Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL SKRIPSI

PROGRAM SARJANA KEDOKTERAN FK UKRIDA

UNTUK KEPERLUAN SEKRETARIAT

1 Mahasiswa/i

Nama Katarina Dewi Sartika NIM 102013157

2 Pembimbing Tim pembimbing skripsi tidak boleh melebihi dua orang

Nama Ratna Mardiati Gelar SpKJ

Nama Adrian Goenawan Gelar SpOG

3 Judul Skripsi Harus informatif dan singkat jangan. melebihi 20 kata

Perbedaan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dan ibu multigravida pada kehamilan trimester III
dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Tanjung Duren Selatan tahun 2016

4 Kata Kunci 3-5 kata kunci (key words)

Tingkat kecemasan Primigravida

Trimester III Multigravida

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


5 Persetujuan Pembimbing

Nama Tanda Tangan Tanggal

dr. Ratna Mardiati, SpKJ

Nama Tanda Tangan Tanggal

dr. Adrian Goenawan, SpOG

6 Persetujuan Penilai Proposal

Nama Penilai & Gelar Institusi

Tanggal dan Tanda tangan Penilaian (mohon diberi tanda  )

 Diterima tanpa perbaikan


 Diterima dengan perbaikan
( mohon diberikan komentar)
 Tidak diterima
(mohon diberikan komentar)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


7 Komentar Penilai (apabila tidak mencukupi dapat dituliskan di lembar tambahan)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


8 Latar Belakang Jangan melebihi 2 halaman yang disediakan. Gunakan spasi tunggal (12 pts Font )

Persoalan kesehatan ibu dan anak sampai saat ini masih merupakan persoalan yang krusial di
banyak negara dunia, karena merupakan indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat suatu
Negara. Sehingga dijadikan salah satu dari 8 komitmen pemimpin dunia termasuk Indonesia dalam
Millennium Development Goals (MDGs). Komitmen ini akan dicapai dengan menargetkan peningkatan
derajat kesehatan ibu secara signifikan pada tahun 2015 melalui turunnya angka kematian ibu (AKI)
menjadi 2/3 dari keadaan tahun 2000, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Salah satu upaya
pelayanan kesehatan yang terpenting adalah meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), diantaranya
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, misalnya melalui Program buku KIA serta kelas ibu
dan balita. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan sebagai sumber daya
manusia, khususnya pada saat kehamilan dengan merencanakan kehamilan yang sehat dan direncanakan
dengan baik. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak hanya tertuju pada pemeliharaan kesehatan fisik
saja tetapi juga kesehatan psikologis ibu. Karena sesuai dengan pengertian kesehatan itu sendiri juga
kenyataannya bahwa perubahan antara fisik dan psikologis tersebut saling berpengaruh. Salah satu faktor
kesehatan psikologis ibu adalah kecemasan, dimana kejadian kecemasan ini umum terjadi pada ibu hamil.
Prevalensi tingkat kecemasan wanita hamil di Indonesia tahun 2002-2003 didapatkan bahwa ibu
primigravida mengalami kecemasan tingkat berat mencapai 83,4% dan kecemasan sedang sebesar
16,6%; sedangkan pada ibu multigravida didapatkan kecemasan tingkat berat 7%, kecemasan sedang
71,5%, dan cemas ringan 21,5%. Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru diperoleh data, primigravida
mayoritas berada pada tingkat kecemasan berat(46,7%), dan multigravida mayoritas berada pada tingkat
kecemasan sedang(72.3%), sedangkan kejadian kecemasan ibu hamil trimester III di Puskesmas Dinoyo
kota Malang sebanyak 45, 66%.
Kecemasan merupakan periode perasaan gugup atau takut yang dialami seseorang ketika
dihadapkan pada pengalaman yang sulit dalam kehidupan. Hal ini merupakan keadaan yang mungkin
dirasakan oleh setiap orang jika ada jiwa yang mengalami tekanan atau mengalami suatu perubahan
dalam hidupnya misalnya kehamilan. Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan terutama
pada seorang ibu yang labil jiwanya. Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami kegelisahan dan kecemasan.
Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu
menyertai kehamilan dan bagian dari suatu proses penyesuain yang wajar terhadap perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi selama kehamilan.1-3 Kecemasan ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik
yang menegangkan serta tidak diinginkan. Kecemasan ditandai dengan gejala fisik, seperti : kegelisahan,
anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas,
panas dingin, mudah marah atau tersinggung. Gejala behavior seperti berperilaku menghindar dan
terguncang, serta gejala kognitif seperti : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan
terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera
terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau
kebingungan, sulit berkonsentrasi. Berdasarkan gejala-gejala tersebut, kecemasan dikelompokkan
menjadi kecemasan ringan, sedang, berat dan panik.
Kehamilan itu sendiri dikelompokkan menjadi tiga semester yaitu trimester I (0-3 bulan), trimester

