dan
yang paling serius adalah masalah manajemen dan organisasi (Fajri, 2007).10
dihadapi oleh koperasi pada era sekarang ini. Diantaranya dari Larson, yakni
sebagai berikut: (1) Membangun suatu sistem koperasi yang menyatukan peran
lokal dan peran regional; dalam kata lain bagaimana koperasi lokal dan koperasi
regional bisa bekerja sama untuk jangka panjang; (2) Menciptakan penghasilan
lokal adalah bahwa kinerja keuangan yang solid sangat penting; koperasi-koperasi
simpanan sesuai dengan jatidiri koperasi dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian,
yang semakin efisien.13 Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat
dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai kinerja atau prestasi yang telah
dicapai oleh perusaaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang
12 Pandi Afandi, Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesahatan Keu angan
Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, (Jurnal STIE AMA
Salatiga, Vol. 7 No. 13, Juli 2014), h. 26.
13 Ibid., h.114.
14 Mardahleni dan Nur Hamzah, Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Untuk
Menilai Kineja Keuangan pada Koperasi Sawit Gunung Sangkur Kecamatan Kinali Kabupaten
Pasaman Barat(E-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 4, Nomor 2, Maret 2016, Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) Pisaman Barat, 2016), h. 87.
7
rasio keuangan perusahaan. Adapun yang sering digunakan adalah rasio atau
yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripada menganalisis
hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.16 Hasil dari perhitungan rasio akan
15
Jamal Lulail Yunus, Manajemen Bank Syariah Mikro (Malang: UIN-Malang Press,
2009), h. 38-39.
16 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, edisi ke-4, (Yogyakarta: PT. Liberty
Yogyakarta, 2004), h. 36
17 Mardahleni dan Nur Hamzah, Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Untuk
Menilai Kineja Keuangan pada Koperasi Sawit Gunung Sangkur Ke camatan Kinali Kabupaten
Pasaman Barat, h. 88.
18 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iah Modern (Yogyakarta: CV.
merupakan salah satu lembaga keuangan syariah non bank di Kota Depok, yang
berdiri pada tanggal 5 Februari 2005 dengan modal awal kurang lebih 200 juta
rupiah. Meskipun masih terbilang muda nasabah KSPPS Arrahmah kini telah
terbaik karena memiliki laporan keuangan yang teratur serta kinerja koperasi yang
baik.19 Namun, sampai saat ini penghargaan tersebut belum bisa diraih kembali
oleh KSPPS Arrahmah Cinere. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja KSPPS
masyarakat akan lebih mudah untuk menilai dan mengukur kinerja dari KSPPS
penting, salah satunya dengan analisa kinerja keuangan yang meliputi rasio
rentabilitas, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas, agar dapat diketahui apakah
kinerja dan proses yang terjadi di dalam aktivitas koperasi sudah berjalan ekektif
yang tidak hanya mampu berperan penting dalam peningkatan taraf ekonomi dan
Atas dasar latar belakang inilah maka penulis melakukan penilitian dengan
B. Pokok Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
b. Laporan keuangan yang terdapat pada koperasi perlu dilakukan analisa lebih
jauh agar dapat diperoleh kondisi keuangan koperasi yang lebih jelas dan
spesifik.
2. Pembatasan Masalah
luas dan kompleks mengenai penilaian kesehatan baik dari metode yang
digunakan maupun aspek yang dinilai dari Koperasi Syariah, maka penulis perlu
1. Aspek atau rasio yang dinilai pada Koperasi Syariah yang digunakan dalam
a. Rasio Rentabilitas
b. Rasio Likuiditas
c. Rasio Solvabilitas
3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan
3. Perumusan Masalah
dinilai dari rasio rentabilitas dalam kurun waktu 2012 sampai 2015?
dinilai dari rasio likuiditas dalam kurun waktu 2012 sampai 2015?
dinilai dari rasio solvabilitas dalam kurun waktu 2012 sampai 2015?
1) Tujuan Penelitian
Cinere yang dinilai dari rasio rentabilitas dalam kurun waktu 2012 sampai
2015.
Cinere yang dinilai dari rasio likuiditas dalam kurun waktu 2012 sampai
2015.
Cinere yang dinilai dari rasio solvabilitas dalam kurun waktu 2012 sampai
2015.
12
2) Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Koperasi Syariah.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran masukan yang positif dan
Syariah.
c. Bagi Akademisi
pengetahuan ekonomi Islam yang informatif sebagai referensi dan bahan bacaan
No.06/PER/M.KUKM/V 2012-2015.
