Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nadiya Az Zahra
180810301239
Kemudian filsafat dengan etika, etika adalah bagian dari filsafat, sebagai ilmu etika
mencari kebenaran dan sebagai filsafat yang mencari keterangan benar sedalam-
dalamnya. Sebagai tugas tertentu bagi etika, mencari ukuran baik buruknya bagi
tingkah laku manusia. Dengan demikian dalam makalah ini maka akan dijelaskan apa
itu filsafat, agama, etika, dan bagaimana hubungan agama , etika dan nilai.
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 Hakikat Filsafat
Filsafat berasal dari dua kata yunani, philo dan shopia. Philo berarti cinta,
sedangkan shopia berarti bijaksana. Dengan demikian, philoshopia berarti cinta
terhadap kebijaksanaan (Fuad Farid ismail dan Abdul Hamid Mutawalli, 2005)..
Karakteristik utama berfikir filsafat, yaitu:
1. Sifatnya yang menyeluruh, artinya mempertanyakan hakikat keberadaan dan
kebenaran tengtang keberadaan itu sendiri sebagai satu kesatuan secara
keseluruhan, bukan dari perspektif bidang per bidang.
2. Sifat yang mendasar berarti bahwa filsafat tidak begitu saja percaya bahwa ilmu
itu adalah benar.
3. Sifat spekulatif, artinya filsafat selalu ingin mencari jawab bukan saja pada hal
yang sudah diketahui, tetapi juga segala sesuatu yang belum diketahui.
Tabel 1.1
Perbedaan filsafat dengan ilmu
2
1. Ontologis Segala sesuatu yang Segala sesuatu yg bersifat fisik
bersifat fisik dan non fisik, dan yg dapat direkam melalui
baik yang dapat direkam indra.
melalui indra maupun yang
tidak.
Dari beberapa difinisi di atas, dapat dirinci rumusan agama berdasarkan unsur-
unsur penting sebagai berikut:
1. Hubungan manusia dengan sesuatu yang tak terbatas, yang trasendental, yang
ilahi-Tuhan Yang Maha Esa.
3
2. Berisi pedoman tingkah laku (dalam bentuk larangan dan perintah), nilai, norma
yang diwahyukan langsung oleh ilahi melalui nabi.
3. Untuk kebahagiaan hidup manusia didunia dan hidup kekal di akhirat.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa ternyata etika mempunyai banyak arti.
Namun demikian, setidaknya arti etika dapat dilihat dari dua hal berikut:
4
a. Etika sebagai praksis, sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat.
b. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran atau penilaian moral. Etika
sebagai pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran
terhadap moralitas tersebut bersifat kritis, metodis dan sistemis. Dalam taraf ini ilmu
etika dapat saja mencoba merumuskan suatu teori, konsep, asas atau prinsip
tentang perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik, mengapa menjadi baik
itu sangat bermanfaat, dan sebagainya.
5
a. Sistem nilai indriawi, sistem ini berpendapat bahwa semua nilai etika bersifat
relatif dan bahwa persepsi indriawi merupakan satu-satunya sumber
pengetahuan dan kebenaran.
b. Sistem nilai ideasional, sistem ini percaya pada nilai-nilai etika absolute dan
standar keadilan, kebenaran, serta keindahan yang supramanusiawi.
c. Sistem nilai idealistis, sistem ini merupakan perpaduan harmonis dan seimbang
antara kedua nilai eksterm indriawi dan ideasional.
4. Max scheller dalam bukunya yang berjudul Der Formalisme in der Ethik und die
Materiale Wertethik (dalam Suseno, 2006). Esensi dari pendapat max scheller
sekitar persoalan nilai dapat dirangkum sebagai berikut:
Dari penjelasan tentang nilai tersebut, dapat disimpulkan tiga hal, yaitu:
a. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal)
6
b. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah
cukup dikenal.
c. Gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi.
7
2.7 Paradigma Manusia Utuh
Sebelum membahas model paradigma pembangunan manusia seutuhnya, perlu
terlebih dahulu dipahami pengertiaan beberapa konsep dan hubungan antar berbagai
konsep penting yang terkait dengan pembangunan manusia seutuhnya, antara lain:
karakter, kepribadian, kecerdasan, etika, gelombang otak, tujuan hidup, agama, dan
meditasi atau zikir.
Tabel 1.4
Hubungan kecerdasaan, karakter, sel dan etika :
8
Empat kecerdasan Sepuluh sifat karakter sel chopra Etika nafis
covery
9
dalam ke ranah roh (kesadaran spritual atau transdental). Sementara ajaran agama
yang seharusnya dapat di jadikan panduan dan pengembangan atau olahan batin,
dalam perjalananya sering kali pengajaranya lebih bersifat indoktrinasi, sekedar
menjalankan praktik berbagai ritul, serta kurang mengedepankan pendekatan melalui
proses nalar, pengalaman, dan pengalaman langsung melalui refleksi diri. Akibatnya,
ajaran agama yang mulia itu tidak mampu memberikan pencerahan kepada umatnya.
Tabel 1.5
Empat Katagori Gelombang Otak
Nama Ciri-ciri
10
Delta (0,1-3,9 Hz) Tidur lelap, non physical state, nurani
bawah sadar kolektif, tidak ada pikiran
dan perasaan, celluler regeneration,
HGH.
Ketika pikiran berada dalam keadaan sadar (aktif), berarti pikiran sedang berada
dalam gelombang beta. Dalam gelombang ini, pikiran sangat aktif sehingga akan
memaksa otak untuk mengeluarkan hormon kortisol dan norepinephirin yang
menyebabkan timbulnya rasa cemas, khawatir, gelisah dan sejenisnya. Oleh karena
itu, pikiran harus selalu di latih untuk memasuki gelombang alpha Untuk membangun
karakter positif, seperti: tenang, sabar, nyaman, ikhlas, bahagia dan sejenisnya.
MAKANAN PQ SEHAT
ENAK OLAH
(FISIK)
RAGA
11
EQ SOMBONG
RENDAH GELISAH
EQ DAN SQ BENCI
TIDAK DI
KEMBANGKAN
SQ TIDAK
PERCAYA
RENDAH TUHAN
Gambar 1.2 Model hakikat manusia utuh (paradigm manusia utuh), Menjelaskan
Model yang di kembangkan untuk kembali pada paradigma tentang manusia
secara seutuhnya. Karakter positif hanya dapat di kembangkan melalui
pengembangan hakikat manusia secara utuh. Dalam pengembangan manusia
secara utuh, perlu dikembangkan juga secara seimbang kecerdasan emosional
dan spritual di samping kecerdasaan intelektual dan kesehatan fisik.
Gambar 1.2
Model Hakikat Manusia Tidak Utuh
(Paradigma Manusia Utuh)
Kebahagian KARAKTER
NEGATIF
12
PQ SEHAT
(FISIK)
MAKANAN
ENAK OLAH
RAGA
SQ TEO ETIKA
AGAMA
TINGGI Takwa ikhlas
tawakal
BAB III
KESIMPULAN
13
manusia lain dalam masyarakat dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa
nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh nilai-nilai moral.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2014. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya Edisi Revisi. Jakarta Salemba Empat.
http://kumpulan-kumpulan-makalah.blogspot.com/2016/03/makalah-filsafat-hukum-
menurut-azhar.html
https://jalius12.wordpress.com/2014/03/01/hubungan-agama-dengan-filsafat/
14