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


II (4-6 bulan) dan trimester III (7-9 bulan). Wanita yang hamil mungkin akan mengalami kecemasan
tentang berbagai masalah dari satu trimester ke trisemester berikutnya. Pada trimester I biasanya seorang
ibu mudah mengalami depresi yang disebabkan oleh meningkatnya frekuensi berkemih, morning
sickness, kelelahan dan keletihan. Ketika usia kehamilan ibu memasuki trimester II, hal seperti ini akan
berhenti dan akan berhenti dan akan kembali lagi saat ibu memasuki usia kehamilan di trimester III.
Adapun pada trimester III, kecemasan menjelang persalinan akan muncul.1-3 Pertanyaan dan bayangan
apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan atau apakah
bayi lahir selamat akan semakin sering muncul dalam benak ibu hamil. Rasa nyeri pada waktu persalinan
sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak ibu primigravida
yang menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Dengan makin tuanya usia
kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks,
sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang
persalinan. Pada usia kandungan tujuh bulan ke atas, tingkat kecemasan ibu hamil semakin akut dan
intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi. Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila
tidak ditangani dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada
ibu maupun janin.2,3
Tenaga kesehatan mempunyai andil yang cukup besar dalam mengatasi masalah tersebut. Tenaga
kesehatan harus dapat mengenali gejala kecemasan dan mengurangi kecemasan ibu hamil dengan
memberikan penjelasan mengenai kehamilan, persalinan, kecemasan dan efek kecemasan pada ibu hamil
dan janin. Dukungan emosional sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mempersiapkan diri baik fisik
maupun mental dalam menghadapi kehamilan dan persalinan sebagai salah satu proses yang alamiah.4,5
Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud untuk meneliti lebih jauh mengenai
perbedaan tingkat kecemasan ibu primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester III dengan
mengambil data di Puskesmas Tanjung Duren Selatan.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


9 Permasalahan Cantumkan juga hipotesis (bila ada) atau pertanyaan penelitian.

Masalah: Adakah perbedaan tingkat kecemasan antara ibu primigravida dan multigravida pada kehamilan

trimester III dalam menghadapi persalinan?

Hipotesis:

H0 : Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan antara ibu primigravida dan multigravida pada kehamilan

trimester III dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Tanjung Duren Selatan

Ha : Ada perbedaan tingkat kecemasan antara ibu primigravida dan multigravida pada kehamilan

trimester III dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Tanjung Duren Selatan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


10 Tujuan Penelitian Uraikan tujuan khusus dan makna penelitian harus diuraikan dengan jelas.

Tujuan Umum:
Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kecemasan antara ibu primigravida dan multigravida pada
kehamilan trimester III dalam menghadapi persalinan

Tujuan Khusus:
1. Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil trimester III dilihat dari graviditas yang mempengaruhi
tingkat kecemasan
2. Mengetahui tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi persalinan
3. Mengetahui tingkat kecemasan ibu multigravida dalam menghadapi persalinan

Manfaat Penelitian :
1. Bagi peneliti
Untuk mengetahui secara nyata tingkat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil trimester III dalam
menghadapi persalinan, sehingga dapat merumuskan tercapainya pemberian Ante Natal Care
secara menyeluruh.
2. Bagi Puskesmas Tanjung Duren Selatan
Dapat dijadikan sebagai data bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang menangani ibu
hamil untuk menyusun upaya-upaya yang sesuai dalam mengatasi dan mengurangi kecemasan ibu
hamil trimester III, terutama untuk health promotion dan health prevention.
3. Bagi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya ilmu kebidanan,
kandungan dan kejiwaan tentang kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam menghadapi
persalinan.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti lain untuk kepentingan pengembangan ilmu
berkaitan dengan kecemasan yang terjadi pada ibu hamil trimester III dalam menghadapi
persalinan.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


