STANDAR Direktur PROSEDUR OPERASIONAL 1 Desember 2016 drg. Wiwik Lestari Pengertian Suatu tindakan yang bertujuan untuk meligasi atau pengikatan arteri uterina Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan Tujuan hemostatis SK Direktur Nomor : 173/SK/DIR/XII/2016 Tentang Penyelengaraan Kebijakan PONEK 24 jam 1. Petugas bidan/perawat/DPJP memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang tujuan dan resiko tindakan pengikatan arteri uterina dan selanjutnya menandatangani formulir persetujuan tindakan medis ( Informed consent ). 2. Petugas bidan/perawat melakukan persiapan alat-alat dan memposisikan pasien. 3. Petugas bidan/perawat melakukan pemasangan infus RL/NaCl. 4. DPJP melakukan aseptik prosedur dan memulai tindakan medis dengan urutan: a. Melakukan insisi vertical pada line alba dari umbilicus sampai pubis b. Melakukan insisi vertical 2-3cm pada fascia Prosedur c. Melakukan insisi ke atas dan bawah dengan gunting lalu memisahkan m. rectus abdominis kiri dan kanan d. Membuka perineum dekat umbilicus dengan tangan (perhatikan letak vesica urinaria) lalu memasang retractor vesica urinaria e. Melakukan tindakan luksir dan menarik uterus keluar sampai terlihat ligamentum latum. f. Meraba dan merasakan denyut a. uterine pada perbatasan serviks dan segmen bawah rahim. g. Membuat jahitan 2-3cm pada 2 tempat dengan menggunakan jarum besar dengan benang catgut chromic o (atau polyglycolic) h. Melakukan ikatan dengan simpul kunci LIGASI ARTERI UTERINA No. Dokumen No. Revisi Halaman RSKIA 03/200/12/2016 0 2 / 3 SADEWA
Tanggal terbit: Ditetapkan:
STANDAR Direktur PROSEDUR OPERASIONAL 1 Desember 2016 drg. Wiwik Lestari i. Menempatkan jahitan sedekat mungkin dengan uterus. (Ureter biasanya 1cm lateral dari a. uterine) dan melakukan yang sama pada sisi satu lagi. j. Jika arteri terkena, menjepit dan mengikat arteri sampai perdarahan berhenti. k. Melakukan pengikatan a. uteroovarika dengan mengikat 2cm lateral bawah pangkal ligamentum suspensorium kiri dan kanan (2 sisi) l. Melakukan observasi perdaraan dan pembentukan hematoma m. Menjahit dinding abdomen setelah tidak ada perdarahan atau trauma vesica urinaria. n. Memasang drain abdomen dan menutup fascia dengan jahitan jelujur dengan benang chromic 0 (atau polyglycolic). o. Jika menemukan tanda-tanda infeksi, meletakkan kain kasa pada subkutan dan jahit dengan benang catgut 0. Kemudian, menjahit kulit setelah infeksi hilang. p. Jika tidak ada tanda infeksi, menutup kulit dengan jahitan matras vertical dengan nilon 3-0 atau silk dan menutup luka dengan kasa steril. 5. Petugas bidan/perawat melakukan evaluasi respon pasien. 6. DPJP akan memberikan antibiotik jika menemukan tanda infeksi A. Kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam 48 jam: Ampisillin 2g IV/6 jam ditambah gentamisin IV 5mg/kgBB/24 jam ditambah nidazole 500mg IV/8 jam B. Analgesic 7. Petugas bidan/perawat melakukan observasi his dan djj secara berkala 8. DPJP mencabut drain 48 jam post operasi jika tidak ditemukan tanda infeksi 9. Petugas (bidan/perawat dan DPJP) mendokumentasiakan ke dalam rekam medis LIGASI ARTERI UTERINA No. Dokumen No. Revisi Halaman RSKIA 03/200/12/2016 0 3 / 3 SADEWA
Tanggal terbit: Ditetapkan:
STANDAR Direktur PROSEDUR OPERASIONAL 1 Desember 2016 drg. Wiwik Lestari Unit terkait Kamar Bersalin, OK