Bab 1 Pendahuluan R4 2010
Bab 1 Pendahuluan R4 2010
I PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Distrik di Kabupaten Raja Ampat Tahun 2010
No Distrik Ibukota Distrik Keterangan
1 Waigeo Selatan Saonek
2 Kota Waisai Waisai Pemekaran dari Distrik Waigeo Selatan
3 Waigeo Timur Urbanisopen
4 Waigeo Barat Waisilip
5 Waigeo Barat Kepulauan Manyaifun
6 Waigeo Utara Kabare
7 Supnin Rauki Pemekaran dari Distrik Waigeo Utara
8 Warwarbom Warwanai
9 Teluk Mayalibit Warsamdim
10 Tiplol Mayalibit Go Pemekaran dari Distrik Teluk Mayalibit
11 Meos Mansar Yenbekwan
12 Kepulauan Ayau Dorehkar
13 Ayau Abidon Pemekaran dari Distrik Kepulauan Ayau
14 Misool Waigama
15 Misool Selatan Dabatan
16 Misool Barat Lilinta
17 Misool Timur Foley
18 Kepulauan Sembilan Weijam Barat
19 Kofiau Mikiran
20 Salawati Utara Samate
21 Salawati Tengah Kalobo Pemekaran dari Distrik Salawati Utara
22 Batanta Selatan Yenanas
23 Batanta Utara Yensawai Timur Pemekaran dari Distrik Batanta Selatan
24 Salawati Barat Wayom Pemekaran dari Distrik Batanta Selatan
Sumber :
Perda No. 3 Th. 2006 tentang Pemekaran dan Perubahan Nama serta Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintah Distrik di Lingkungan Pemerintah Kab. Raja Ampat
Perda No. 7 Th. 2008 tentang Pembentukan Distrik dan Kampung di Kab.Raja Ampat
Perda No. 2 Th. 2010 tentang Pembentukan Distrik, Kelurahan, dan Kampung di Kabupaten
Raja Ampat
1.3.3 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat hasil sensus penduduk tahun 2010 berjumlah
42.471 jiwa, 53,38% adalah penduduk laki-laki dan sisanya 46,62 adalah perempuan.
Jumlah ini jika dibandingkan jumlah penduduk hasil proyeksi tahun 2009 telah mengalami
peningkatan sebesar 1,46% atau naik sejumlah 611 jiwa.
Pertumbuhan penduduk yang sangat signifikan dari tahun ke tahun adalah di Distrik
Waisai, hal ini karena adanya pembangunan besar-besaran Kota Waisai sebagai ibukota
kabupaten, pertumbuhan penduduk ini lebih karena imigrasi penduduk khususnya
pegawai pememerintah daerah, tenaga kerja sektor bangunan serta sektor pedagangan
dan jasa. Distribusi penduduk tersebar di kampung-kampung yang hampir semua
kampung berada di tepi pantai baik yang di pulau besar seperti P. Salawati, P. Batanta, P.
Waigeo maupun P. Misool maupun di pulau-pulau kecil seperti P. Saonek, P. Gag, P.
Deer, P. Fani dll. Jumlah penduduk tiap desa mayoritas masih dibawah satu ribu jiwa.
Luas wilayah Kabupaten Raja Ampat mencapai 6.084.500 Km2 sedangkan jumlah
penduduk hanya 42.471 jiwa, maka kepadatan penduduk baru 6,88 Jiwa/Km2. Secara
lengkap kepadatan penduduk menurut distrik dapt dilihat pada Tabel 1.2.
Di Kabupaten Raja Ampat terdapat 3 suku besar yaitu Suku Moi yang terdiri dari suku
Moi, Modik, Klaba dan Karon yang mendiami Pulau Salawati, Suku Biak yang terdiri dari
suku Biak, Nufor, dan Beser yang mendiami daerah Waigeo Selatan, Misool dan
sebagian Salawati; Suku Amer terdiri dari suku Amer, Fiawat, Kipil, Petrip, Mayo, Kawe,
dan Kaldarum yang mendiami Salawati, Misool, Waigeo Selatan dan Waigeo Utara. Tiap
Sukubangsa mempunyai lembaga adat istiadat dan budaya sendiri yang berbeda satu
sama lain. Ciri-ciri budaya masyarakat lokal tersebut antara lain :
Hidupnya berkelompok dan berpencar berdasarkan sukunya serta bergantung
pada alam, sehingga hidupnya ada yang sering berpindah kecuali yang mengenal
budaya modern.
Tali persaudaraan sesama suku yang sangat kuat.
Menganut sistem keturunan garis ayah dan garis ibu.
Mengenal kepercayaan magis.
Memiliki tata cara adat.
Perekonomian Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2009 di dominasi oleh sektor
Pertambangan dan Penggalian. Lebih dari 54 persen pendapatan regional kabupaten ini
diperoleh dari sektor tersebut. Berdasarkan data statistik dapat dilihat bahwa subsektor
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi merupakan subsektor yang memiliki kontribusi
tebesar terhadap pembentukan nilai tambah bruto kabupaten ini di tahun 2008.
Sektor selanjutnya yang juga berkontribusi besar adalah sektor Pertanian yang
menyumbang sebesar 31,2 persen dari total PDRB kabupaten. Tercatat bahwa subsektor
Berikutnya adalah pembahasan mengenai pendapatan per kapita yang menjadi salah
satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat setempat.
Sebagaimana dibahas sebelumnya bahwa sektor Pertambangan dan Penggalian
merupakan sektor yang sangat dominan terhadap perekonomian Kabupaten Raja Ampat.
Oleh karena itu pembahasan berikut dilakukan dengan membedakan antara pendapatan
perkapita dengan kontribusi subsektor Migas dan tanpa kontribusi subsektor tersebut.
Nampak perbedaan yang sangat besar diantara kedua hal tersebut. Pendapatan per
kapita dengan menyertakan kontribusi subsektor Migas menjadikan pendapatan per
kapita kabupaten ini cukup tinggi. Sedangkan bila mencermati dengan mengeluarkan
kontribusi subsektor Migas maka pendapatan per kapita tersebut menjadi kurang dari
separuhnya. Namun yang cukup penting dalam pembahasan ini adalah kenyataan bahwa
pendapatan per kapita tersebut menunjukkan peningkatan selama kurun waktu 2006 –
2009.
Tabel 1.5
Pendapatan Per Kapita Kabupaten Raja Ampat 2006 - 2009
2006 2007 2008 2009
Sebagai kabupaten kepulauan, maka transportasi yang paling dominan adalah moda
angkutan laut, hanya dengan moda inilah biaya perpindahan atau pergerakan barang dan
manusia antar pulau dapat terjangkau oleh masyarakat pada umumnya. Sehingga peran
perhubungan laut demikian fital, oleh karena itu sarana pendukung untuk terjadinya
tranportasi laut yang memadai perlu disediakan oleh pemerintah sebagai sarana
percepatan pembangunan. Sarana dermaga yang hanya terdapat pada sejumlah distrik
sudah barang tentu dimasa yang akan datang sangat tidak memadai.
Dengan dibukanya Bandara Sorong daratan, maka pertumbuhan angkutan penumpang
(speedboat) dari Sorong - Waisai meningkat pesat. Hampir setiap hari ada kapal cepat
dari Sorong – Waisai, bahkan hari Jumat ada 2 kapal. Kapal yang melayani rute Sorong –
Waisal pp antara lain : Fajar Mulia, Bunda Maria, Marina Express (I dan II), Ave Maria,