Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Prototyping
Dalam Proses Analis Ini Pendekatan Perlu di lakukan bagi user / costumer, dan salah
satunya di lakukan dengan model Prototyping ini. Prototyping adalah proses
Pengumpulan Persyaratan , Pengaplikasian, Prinsip Analisis, dan Penyusunan model
perangkat lunak untuk di bangun dan di nilai Perkembangannya.

Dan dalam Perkembangannya Prototyping Juga Terbagi Dalam 4 Model diantaranya


adalah :

 Prototype Kertas : yakni Menggambarkan sebuah system dengan


menggunakan media kertas Tidak bisa di uji coba dan di implementasikan.
 Prototype berbasis PC : yakni memanfaatkan program aplikasi untuk menunjukan
Interaksi Manusia dan Komputer.
 Prototype Kerja : Merupakan Implementasi Sebagian Fungsi System yang
di lihat unjuk kerjanya dan di wujudkan dalam sebuah Program.
 Prototype Program : Program Benar – Benar di buat dan berfungsi namun terus
menerus di tambahkan dan di lengkapi.

Menurut McLeod dan Schell (2007) mendefinisikan bahwa ada 2 tipe dari prototype
yakni :

 Evolutionary Prototype , dan


 Requirement Prototype.

A. Evolutionary Prototype
Adalah prototype yang secara terus menerus di kembangkan hingga prototype
tersebut memenuhi fungsi dan procedure yang di butuhkan oleh sistem. Berikut
ini merupakan Gambar dari alur Evolutionary Prototype
Analisa Kebutuhan User

Membuat Prototype

Tidak

Menyesuaikan
Prototype dengan
keinginan user

Menggunakan Prototype
Gambar 1 Evolutionary Prototype
Keterangan dari bagian-bagian setiap gambar :

 Analisa Kebutuhan User : Pengembang dan Pengguna atau pemilik sistem


melakukan diskusi dimana pengguna atau pemilik sistem menjelaskan kepada
pengembang tentang kebutuhan sistem yang mereka inginkan.
 Membuat Prototype : pengembang membuat prototype dari sistem yang telah di
jelaskan oleh pengguna atau pemilik sistem.
 Menyesuaikan Prototype dengan keinginan user : Pengembang menanyakan
kepada pengguna atau pemilik sistem tentang prototype yang sudah di buat apakah
sesuai kebutuhan atau tidak.
 Menggunakan Prototype : Sistem mulai di kembangkan dengan prototype yang
sudah di buat.

B. Requirement Prototype
Adalah prototype yang di buat oleh pengembang dengan mendefinisikan fungsi
dan sistem procedure sistem dimana pengguna atau pemilik sistem tidak bisa
mendefinisikan sistem tersebut. Berikut merupakan gambar alur dari requirement
prototype : Analisa Kebutuhan User
Tidak
Membuat Prototype

sesuai
Menyesuaikan
Prototype dengan
keinginan user

Membuat Sistem Baru

Melakukan Testing Sistem

Tidak
Menyesuaikan
Sistem dengan
keinginan user

sesuai
Menggunakan Sistem

Gambar 1 Requirement Prototype


Keterangan dari bagian-bagian setiap gambar :

 Analisa Kebutuhan User : Pengembang dan Pengguna atau pemilik sistem


melakukan diskusi dimana pengguna atau pemilik sistem menjelaskan kepada
pengembang tentang kebutuhan sistem yang mereka inginkan.
 Membuat Prototype : pengembang membuat prototype dari sistem yang telah di
jelaskan oleh pengguna atau pemilik sistem.
 Menyesuaikan Prototype dengan keinginan user : Pengembang menanyakan
kepada pengguna atau pemilik sistem tentang prototype yang sudah di buat apakah
sesuai kebutuhan atau tidak.
 Membuat Sistem Baru : Pengembang Membuat Prototype yang sudah di buat untuk
membuat sistem baru.
 Melakukan Testing Sistem : Pengguna atau pemilik sistem melakukan uji sistem yg
di kembangkan.
 Menyesuaikan keinginan Sistem : Sistem Di Kembangkan Dengan keinginan User
dan Kebutuhan sistem, jika sesuai maka sistem siap di gunakan.
 Menggunakan Sistem.

Keuntungan Menggunakan Kelemahan Menggunakan


Prototype adalah : Prototype adalah :

 Menghemat Waktu Pengembangan.  Costumer Sibuk, Karena Costumer


 Adanya Komunikasi yang intensif dan Pengembang harus sama-sama
antara pengembang dan costumer, memiliki komitmen untuk saling
sehingga kesalahan sistem bisa di bertemu dan membahas
minimalisir. kebutuhannya.
 Implementasi akan lebih mudah  Costumer Menginginkan Program /
karena costumer Sudah Mempunyai sistem segera beres sehingga
Gambran Tentang Sistem. Pengembang mengabaikan
 Kualitas sistem yang di hasilkan Dokumentasi.
baik.  Seringnya Komunikasi dan evaluasi
 Memungkinkan Tim Pengembang membuat costumer selalu berubah
sistem memprediksi dan akan kebutuhannya sehingga tidak
memperkirakan pengembangan mengacu pada kebutuhan yang awal.
pengembangan sistem selanjutnya.
2. Penbandingan Prototype Model dengan Model yang lain

Prototype Model

Berfungsi sebagai mekanisme pendefinisian kebutuhan. Pertama, developer menggali


semua kebutuhan user secara cepat kemudian membangun prototipe yang sesuai dengan
yang diinginkan dengan cepat pula dan ditunjukkan ke user, baru dibuat Perangkat Lunak
yang sesungguhnya berdasarkan komentar user terhadap prototipe. Kelebihannya: user
dapat langsung melihat wujud Perangkat Lunak yang akan dibangun meskipun sederhana
dan dari sana dapat digali kebutuhan yang lebih dalam sebagai bahan penyusunan
Perangkat Lunak berikutnya.

Incremental Model

Incremental model menerapkan rangkaian linear. Setiap rangkaian linear mendelivery


increment dari software. Sebagai contoh, software word-processing, dibangun
menggunakan incremental model, mendelivery fungsi dasar file management, editing,
dan fungsi document production pada increment pertama. Kemampuan editing, dan
fungsi document production yang lebih baik pada increment kedua, checking dan
grammar spelling pada increment ketiga. Proses akan diulangi sampai produk yang
lengkap telah dihasilkan. Jika menggunakan Incremental model, increment yang pertama
merupakan inti product. Incremental model fokus pada pendeliverian opertional product
pada tiap increment

Spiral Model

Track spiral menggambarkan jalur pembangunan software, termasuk siklus berulang dari
diskusi, design, implementasi, dan testing. Menggunakan pendekatan ini, software
dihasilkan dalam bentuk rangkaian incremental release. Keuntungan : model mendorong
dialog yang berkelanjutan antara software engineer dan user, software requirement
ditetapkan kembali seiring progres project, sistem software diserahkan terus-menerus
sebagai serangkaian modul kerja, perkiraan (budget, jadwal) dapat lebih relistik, karena
kebutuhan-kebutuhan yang penting sudah ditemukan pada bagian awal.

Spiral model sering digunakan untuk project yang besar. Untuk project yang lebih kecil
digunakan agile software development. Pada implementasinya, model spiral ini juga
banyak digunakan, tetapi biasanya dikombinasikan dengan model yang lain.

Anda mungkin juga menyukai