/2006 tentang Pedoman
Penilaian Koperasi Penulis meneliti
Berprestasi. tentang bagaimana
kondisi dan kinerja
Metode analisis yang keuangan KSPPS
dilakukan menggunakan Arrahmah Cinere
analisis deskriptif Depok yang dinilai
kuantitatif prosentase. dari aspek rentablitas
Analisis rasio yang (Return On Asset,
digunakan dalam Return On Equity
mengukur kinerja dan Net Profit
keuangan KPRI Bina Margin), aspek
Sejahtera menggunakan likuiditas (Current
analisis rasio likuiditas, Ratio) dan aspek
solvabiilitas dan solvabilitas (Debt to
rentabilitas. Asset Ratio dan Debt
to Equity Ratio).
Hasil penelitian
menunjukan tingkat Metode analisis data
likuiditas yang menggunakan
overlikuid, karena pedoman dari
berdasarkan analisis yang Peraturan Menteri
dilakukan selama tiga Negara Koperasi dan
tahun berturut-turut Usaha Kecil dan
menunjukan angka yang Menengah Republik
berada di atas standar Indonesia No.
yang ditetapkan 6/PER/M.KUKM/V/
pemerintah. Rasio 2006.
solvabilitas menunjukan
kriteria yang sangat baik
hal ini menunjukan total
aset dan modal sendiri
yang dimiliki koperasi
mampu memberikan
kontribusi yang besar
terhadap total hutang
yang dimiliki koperasi,
sedangkan dari dua rasio
rentabilitas, ROA
menunjukan prosentase
angka yang masuk dalam
kriteria cukup baik,
sehingga mampu
memberikan sisa hasil
usaha yang cukup
16
maksimal, sedangkan
ROE menunjukan
prosentase angka yang
masih berada di bawah
standar yang telah
ditetapkan pemerintah,
dengan kata lain pihak
koperasi masih kurang
baik dalam menghasilkan
sisa hasil usaha koperasi
yang diperoleh dari
modal yang dimilikinya.
3. Erly Maya Sari, Sri Penelitian ini Penulis meneliti
M Rahayu dan memfokuskan pada tentang kinerja
Zahroh Z.A/ Aspek analisis rasio keuangan keuangan yang
Produktivitas dan penilaian kinerja dinilai dari analisis
Berdasarkan KUD “Batu” Malang dari rasio rentabilitas,
Peraturan Menteri tahun 2008-2012 yang likuiditas dan
Negara Koperasi dan meliputi keuangan dari solvabilitas pada
UKM Republik aspek produktivitas KSPPS Arrahmah
Indonesia berdasarkan Peraturan Cinere Depok
No.06/PER/M.KUK Menteri Negara Koperasi dengan periode
M/V/2006 (Studi dan UKM RI penelitian selama
Kasus pada KUD No.06/PER/M.KUKM/V empat tahun dari
“Batu” Malang /2006. 2012-2015.
Periode 2008-2012)/
Jurnal Penelitian Metode analisis dalam Penulis meneliti
Fakultas Ilmu penelitian ini merupakan tentang bagaimana
Administrasi jenis penelitian deskriptif kondisi dan kinerja
Universitas dengan pendekatan studi keuangan KSPPS
Brawijaya Malang. kasus. Penelitian Arrahmah Cinere
deskriptif digunakan Depok yang dinilai
karena dalam penelitian dari aspek rentablitas
ini hanya (Return On Asset,
mendiskripsikan variabel Return On Equity
yang diteliti. dan Net Profit
Margin), aspek
Hasil penelitian yang likuiditas (Current
dilakukan pada KUD Ratio) dan aspek
“Batu” Malang diketahui solvabilitas (Debt to
bahwa koperasi ini Asset Ratio dan Debt
mempunyai peringkat to Equity Ratio).
yang kurang. Hal ini
disebabkan karena Metode analisis data
adanya hasil penilaian menggunakan
keuangan yang rata-rata pedoman dari
17
Berdasarakan Hasil
analisis rasio likuiditas, Metode analisis data
solvabilitas, menggunakan
profitabilitas, dan rasio pedoman dari
aktivitas secara umum Peraturan Menteri
pada laporan keuangan Negara Koperasi dan
periode tahun 2005 Usaha Kecil dan
hingga tahun 2014 Menengah Republik
menunjukkan pergerakan Indonesia No.
yang fluktuatif akan 6/PER/M.KUKM/V/
tetapi menggambarkan 2006.
kinerja yang baik.
Analisis struktur
permodalan dan
profitabilitas pada
periode tahun 2005-2014
termasuk dalam
klasifikasi “ideal” ,
sedangkan berdasarkan
analisis likuiditas,
solvabilitas, dan aktivitas
pada tahun 2005-2014
termasuk dalam
klasifikasi “sangat ideal”.
E. Metode Penelitian
penilaian kinerja keuangan dan berpedoman pada Peraturan Menteri Koperasi dan
timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
19
terjadi. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus.
Penelitian ini hanya menggunakan kasus atau wilayah tertentu sebagai objek
dalam penelitian ini adalah data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari
lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan ini seperti laporan keuangan.