11 Landasan Teori

A. Konsep Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan pada saat-saat tertentu dan dengan tingkat yang
berbeda-beda. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena individu merasa tidak memiliki kemampuan untuk
menghadapi hal yang mungkin menimpanya dikemudian hari. Teori behavior menjelaskan bahwa
kecemasan muncul melalui classical conditioning, artinya seseorang mengembangkan reaksi kecemasan
terhadap hal-hal yang pernah dialami sebelumnya dan reaksi-reaksi yang telah dipelajari dari
pengalamannya. Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus”
yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Kecemasan merupakan perasaan individu dan
pengalaman subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik
dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru.4-7 Pada kehamilan trimester III, psikologi
dan emosional wanita hamil dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang dan
tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya. Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan
ibu hamil pada trimester III dalam menghadapi persalinan adalah suatu kondisi psikologis atau perasaan
yang tidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan 7-9 bulan dimana objek
kecemasan itu tidak jelas, dikarenakan adanya perubahan-perubahan fisiologis seperti perubahan bentuk
tubuh ataupun rahim yang semakin membesar dan perut menurun serta tekanan-tekanan yang dirasakan
dalam perut yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis, seperti merasa takut, khawatir, was-
was dan tidak tahu apa yang akan terjadi dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.5-8

2. Teori Kecemasan
Ada beberapa teori penyebab kecemasan antara lain:
a. Teori psikoanalitik
Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya.9
b. Teori interpersonal
Bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan untuk berhubungan secara interpersonal
serta sebagai akibat penolakan. Hal ini dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan,
dan lain sebagainya.9

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


c. Teori perilaku
Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.9
d. Teori biologik
Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimana reseptor ini dapat mengatur
timbulnya kecemasan.9
e. Kajian keluarga
Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.9

3. Faktor Pencetus Kecemasan


Pencetus timbulnya kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai sumber yaitu sumber internal maupun
sumber eksternal, hal tersebut dibedakan menjadi :
a. Ancaman terhadap integritas fisik
Merupakan ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kapasitas seseorang untuk melakukan aktifitas
sehari-hari, meliputi sumber eksternal bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi, lingkungan,
ancaman keselamatan, injuri; sedangkan sumber internal merupakan kegagalan mekanisme fisik
seseorang seperti jantung, sistem imun, termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti
kehamilan.10
b. Ancaman terhadap self esteem
Merupakan sesuatu yang terjadi yang dapat merusak identitas harapan diri dan integritas fungsi sosial,
meliputi sumber eksternal yaitu berbagai kehilangan seperti kehilangan orang tua, teman dekat,
perceraian, perubahan status pekerjaan, pindah rumah, tekanan sosial; sedangkan sumber internal yaitu
kesulitan dalam hubungan interpersonal di dalam rumah, di tempat kerja, dan di dalam masyarakat.10

4. Tingkat Kecemasan11-14
Klasifikasi tingkat kecemasan dibedakan menjadi empat, yaitu:
a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan.
2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk belajar, kesadaran yang pasif
pada lingkungan.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah relaksasi, mampu
melakukan kemampuan/keterampilan permainan secara otomatis, ada perasaan aman dan nyaman.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


b. Tingkat kecemasan sedang, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas toleransi, perhatian terfokus pada
penglihatan dan pendengaran, kewaspadaan meningkat.
2) Respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, mampu memecahkan masalah, fase yang baik
untuk belajar, dapat fokus pada hal-hal yang spesifik.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan tertantang dan perlu untuk mengatasi situasi pada
dirinya, mampu mempelajari keterampilan baru.
c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik (peningkatan epinefrin, tekanan darah,
pernapasan, nadi, vasokonstriksi, dan peningkatan suhu tubuh), diaphoresis, mulut kering, ingin
buang air kecil, hilang nafsu makan karena penurunan aliran darah ke saluran pencernaan dan
peningkatan produk glukosa oleh hati, perubahan sensori seperti penurunan kemampuan
mendengar, nyeri, pupil dilatasi, ketegangan otot dan kaku.
2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit memecahkan masalah, fokus pada
satu hal.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas, aktifitas fisik meningkat dengan
penurunan mengontrol, contoh meremas tangan, jalan bolak-balik. Perasaan mual dan kecemasan
mudah meningkat dengan stimulus baru seperti suara. Bicara cepat atau mengalami blocking,
menyangkal, dan depresi.
d. Tingkat panik, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon terhadap nyeri, bising dan
stimulus eksternal menurun. Koordinasi motorik buruk. Penurunan aliran darah ke otot skeletal.
2) Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berpikir secara logis, tidak mampu
memecahkan masalah.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan segan. Tingkah laku menjadi
tidak biasa seperti menangis dan menggigit. Suara menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat
dan blocking.

