RMK Kelompok 6 Sap 10 (Penyanggah Bebas)
RMK Kelompok 6 Sap 10 (Penyanggah Bebas)
Oleh : Kelompok 6
1. Pengertian Pegadaian
Pengertian gadai dan Perusahaan Umum Pegadaian di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Gadai
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak yang
diperoleh dari seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.
b. Perusahaan Umum Pegadaian
Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang
secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan
berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai seperti dimaksud dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di
atas. Tugas pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar
hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan
informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat
(Trihandaru dan Budisantoso, 2009:212).
4. Manfaat Pegadaian
a. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian
adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Di
samping itu, mengingat jasa ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa
pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain :
1) Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak lain atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya. Penaksiran atas suatu barang antara penjual
dan pembeli sering sulit sampai pada suatu kesepakatan yang sama. Untuk
mengatasi perbedaan persepsi atas nilai suatu barang, kedua belah pihak bisa
menghubungi Perum Pegadaian sebagai pihak yang netral untuk melakukan
penaksiran atas barang tersebut.
2) Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
Nasabah yang akan bepergian, merasa kurang aman menempatkan barang
bergeraknya di tempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpan suatu
barang bergerak dapat menitipkan barangnya di Perum Pegadaian.
b. Bagi Perum Pegadaian
Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada
nasabahnya adalah :
1) Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh pinjaman
dana.
2) Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
3) Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada
masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif
sederhana.
4) Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh
Perum Pegadaian digunakan untuk :
- Dana pembangunan semesta (55%)
- Cadangan umum (20%)
- Cadangan tujuan (5%)
- Dana sosial (20%) (Trihandaru dan Budisantoso, 2009:222-223).
Anjak piutang merupakan perjanjian antara factor dengan klien yang mewajibkan :
1) Pihak factor untuk memberika jasa berupa :
a. Pembiayaan atas piutang usaha yang dimiliki oleh klien.
b. Nonpembiayaan berupa antara lain penagihan piutang, dan administrasi
penjualan
2) Pihak klien untuk:
a. Menjual atau menjaminkan piutangnya kepada pihak factor.
b. Memberikan balas jasa fiinasial kepada factor (Trihandaru dan Budisantoso,
2009:226-227).
7. Struktur Organisasi
Atas dasar struktur organisasinya, perusahaan anjak piutang dapat dibedakan menjadi
struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala kecil dengan struktur organisasi.
Perusahaan anjak piutang berskala kecil biasanya hanya memberikan jasa-jasa
pembiayaan dan jarang sekali yang juga memberikan jasa-jasa non pembiayaan seperti
administrasi penjualan dan lain-lain. Perusahaan jasa anjak piutang berskala besar
biasanya mampu memberikan kedua jenis jasa tersebut.
Bagian-bagian terdapat dalam perusahaan jasa anjak piutang tidak jauh berbeda
dengan proses tersebut.
1. Departement Kredit adalah bagian dari perusahaan yang bertugas melakukan
analisis terhadap bonafiditas calon klien dan kolektibilitas atau kualitas piutang
yang akan dibiayai.
2. Departement Faktur adalah bagian perusahaan yang bertugas melakukan
administrasi dokumen piutang agar dapat secara tepat dan cepat digunakan untuk
perhitungan biaya, diskonto atau bunga dan jatuh tempo.
3. Departement Penyesuaian (Adjustment Departement) adalah bagian perusahaan
yang bertugas melakukan administrasi dan pengelolaan perubahan-perubahan
terhadap persyaratan perjanjian, jumlah piutang, dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban pihak-pihak terkait dalam anjak piutang.
4. Departement Penagihan adalah bagian perusahaan yang bertugas untuk
melakukan penagihan terhadap piutang yang jatuh tempo.
5. Departement Rekening Klien adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
melakukan seluruh pencatatan terhadap semua transaksi atau kegiatan yang
memengaruhi kewajiban dan hak klien.
6. Departement Legal adalah bagian dari perusahaan yang bertugas memberikan
pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-kegiatan perusahaan.
2) Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat
jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti proteksi risiko
piutang, administrasi penjualan, dan penagihan.
3) Maturity Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa proteksi risiko piutang, administrasi
penjualan secara menyeluruh, dan penagihan.
4) Invoice Discounting
Anjak piutang jenis ini hanya memberikan jasa pembiayaan saja, sedangkan jasa
nonpembiayaan sama sekali tidak diberikan.
b. Distribusi Risiko
Pada mekanisme penjualan tanpa adanya perusahaan anjak piutang, risiko tidak
terbayarnya piutang milik klien sepenuhnya ditanggung oleh klien sendiri. Dengan
adanya perusahaan anjak piutang, risiko tersebut tidak harus selalu secara penuh
ditangguh oleh klien. Atas dasar distribusi risiko tidak terbayarnya pitutang oleh
nasabah, anjak pituang dapat dibedakan menjadi :
1) With resource factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka proporsi tertentu kepada klien atas
piutang/faktur yang diserahkan. Pada saat piutang jatuh tempo, apabila nasabah
sama sekali tidak melunasi utangnya, maka klien berkewajiban untuk
mengembalikan sejumlah uang muka yang telah diterimanya dari factor.