Dalam penelitian ini data sekunder bersumber dari data laporan keuangan KSPPS
hasil laporan penelitian terdahulu yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi
sebagian besar data yang diperoleh penulis akan analisis menggunakan teknik
sifatnya kuantitatif.
Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan analisis rasio keuangan
dalam kurun waktu empat tahun dari 2012-2015 dan berpedoman pada Peraturan
penelitian ini sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Republik
1. Rasio Rentabilitas
Usaha) dengan total asset yang dimiliki. Dengan rumus sebagai berikut:
Usaha) dengan Modal Sendiri yang dimiliki. Dengan rumus sebagai berikut:
Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara Sisa Hasil Usaha (SHU)
7% - <10% 75
3% - <7% 50
1% - <3% 25
<1% 0
15% - <21% 75
9% - <15% 50
22
3% -<9% 25
<3% 0
10% - <15% 75
5% - <10% 50
1% - <5% 25
<1% 0
No.06/Per/M.KUKM/V/2006.
2. Rasio Likuiditas
koperasi untuk membayar hutangnya yang segera harus dipenuhi dengan aset
Aset Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = x 100%
Kewajiban Lancar
No.06/Per/M.KUKM/V/2006.
3. Rasio Solvabiltas
Debt to Asset Ratio atau Rasio Total Hutang (Kewajiban) terhadap Asset
adalah perbandingan antara jumlah total hutang dengan total asset. Dengan rumus
sebagai berikut:
Total Hutang
𝐷𝑡𝐴𝑅 = x 100%
Total Aset
Debt to Equity Ratio atau rasio Total Hutang (Kewajiban) terhadap Modal
Total Hutang
𝐷𝑡𝐸𝑅 = x 100%
Modal Sendiri
24
>40% - 50% 75
>50% - 60% 50
60% - 80% 25
>80% 0
>70% - 100% 75
>100% - 150% 50
>150% - 200% 25
>200% 0
No.06/Per/M.KUKM/V/2006.
dengan jatidiri koperasi dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sehingga dapat
25
baik bagi pihak intern maupun pihak ekstern. Laporan keuangan yang disusun
secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai kinerja
atau prestasi yang telah dicapai oleh perusaaan selama kurun waktu tertentu,
rasio keuangan perusahaan. Menurut Kasmir (2012), ada empat jenis rasio
keuangan, rasio tersebut antara lain: (1) Rasio Likuiditas,yang meliputi Current
Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Cash Turn Over, Inventory To Net Working
Capital, (2) Rasio Solvabilitas meliputi Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio,
Long Term Debt to Equity Ratio, Times Interest Earned, (3) Rasio Aktivitas
Kerja, Fixed Assets Turn Over, Total Assets Turn Over, (4) Rasio Profitabilitas
meliputi rasio Profit Margin, Return On Investment dan Return On Equity .23
Menilai Kineja Keuangan pada Koperasi Sawit Gunung Sangkur Kecamatan Kinali Kabupaten
Pasaman Barat(E-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 4, Nomor 2, Maret 2016, Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) Pisaman Barat, 2016), h. 87.
23 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2012), h. 128
26
jangka panjang. Dan analisis rasio rentabilitas tujuannya yaitu untuk mengetahui
dikeluarkan dan ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Kesimpulan
28
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012.”
G. Sistematika Penulisan
penulisan skripsi ini, disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab
BAB I : PENDAHULUAN
Koperasi Berprestasi.
BAB V : PENUTUP
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus
kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian dari
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
finansial.26
dalam Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Tanya Jawab (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 21.
30
31
meliputi:27
terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta
laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan
27Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, edisi ke-3 (Jakarta:
Salemba Empat, 2014) h. 103-104.
32
1) Neraca
entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
Paragraf 30)
kegiatan usaha;
aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
sebagai berikut:29
1) Investor sekarang dan investor potensial; Hal ini karena mereka harus
penerimaan dividen.
2) Pemilik dana qardh; Untuk mengetahui apakah dana qardh dapat dibayar
4) Pemilik dana titipan; Untuk memastikan bahwa titipan dana dapat diambil
setiap saat.
entitas syariah.
syariah.
antara lain:30
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara) dan bukan merupakan laporan final. Karena itu, semua jumlah
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Karena itu, angka
yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai
gantinya.
atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli
yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga
jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga.
“Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
1) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
2) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan ekuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi dan
peningkatan.
32 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), h. 189-190.
