Anda di halaman 1dari 6

Adder dan Difference (Comparator) Amplifier

Ryan Andersen, Intan Ismawati HR, Latifah Rahmawati


Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember
Jl. Kalimantan no.37 Sumbersari, Jember

Abstrak— Rangkaian Adder Amplifier merupakan rangkaian penjumlahan dari


rangkaian inverting amplifier dimana hasil outputnya adalah hasil dari perkalian
penguatan. Difference Amplifier adalah perangkat op-amp yang memperkuat
perbedaan antara dua input tetapi menolak sinyal yang sama pada kedua input. Aplikasi
Adder bisa dilihat dari sekumpulan gerbang logika yang disusun sedemikian rupa
sehingga bisa menyelesaikan operasi penjumlahan dalam bentuk biner. Prinsip sebuah
rangkaian komparator merupakan sebuah contoh dari rangkaian penguat operational
yang membandingan dua tegangan masukan serta menghasilkan sebuah keluaran dari
suatu keadaan. Percobaan rangkaian adder dan difference (comparator) dilakukan
dengan memvariasi V1 dan V2 sampai mendapatkan sebanyak 20 variasi tegangan
masukan pada rangkaian adder dan difference (comparator) amplifier.

Keyword— Operational Amplifier, Adder Amplifier, Difference Amplifier, inverting


amplifier, Comparator, non inverting amplifier.
I. PENDAHULUAN dalam penggunaan Op-Amp yang
digunakan sebagai penguat yang saat
Rangkaian elektronika
dilakukan pemberian beberapa sinyal
terpadu IC luar sudah dimunculkan
masukan , maka hasil sinyal keluaran
dan dikembangkan pada tahun 1960
dari rangkaian adder adalah sinyal
untuk pertama kalinya yang
output listrik yang bernilai linear,
pengaplikasiannya pada chip silicon
karena sesuai dengan kaidah
tunggal. Rangkaian elektronika
penjumlahan total dari seluruh sinyal
terpadu pada tahun tersebut
listrik masukan yang masuk kedalam
merupakan beberapa susunan
rangkaian. Rangkaian penjumlahan
komponen elektronika yang
atau rangkaian adder pada Op-Amp
diantaranya yaitu transistor, diode,
dilakukan penyusunan rangkaian
dan hambatan/ resistor. Industri
inverting atau non-inverting Op-Amp
semikonduktor pada tahun 1963
yang diberikan beberapa sinyal listrik
mulai memperkenalkan IC Op-Amp
masukan. Difference amplifier atau
untuk pertama kalinya yaitu
penguat perbedaan (diferensial)
memperkenalkan jenis Op-Amp 702.
adalah perangkat op-amp yang
Pada Op-Amp 702 memiliki
memperkuat perbedaan antara dua
kekurangan yaitu tidak universalnya
input tetapi menolak sinyal yang sama
IC Op-Amp 702 dalam
pada kedua input. Difference
penggunaannya, sehingga munculah
Amplifier digunakan dalam berbagai
generasi Op-Amp berikutnya yang
aplikasi yang membutuhkan suatu
dinilai mampu universal dalam
penguat dimana memperkuat
penggunannya yaitu Op-Amp 709
perbedaan dua sinyal input
untuk pertama kalinya (Boylested,
(Alexander, 2009).
2013).
Rangkaian elektronika
penjumlahan sinyal yaitu rangkaian
adder merupakan beberapa
konfigurasi komponen elektronika
Operasional amplifier akan
membandingkan nilai pada tegangan
listrik yang masuk ke dalam kedua
kaki Op-Amp, jika nilai masukan
pada kaki inverting amplifier
memiliki nilai yang lebih besar dari
pada nilai pada masukan non-
inverting amplifier, maka nilai
(a)
tegangan listrik yang keluar dari Op-
Amp akan menjadi negative, apabila
tegangan non-inverting yang masuk
kaki Op-Amp memiliki nilai yang
lebih besar dari tegangan yang masuk
pada kaki inverting Op-Amp, maka
tegangan yang keluar dari Op-Amp
adalah keluaran yang bernilai positif.
Perangkat operasional
amplifier / Op-Amp memiliki
(b) kelebihan dan kekurangan dalam
Gambar 1.1 (a) Rangkaian Adder (b) penggunaannya sebagai komponen
Rangkaian Differensial aktif elektronik. Pada operasional
(Sumber: Boylested, 2013) amplifier memiliki beberapa
Konfigurasi atau operasi kelebihan yang tidak dimiliki
rangkaian adder yang disusun secara komponen lainnya, yaitu operasional
inverting, sinyal listrik masukan yang amplifier bisa mengeluarkan
terdiri 2 yaitu V1 dan V2 dilakukan tegangan keluaran sebesar 360
pengiriman ke line masukan kaki derajat, karena bentuk sinyal yang