5. Respon terhadap Kecemasan12-14


Respon individu terhadap kecemasan meliputi respon fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif.
1) Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu:

10

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


a. Kardiovaskuler
Responnya berupa palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat atau menurun, rasa
mau pingsan, dan denyut nadi menurun.
b. Pernafasan
Responnya berupa nafas cepat dan dangkal, nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan
pada tenggorokan, sensasi tercekik, dan terengah-engah.
c. Neuromuskuler
Responnya berupa refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah,
wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal.
d. Gastrointestinal
Responnya berupa kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada
abdomen, mual, dan diare.
e. Traktus urinarius
Responnya berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK.
f. Kulit
Responnya berupa wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas
dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh.
2) Respon perilaku
Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung mendapat cidera, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghalangi, dan
menghindar dari masalah.
3) Kognitif
Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam memberikan penilaian,
hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri
meningkat, kehilangan objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut
cidera atau kematian.
4) Afektif
Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang, ketakutan, dan gugup.

6. Alat Ukur Kecemasan15,16


Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang
disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang
didasarkan pada munculnya gejala pada individu yang mengalami kecemasan.
11

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Menurut skala HARS terdapat 14 gejala yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap
item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor (skala likert) antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4
(severe). Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14. Cara Penilaian
kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori : 0 = tidak ada gejala sama sekali ; 1 = Satu
dari gejala yang ada ; 2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada ; 3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada ; 4
= sangat berat semua gejala ada. Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup
tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi
ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil
yang valid dan reliable.

C. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di
dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).17
Kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode trimester untuk memudahkan tahap dari
perkembangan janin. Trimester I (minggu 1-13) merupakan resiko tinggi terjadi keguguran (kematian
alami embrio atau janin), sedangkan pada masa trimester II (minggu 14-26) perkembangan janin dapat
dimonitor dan didiagnosa. Trimester III (minggu 27-40) menandakan awal viabilitas, yang berarti janin
dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan. 17

2. Batasan Kehamilan18
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin di intrauteri, dengan perhitungan
berikut:
a. Kehamilan 0-20 minggu disebut abortus
b. Kehamilan 21-28 minggu disebut kehamilan immatur
c. Kehamilan 29-36 minggu disebut kehamilan prematur
d. Kehamilan 37-42 minggu disebut kehamilan matur
e. Kehamilan >42 minggu disebut kehamilan postmatur

12

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


3. Ibu hamil pada Trimester III (27-40 minggu)
Pada trimester III, ibu hamil lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua yang
menanti kelahiran anak, dimana ikatan antara orang tua dan janin berkembang pada trimester ini.
Perhatian ibu hamil biasanya mengarah pada keselamatan diri dan anaknya. Bersamaan dengan harapan
akan hadirnya seorang bayi, timbul pula kecemasan akan adanya kelainan fisik maupun mental pada bayi.
Kecemasan akan nyeri dan kerusakan fisik akibat melahirkan serta kemungkinan hilangnya kontrol saat
persalinan perlu mendapat perhatian pula.19
Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat ibu. Dispnea, peningkatan
urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises dialami oleh kebanyakan ibu pada kehamilan tahap akhir.
Peningkatan ukuran abdomen mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Posisi
yang nyaman sulit didapat, biasanya ibu hamil menjadi semakin tidak sabar menanti saat-saat semuanya
berlalu.19

4. Perubahan Psikologis pada Ibu hamil Trimester III


Kehamilan dapat mempengaruhi aspek emosional seorang wanita. Wanita hamil akan mengalami
stress atau cemas tentang berbagai masalah dari satu trimester ke trimester selanjutnya. Seorang wanita
yang hamil untuk pertama kalinya akan muncul kecemasan. Pertanyaan dan bayangan apakah dapat
melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi lahir
selamat, akan semakin sering muncul dalam benak ibu hamil. Pada multigravida atau seorang wanita
yang hamil lebih dari satu kali kecemasan yang dialami sampai menjelang persalinan mungkin
disebabkan adanya pengalaman buruk saat melahirkan dulu (trauma, sectio caesaria), pengalaman
abortus, dukungan sosial yang kurang, serta faktor ekonomi.17-19
Perubahan psikososial pada kehamilan terjadi sebagai respon terhadap gangguan fisiologis yang
terjadi dan terhadap peningkatan tanggung jawab yang berhubungan dengan kehadiran individu baru
yang belum mampu mandiri. Trimester III merupakan klimaks kegembiraan emosi menanti kelahiran
bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesar dan
ketidaknyamanan bertambah sehingga menyebabkan calon ibu mudah lelah dan tergantung pada
pasangan atau orang lain di sekitarnya. Calon ibu menjadi lebih introspektif dan mulai banyak
memikirkan dan mencemaskan persalinan, kelahiran, dan bayinya. 17-19 Hal ini membuat ibu mulai
protektif terhadap bayi yang sedang berkembang dan mencoba menghindari hal-hal yang dapat melukai
kesejahteraannya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.
13

