TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
(Affandi, 2012).
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan dengan menggunakan alat kontrasepsi
2. Kontrasepsi
a. Definisi
kehamilan sebagai akibat dari bertemunya sel sperma dan sel telur yang matang dan
dapat mengakibatkan kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula
“konsepsi” artinya pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel
cara untuk mencegah terjadinya konsepsi antara sel sperma dan sel telur yang
matang di tuba falopii sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi tersebut ada
yang bersifat sementara dan permanen, dapat pula dilakukan secara alamiah,
berikut :
3) Kontrasepsi Hormonal
suntik kombinasi
progestin
a. Pengertian
Asetat (DMPA) yang diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg secara intramuskular
setiap 12 minggu sekali dan Noristerat atau Noretindron Asetat (NET EN) yang
Asetat yang diberikan dengan cara disuntik pada daerah bokong secara
b. Mekanisme Kerja
Cara kerja kontrasepsi suntik Depo Provera menurut Manuaba (2010), yaitu:
hasil konsepsi.
c. Efektivitas
tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Menurut Everett (2008)
kontrasepsi Depo Provera memiliki efektivitas antara 99% dan 100% dalam
kotrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan penggunaannya lebih kecil.
1) Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan).
2) Cepat efektif (< 24 jam) jika dimulai pada hari ke 7 dari siklus haid.
1) Sering ditemukan gangguan haid sebagai efek samping dari kontrasepsi Depo
Provera, seperti:
10) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
8) Perokok.
9) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah
10) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin).
14) Mendekati usia menopaus yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi.
1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).
4) Kanker bergantung steroid seks, misalnya kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
3) Suntikan pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
dengan syarat ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak
4) Penyuntikan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan dapat diberikan bila ibu tersebut telah
tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu
5) Keadaan apabila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin
yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya.
6) Aturan penyuntikan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan
segera diberikan, dengan syarat ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak
perlu menunggu haid berikutnya datang. Jika ibu disuntik setelah hari ke-7 haid,
maka ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus
haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja
8) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah
10) Pasca keguguran segera atau dalam waktu 7 hari siklus haid
(Amenorhea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali
mengganggu kesehatan.
2) Efek samping yang biasa ditimbulkan seperti peningkatan berat badan, sakit
kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan
cepat hilang.
3) Terlambat kembalinya kesuburan bisa saja terjadi, penjelasan ini perlu diberikan
pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang
4) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali
pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi
kehamilan. Setelah 3-6 bulan jika tidak terjadi haid, klien harus kembali ke
dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid
tersebut.
5) Apabila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan
minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien
7) Klien yang lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja
1) Masa haid yang tertunda setelah beberapa bulan siklus teratur, harus dipikirkan
2) Nyeri perut bagian bawah yang hebat kemungkinan gejala kehamilan ektopik
terganggu
3) Perdarahan hebat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih
5) Migraine (vaskuler), sakit kepala yang berat dan terus berulang atau pandangan
yang kabur
Bila terjadi hal-hal yang disebutkan di atas, hubungi segera tenaga kesehatan, atau
klinik.
a. Pengertian
Depo Provera merupakan metode kontrasepsi suntik yang memiliki dua efek
samping utama yang mempengaruhi semua wanita yang menerima suntikan Depo
Provera, yaitu perubahan menstruasi dan tertundanya untuk kembali subur (Varney,
menstruasi sering memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau sedikit,
perdarahan tidak teratur atau spotting, atau tidak terjadi menstruasi sama sekali atau
Spotting merupakan bercak darah yang keluar dari jalan lahir (Kurniawati,
merupakan efek samping yang sering terjadi jika ringan atau tidak terlalu
mengganggu tidak perlu diberi obat. Tetapi jika bercak darah yang terjadi tidak
dapat diatasi maka harus diselidiki kemungkinan adanya penyakit lain (Irianto,
2014).