inverting pada Op-Amp. Tagangan V1 dihasilkan bergantung dari
dan V2 diberikan R1 dan R2 pada perhitungan matematika sederhana
setiap sinyal masukan listrik. Nilai operasional amplifier yang berarti
sinyal keluaran pada rangkaian adder sinyal listrik keluaran yang dihasilkan
inverting Op-Amp memiliki beda fase sama dengan sinyal listrik masukan
sebesar 180 derajat dari sinyal listrik yang diterima. Rangkaian Adder
masukan (Sutrisno, 1987). sendiri merupakan op-amp yang
Menurut Boylested (2013), memiliki jumlah masukan banyak,
komparator merupakan suatu serta merupakan ramgkaian inverting
komponen elektronika yang op-amp, sehingga tidak ada
mempunyai tugas sebagai pembading perbedaan tegangan pada kedua kaki
antara dua nilai sinyal masukan. input op-amp dana kan terjadi beda
Proses pembadingan digunakan untuk fase 180 derajat. Rangkaian
menentukan sinyal listrik keluaran difference merupakan suatu penguat
yang akan dikeluarkan, nilai yang dimana memperkuat beda selisih
lebih besar pada hasil komparasi pada antara dua input, dimana kedua kaki
komparator akan menghasilkan input inverting dan non-inverting
tegangan nilai saturasi positif dan diberi sinyal masukan (Widodo,
nilai saturasi negative 2002).
𝑹𝟏
𝒗= 𝒗 Aplikasi Adder bisa dilihat
𝑹𝟏 + 𝑹𝟐 𝒔𝒖𝒑𝒑𝒍𝒚 dari sekumpulan gerbang logika yang
disusun sedemikian rupa sehingga III. METODE
bisa menyelesaikan operasi Metode yang digunakan pada
penjumlahan dalam bentuk biner. percobaan Adder dan Difference
Prinsip kerjanya dengan (Comparator) Amplifier adalah sama
memanfaatkan penjumlahan yang untuk semua rangkain Op-Amp yang
telah disusun dalam rangkaian digunakan. Rangkaian amplifier yang
sehingga membentuk keluaran digunakan adalah Rangkaian Adder
output. Rangkaian komparator Amplifier dan Difference Amplifier.
penguat operational digunakan pada Rangkaian – rangkaian tersebut
konfigurasi terbuka dengan tegangan dirangkai sesuai dengan desain
masukan pada suatu terminal dan percobaan yang telah ditentukan dan
tegangan refrensi pada terminal dihubungkan ke function generator
masukan lainnya. Prinsip sebuah sebagai pembangkit frekuensi dan
rangkaian komparator merupakan osiloskop sebagai alat untuk
sebuah contoh dari rangkaian penguat mendapat variable voutnya.
operational yang membandingan 2 Potensiometer digunakan sebagai
tegangan masukan serta pembagi tegangan serta sebagai
menghasilkan senuah keluaran dari variasi Vin yang dilakukan.
suatu keadaan, yaitu lebih besar atau Rangkaian-rangkaian Amplifier yang
lebih kecil terhadap hubungan dari dilakukan menggunakan 2 resistor
masukan-masukan tersebut (Sutrisno, yang masing-masing bernilai 1k
1987). dan potensiometer sebesar 10k
untuk mendapatkan variasi input pada
II. TUJUAN V2. Variasi yang dilakukan sebanyak
Tujuan dari praktikum Adder dan 20 variasi untuk masing-masing
Difference (Comparator) Amplifier rangkaian Adder Amplifier dan
adalah adalah untuk mengetahui Difference Amplifier. Hasil output
Vout yang didapatkan dari yang didapat pada osiloskop dicatat.
penjumlahan V1 dan V2 pada
rangkaian adder. Rangkaian IV. HASIL DAN
difference (comparator) bertujuan
untuk mengetahui Vout dari hasil
PEMBAHASAN
komparasi komparator V1 dan V2, Hasil percobaan Adder dan
dengan mencari nilai Difference (Comparator) Amplifier
perbandingannya dengan dapat dilihat pada tabel 4.1 untuk
menggunakan operasi matematika percobaan pada rangkaian Adder
pengurangan. Praktikum rangkaian Amplifier, tabel 2 pada percobaan
adder dan difference (comparator) Difference Amplifier.
juga bertujuan untuk mendapatkan Tabel 4.1 Hasil Variasi Vin pada
nilai gainnya. Variasi dilakukan rangkaian Adder Amplifier
terhadap V1 dan V2 sampai
mendapatkan sebanyak 20 variasi
Frekuensi
tegangan masukan pada rangkaian No. R1(Ω) R2(Ω) Vpp1 Vpp2 Vin(Volt)
(Hz)
adder dan difference (comparator)
amplifier. 1 150 1000 1000 0.2 0.2 0.4
2 150 1000 1000 0.2 0.4 0.6
3 150 1000 1000 0.2 0.6 0.8
4 150 1000 1000 0.4 0.2 0.6
Tabel 4.2 Hasil Variasi Vin pada
5 150 1000 1000 0.4 0.8 1.2 rangkaian Difference Amplifier
6 150 1000 1000 0.4 1 1.4

