1 Mahasiswa/i
Perbedaan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dan ibu multigravida pada kehamilan trimester III
dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Tanjung Duren Selatan tahun 2016
Persoalan kesehatan ibu dan anak sampai saat ini masih merupakan persoalan yang krusial di
banyak negara dunia, karena merupakan indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat suatu
Negara. Sehingga dijadikan salah satu dari 8 komitmen pemimpin dunia termasuk Indonesia dalam
Millennium Development Goals (MDGs). Komitmen ini akan dicapai dengan menargetkan peningkatan
derajat kesehatan ibu secara signifikan pada tahun 2015 melalui turunnya angka kematian ibu (AKI)
menjadi 2/3 dari keadaan tahun 2000, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Salah satu upaya
pelayanan kesehatan yang terpenting adalah meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), diantaranya
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, misalnya melalui Program buku KIA serta kelas ibu
dan balita. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan sebagai sumber daya
manusia, khususnya pada saat kehamilan dengan merencanakan kehamilan yang sehat dan direncanakan
dengan baik. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak hanya tertuju pada pemeliharaan kesehatan fisik
saja tetapi juga kesehatan psikologis ibu. Karena sesuai dengan pengertian kesehatan itu sendiri juga
kenyataannya bahwa perubahan antara fisik dan psikologis tersebut saling berpengaruh. Salah satu faktor
kesehatan psikologis ibu adalah kecemasan, dimana kejadian kecemasan ini umum terjadi pada ibu hamil.
Prevalensi tingkat kecemasan wanita hamil di Indonesia tahun 2002-2003 didapatkan bahwa ibu
primigravida mengalami kecemasan tingkat berat mencapai 83,4% dan kecemasan sedang sebesar
16,6%; sedangkan pada ibu multigravida didapatkan kecemasan tingkat berat 7%, kecemasan sedang
71,5%, dan cemas ringan 21,5%. Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru diperoleh data, primigravida
mayoritas berada pada tingkat kecemasan berat(46,7%), dan multigravida mayoritas berada pada tingkat
kecemasan sedang(72.3%), sedangkan kejadian kecemasan ibu hamil trimester III di Puskesmas Dinoyo
kota Malang sebanyak 45, 66%.
Kecemasan merupakan periode perasaan gugup atau takut yang dialami seseorang ketika
dihadapkan pada pengalaman yang sulit dalam kehidupan. Hal ini merupakan keadaan yang mungkin
dirasakan oleh setiap orang jika ada jiwa yang mengalami tekanan atau mengalami suatu perubahan
dalam hidupnya misalnya kehamilan. Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan terutama
pada seorang ibu yang labil jiwanya. Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami kegelisahan dan kecemasan.
Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu
menyertai kehamilan dan bagian dari suatu proses penyesuain yang wajar terhadap perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi selama kehamilan.1-3 Kecemasan ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik
yang menegangkan serta tidak diinginkan. Kecemasan ditandai dengan gejala fisik, seperti : kegelisahan,
anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas,
panas dingin, mudah marah atau tersinggung. Gejala behavior seperti berperilaku menghindar dan
terguncang, serta gejala kognitif seperti : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan
terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera
terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau
kebingungan, sulit berkonsentrasi. Berdasarkan gejala-gejala tersebut, kecemasan dikelompokkan
menjadi kecemasan ringan, sedang, berat dan panik.
Kehamilan itu sendiri dikelompokkan menjadi tiga semester yaitu trimester I (0-3 bulan), trimester
Masalah: Adakah perbedaan tingkat kecemasan antara ibu primigravida dan multigravida pada kehamilan
Hipotesis:
H0 : Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan antara ibu primigravida dan multigravida pada kehamilan
Ha : Ada perbedaan tingkat kecemasan antara ibu primigravida dan multigravida pada kehamilan
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kecemasan antara ibu primigravida dan multigravida pada
kehamilan trimester III dalam menghadapi persalinan
Tujuan Khusus:
1. Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil trimester III dilihat dari graviditas yang mempengaruhi
tingkat kecemasan
2. Mengetahui tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi persalinan
3. Mengetahui tingkat kecemasan ibu multigravida dalam menghadapi persalinan
Manfaat Penelitian :
1. Bagi peneliti
Untuk mengetahui secara nyata tingkat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil trimester III dalam
menghadapi persalinan, sehingga dapat merumuskan tercapainya pemberian Ante Natal Care
secara menyeluruh.