b. Etiologi
tersebut juga dapat terjadi karena erosi porsio, pemakaian awal KB suntik 3 bulanan
c. Keluhan Subjektif
Begitupun KB suntik depo provera, keluhan utama yang biasa dikemukakan pasien
akseptor KB suntik depo provera adalah keluarnya bercak-bercak darah dan
kebanyakan hal tersebut membuat ibu merasa cemas (Affandi, 2012). Hal tersebut
kadang-kadang dipakai sebagai alasan oleh wanita untuk tidak ingin melanjutkan lagi
d. Pemeriksaan Fisik
salah satunya melihat ada tidaknya tanda-tanda anemia (konjungtiva pucat atau ujung
kuku yang pucat, rendahnya hematokrit atau hemoglobin). Selain melihat ada
tidaknya tanda anemia, pemeriksaan abdomen dan uterus perlu dilakukan meliputi
nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembengkakan, dan benjolan atau massa serta
pengeluaran berupa darah yang sedikit-sedikit tersebut memang benar keluar melalui
e. Patofisiologi
dijumpai sebagai efek samping dari kontrasepsi yang digunakan, tetapi hal ini
bukanlah masalah serius, biasanya tidak memerlukan pengobatan, minta ibu untuk
menjaga asupan nutrisi dan minta ibu untuk istirahat. Apabila spotting yang terjadi
mengancam kesehatan ibu atau ibu tidak bisa menerima spotting yang terjadi,
suntikan dapat tidak dilanjutkan lagi atau pilih jenis kontrasepsi lain. Untuk
mencegah anemia perlu diberi preparat besi atau makanan yang banyak mengandung
zat besi. Sekarang sebagian besar para ahli tidak mengajurkan pemakaian rutin dari
keuntungan dari kontrasepsinya serta keharusan ibu untuk selalu mengingat untuk
minum tabletnya serta di samping efek samping dari estrogennya. Jadi pada
umumnya spotting tidak perlu diobati secara rutin yang terpenting adalah konseling
2011)
g. Prognosis
Apabila spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid namun kemudian terjadi
perdarahan dengan cara yang sesuai, bila tidak ditemukan penyebab terjadinya
perdarahan, tanyakan kepada klien masih ingin melanjutkan suntikan atau tidak, jika
tidak suntikan jangan dilanjutkan lagi, dan mencari kontrasepsi jenis lain (Affandi,
2012).
B. Teori Manajemen Kebidanan
suatu keputusan yang berfokus pada klien (Kurniadewi, 2013). Proses manajemen yang
dipakai bidan mengacu pada 7 langkah Varney (2007), yang terdiri atas:
Data dasar secara lengkap pada kasus KB Suntik Depo Provera dengan
1) Data Subjektif
Pada kasus KB Suntik Depo Provera dengan spotting, data subjektif yang
dikumpulkan berupa:
a) Identitas Diri
Informasi mengenai diri pasien meliputi nama, umur, agama, suku atau
b) Keluhan Utama
c) Riwayat Menstruasi
lama menstruasi, jumlah darah yang keluar, jenis dan warna darah menstruasi,
nyeri haid (dismenorhea) dan keluhan lain sewaktu menstruasi. Pengkajian ini
pertama kali ibu mengalami haid, lamanya haid, siklus haid, banyaknya ganti
pembalut per hari (normalnya 2-5 kali ganti pembalut per hari), sifat darah dan
adanya rasa nyeri atau tidak pada saat menstruasi (Yulifah, 2013 ; Dwi, 2013 ;
Manuaba, 2010).
d) Riwayat Obstetri
Riwayat obstetri berisi riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu yang
meliputi jumlah kehamilan, jumlah anak hidup, jenis persalinan, keadaan masa
e) Data Kesehatan
penyakit kronis atau tidak seperti penyakit jantung, hati dan stroke,
perhatian khusus. Pada kasus ini penting untuk diketahui apakah ibu
pemakaian, lama pemakaian, alasan berhenti, atau ganti cara, dan rencana KB
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan Umum
vital meliputi tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi (Yulifah, 2013). Pada
tekanan darah, pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa klien tidak
darah, namun pada seseorang yang sudah menderita hipertensi yaitu lebih dari
2008).
b) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk kasus KB suntik dengan spotting
atau ujung kuku yang pucat, rendahnya hematokrit atau hemoglobin). Selain
melihat ada tidaknya tanda anemia, pemeriksaan abdomen dan uterus perlu
dilakukan meliputi nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembengkakan, dan
; Saiffudin, )
c) Pemeriksaan Khusus
Pada kasus suntik Depo Provera dengan spotting pemeriksaan khusus yang
berdasarkan data subyektif dan objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan (Dwi,
2013).
1) Diagnosis Kebidanan
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus ini adalah Ny.S P2A0 akseptor
2) Masalah
Masalah yang terjadi pada kasus akseptor KB suntik Depo Provera dengan
spotting adalah :
a) Keluarnya bercak darah dari jalan lahir diluar siklus haid (Affandi, 2012).
b) Ibu merasa cemas dan tidak nyaman karena adanya bercak darah yang keluar
3) Kebutuhan
a) KIE agar ibu selalu menjaga kebersihan alat genitalnya (vulva hygiene) dengan
mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari atau setiap saat apabila ibu sudah
2010).
Mengantisipasi Penanganannya.
