Anda di halaman 1dari 1

MENCOBA BUNUH DIRI KARENA GAGAL MENIKAH

Tn. A adalah seorang pria berusia 27 tahun, sudah 8 tahun menjalin hubungan dengan
seorang wanita bernama Ny. B, Tn. A bekerja sebagai satpam di rumah sakit sumberwaras,
sedangkan Ny. B bekerja sebagai dokter di rumah sakit sumberwaras. Hubungan mereka
terjadi juga karena sering bertemu di rumah sakit. Suatu ketika Tn. A ingin memulai
hubungan yang lebih serius yaitu dengan menikahi Ny. B, Ny. B pun sudah siap untuk
dinikahi oleh Tn. A, akhirnya Tn. A memutuskan untuk melamar Ny. B dihadapan orangtua
Ny. B. Pada Minggu pagi, Tn. A beserta Ibunya menuju rumah Ny. B dan sesampainya
disana disambut baik oleh keluarga Ny. B. Akhirnya terjadilah perbincangan antara Tn. A
dengan keluarga Ny. B, Ayah Ny. B menanyakan pekerjaan Tn. A, dan Tn. A pun menjawab
bahwa dirinya bekerja sebagai satpam di rumahsakit tempat Ny. B bekerja. Sontak kedua
orangtua Ny. B syok dan tidak menyangka, karena selama ini Ny. B pun tidak pernah
bercerita apapun tentang hubungan mereka berdua. Dari situ kedua orangtua Ny. B sudah
mulai tidak suka dengan Tn. A, dan seketika kedua orangtua Ny. B menyatakan penolakan
atas lamaran dari Tn. A, ayah Ny. B mengatakan bahwa dia tidak ingin anaknya kelak
menderita karena gaji satpam yang hanya seberapa, untuk makan saja terkadang kurang,
meskipun anaknya sendiri adalah seorang dokter. Ibu Ny. B juga menyatakan selama ini
keluarganya sudah dipandang terhormat oleh masyarakat sekitar, Ibu Ny. B tidak mau harga
diri keluarganya turun hanya karena anaknya menikah seorang satpam. Akhirnya Tn. A
memutuskan untuk pulang, dan ketika menaiki kendaraan dengan ibunya Tn. A seperti hilang
kendali, motor yang dinaiki dikendarai dengan sangat kencang dan Tn. A menyatakan kepada
ibunya bahwa dia ingin mati saja, dia merasa tidak ada gunanya hidup di dunia ini, dia
merasa bahwa dirinya hanyalah orang lemah orang miskin yang tidak ada nilainya dimata
oranglain. Sesampainya dirumah dia memecahkan kaca rumah dengan tangannya sampai
bercucuran darah dan memecahkan vas bunga dikepalanya hingga terluka. Ibu dan adiknya
sudah berusaha menenangkan tetapi tidak bisa, tidak itu saja, Tn. A juga berlari ke dapur dan
mengambil pisau untuk ditusukkan ke perutnya, untung sang Ibu bisa mencegahnya. Ibu
berusaha menenangkan dan sejenak Tn. A bisa tenang, tetapi dapat dilihat bahwa Tn. A
sedang berfikir berat. Keesokan harinya ibunya menghampiri di kamarnya untuk menyuruh
makan, tetapi Tn. A ditemukan membentur-benturkan kepalanya di tembok dan mengancam
akan menusuk tubuhnya dengan pisau apabila tidak bisa menikah dengan Ny. B. Akhirnya
ibunya mengatakan akan diajak ke rumah Ny. B, tetapi diantar menuju rumahsakit jiwa.

Anda mungkin juga menyukai