2. Bagi Puskesmas Tanjung Duren Selatan
Dapat dijadikan sebagai data bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang menangani ibu
hamil untuk menyusun upaya-upaya yang sesuai dalam mengatasi dan mengurangi kecemasan ibu
hamil trimester III, terutama untuk health promotion dan health prevention.
3. Bagi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya ilmu kebidanan,
kandungan dan kejiwaan tentang kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam menghadapi
persalinan.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti lain untuk kepentingan pengembangan ilmu
berkaitan dengan kecemasan yang terjadi pada ibu hamil trimester III dalam menghadapi
persalinan.
A. Konsep Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan pada saat-saat tertentu dan dengan tingkat yang
berbeda-beda. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena individu merasa tidak memiliki kemampuan untuk
menghadapi hal yang mungkin menimpanya dikemudian hari. Teori behavior menjelaskan bahwa
kecemasan muncul melalui classical conditioning, artinya seseorang mengembangkan reaksi kecemasan
terhadap hal-hal yang pernah dialami sebelumnya dan reaksi-reaksi yang telah dipelajari dari
pengalamannya. Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus”
yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Kecemasan merupakan perasaan individu dan
pengalaman subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik
dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru.4-7 Pada kehamilan trimester III, psikologi
dan emosional wanita hamil dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang dan
tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya. Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan
ibu hamil pada trimester III dalam menghadapi persalinan adalah suatu kondisi psikologis atau perasaan
yang tidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan 7-9 bulan dimana objek
kecemasan itu tidak jelas, dikarenakan adanya perubahan-perubahan fisiologis seperti perubahan bentuk
tubuh ataupun rahim yang semakin membesar dan perut menurun serta tekanan-tekanan yang dirasakan
dalam perut yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis, seperti merasa takut, khawatir, was-
was dan tidak tahu apa yang akan terjadi dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.5-8
2. Teori Kecemasan
Ada beberapa teori penyebab kecemasan antara lain:
a. Teori psikoanalitik
Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya.9
b. Teori interpersonal
Bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan untuk berhubungan secara interpersonal
serta sebagai akibat penolakan. Hal ini dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan,
dan lain sebagainya.9
4. Tingkat Kecemasan11-14
Klasifikasi tingkat kecemasan dibedakan menjadi empat, yaitu:
a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan.
2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk belajar, kesadaran yang pasif
pada lingkungan.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah relaksasi, mampu
melakukan kemampuan/keterampilan permainan secara otomatis, ada perasaan aman dan nyaman.
10
C. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di
dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).17
Kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode trimester untuk memudahkan tahap dari
perkembangan janin. Trimester I (minggu 1-13) merupakan resiko tinggi terjadi keguguran (kematian
alami embrio atau janin), sedangkan pada masa trimester II (minggu 14-26) perkembangan janin dapat
dimonitor dan didiagnosa. Trimester III (minggu 27-40) menandakan awal viabilitas, yang berarti janin
dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan. 17
2. Batasan Kehamilan18
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin di intrauteri, dengan perhitungan
berikut:
a. Kehamilan 0-20 minggu disebut abortus
b. Kehamilan 21-28 minggu disebut kehamilan immatur
c. Kehamilan 29-36 minggu disebut kehamilan prematur
d. Kehamilan 37-42 minggu disebut kehamilan matur
e. Kehamilan >42 minggu disebut kehamilan postmatur
12
D. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui
jalan lahir. Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau ari) yang telah cukup
bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan normal menurut World Health Organization (WHO) adalah pada
usia kehamilan antara 37-42 minggu, presentasi belakang kepala, persalinan yang dimulai secara spontan
(dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan, setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik. 18-20
2. Bentuk Persalinan18-20
Bentuk persalinan sebagai berikut :
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan diberi rangsangan
3. Fisiologi Persalinan18-20
Proses persalinan dapat terjadi karena adanya perubahan hormon estrogen, progesteron, prostaglandin,
uterus yang menjadi besar dan meregang, tekanan pada ganglion servikal, dan penurunan fungsi plasenta.
Persalinan dipengaruhi oleh lima faktor P, yaitu:
a. Passanger (penumpang)
Penumpang terdiri dari keadaan janin, plasenta, dan cairan amnion.
b. Power (kekuatan kontraksi uterus)
Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter (mengedan) dimulai untuk mendorong (kekuatan
sekunder), yang memperbesar kekuatan involunter.
