Anda di halaman 1dari 7

TATA BUSANA DALAM BERIBADAH

1|TATA BUSANA DALAM IBADAH


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata busana adalah cara seseorang dalam memilih, mengatur dan


memperbaiki sehingga memperoleh hasil yang lebih serasi dan indah. Kata
“busana” diambil dari bahasa sansekerta, yaitu “Bhusana”. Namun dalam
bahasa Indonesia terjadi penggeseran artinya “busana” menjadi “padan
pakaian”. Meskipun demikian pengertian busana dan pakaian merupakan dua
hal yang berbeda. Busana merupakan segalah sesuatu yang kita pakai mulai
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Busana ini mencakup busana pokok,
pelengkap (milineris dan aksesoris) dan tata rias. Sedangkan pakaian
merupakan bagian dari busana yang tergolong dalam busana pokok. Jadi
pakaian merupakan busana pokok yang digunakan untuk menutup bagian-
bagian tubuh. Adapun manfaat busana bagi diri seseorang adalah:

1. Busana yang dipakai dapat mencerminkan status social si pemakai.


2. Selain itu busana yang dipakai juga dapat menyampaikan pesan atau
image kepada orang yang melihat.

untuk itu dalam berbusana banyak hal yang perlu diperhatikan dan
dipertimbngkan sehingga diperoleh busana yang serasi indah dan menarik
dalam memilih busana, kita tidak tergantung pada harga yang mahal,
melainkan disesuaikan dengan kondisi keuangan kita, kondisi fisik dan postur
kita, kondisi warna kulit kita, dan masih banyak lagi.

2|TATA BUSANA DALAM IBADAH


1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah itu tata busana?


2. Apakah tata busana dapat mempengaruhi perbuatan cabul?
3. Apakah tata busana bisa menjadi penilaian seseorang saat beribadah?

3|TATA BUSANA DALAM IBADAH


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Tata Busana Dalam Ibadah

Keluarga Kristen tradisional masih tetap menjunjung budaya


konvensional tentang sopan santun, terutama soal cara berpakaian ke gereja .
Namun zaman telah bergeser ke arah modernisasi, bahkan sengaja memakai
pakaian mini ke gereja. Dan tak jarang banyak anak-anak muda yang
menghadiri ibadah gereja yang hanya mengenakan celana pendek. Saat
jemaat tradisional menyaksikan hal itu, mereka mulai bergumang, “Hallo. Ini
adalah gereja! Pakailah baju yang terbaik!”. Tetapi apakah Tuhan peduli gaya
pakaian kita? Apakah pakaian yang sepantasnya dikenakan saat beribadah?
Sejujurnya pertanyaan kedua ini tidak pantas dipertanyakan! Karna kita terlihat
bodoh dengan mempertanyakan gaya/potongan/pakaian yang cocok dan
tidak cocok dikenakan saat ibadah. Karena kita seharuusnya sudah
mengetahui saat pertama kali memasuki gedung gereja.

2.2 Apakah tata busana dapat mempengaruhi perbuatan cabul?

Menurut alkitab wanita Nasrani harus memakai pakaian yang patut,


sopan serta sederhana. Mereka perlu menghindari perhiasan yang
berlebih_lebihan. (Kitab, 1 Timotius 2:9-10). Memang sewaktu-waktu ada
wanita Nasrani yang memakai pakaian seksi di gereja. Alkitab melarang
pakaian seperti ini, baik didalam maupun diluar gereja. Akan tetapi dalam ayat
ini tidak di deskripsikan secara jelas seperti apa pakaian sopan dan patut itu
seperti apa?

