Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang

utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli

kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa

protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian

terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,

separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan,

sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan

tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah,

matriks interseluler dan sebagainya protein. Disamping itu asam amino

yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar

koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk

kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat

gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah dari latar belakang diatas yaitu

1. Jelaskan Komposisi kimia dan klasifikasi protein ?

2. Jelaskan penggolongan, struktur dan denaturasi protein ?

3. Jelaskan asam amino protein ?

1
4. Jelaskan fungsi protein

5. Jelaskan pencernaan dan metabolisme protein ?

6. Jelaskan akibat kekurangan dan kelebihan protein ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu agar dapat memahami ;

1. Komposisi kimia dan klasifikasi protein.

2. Penggolongan, struktur dan denaturasi protein.

3. Asam amino protein.

4. Fungsi protein.

5. Pencernaan dan metabolisme protein.

6. Akibat kekurangan dan kelebihan protein

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPOSISI KIMIA DAN KLASIFIKASI PROTEIN

Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul

antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai

panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam

amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen.

Beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi,

sulfur, iodiom, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein,

karena terdapat didalam semua protein akan tetapi tidak terdapat didalam

karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.

Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak

dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang

membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai 40 juta. Bandingkan

dengan berat glukosa yang besarnya 180. Ada dua puluh jenis asam amino

yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino

esensial ( asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan

dari makanan ) dan sebelas asam amino nonesensial.

 Sumber Protein

3
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik,

dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan

kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti

tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai merupakan

sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi.

Bahan makanan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-kacangan.

B. PENGGOLONGAN, STRUKTUR DAN DENATURASI

PROTEIN

a. Penggolongan Protein Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas :

- Protein globular,

Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan

tubuh. Protein ini larut dalam air, berdifusi cepat dan bersifat dinamis,

mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah

mengalami denaturasi. Contohnya meliputi enzim, hormon dan protein

darah.

- Protein serabut (fibrous),

Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin

satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Protein fibrous

mempunyai bentuk molekul panjang seperti serat atau serabut, tidak larut

dalam air. mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap

enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh.

4
Contohnya meliputi kolagen ; miosin ; fibrin ; dan karatin pada rambut,

kuku, dan kulit.

b. Struktur Protein

Ada 4 struktur protein antara lain ;

1) Struktur Primer

Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di

tentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang

membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat di gambarkan sebagai

rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.

2) Struktur Sekunder

Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus,

lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah

protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen

antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus amino

( N-H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan terbentuknya konfirasi

spiral yang disebut struktur helix.

3) Struktur tersier

Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R

pada asam-asam amino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga

membentuk struktur kompak dan padat suatu protein.

5
4) Struktur kuartener

Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua

rantai polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya bersama dengan struktur

primer, sekunder, tersier membentuk satu molekul protein yang besar dan

aktif secara biologis.

Gambar disamping; gambar


2 Struktur protein, 1) struktur
primer, 2) strutur sekunder,
3 3) struktur tersier, 4) struktur
kuarterner.
4

c. Denaturasi Protein

Protein dapat mempertahankan kesesuaian bentuknya asalkan

lingkungan fisik dan kimianya dipertahankan. Jika lingkungan berubah

maka, protein dapat terurai atau mengalami perubahan sifat ( denaturasi );

mereka dapat kehilangan struktur sekunder, tersier, dan kuarternya sehingga

aktivitas biologisnya juga hilang.

1) Kesesuaian bentuk protein bergantung pada ikatan hidrogen, yang lemah

dan sangat senitif terhadap perubahan PH dan suhu.

6
2) Paparan singkat pada suhu yang tinggi ( diatas 60oC ) atau paparan pada

asam atau basa kuat dalam periode waktu yang lama akan menyebabkan

denaturasi karena ikatan hidrogen ruptur.

a) Sebagian protein dapat dikembalikan kebentuk aslinya, jika

terdenaturasi tanpa harus menjadi insoluble.

b) Perbedaan panas yang besar dapat menyebabkan denaturasi yang

menetap. Putih telur akan memadat dan menjadi insoluble jika

dipanaskan.

- Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menyebabkan koagulasi protein

selular.

- Jika suhu tubuh naik sampai diatas 41oC atau 42oC maka akan

mengakibatkan denaturasi protein.

C. ASAM AMINO

Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada suatu gugus

karboksil ( - COOH ) satu gugus amino ( - NH2 ), satu atom hidrogen ( - H

) dan satu gugus radikal ( - R ), atau rantai cabang. Sebagaimana tampak

pada gambar struktur asam amino dibawah ini ;

COOH (gugus karboksil)

H C R (gugus radikal)

NH2 (gugus amino)

7
a. Klasifikasi Asam Amino

1) Asam amino mengandung sedikitnya satu gugus asam Karboksil (-

COOH) dan sedikitnya satu gugus amino (-NH2) kedua gugus tersebut

tersebut terikat pada atom karbon yang sama. Setiap asam amino

mempunyai anak rantai yang disebut sebagai satu gugus R.

a) Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus R-nya yang

memberi ciri khas dan mempengaruhi sifat protein tempat asam

amino tersebut bergabung.

b) Gugus R nonpolar menyebabkan asam amino relatif tidak larut

dalam air. Gugus R yang polar atau bermuatan listrik menyebabkan

asam amino larut dalam air.