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Sekitar dua minggu sebelum melahirkan, sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan
senang. Kecuali bila berkembang masalah fisik, kegembiraan ini terbawa sampai proses persalinan, suatu
periode dengan stres yang tinggi.18,19
Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada persiapan dan persepsinya
terhadap kejadian ini Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam kehamilan antara lain
graviditas, usia, penyakit menahun, pendidikan, pengetahuan, pengalaman kehamilan dan persalinan
sebelumnya, kunjungan ANC, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan dukungan suami. 18,19

D. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui
jalan lahir. Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau ari) yang telah cukup
bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan normal menurut World Health Organization (WHO) adalah pada
usia kehamilan antara 37-42 minggu, presentasi belakang kepala, persalinan yang dimulai secara spontan
(dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan, setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik. 18-20

2. Bentuk Persalinan18-20
Bentuk persalinan sebagai berikut :
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan diberi rangsangan
3. Fisiologi Persalinan18-20
Proses persalinan dapat terjadi karena adanya perubahan hormon estrogen, progesteron, prostaglandin,
uterus yang menjadi besar dan meregang, tekanan pada ganglion servikal, dan penurunan fungsi plasenta.
Persalinan dipengaruhi oleh lima faktor P, yaitu:
a. Passanger (penumpang)
Penumpang terdiri dari keadaan janin, plasenta, dan cairan amnion.
b. Power (kekuatan kontraksi uterus)
Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter (mengedan) dimulai untuk mendorong (kekuatan
sekunder), yang memperbesar kekuatan involunter.
14

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


c. Position (posisi ibu)
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Mengubah posisi membuat
rasa letih menjadi hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak yaitu
berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok. Posisi tegak mengakibatkan curah jantung ibu yang dalam
kondisi normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi uterus, sehingga memperbaiki
aliran darah ke uteroplasenta dan ginjal ibu. Posisi tegak juga membantu mengurangi tekanan
pada pembuluh darah ibu dan mencegah kompresi atau penekanan pada pembuluh darah aorta dan
vena kava yang dapat menurunkan perfusi plasenta.
d. Psyche (respon psikologis ibu)
Pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional (cemas, stress, dan takut) terhadap persiapan
persalinan, support system (dukungan sosial dan lingkungan) berpengaruh terhadap proses
persalinan.

4. Tanda dan Gejala Persalinan18-20


Tanda dan gejala persalinan yaitu:
a. Tanda permulaan persalinan (preparatory stage of labour):
1) Lightening atau setting/dropping, yaitu kepala turun memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3) Perasaan sering buang air kecil (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin
4) Perasaan sakit di perut dan di pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya
fleksus frankenhauser yang terletak pada sekitar serviks
5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot Rahim
6) Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan dan bisa bercampur
darah (bloody show)
b. Tanda-tanda inpartu:
1) Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4) Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks: perlunakannnya, pendataran, dan
terjadinya pembukaan serviks

15

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


E. Karakteristik Ibu Hamil yang Terkait dengan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan
Graviditas
Graviditas adalah jumlah kehamilan yang dialami seorang ibu baik normal maupun tidak normal.
Penggolongan graviditas bagi ibu yang hamil yaitu primigravida dan multigravida. Primigravida
adalah seseorang yang baru pertama kali melahirkan. Biasanya seorang primigravida sangat cemas,
gelisah dan takut menghadapi proses persalinan yang akan dijalaninya karena mereka belum
mempunyai pengalaman sama sekali tentang bagaimana harus menjalaninya. Multigravida adalah
seseorang yang sudah melahirkan lebih dari satu kali. Berbeda dengan primigravida, biasanya
multigravida lebih tenang dan tidak takut menghadapi persalinan nanti. Karena multigravida sudah
mempunyai pengalaman dibandingkan primigravida.21-23
Kehamilan dan persalinan pertama meningkatkan resiko kesehatan yang timbul karena ibu belum
pernah mengalami kehamilan sebelumnya, selain itu jalan lahir baru akan dicoba dilalui janin.
Persalinan kedua dan ketiga merupakan keadaan yang relatif aman untuk melahirkan pada masa
reproduktif, karena pada masa persalinan tersebut keadaan potologis dimana didinding uterus belum
banyak mengalami perubahan. Paritas >3 menyebabkan kehamilan resiko tinggi karena mempunyai
angka kematian maternal lebih tinggi. Risiko kesehatan ibu dan anak meningkat pada persalinan
pertama, keempat dan seterusnya. Hal ini tentu saja dapat memicu terjadinya kecemasan bagi ibu
hamil menjelang persalinan. 21-23

F. Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan


Persalinan dapat menyebabkan distres emosi karena peristiwa ini merupakan permulaan
perubahan terbesar dalam kehidupan bagi seorang ibu dan pasangannya. Tak sedikit ibu hamil yang
mengalami kecemasan yang berlebihan karena memikirkan hal-hal buruk yang tidak pasti. Banyak
ibu hamil takut mengalami nyeri selama proses bersalin atau mutilasi (hilangnya bagian tubuh)
karena mereka tidak mengerti anatomi dan proses kelahiran. Adapun ketakutan lain adalah takut
terjadi apa-apa pada ibu dan janin, misalnya bayi atau ibunya meninggal meskipun sudah di
upayakan berbagai pertolongan, takut suami tak cinta lagi dengan keadaan tubuhnya sekarang,
terlebih jika ada masalah dalam kehamilan misalnya diabetes, anemia, atau keluarganya ada yang
menderita cacat bawaan.22-24

16

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Ibu yang mengalami kecemasan atau stress, sinyalnya berjalan lewat aksis Hipotalamo Pituitary
Adrenal (HPA) yang dapat menyebabkan lepasnya hormon stres antara lain Adreno Cortico Tropin
Hormone (ACTH), kortisol, katekolamin, β-Endorphin, Growth Hormone (GH), prolaktin dan Lutenizing
Hormone (LH) / Folicle Stimulating Hormone (FSH). Lepasnya hormon-hormon stres tersebut
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi sistemik, termasuk diantaranya konstriksi vasa utero plasenta
yang menyebabkan gangguan aliran darah di dalam rahim, sehingga penyampaian oksigen ke dalam
miometrium terganggu dan mengakibatkan lemahnya kontraksi otot rahim. Kejadian tersebut
menyebabkan makin lamanya proses persalinan (partus lama) sehingga janin dapat mengalami kegawatan
(fetal-distress). Disamping itu dengan meningkatnya plasma kortisol, berakibat menurunkan respon imun
ibu dan janin.22-24
Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama
persalinan, khususnya pada kala I. Rasa takut dan cemas ini akan menimbulkan ketegangan pada serabut-
serabut sirkuler bagian bawah uterus, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri yang semakin hebat.
Kecemasan pada ibu hamil trimester III dapat berdampak pada proses persalinan, dimana pengaruh
psikologis ini bisa menghambat proses persalinan, misalnya his tidak teratur, jalan lahir sangat kaku dan
sulit membuka, atau posisi bayi tak kunjung turun. Terhambatnya proses persalinan disebabkan
kecemasan dapat menstimulasi pengeluaran hormone katekolamin yang akan menghambat kerja atau
aktivitas uterus. Pada trimester ketiga, calon ibu akan semakin peka perasaannya. Tingkat kecemasan ibu
akan semakin meningkat, serta menjadi lebih mudah lelah. Calon ibu akan lebih sering mengelus-elus
perutnya untuk menunjukkan perlindungan kepada janin, senang berbicara kepada janin. Banyak calon
ibu yang sering berkhayal tentang apabila hal-hal negatif akan terjadi kepada bayinya saat melahirkan
nanti.22-24
Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani dengan serius akan
membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin. Oleh sebab itu,
perawat sebagai tenaga kesehatan, mempunyai andil yang sangat besar dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik dan pemberi informasi kesehatan mengenai ibu hamil, bersalin, dan nifas guna
mengurangi kecemasan pada ibu dan mempersiapkan diri ibu baik fisik maupun psikis dalam menghadapi
kehamilan, dan persalinan nanti dengan baik. 22-24

17

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12 Rencana Penelitian Uraikan dengan jelas tetapi ringkas strategi umum dari penelitian yang diusulkan serta
pendekatan khusus dan metode yang akan digunakan. Apabila diperlukan fasilitas di institusi lain, tunjukan bahwa
lembaga yang bersangkutan telah dihubungi dan memberikan persetujuan. Jangan melebihi 3 halaman spasi tunggal
(12 pts Font)

18

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12.1 Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan analitik observational dengan pendekatan cross
sectional. Dalam studi ini, peneliti hendak membandingkan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida
dan multigravida trimester III dalam menghadapi persalinan.

12.2 Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tanjung Duren Selatan pada bulan Mei-Juli tahun
2016.

12.3 Subjek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang datang ke Puskesmas
Tanjung Duren Selatan pada bulan Mei-Juli tahun 2016.