Diagnosis potensial yang dapat muncul pada kasus suntik Depo Provera
dengan spotting yaitu anemia apabila perdarahan terus berlanjut dan bertambah
banyak. Antisipasi penanganan yang dapat dilakukan bidan terhadap diagnosa yang
muncul yaitu melakukan observasi keadaan umum ibu, vital sign, pengeluaran
pervaginam, memberikan terapi tablet zat besi, minta ibu untuk menjaga asupan
nutrisi dan minta ibu untuk istirahat (Varney, 2007 ; Sulistyawati, 2011).
Kebutuhan untuk pasien pada kasus Ny.S P2A0 akseptor KB suntik Depo
Tindakan segera pada kasus Ny.S P2A0 akseptor KB suntik Depo Provera
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu (Sulistyawati, 2011 ; Affandi, 2012).
petunjuk untuk klien yang berkaitan dengan Depo Provera diberikan selama proses
1) Berikan informasi hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada ibu (Varney,
2007)
2) Berikan informasi pada ibu tentang keadaan yang dialaminya agar pasien
3) Berikan KIE pada ibu tentang efek samping dari alat kontrasepsi Depo Provera
yang digunakan agar pasien lebih memahami efek samping alat kontrasepsi yang
4) Pastikan kembali apakah ibu akan melanjutkan suntik KB Depo Provera lagi
6) Berikan terapi berupa tablet zat besi agar ibu tidak mengalami anemia (Hartanto,
2007)
8) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genitalnya (vulva hygiene) dengan
mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari atau setiap saat apabila ibu sudah
merasa tidak nyaman dan membersihkan daerah kewanitaan dari arah depan ke
belakang untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi dan komplikasi lain,dan beri
9) Beritahu ibu untuk banyak makan sayuran hijau, menganjurkan kepada ibu untuk
istirahat yang cukup agar tidak menjadi lemas karena adanya bercak darah yang
efektif, dan aman. Pelaksanaannya dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
bersama anggota tim kesehatan lainnya. Bila diputuskan bidan berkolaborasi dengan
dokter untuk menangani klien yang mengalami kompilkasi, maka keterlibatan bidan
dalam pelaksaan asuhan adalah tetap menjadi tanggung jawab bidan. Penatalaksaan
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien. Pelaksanaan asuhan dalam kasus suntik Depo Provera dengan
spotting, dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan dalam
dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi rencana perawatan, kebutuhan, masalah
dan diagnosis. Rencana dianggap efektif jika terlaksana dan tidak efektif jika tidak
bercak (spotting) dan klien tetap dapat menggunakan KB suntik Depo Provera
S : Subjective
Data subjektif ialah catatan kualitatif dan kuantitatif dari segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah. Data ini mencakup perasaan, reaksi atau pengamatan
terhadap masalah. Data yang terpercaya diperoleh dari pasien sendiri dengan
melakukan wawancara langsung pada akseptor suntik depo provera tentang keluhan
adanya bercak darah keluar dari kemaluan atau keluhan lain yang dirasakan. Data ini
Dalam kasus akseptor suntik Depo Provera dengan spotting, data subjektif ini
merupakan data perkembangan dari data 7 langkah Varney diatas. Keluhan utama
akan mengarah pada perdarahan yang berupa tetesan atau perdarahan bercak sudah
berkurang karena telah diberikan terapi sesuai penatalaksanaan KB suntik Depo
O : Objective
Data objektif didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik sebelum
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium, dan hasil tes diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney
(Varney 2007).
suntik dengan spotting yaitu pemeriksaan umum terdiri atas penilaian keadaan
pemeriksaan tekanan darah ini dilakukan untuk memastikan bahwa klien tidak dalam
keadaan hipertensi, sebab pada seseorang yang sudah menderita hipertensi yaitu
lebih dari >140/90 mmHg dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (Baziad,
berupa darah yang sedikit-sedikit tersebut memang benar keluar melalui jalan lahir
(Affandi, 2012).
A : Assesment
serta perlu tidaknya tindakan segera sebagai langkah 2 Varney (Hidayat, 2008 ;
Varney, 2007).
objektif adalah Ny. S P2A0 akseptor KB suntik Depo Provera dengan spotting.
P : Plan
evaluasi atau follow up dari rujukan sebagai langkah 3, 4, 5, 6 dan 7 Varney (2007).
Pada kasus suntik Depo Provera dengan spotting beberapa hal yang perlu
dialami oleh ibu, memotivasi ibu untuk banyak makan sayuran hijau, menganjurkan
kepada ibu untuk istirahat yang cukup dan motivasi agar tetap memakai kontrasepsi
suntik. Pemberian asuhan kebidanan yang optimal diharapkan dapat mengurangi atau
menghentikan spotting yang dialami oleh klien dan tidak terulang kembali pada
aman kemudian dilakukan evaluasi pada kasus KB suntik Depo Provera dengan
spotting.