37
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari
Likuiditas
Solvabilitas
Aktivitas
9) Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
10) Bisa juga memprediksi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang
akan datang.
dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan,
bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
pada masing-masing aset tetap terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui
4) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk
6) Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa
periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut
analisa break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau
hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain
dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio
lain:34
Rasio ini terdiri dari: current ratio, acid test ratio, cash ratio, dan operating
cashflow.
b) Rasio solvabilitas atau rasio leverage (Leverage Ratio) yaitu rasio yang
seberapa besar porsi hutang yang ada di perusahaan jika dibandingkan dengan
modal atau aset yang ada. Rasio ini antara lain: debt ratio, time interest
(resources) yang dimiliki. Rasio ini diwakili oleh total assets turn over, fixed
maupundari total yang dimiliki. Rasio yang digunakan yaitu profit margin on
D. Kinerja Keuangan
sebagai berikut:
a. Menurut Whitmore, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, atau apa
c. Sedangkan menurut Suprihanto, kinerja adalah prestasi kerja yaitu hasil kerja
disimpulkan yaitu sebagai hasil kerja seseorang atau kelompok tertentu setelah
secara legal yang tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika
bisnis.
manajemen perusahaan baik para karyawan maupun manajer yang selama ini
terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, mengetahui kinerja dapat
dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, dan mengetahui hasil kinerja
36 Irham Fahmi, Manajemen: Teori, Kasus, dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 237.
37 Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 319.
38 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Edisi 4 (Yogyakarta: Liberty, 2010), h. 30.
43
dengan pengharapan dari berbagai pihak, yaitu bagi pihak manajemen serta
komisaris perusahaan.
standar tertentu. Standar yang biasanya digunakan adalah rasio atau indeks
analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu perbandingan rasio masa lalu,
saat ini, dan di masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan, sehingga dapat
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca, laporan arus kas, perhitungan hasil
usaha dan laporan promosi anggota untuk mengetahui tingkat likuiditas, tingkat
solvabilitas dan tingkat profitabilitas serta tingkat aktivitas suatu koperasi, pada
laporan arus kas, perhitungan sisa hasil usaha, dan laporan promosi ekonomi
rasio-rasio berikut:
1. Rasio Likuditas
keuangannya tepat waktu maka koperasi tersebut dinyatakan likuid, yaitu apabila
aset lancar lebih besar dari hutang lancar. Dan sebaliknya apabila koperasi tidak
Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah aset lancar dengan hutang
lancar. Standar umum (rule of tumb) jumlah current ratio adalah sebesar 200%,
maksudnya setiap Rp.1,00 hutang jangka pendek dijamin oleh aktiva lancar
sebagai current ratio yang memuaskan bagi perusahaan industri atau perusahaan
komersial, sedang bagi perusahaan penghasil jasa seperti perusahaan listrik dan
Aset Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = x 100%
Kewajiban Lancar
Suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin
akan dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau
distribusi dari aset lancar yang tidak menguntungkan. 42 Rasio lancar yang rendah
menunjukan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi
menunjukan adanya kelebihan aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang
2. Rasio Solvabilitas
porsi hutang yang ada di perusahaan jika dibandingkan dengan modal atau aset
yang ada (Gumanti, 2007). Koperasi dinyatakan solvable apabila mempunyai aset
untuk menilai baik tidaknya rasio ini, digunakan rasio rata-rata industri yang
sejenis. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain:
Debt to Asset Ratio (DtAR) adalah rasio hutang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara Total Hutang terhadap Total Aset. Dengan kata
lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar
Hutang terhadap Total Aset menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Total Hutang
𝐷𝑡𝐴𝑅 = x 100%
Total Aset
dengan hutang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang koperasi. Rasio ini membandingkan
antara total hutang dengan total modal sendiri koperasi. Formula Total Hutang
terhadap Modal Sendiri menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI
Total Hutang
𝐷𝑡𝐸𝑅 = x 100%
Modal Sendiri
Bagi kreditor (pemberi pinjaman), semakin besar rasio ini akan semakin
tidak menguntungkan, karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas
(koperasi) semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang
rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin
besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan
3. Rasio Rentabilitas
perusahaan dalam menghasilkan laba, baik dari penjualan maupundari total yang
(SHU) yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aset atau jumlah modal
koperasi terebut. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio rentabilitas antara
lain:
aset yang digunakan untuk operasinya untuk memperoleh Sisa Hasil Usaha.
Dengan demikian, rasio ini menghubungkan sisa hasil usaha dengan jumlah
investasi atau aset yang digunakan untuk operasi. ROA sering disebut juga
dirumuskan:
menghasilkan sisa hasil usaha. ROE sering disebut juga dengan istilah rentabilitas
kemampuan koperasi dalam mendapatkan laba setelah dikurangi bunga dan pajak
atas penjualan neto. Formula Net Profit Margin menurut Peraturan Menteri
E. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu Cum yang berarti
dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini, dalam Bahasa Inggris
dikenal istilah Co dan Operation, yang dalam Bahasa Belanda disebut dengan
istilah Cooperative Vereneging yang berarti bekerja bersama dengan orang lain
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas
asas kekeluargaan.
Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Sedangkan tujuan koperasi
Pada Bab III Bagian Pertama Pasal 4 UU RI No. 25 Tahun 1992 fungsi
demokrasi ekonomi.