12.4 Sampling (menyebutkan teknik sampling dan menghitung besar sampel dengan rumus yang
sesuai)
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian ini teknik sampling dengan
menggunakan consecutive sampling. Pengambilan sampel secara consecutive sampling adalah
penentuan sampel diambil bila muncul hingga batas waktu yang ditentukan. Bila sudah melakukan
segala cara yang dimungkinkan sampai akhir waktu penelitian, walau tidak memenuhi besar yang
diinginkan, maka sampling selesai dilakukan karena waktu penelitian sudah habis.
Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi saupun ekslusi.
1. Kriteria inklusi untuk penelitian ini:
a. Ibu hamil > 27 minggu
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria eksklusi untuk penelitian ini:
a. Ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan
b. Ibu hamil yang menderita penyakit kronis
c. Ibu hamil yang tidak bersuami
d. Ibu hamil dengan riwayat kesulitan pada persalinan terdahulu
e. Ibu hamil yang menolak menjadi responden

Besar sampel minimum

19

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Rumus Lemeshow
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
p = proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan
q = 1-p (proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan)
d = limit dari error atau presisi absolut (10%)
Prevalensi penelitian sebelumnya yang dilakukan di Surakarta menunjukan bahwa Ibu Hamil Trisemester III
yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada 55%
n = (1,64) 2 . 0,55 . 0,45
( 0,01)
n = 66,5676
n = 67
2 kelompok (primigravida & multigravida)  2 x 67 = 134 orang

12.5 Bahan, alat dan cara pengambilan data


12.5.1 Bahan Penelitian
Bahan penelitian untuk penelitian ini adalah populasi ibu hamil primigravida dan
multigravida trimester III di Puskesmas Tanjung Duren Selatan.

12.5.2 Alat Penelitian


Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti
akan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale yang berisi daftar pertanyaan untuk
mengetahui tingkat kecemasan seseorang. Dalam hal ini responden menjawab pertanyaan dalam
konteks cemas menghadapi proses persalinan.

12.5.3 Cara
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, tanpa bantuan pihak manapun.
Sebelumnya peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian peneliti memberitahu
maksud dan tujuan pengumpulan data, serta memberi informed consent untuk meminta
persetujuan klien dijadikan responden penelitian.

20

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah memberikan kuesioner dengan
beberapa pilihan jawaban, yang harus dijawab oleh responden dengan lengkap dan jujur sesuai
dengan yang dialami oleh responden. Selama pengisian kuesioner, responden didampingi oleh
peneliti, sehingga bila ada butir pernyataan yang tidak jelas dapat ditanyakan langsung pada
peneliti.
Sebelum kuesioner dikumpulkan, peneliti memeriksa kembali jawaban untuk setiap
pernyataan agar tidak ada yang ketinggalan dan sesuai dengan petunjuk pengisian. Pengumpulan
data pada penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecemasan responden.

12.6 Parameter yang diperiksa :


Parameter yang diperiksa dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester
III dalam menghadapi persalinan

12.7 Variabel penelitian


 Variabel terikat : tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan
 Variabel bebas : primigravida dan multigravida

12.8 Dana Penelitian


Perkiraan dana penelitian
Peneliti membutuhkan 134 paket kuesioner dimana 1 paket kuesioner terdiri dari 5 lembar.
134 x 5 x Rp. 300 = Rp. 201.000,-

12.9 Analisis Data


a. Analisa univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan frekuensi dari
variabel dependen dan independen. Dan disajikan dalam bentuk tabel dan diinterprestasikan.
b. Analisa bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen
(primigravida dan multigravida) dengan variabel dependen (tingkat kecemasan ibu hamil
trimester III dalam menghadapi persalinan) dengan menggunakan uji statistik adalah
Kolmogorov Smirnov.

21

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12.10 Definisi Operasional:
No. Variabel Definisi Alat Ukur Kriteria Objektif Skala
Operational Ukur
1. Kecemasan gangguan perasaan Kuesioner 1. Cemas berat : apabila Ordinal
ibu hamil ibu yang ditandai dan responden memperoleh skor
dengan ketakutan wawancara 25-30
atau kekhawatiran 2. Cemas sedang : apabila
yang berkelanjutan reponden memperoleh skor
menjelang 18-24
persalinan disertai 3. Cemas ringan : apabila
dengan gejala fisik responden memperoleh skor
dan gejala 14-17
behavior. 4. Tidak cemas : apabila
responden memperoleh
skor <14
2. Graviditas jumlah kehamilan Kuesioner 1. Primigravida : jika Ordinal
yang pernah dan responden merupakan gravid
dialami baik wawancara pertama
normal maupun 2. Multigravida : jika
tidak normal responden merupakan gravid
kedua dan ketiga

22

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


13 Jadwal Penelitian Cantumkan lama penelitian dan rincian jadwal secara skematis.

Bulan (Tahun 2016)


No Kegiatan Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb
1 Studi pustaka v
Persiapan alat
dan bahan
2 penelitian v
3 Penelitian v v v
4 Penulisan v v v v

23

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


14 Persyaratan Etik Bagian dibawah ini harus diisi apabila penelitian yang diusulkan berkaitan dengan
eksperimentasi pada manusia dan hewan. Metode yang digunakan harus memenuhi ketentuan etik penelitian pada
manusia dan hewan (Human and Animal Ethics). Persyaratan ini dianut oleh semua jurnal ilmiah berbobot.