4|TATA BUSANA DALAM IBADAH


Namun pria perlu mengendalikan diri dari dosa pornografi dan hawa
nafsu saat melihat wanita dengan pakaian seperti itu (Matius 5:28-29). Bila ia
menguasai hatinya maka wanita berpakaian seksi tak berarti apa-apa baginya.
Sebaliknya, sekalipun wanita tidak berpakaian seksi, tapi bila dihatinya sudah
ada pikiran porno, maka nafsu bihari akan muncul. Karena Rasul Paulus
mengingatkan bahwa “tubuh itu bukan untuk percabulan, melainkan untuk
Tuhan ( 1 kor 6:13) oleh karena itu, kita selayaknya melihat tubuh ini bukan
sebagai obyek kesenangan mata, tetapi sebagai ciptaan Tuhan yang mulia,
sebab tubuh kita adalah bait Allah.

2.3 Sudut Pandang Seseorang

Sudut pandang adalah suatu pemikiran/penilaian seseorang terhadap


sesuatu yang kebenarannya belum pasti. Sudut pandang orang itu berbeda-
beda, dalam beribadah terkadang kita sibuk memperhatikan penampilan
seseorang dari pada fokus untuk memuji memuliakan Tuhan, kita selalu
melihat penampilan seseorang dari sudut pandang kita, tetapi tadak melihat
dari niat ketulusan beribadah, mungkin saja penampilan orang itu bagi kita
adalah suatu yang tidak sopan namun bagi mereka itu adalah suatu hal yang
biasa-biasa saja dan mereka merasa nyaman dengan penampilannya .

Maka dari itu janganlah kita menilai seseorang dari penampilannya tapi
lihatlah dari niatnya untuk beribadah. Seperti firman Tuhan menegaskan hal ini
dalam 1 Samuel 16: 7, “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah
pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya.
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan
mata, tetapi TUHAN melihat hati”.

5|TATA BUSANA DALAM IBADAH


2.4 Tujuan Ibadah

Kita beribadah agar semakin mengenal Allah. Menurut Kitab Injil cara
mengenal Allah ialah melalui Yesus kristus sendiri, seperti yang dikatakan
“Tidak ada seorang pun datang kepada Sang Bapa (Allah) kecuali melalui Aku
(Yohanes 14:6). Demikian ibadah yang benar adalah ibadah yang membawa
kita ke hadirat Allah.
Oleh karena itu dalam beribadah seharusnya kita fokus untuk memuji
memuliakan Tuhan bukan malah sibuk menilai penampilan seseorang, dalam
hal ini perlu pengendalian diri dalam menilai seseorang melalui
penampilannya, kami percaya bahwa ketika seseorang datang beribdah tujuan
mereka adalah datang memuji memuliakan Tuhan, bukan malah
memperlihatkan penampilan orang tersebut

6|TATA BUSANA DALAM IBADAH


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, kita tidak perlu menilai seseorang dari cara berpenampilannya


saat beribadah. Pakaian Anda hanya atribut yang bisa menyenangkan mata
manusia tetapi Tuhan melihat hati. Tak perlu heran jika seseorang mungkin
mengenakan celana pendek atau jeans robek serta sandal jepit. Mari menilai
orang lain bukan dengan pakaian yang dikenakan tetapi lewat hatinya. Sudut
pandang orang itu berbeda-beda, ada yang mengatakan itu baik dan itu salah,
begitupun saat kita beribadah ada yang menilai bahwa pakaian orang itu tidak
sopan tapi ada yang menilai bahwa itu biasa-biasa saja.

Memang Gereja tidak menyebutkan secara mendetail tentang model


baju apa yang diperbolehkan, mana yang tidak, tetapi prinsip umumnya
diajarkan, yaitu agar kita berpakaian yang sopan, Sikap sopan menggerakkan
satu tata hidup, yang berlawanan dengan paksaan mode dan desakan dari
ideologi yang berlaku. Jika ketentuan ini dipahami, maka selanjutnya tak ada
kesulitan untuk menanyakan kepada hati nurani, soal apa pakaian yang layak
untuk dikenakan, apalagi pakaian untuk beribadah di gereja.

7|TATA BUSANA DALAM IBADAH

Anda mungkin juga menyukai