52
Sedangkan pada Bab III Bagian Kedua Pasal 5 UU RI No. 25 Tahun 1992
c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
e) Kemandirian.
a) Pendidikan perkoperasian;
b) Kerjasama antarkoperasi.
1) Bentuk Koperasi46
sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
1. Koperasi primer atau salah satu tingkat organisasi yang kuat dapat terus
maju dengan kekuatannya sendiri dan menjadi dasar yang sehat bagi
sektor lain.
54
2) Jenis Koperasi47
lain:
berikut:
1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit
3. Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Distribusi
berikut:
47 Ibid., h. 62-69.
55
6. Koperasi Pensiunan
berikut:
1. Koperasi Desa
2. Koperasi Konsumsi
3. Koperasi Pertanian
4. Koperasi Peternakan
5. Koperasi Perikanan
6. Koperasi Kerajinan/Industri
8. Koperasi Asuransi
3. Koperasi Wanita
4. Koperasi Agribisnis
56
6. Koperasi Industri
7. Koperasi Syariah
9. Koperasi Kredit
F. Koperasi Syariah
1. Pengertian
Usaha Koperasi Jasa dan Keuangan Syariah (KJKS) sebagai payung hukum
1) Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum
3) Unit Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS Koperasi adalah unit
investasi, dan simpanan sesuai dengan pola syariah, sebagai bagian dari
2. Landasan Syariah
Koperasi dalam Fiqh Islam dikenal dengan syirkah atau semakna dengan
sebagai berikut:
Ayat ini sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis
beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama
sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
syariah yang didirikan pada tanggal 5 Februari 2005 atas ide dan gagasan mulia
yang diprakarsai oleh ibu Ratih Puspita, S.H, ibu Ika Yuliana, S.Kom, ibu Ela
Nurlelah, Amd, dan ibu Julaeha, S.E, serta hasil temuan rapat dari 21 orangtua
anggota pendiri yang memiliki visi dan misi yang sama yaitu berkeinginan kuat
Ekonomi Syariah.
tertanggal 30 April 2005 yang dibuat oleh notaris Betty Supartini, S.H, yang
operasional dan terakhir telah melakukan perubahan Anggaran Dasar pada tanggal
05 Maret 2016 dengan akta perubahan No.1 tanggal 06 Maret 2016 oleh notaris
Betty Supartini, S.H, dan tercatat pada buku PT Umum Koperasi di Kementerian
Juni 2016 yaitu perubahan yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah menjadi
58
59
berfungsi sebagai rumah harta, namun karena sumber dananya simpanan dari
dana program, bank, dll) yang merupakan dana amanah untuk dikelola, maka
Penggunaan dana inilah yang diberikan kepada para pengusaha kecil, para
pedagang dalam bentuk pembiayaan untuk modal usaha, dengan sistem bagi hasil
(wadiah) dan tabungan lainnya. Semua bentuk simpanan mendapatkan bagi hasil
B. Struktur Organisasi
RAT
Pengawas
Andriansyah
Ela Nurlaelah
Pengurus
Audit Internal Ratih Puspita
Ika Yuliana
Julaeha
Julaeha
kebawah mempunyai visi yaitu “Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang
amanah, profesional, sehat dan kuat, baik dari kualitas dan kuantitas, untuk
kecil dan lemah dengan konsep tawazun (keseimbangan) antara ruhiyah dan
rupiah dengan melalui pola pembinaan dan pembiayaan serta langkah nyata
kemiskinan.”
Simpanan Arrahmah
profesional dan memenuhi aspek syariah. Adapun manfaat yang didapatkan dari
a) Bagi hasil yang kompetitif, diberikan berdasarkan saldo rata-rata setiap bulan
Fasilitas Simpanan:
a) Penyetoran atau penarikan dapat dilakukan setiap hari kerja dengan sistem
buku tabungan.
berikut:
Persyaratan:
(KTP/SIM/Paspor)
Persyaratan:
(KTP/SIM/Paspor)
Persyaratan:
(KTP/SIM/Paspor)
waktu pengambilan yang disepakati bersama, sama seperti deposito atau bisa
dengan bagi hasil 10% p.a, 3 bulan dengan bagi hasil 13% p.a, enam bulan
dengan bagi hasil 14% p.a, dan 12 bulan dengan bagi hasil 15% p.a.
64
Persyaratan:
(KTP/SIM/Paspor)
kebutuhan Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha (Qurban). Jangka
Persyaratan:
(KTP/SIM/Paspor)
membantu memenuhi ibadah qurban di Hari Raya Idul Adha atau untuk
sebagai berikut:
bagi calon anggota/mitra yang memiliki usaha produktif dan telah berjalan
sedikitnya selama satu tahun. Skema yang digunakan adalah jual beli atau sewa.
pembiayaan barang-barang elektronik (TV, laptop, kulkas, mesin cuci, dll) serta
peralatan rumah tangga seperti furniture lemari, tempat tidur, dll. Dengan prinsip
pembelian sepeda motor baik bekas maupun sepeda motor baru dengan angsuran
ringan. PSA Sepda motor menggunakan prinsip syariah dan akad Murabahah
(jual beli).