Implikasi Etik Eksperimental pada Manusia Berikan pernyataan singkat mengenai permasalahn etik
yang dapat timbul dari eksprimentasi, dan jelaskan bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi. Permasalahan etik
termasuk (a) bahaya dan komplikasi perlakuan, (b) kerahasiaan data (confidentiality), (c) Informed consent, dan sebagainya.

Implikasi Etik akan dilakukan dengan memberikan lembar informasi mengenai penelitian yang akan
dibaca oleh subjek penelitian sebelum mengisi kuisioner yang telah disediakan (lembar informasi
terlampir). Setelah membaca lembar informasi, subjek penelitian diminta untuk mengisi lembar kesediaan
(lembar kesediaan terlampir) sebagai bentuk inform consent bahwa subjek penelitian melakukan
pengisian kuisioner secara sukarela tanpa paksaan.

Implikasi Etik Eksperimental pada Hewan

24

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


15 Daftar Pustaka Harus relevan dengan usulan.

1. Arikunto, S. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
2. Benson, R.C., Psychologic aspects of obstetric and gynecology in Current Obstetric and
Gynecology Diagnosis and Treatment, 6 th Ed. California: Lange Medical, 1984.
3. Bobak, L.M; D.L Lowdermilk; and M.D Jensen. Keperawatan maternitas Edisi 4. Alih bahasa
Wijayarini, M.A & Anugerah, P. I. Jakarta: EGC, 2004.
4. Gorrie, T.M., McKinney, E.S., & Murray, S. Foundations of maternal newborn/ /nursing/. 2 nd Ed.
United States of America: W.B. Saunders Company, 1998.
5. Hamilton, Persis Mary. Dasar-dasar keperawatan maternitas Edisi 6. Alih bahasa Asih, Ni Luh
Gede Yasmin. Jakarta: EGC, 1995.
6. Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta:
Salemba Medika, 2008.
7. Kaplan, H.I and Saddock, B.J. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Widya Medika, 1998.
8. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan Bidan. Jakarta: EGC, 1998.
9. Maramis, Willy F. Catatan ilmu Kedokteran jiwa Cetakan 9. Surabaya: Airlangga University Press,
2005.
10. Nursalam. Konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika,
2008.
11. Notoatmodjo, S. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
12. Simkin, Penny. Panduan lengkap kehamilan, Melahirkan, dan Bayi Edisi Revisi. Jakarta: Arcan,
2007.
13. Stuart, G.W and Sundeen, S.J; alih bahasa Ramona,dkk. Buku saku keperawatan Jiwa Edisi 3.
Jakarta: EGC, 1998.
14. Sulaiman, Sastra Winata. Obstetri fisiologi. Bandung: Universitas Padjajaran, 1983.
15. Wiknjosastro, H. Ilmu kebidanan Edisi 3 Cetakan 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 1992.
16. Huliana,M. (2001). Pedoman menjalani kehamilan sehat. Jakarta: Puspa Swara
17. Kaplan, H.I. & Sadock, B.J. (2000) Sinopsis psikiatri. Jakarta: EGC
18. Mohr,W.K.(2006). P.sychiatric mental health nursing. 6"^ edition. Philadelphia: Lippincot
Williams.
19. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
20. Prawirohardjo, S.(2002). Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
21. Yuliana, Stefania Wednesdya. Gambaran tingkat kecemasan ibu Hamil trimester III di UPT
Ibrahim Adjie Kota Bandung (Skripsi). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran,
2008.
25

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


22. Suririnah. Stres dalam kehamilan berpengaruh buruk. Diunduh dari:
http://www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=27 (diakses 20 April 2016),
2004.
23. Jayalangkara, A. Gangguan jiwa pada kehamilan. Diunduh dari: http://74.125.153.132/search?
q=cache:OjjSBxtA3sYJ:med.unhas.ac.id/ (diakses 20 April 2016), 2005.
24. Astuti, Ratna. Faktor-faktor penyebab kecemasan primigravida di Puskesmas Tanjung Sari
Sumedang (Skripsi). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran, 2005.

26

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Anda mungkin juga menyukai