14
15
16
17
18
12.4 Sampling (menyebutkan teknik sampling dan menghitung besar sampel dengan rumus yang
sesuai)
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian ini teknik sampling dengan
menggunakan consecutive sampling. Pengambilan sampel secara consecutive sampling adalah
penentuan sampel diambil bila muncul hingga batas waktu yang ditentukan. Bila sudah melakukan
segala cara yang dimungkinkan sampai akhir waktu penelitian, walau tidak memenuhi besar yang
diinginkan, maka sampling selesai dilakukan karena waktu penelitian sudah habis.
Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi saupun ekslusi.
1. Kriteria inklusi untuk penelitian ini:
a. Ibu hamil > 27 minggu
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria eksklusi untuk penelitian ini:
a. Ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan
b. Ibu hamil yang menderita penyakit kronis
c. Ibu hamil yang tidak bersuami
d. Ibu hamil dengan riwayat kesulitan pada persalinan terdahulu
e. Ibu hamil yang menolak menjadi responden
19
12.5.3 Cara
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, tanpa bantuan pihak manapun.
Sebelumnya peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian peneliti memberitahu
maksud dan tujuan pengumpulan data, serta memberi informed consent untuk meminta
persetujuan klien dijadikan responden penelitian.
20
21
22
23
Implikasi Etik Eksperimental pada Manusia Berikan pernyataan singkat mengenai permasalahn etik
yang dapat timbul dari eksprimentasi, dan jelaskan bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi. Permasalahan etik
termasuk (a) bahaya dan komplikasi perlakuan, (b) kerahasiaan data (confidentiality), (c) Informed consent, dan sebagainya.
Implikasi Etik akan dilakukan dengan memberikan lembar informasi mengenai penelitian yang akan
dibaca oleh subjek penelitian sebelum mengisi kuisioner yang telah disediakan (lembar informasi
terlampir). Setelah membaca lembar informasi, subjek penelitian diminta untuk mengisi lembar kesediaan
(lembar kesediaan terlampir) sebagai bentuk inform consent bahwa subjek penelitian melakukan
pengisian kuisioner secara sukarela tanpa paksaan.
24
1. Arikunto, S. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
2. Benson, R.C., Psychologic aspects of obstetric and gynecology in Current Obstetric and
Gynecology Diagnosis and Treatment, 6 th Ed. California: Lange Medical, 1984.
3. Bobak, L.M; D.L Lowdermilk; and M.D Jensen. Keperawatan maternitas Edisi 4. Alih bahasa
Wijayarini, M.A & Anugerah, P. I. Jakarta: EGC, 2004.
4. Gorrie, T.M., McKinney, E.S., & Murray, S. Foundations of maternal newborn/ /nursing/. 2 nd Ed.
United States of America: W.B. Saunders Company, 1998.
5. Hamilton, Persis Mary. Dasar-dasar keperawatan maternitas Edisi 6. Alih bahasa Asih, Ni Luh
Gede Yasmin. Jakarta: EGC, 1995.
6. Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta:
Salemba Medika, 2008.
7. Kaplan, H.I and Saddock, B.J. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Widya Medika, 1998.
8. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan Bidan. Jakarta: EGC, 1998.
9. Maramis, Willy F. Catatan ilmu Kedokteran jiwa Cetakan 9. Surabaya: Airlangga University Press,
2005.
10. Nursalam. Konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika,
2008.
11. Notoatmodjo, S. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
12. Simkin, Penny. Panduan lengkap kehamilan, Melahirkan, dan Bayi Edisi Revisi. Jakarta: Arcan,
2007.
13. Stuart, G.W and Sundeen, S.J; alih bahasa Ramona,dkk. Buku saku keperawatan Jiwa Edisi 3.
Jakarta: EGC, 1998.
14. Sulaiman, Sastra Winata. Obstetri fisiologi. Bandung: Universitas Padjajaran, 1983.
15. Wiknjosastro, H. Ilmu kebidanan Edisi 3 Cetakan 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 1992.
16. Huliana,M. (2001). Pedoman menjalani kehamilan sehat. Jakarta: Puspa Swara
17. Kaplan, H.I. & Sadock, B.J. (2000) Sinopsis psikiatri. Jakarta: EGC
18. Mohr,W.K.(2006). P.sychiatric mental health nursing. 6"^ edition. Philadelphia: Lippincot
Williams.
19. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
20. Prawirohardjo, S.(2002). Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
21. Yuliana, Stefania Wednesdya. Gambaran tingkat kecemasan ibu Hamil trimester III di UPT
Ibrahim Adjie Kota Bandung (Skripsi). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran,
2008.
25
26