7 150 1000 1000 0.6 0.6 1.2


Frekuensi
No. R1(Ω) R2(Ω) Vpp2 Vpp1
8 150 1000 1000 0.8 0.8 1.6 (Hz)

9 150 1000 1000 1 1 2


1 150 1000 1000 1 0.2
10 150 1000 1000 2 0.2 2.2 2 150 1000 1000 1 0.4
3 150 1000 1000 1 0.6
11 150 1000 1000 2 0.4 2.4
4 150 1000 1000 1 0.8
12 150 1000 1000 2 0.6 2.6 5 150 1000 1000 1.2 1
6 150 1000 1000 1.4 1
13 150 1000 1000 2 0.8 2.8 7 150 1000 1000 2 0.4
8 150 1000 1000 2 0.6
14 150 1000 1000 2 1 3 9 150 1000 1000 2 0.8
10 150 1000 1000 2 1
15 150 1000 1000 2 1.2 3.2
11 150 1000 1000 2 1.2
16 150 1000 1000 2 1.4 3.4 12 150 1000 1000 2 1.4
13 150 1000 1000 2 1.6
17 150 1000 1000 2 1.6 3.6 14 150 1000 1000 2 1.8
15 150 1000 1000 4 1
18 150 1000 1000 2 1.8 3.8 16 150 1000 1000 4 2
17 150 1000 1000 4 3
19 150 1000 1000 2 2 4
18 150 1000 1000 4 3.4
20 150 1000 1000 3 1.6 4.6

Vout G ∆V
Error Akurasi (∆V/Vin)^2
(Volt) (dB) (Volt)