BAB IV
PEMBAHASAN
berikut ini adalah hasil dan analisis penelitian tentang kinerja keuangan koperasi
berdasarkan rasio keuangan dan berpedoman pada standar yang telah ditetapkan
No.06/Per/M.KUKM/V/2006.
menghasilkan laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU). Rentabilitas koperasi dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan tiga rasio yaitu Return on Asset (ROA),
Tabel IV.1
Hasil Perhitungan Analisis Return on Asset (ROA) Tahun 2012-2015
Sisa Hasil Usaha Total
Tahun ROA
(SHU) Aset
2012 Rp 73,284,696 Rp 7,840,690,122 0.93%
2013 Rp 151,772,460 Rp 8,762,386,653 1.73%
2014 Rp 148,337,690 Rp 11,618,828,516 1.28%
2015 Rp 99,707,716 Rp 11,675,555,307 0.85%
66
67
(SHU) dengan total aset yang dimiliki koperasi. Rasio ini bertujuan untuk
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset. Adapun standar nilai ROA yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Berdasarkan tabel IV.1 pada tahun 2012 nilai ROA yang dihasilkan sebesar
0.93%. Artinya, setiap Rp.1,00 total aset koperasi dapat menghasilkan keuntungan
sebesar Rp.0,0093. Kemudian di tahun 2013 nilai ROA meningkat sebesar 0.8%
dari tahun sebelumnya menjadi 1.73%. Artinya, setiap Rp1,00 total aset koperasi
bertambahnya perolehan SHU dan total aset di tahun 2013. Kemudian pada tahun
2014-2015 terjadi penurunan nilai menjadi 1.28% dan 0.85%. Penurunan nilai ini
Dari hasil analisis ROA diatas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2012-
2015 kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar yang
telah ditetapkan. Salah satu faktornya adalah total aset yang dimiliki belum
menghasilkan laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU) yang optimal atau dengan kata
Tabel IV.2
Hasil Perhitungan Analisis Return on on Equity (ROE) Tahun 2012-2015
Sisa Hasil Usaha
Tahun Modal Sendiri ROE
(SHU)
2012 Rp 73,284,696 Rp 755,634,891 9.70%
2013 Rp 151,772,460 Rp 855,918,602 17.73%
2014 Rp 148,337,690 Rp 937,517,869 15.82%
2015 Rp 99,707,716 Rp 931,456,551 10.70%
dengan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukan kemampuan modal dalam
menghasilkan laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi. Berdasarkan hasil
perhitungan analisis ROE di atas terlihat bahwa nilai ROE yang dimiliki oleh
ROE yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
>21%.
Berdasarkan tabel IV.2 pada tahun 2012 nilai ROE yang dimiliki KSPPS
Arrahmah sebesar 9.70%, kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 17.73%.
sebesar Rp.0,097 di tahun 2012 dan Rp.0,0177 di tahun 2013. Kenaikan nilai ini
yang dimiliki koperasi di tahun 2012 dan 2013. Namun, pada tahun 2014 dan
2015 mengalami penurunan nilai ROE menjadi 15.82% dan 10.70%. Penurunan
69
Dari hasil analisis ROE di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu
yang telah ditetapkan. Namun, dalam hal menghasilkan laba atau SHU dari modal
yang dimiliki, koperasi ini cukup baik atau dengan kata lain, koperasi ini dalam
Tabel IV.3
Hasil Perhitungan Analisis Net Profit Margin (NPM) Tahun 2012-2015
Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara Sisa Hasil Usaha
(SHU) dengan total pendapatan yang dimiliki koperasi. Rasio ini bertujuan untuk
bunga dan pajak atas penjualan neto. Berdasarkan hasil perhitungan analisis NPM
di atas terlihat bahwa nilai NPM yang dimiliki oleh KSPPS Arrahmah selama
periode 2012-2015 berfluktuasi. Adapun standar nilai NPM yang telah ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Berdasarkan tabel IV.3 pada tahun 2012 nilai NPM yang dihasilkan sebesar
4.75%. Artinya, setiap Rp.1,00 rupiah penjualan menghasilkan laba bersih (SHU)
70
koperasi dari tahun 2012-2014. Kemudian pada tahun 2014 nilai NPM menurun
menjadi 7.77%, dan pada tahun 2015 terjadi penurunan kembali yang cukup jauh
yaitu 4.40%. Penurunan nilai ini dikarenakan berkurangnya SHU koperasi dari
tahun 2013-2015, sementara itu pendapatan kotor yang dimiliki koperasi terus
Dari hasil analisis NPM di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2012-
2015 kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar yang
telah ditetapkan. Namun, dalam mendapatkan laba setelah di kurangi pajak dan
biaya-biaya (laba bersih), koperasi ini cukup baik atau dengan kata lain, koperasi
lembaga dapat dijaminkan dengan jumlah aset yang dimiliki koperasi. Analisis
Tabel IV.4
Hasil Perhitungan Analisis Current Ratio (CR) Tahun 2012-2015
Aset Hutang
Tahun CR
Lancar Lancar
2012 Rp 6,604,696,191 Rp 5,241,721,196 126.00%
2013 Rp 7,635,546,381 Rp 7,014,690,069 108.85%
2014 Rp 8,088,397,002 Rp 9,502,635,076 85.12%
2015 Rp 8,376,782,235 Rp 10,114,140,829 82.82%
71
Current Ratio (CR) atau rasio lancar merupakan perbandingan antara aset
lancar dengan hutang lancar yang dimiliki koperasi. Adapun standar nilai CR yang
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Berdasarkan tabel IV.4 menunjukkan bahwa pada Tahun 2012 nilai CR yang
hutang lancar yang dimiliki koperasi dijamin oleh aset lancar sebesar Rp.1,26.
