Anda di halaman 1dari 7

1.

Anatomi dan fisiologi organ yang terlibat

Pancreas

Pancreas merupakan kelenjar exocrine dan endocrine yang memanjang dari lengkung duodenum hingga
lienRetroperitoneal : caput,collum,corpus

Intraperitoneal : cauda

 Sebagai kelenjar exocrine ( yaitu kelenjar yang mensekresikan hormone),terdiri atas acinus
acinus (acini). Acini terdiri atas sejumlah saluran saluran kelenjar
1. Ductus intercalates
2. Ductus intralobularis
3. Ductus pancreaticus
 Ductus pancreaticus wirsungi
 Ductus pancreaticus accessories
 Sebagai kelenjar endocrine,masa kelenjanya disebut sel sel pulau Langerhans yang tersebar
dalam masa pancreas

Fungsi pancreas

Sebagai kelenjar eksokrin,menghasilkan succus pancreaticus/getah pancreas yang mengandung enzim


enzim pencernaan berspektrum luas. Setelah mencapai duodenum akan mampu mencernakan
protein,lemak dan karbohidrat

Sebagai kelenjar endokrin,menghasilkan

 Hormone insulin : oleh sel βpancreas


 Hormone glucagon : oleh sel α pancreas
Fisiologi Pancreas

Masuknya glukosa ke dalam sel otot dipengaruhi oleh 2 keadaan. Pertama, ketika sel oto melakukan
kerja yang lebih berat, sel otot akan lebih permeabel terhadap glukosa. Kedua, ketika beberapa jam
setelah makan, glukosa darah akan meningkat dan pankreas akan mengeluarkan insulin yang banyak.
Insulin yang meningkat tersebut menyebabkan peningkatan transport glukosa ke dalam sel (Guyton dan
Hall, 2006). Insulin dihasilkan didarah dalam dengan bentuk bebas dengan waktu paruh plasma ±6
menit, bila tidak berikatan dengan reseptor pada sel target, maka akan didegradasi oleh enzim
insulinase yang dihasilkan terutama di hati dalam waktu 10-15 menit (Guyton dan Hall, 2006). Reseptor
insulin merupakan kombinasi dari empat subunit yang berikatan dengan ikatan disulfida yaitu dua
subunit-α yang berada di luar sel membran dan dua unit sel-ß yang menembus membran (Gambar 2.3).
Insulin akan mengikat serta mengaktivasi reseptor α pada sel target, sehingga akan menyebabkan sel ß
terfosforilasi. Sel ß akan mengaktifkan tyrosine kinase yang juga akan menyebabkan terfosforilasinya
enzim intrasel lain termasuk insulin-receptors substrates (IRS) (Guyton dan Hall, 2006).

Dalam tubuh kita terdapat mekanisme reabsorbsi glukosa oleh ginjal, dalam batas ambang tertentu.
Kadar glukosa normal dalam tubuh kira-kira 100mg glukosa/100ml plasma dengan GFR/Glomerular
Filtration Rate 125ml/menit. Glukosa akan ditemukan diurin jika telah melewati ambang ginjal untuk
reabsorbsi glukosa yaitu 375 mg/menit dengan glukosa di plasma darah 300mg/100ml (Sherwood,
2011).

Fisiologi ginjal

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan
dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan
filtrasi plasma darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah
yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam
urin melalui sistem pengumpulan urin (Price dan Wilson, 2012). Menurut Sherwood (2011), ginjal
memiliki fungsi yaitu:

a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.

b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam pengaturan jangka panjang
tekanan darah arteri. 10

c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.

d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh. e. Mengekskresikan senyawa asing seperti


obat-obatan. .

Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian akan mengambil zat-zat yang
berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil dari darah pun diubah menjadi urin. Urin lalu akan
dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung
kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan berkemih dan keadaan memungkinkan, maka urin yang
ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra (Sherwood, 2011). Tiga proses utama akan
terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin
dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke
kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara bebas sehingga
konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan plasma. Awalnya
zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler glomerulus tetapi tidak difiltrasi, kemudian di reabsorpsi
parsial, reabsorpsi lengkap dan kemudian akan dieksresi (Sherwood, 2011)
11. pandangan Islam tentang transplantasi atau donor organ

1. Dalam perspektif hukum perdata status organ tubuh manusia tidak jelas apakah sebagai barang
atau benda karena KUHPerdata tidak konsekuen dalam mempergunakan istilah benda. Namun
demikian, apabila ditinjau dari macam-macam benda, maka organ tubuh manusia dapat
dikategorikan sebagai benda yang tidak dapat diperdagangkan. Oleh karena itu, organ tubuh
manusia tidak dapat menjadi obyek perjanjian jual-beli. Dalam Hukum Islam organ tubuh
manusia lebih jelas pengaturannya yaitu termasuk sesuatu yang berbentuk benda yang tidak
dapat dipandang harta (‘ain ghairu qimatin), sehingga tidak dapat menjadi obyek perjanjian jual-
beli.
2. Perjanjian jual-beli organ tubuh manusia untuk transplantasi tidak sah menurut hukum perdata
karena tidak memenuhi syarat obyektif yaitu obyek perjanjiannya ( organ tubuh manusia )
merupakan obyek yang dilarang untuk diperjualbelikan oleh undang-undang (Undang-Undang
No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan serta Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 Tentang
Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh
Manusia ), serta causanya tidak halal, sehingga setiap perjanjian jual-beli organ tubuh manusia
bertentangan dengan undang-undang dan akibatnya batal demi hukum. Menurut hukum Islam
perjanjian jual-beli organ tubuh manusia bertentangan dengan syara’ karena memperjualbelikan
benda yang tidak dipandang harta, akibatnya perjanjiannya tidak sah.

Anda mungkin juga menyukai