Vout Gain ∆V
Error Akurasi (∆V/Vin)^2 0.8 0.000 0 0.0022 0.998 0.000
(Volt) (dB) (Volt)
0.6 0.000 0 0.0012 0.999 0.000
0.6 3.522 0.2 0.0008 0.999 0.250
0.4 0.000 0 0.001 0.999 0 0.2 0.000 0 0.0001 1.000 0.000
0.6 0.000 0 0.001 0.999 0 0.2 0.000 0 0.0001 1.000 0.000
1 1.938 0.2 0.003 0.997 0.0625
0.4 0.000 0 0.0005 0.999 0.000
-
0.4 -0.2 0.001 0.999 0.11111111
3.522 1.8 1.023 0.2 0.0097 0.990 0.016
1.2 0.000 0 0.005 0.995 0 1.6 1.160 0.2 0.0075 0.992 0.020
1.4 0.000 0 0.007 0.993 0
1.2 0.000 0 0.005 0.995 0 1.4 1.339 0.2 0.0057 0.994 0.028
1.6 0.000 0 0.009 0.991 0 1.2 1.584 0.2 0.0040 0.996 0.040
- 1 1.938 0.2 0.0027 0.997 0.063
1.6 -0.4 0.011 0.989 0.04
1.938
- 0.8 2.499 0.2 0.0016 0.998 0.111
2 -0.2 0.015 0.985 0.00826446
0.828 0.4 0.000 0 0.0005 0.999 0.000
-
2.2 -0.2 0.018 0.982 0.00694444 0.2 0.000 0 0.0001 1.000 0.000
0.756
- 3 0.000 0 0.0303 0.970 0.000
2.4 -0.2 0.021 0.979 0.00591716
0.695 2 0.000 0 0.0135 0.987 0.000
-
2.6 -0.2 0.025 0.975 0.00510204 1 0.000 0 0.0034 0.997 0.000
0.644
3 0.000 0 0.026 0.974 0 0.6 0.000 0 0.0012 0.999 0.000
- ∑ 0.527
3 -0.2 0.032 0.968 0.00390625
0.561
3.4 0.000 0 0.034 0.966 0 Error Relatif 16%
3.6 0.000 0 0.041 0.959 0
3.8 0.000 0 0.046 0.954 0
4 0.000 0 0.051 0.949 0
Berdasarkan hasil data yang
4.6 0.000 0 0.071 0.929 0 didapat maka dapat dibuat Grafik
∑= 0.24374547 Hubungan antara Vin dengan Vout,
Error Relatif 11%
dimana grafik hubungan antara Vin
dan Vout berupa grafik linear. kedua. Secara teori hasil penjumlahan
Gambar grafik hubungan antara Vin tersebut akan diterima oleh rangkaian
dengan Vout pada rangkaian Adder sebagai tegangan total masukan dan
Amplifier dapat dilihat pada gambar nilai tegangan keluaran pada
4.1, pada rangkain Difference rangkaian tersebut adalah sama,
Amplifier dilihat pada gambar 4.2. namun tegangan keluaran yang
dikeluarkan oleh rangkaian adder
Grafik Hubungan antara Vin dengan Vout amplifier pada saat praktikum ada
Rangkaian Adder Op-Amp
5
yang sesuai dengan teori dan juga ada
4,5 y = 0,9927x - 0,0534 yang berbeda dengan teori. Perbedaan
4 R² = 0,9888 yang di peroleh saat praktikum
3,5 rangkaian adder amplifier tersebut
3 disebebkan karena di dalam
Vout (Volt)

2,5 rangkaian itu sendiri memiliki


2 hambatan dalam yang tidak
1,5 diperhitungkan, sehingga rangkaian
1 yang telah dibuat dan dipraktikumkan
0,5 merupakan rangkaian yang tidak ideal
0 sehingga saat pengukuran tegangan
0 2 4 6 keluaran memiliki kesesuaian dengan
Vin (volt)
teori yang berbeda beda.
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Penguatan yang terjadi pada
Vin dengan Vout pada rangkain rangkaian adder dan rangkaian
Adder Op-Amp difference pada amplifier adalah
sebesar 1. Penguatan atau Gain yang
Grafik Hubungan antara Vin dengan Vout
Rangkaian Difference Op-Amp
memiliki nilai sebesar 1 yang berarti
3,5 tidak terjadi penguatan terhadap
3 y = 1,0139x + 0,0651 rangkaian amplifier yang telah dibuat.
R² = 0,982
2,5
Hal tersebut secara teori dan hasil
praktikum yang telah dilakukan
Vout(volt)