Kemudian di tahun 2013 terjadi penurunan nilai menjadi 108.85%, artinya, setiap
Rp.1,00 hutang lancar yang dimiliki koperasi dijamin oleh aset lancar sebesar
Rp.1,08. Penurunan nilai ini terus terjadi sampai tahun 2014 dan 2015 yaitu
85.12% dan 82.82%. Hal ini dikarenakan total hutang lancar yang dimiliki
koperasi lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan total aset lancar koperasi.
Dari hasil analisis rasio lancar (Current Ratio) di atas selama kurun waktu
di bawah standar nilai yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan jumlah hutang lancar
yang dimiliki koperasi jauh lebih besar dibanding aset lancar. Sehingga aset
Perusahaan disebut solvabel apabila mempunyai aset atau kekayaan yang cukup
72
menggunakan Debt to Asset Ratio (DtAR) dan Debt to Equity Ratio (DtER).
Total Total
Tahun DtAR
Hutang Aset
2012 Rp 7,085,055,231 Rp 7,840,690,122 90.36%
2013 Rp 7,906,468,051 Rp 8,762,386,653 90.23%
2014 Rp 10,681,310,647 Rp 11,618,828,516 91.93%
2015 Rp 10,744,098,756 Rp 11,675,555,307 92.02%
Debt to Asset Ratio (DtAR) adalah perbandingan antara total hutang terhadap
total aset. Rasio ini digunakan untuk mengetahui beberapa bagian aset yang
digunakan untuk menjamin hutang koperasi. Adapun standar nilai yang ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Berdasarkan tabel IV.5 pada tahun 2012 sampai dengan 2015 nilai rata-rata
DtAR yang dimiliki KSPPS Arrahmah yaitu di atas 90%. Tahun 2015 adalah
tahun dengan nilai DtAR tertinggi yaitu sebesar 92.02%. Artinya, bahwa setiap
Rp.1,00 aset koperasi, Rp.92,02 dibiayai oleh hutang dan Rp.7,98 dibiayai oleh
modal. Atau dengan kata lain, 92.02% aset koperasi dibiayai oleh hutang dan
sisanya sebanyak 7.98% dibiayai oleh modal di tahun 2012. Nilai DtAR terendah
terdapat pada tahun 2013 sebesar 90.23%. Artinya, bahwa setiap Rp.1,00 aset
koperasi, Rp.90,23 dibiayai oleh hutang dan Rp.9,77 dibiayai oleh modal. Atau
dengan kata lain, 90.23% aset koperasi dibiayai oleh hutang dan sisanya sebanyak
Dari hasil analisis DtAR di atas selama kurun waktu 2012-2015 menunjukkan
bahwa kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar nilai
yang ditetapkan. Nilai DtAR yang tinggi ini disebabkan karena total aset yang ada
jumlahnya hanya lebih besar sedikit dari total hutang yang dimiliki koperasi,
sehingga dari total aset yang ada belum mampu memberikan kontribusi yang
Tabel IV.6
Hasil Perhitungan Analisis Debt to Equity Ratio (DtER) Tahun 2012-2015
Total Modal
Tahun DtER
Hutang Sendiri
2012 Rp 7,085,055,231 Rp 755,634,891 937.63%
2013 Rp 7,906,468,051 Rp 855,918,602 923.74%
2014 Rp 10,681,310,647 Rp 937,517,869 1.139.32%
2015 Rp 10,744,098,756 Rp 931,456,551 1.153.47%
Debt to Equity Ratio (DtER) adalah perbandingan antara total hutang terhadap
total aset. Rasio ini digunakan untuk mengetahui beberapa bagian modal yang
dijadikan jaminan hutang koperasi. Adapun standar nilai yang ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Berdasarkan tabel IV.6 pada tahun 2012 sampai dengan 2015 nilai rata-rata
DtER yang dimiliki KSPPS Arrahmah terus mengalami peningkatan. Nilai DtER
pada tahun 2012 sebesar 937.63%. Artinya, koperasi memiliki hutang sebanyak
9,37 kali dari total modal, atau dengan kata lain setiap Rp.1,00 hutang hanya
dijamin oleh Rp.0,10 modal. Nilai DtER tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu
74
sebesar 1153.47%, Artinya, koperasi memiliki hutang sebanyak 11,53 kali dari
total modal, atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,00 hutang hanya dijamin
oleh Rp.0,08 modal. Sedangkan nilai DtER terendah terjadi pada tahun 2013
sebesar 923.74%. Artinya, koperasi memiliki hutang sebanyak 9,23 kali dari total
modal, atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,00 hutang hanya dijamin oleh
Rp.0,10 modal.