2) Without resource factoring
Pada tahap awal factor memberikan uang muka sejumlah proporsi tertentu kepada
klien atas piutang/faktur yang diserahkan. Pada saat piutang jatuh tempo, apabila
nasabah sama sekali tidak melunasi utangnya, maka klien tidak berkewajiban
untuk mengmebalikan sejumlah uang muka yang telah diterimaya dari factor.
3) Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian
Perjanjian utama yang dibuat untuk pelaksanaan kegiatan anjak piutang adalah
antara pihak klien dengan pihak factor. Perjanjian tersebut dapat dibuat dengan
atau tanpa persetujuan pihak nasabah.
4) Lingkup Pelayanan
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses anjak piutang dapat berlokasi dalam
suatu wilayah negara yang sama dan dapat juga berlokasi dalam wilayah yang
berbeda. Apabila ditinjau atas dasar kedudukan geografis dari pihak-pihak yang
terlibat dalam proses anjak piutang tersebut, maka anjak piutang dapat dibedakan
menjadi :
- Domestic factoring
Pihak-pihak yang terlibat dalam domestic factoring berkedudukan dalam
satu wilayah negara.
Keterangan Gambar.
1) Perjanjian anjak piutang yang melibatkan klien, export factor,
import factor, dan pembeli.
2) Jual beli secara kredit
3) Pengalihan piutang (dengan penyerahan dokumen penjualan dan
pengiriman barang)
4) Pembayaran (uang muka x %)
5) Pelimpahan penagihan (dengan penyerahan dokumen penjualan
dan pengiriman)
6) Penagihan saat jatuh tempo (menggunakan dokumen penjualan
dan pengiriman)
7) Pelunasan (100%)
8) Pelunasan (100%)
9) Pelunasan (100% - uang muka x %)
5) Tipe Tagihan atau Piutang
Transaksi jual beli secara kredit antara penjual dengan pembeli menimbulkan
piutang atau tagihan bagi penjual dan menimbulkan kewajiba atau utang bagi
pihak pembeli. Hak dan kewajiban dari penjual-pembeli tersebut dapat
diformalkan dalam bentuk piutang dagang biasa dan dapat juga dalam bentuk
promes.
- Anjak piutang untuk tagihan biasa
Anjak piutang untuk tagihan biasa pada dasarnya hanya melibatkan pihak
klien, nasabah, dan factor. Pihak lain, biasanya bank, tidak ikut serta
secara langsung dalam proses anjak piutang ini. Pengalihan tagihanya
hanya sebatas dari pihak klien kepada pihak factor, dan pada saat jatuh
tempo factor dapat melakukan penagihan kepada nasabah atau debitor.
- Anjak piutang untuk promes
Anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain, biasnya bank, dalam
proses penagihan piutang. Mekanismenya menjadi sedikit lebih panjang
karena bukti piutang dikonversikan menjadi promes untuk kemudian
didiskontokan ke pihak lain (bank).
a. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee dari pihak
klien. Fee tersebut terdiri dari:
1) Discount feel/charge
Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa pembiayaan (uang
muka) atas piutang yang diberikan oleh factor.
2) Service charge
Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena factor memberikan jasa
nonpembiayaan yang nilainya ditentukan sebesar persentase tertentu dari piutang
atas dasar beba kerja yang dilakukan oleh factor.
b. Bagi Nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa:
1) Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit.
2) Layanan penjualan yang lebih baik (Trihandaru dan Budisantoso, 2009:236-238).
Gunawan, Barbara. 2001. Anjak Piutang Sebuah Alternatif Memperoleh Dana Usaha. Jurnal
Akuntansi dan Investari Vol. 2 No. 2.
Herfika, Cahyusha Desmutya. 2013. Analisis Komparasi Mekanisme Produk Kredit Pada
Pegadaian Konvensional dan Pembiayaan Pada Pegadaian Syariah.
Kasmir. 2012. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Pranayasa, I Gusti Bagus Gede. 2014. Tinjauan Yuridis Mengenai Perjanjian Pembiayaan
Factoring (Anjak Piutang).
Supriyadi, Ahmad. 2010. Struktur Hukum Pegadaian Syariah Dalam Perspektif Hukum
Islam Dan Hukum Positif. EMPIRIK: Jurnal Penelitian Islam Vol. 3, No. 2.
Trihandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.