2
karena rangkaian adder dan differen
1,5 amplifier memiliki nilai tegangan
1 masukan yang sebanding dengan nilai
tegangan keluaran yang diperoleh.
0,5
Perbedaan yang didapatkan dari
0 praktikum dengan teori adalah tidak
0 1 2
Vin (Volt) 3 4
adanya perbedaan fase pada
Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara gelombang yang telah di amati dalam
Vin dengan Vout pada rangkain osiloskop. Tidak adanya perbedaan
Difference Op-Amp fase disebabkan oleh kurang baiknya
regulasi yang dibuat terhadap sumber
Hasil dari pengamatan dari tegangan rangkaian dan CMRR
rangkaian Adder amplifier (Common Mode Rejection Ratio)
menunjukkan bahwa tegangan yang kecil.
masukan total pada rangkaian adder Tegangan masukan total pada
amplifier adalah penjumlahan dari rangkaian difference amplifier
nilai tegangan masukan yang pertama merupakan hasil penguarangan antara
dengan nilai tegangan masukan yang nilai tegangan masukan yang pertama
dengan nilai tegangan masukan yang regulasi yang dibuat terhadap sumber
kedua dan hasil tegangan masukan tegangan rangkaian dan CMRR
akan sama dengan atau sebanding (Common Mode Rejection Ratio)
dengan tegangan keluaran yang yang kecil.
didapatkan. Secara teori sistematis
tersebut menggunakan matematika DAFTAR PUSTAKA
yang sederhana untuk mendapatkan
tegangan total masukan, namun 1. Alexander, Charles.K, Sadiku,
dalam praktikum yang telah Mathew N.O. 2009.
dilakukan terdapat perbedaan atau Fundamentals of Electric Circuits
tingkat error. Tingkat error atau Fourth Edition. New York:
perbedaan yang didapatkan antara McGraww Hill
teori dengan praktikum yang telah 2. Boylested, Richard. 2004. Dasar
dilakukan disebabkan oleh hambatan Elektronika. Yogyakarta: Andi
dalam rangkaian yang tidak Offset
diperhitungkan sebelumnya, sehingga 3. Sutrisno. 1987. Elektronika Teori
rangkaian yang telah dibuat bukanlah dan Penerapannya Jilid 2.
rangkaian ideal secara teori, karena Bandung: ITB
didalam kabel kabel dan rangkaian 4. Widodo, Thomas Sri. 2002.
memiliki hambatan dalam tersendiri Electronica Dasar. Jakarta:
yang mempengaruhi total tegangan Salemba Teknika
keluaran yang didapatkan.

V. KESIMPULAN
Tegangan masukan total pada
rangkaian adder amplifier adalah
penjumlahan dari nilai tegangan
masukan yang pertama dengan nilai
tegangan masukan yang kedua.
Tegangan masukan total pada
rangkaian difference amplifier
merupakan hasil pengurangan antara
nilai tegangan masukan yang pertama
dengan nilai tegangan masukan yang
kedua dan hasil tegangan masukan
akan sama atau sebanding dengan
tegangan keluaran yang didapatkan.
Penguatan yang terjadi pada
rangkaian adder dan rangkaian
difference pada amplifier adalah
sebesar 1, hal tersebut secara teori dan
hasil praktikum yang telah dilakukan
karena Rangkaian Adder dan
Difference Amplifier memiliki nilai
tegangan masukan yang sebanding
dengan nilai tegangan keluaran yang
diperoleh. Tidak adanya perbedaan
fase disebabkan oleh kurang baiknya

Anda mungkin juga menyukai