Dari hasil analisis DtER di atas selama kurun waktu 2012-2015 menunjukkan
bahwa kinerja keuangan KSPPS Arrahmah masih berada di bawah standar nilai
yang ditetapkan. Nilai DtER yang tinggi ini disebabkan karena dari tahun ke tahun
jumlah modal sendiri koperasi selalu lebih kecil dari jumlah hutang yang dimiliki
koperasi. Oleh karena itu, porsi modal sendiri yang dimiliki oleh koperasi belum
mampu memberikan kontribusi atau bagian yang cukup dalam melunasi hutang-
hutangnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas pada KSPPS Arrahmah dari tahun 2012-2015 yang
(ROE) dan Net Profit Margin (NPM) umumnya masih di bawah standar yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
0.93%, 1.73%, 1.28% dan 0.85%. Nilai rasio ini masih dibawah standar
empat tahun yang ditinjau dari Return On Asset (ROA) dapat dinyatakan
belum rentabel.
9.70%, 17.73%, 15.82%, dan 10.70%. Nilai rasio ini berada diantara
75
76
selama empat tahun yang ditinjau dari Return On Equity (ROE) dapat
c) Net Profit Margin (NPM) yang dihasilkan pada tahun 2012-2015 adalah
4.75%, 8.48%, 7.76% dan 4.39%. Nilai rasio ini masih dibawah standar
empat tahun yang ditinjau dari Net Profit Margin (NPM) dapat
2) Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas pada KSPPS Arrahmah dari tahun 2012-2015 yang
standar yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
<125% s/d >200%. Nilai Current Ratio dari tahun 2012-2015 adalah
koperasi selama empat tahun yang ditinjau dari Rasio Lancar (Current Ratio)
dapat dinyatakan belum cukup likuid dalam memenuhi hutang jangka pendek
3) Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas pada KSPPS Arrahmah dari tahun 2012-2015 yang
dilihat berdasarkan analisis rasio Debt to Asset Ratio (DtAR) dan Debt to
Equity Ratio (DtER) umumnya masih di bawah standar yang ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
77
a) Debt to Asset Ratio (DtAR) yang dihasilkan dari tahun 2012-2015 adalah
90.36%, 90.60%, 91.93% dan 92.02%. Nilai rasio ini masih di bawah
selama empat tahun yang ditinjau dari DtAR dapat dinyatakan bahwa
hutang-hutangnya.
solvabilitas koperasi selama empat tahun yang ditinjau dari DtER dapat
B. Saran
mengurangi dan menekan jumlah hutang lancar serta lebih meningkatkan aset
lancar.
3. Rasio solvabilitas yang kurang baik perlu dibenahi oleh KSPPS Arrahmah
dengan cara mengendalikan total hutang baik jangka pendek maupun jangka
panjang agar seluruh hutang dapat di-cover oleh aset yang dimiliki koperasi.
Karena jika KSPPS Arrahmah tidak dapat menggunakan modal dan asetnya
periodik agar dapat diketahui sejauh mana kinerja keuangan yang telah
yang lebih banyak serta menilai kinerja koperasi secara lebih komprehensif.
79
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depok.go.id/13/06/2016/10-ekonomi-kota-depok/dkup-
bubarkan-sejumlah-koperasi-tidak-aktif-di-kota-depok.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
www.wisc.edu/uwcc (University of Wisconsin Center for Cooperatives) dalam
Tulus Tambunan, Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke
Depan: Masih Relevankah Koperasi di dalam Era Modernisasi
Ekonomi?.Jurnal Pusat Studi Industri dan UKM Universitas Trisakti, 2008.
www.ksppsarrahmah.wixsite.com/site artikel diakses pada 19 September 2016.
Yunus, Jamal Lulail. Manajemen Bank Syariah Mikro. Malang: UIN-Malang
Press, 2009.