2) Asam-asam amino bergabung untuk membentuk protein melalui reaksi

kondensasi (dehidrasi) antara gugus karboksil dari salah satu asam

amino dan gugus amino dari asam amino lain.

b. Klasifikasi Asam Amino Menurut Esensial dan Tidak Esensial

Dr. William Rose, (1917) seorang peonir dalam penelitian protein

dengan menggunakan berbagai campuran asam amino dan meneliti

pengaruhnya pertumbuhan tikus percobaan dan manusia. membagi asam

amino dalam dua golongan, yaitu asam amino esensial dan tidak esensial.

dalam penelitiannya ternyata ada 10 macam asam amino yang dibutuhkan

binatang ( tikus ) untuk pertumbuhan yang tidak dapat disintesis tubuh ,

asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Asam amino lain

8
dinamakan asam amino tidak esensial. Asam amino tidak esensial juga

penting untuk pembentukan protein tubuh, tetapi asam amino ini bila tidak

terdapat dalam tubuh dapat disintesis tubuh dalam jumlah yang diperlukan.

Ternyata ada sembilan jenis asam amino esensial untuk manusia yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.

kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesis tubuh, yang berarti harus

ada dalam makanan sehari-hari.

Bila tubuh mengandung cukup nitrogen, tubuh mampu mensintesis

sebelas jenis asam amino lain, yaitu asam amino tidak esensial yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Nitrogen

ini dapat berasal dari asam amino tidak esensial dan asam amino esensial

yang berlebihan. Sudah tentu ke 20 asam amino tersebut diperlukan untuk

pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.

Tabel. Pengelompokan asam amino

Nama Singkatan Rumus R

A. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan karboksil

1. Glisin Gly H CH CO2H


NH2

2. Alanin Ala CH3 CH CO2H R = H atau alkil


NH2

3. Valin Val CH3 CH CH CO2H


CH3 NH2

9
4. Leusin Leu CH3 CH CH2 CH CO2H
CH3 NH2

5. Isoleusin Ile* CH3 CH2 CH CH CO2H


CH3 NH2

6. Serin Ser CH2 CH CO2H R mengandung


OH NH2
sebuah gugus

fungsi alkohol

7. Treonin Thr* CH3 CH CH CO2H


OH NH2

8. Sistein Cys CH2 CH CO2H Dua buah asam


SH NH2
amino

mengandung

belerang

9. Metionin Met* CH3S CH2 CH2 CH CO2H


NH2

10. Prolin Pro CO2H Gugus amino


NH
sekunder dan

berbentuk

cincin

11. Fenilalanin Phe* NH2


CH2 CH CO2H

10
12. Tirosin Tyr NH2
HO CH2 CH CO2H

13.Triptofan Trp* O
H2N CH C
OH
CH2

HN

B. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan dua buah gugus karboksil

14. Asam aspartat Asp HOOC CH2 CH COOH


NH2

15.asam glutamat Glu HOOC CH2 CH2 CH COOH


NH2

16. asparagin Asn O


NH2 CH C
OH
CH2
C
HO O

17. Glutamin Gln O


NH2 CH C
OH
CH3

C. Asam amino dengan sebuah gugus karboksil dan dua buah gugus basa

18. Lisin Lys* CH2CH2CH2CH2 CH CO2H


NH2 NH2

11
19. Arginin Arg O
NH2 CH C
OH
CH2
CH2
CH2
NH
C NH
NH2

20. Histidin His O


H2N CH C
OH
CH2

N
NH

D. FUNGSI PROTEIN

1. Sebagai biokatalisator (enzim).

2. Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen

dalam eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi

diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati

sebagai kompleks dengan feritin.

3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama daging.

Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan miosin) protein yang

saling bergeseran. Pergerakan silia dan flagela pada organisme protista

akibat dari protein tubulli pada organel tersebut.

12
4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan

tulang disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada kuku,

bulu rambut ada protein keratin.

5. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein khusus yang

mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan

lain lain.

6. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya berbentuk

reseptor misalnya rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor

atau penerima warna atau cahaya pada sel sel mata.

7. Sebagai pengendalian pertumbuhan. Protein bekerja sebagai reseptor yang

dapat mempengaruhi fungsi bagian bagian DNA yang mengatur sifat dan

karakter.

E. PENCERNAAN DAN METABOLISME PROTEIN

a. Pencernaan Protein

Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya

menjadi tripeptida dan dipeptida.

- Lambung

13
Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Asam klorida

lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim

pecernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim

pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi

bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di lambung,

pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida,

proteose dan pepton.

- Usus halus

Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal campuran

enzim proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa

dan mengandung berbagai prekursor protease seperti tripsinogen,

kemotripsinogen, prokarbobsipeptidase, dan proelastase. Enzim-enzim ini

menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa

usus halus mengrangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yang

mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pankreas menjadi

Tripsin aktif.

Perubahan ini juga dilakukan oleh Tripsin sendiri secara oto-katalitik

disamping itu Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain

berasal dari pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis

kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi

karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah

protein dari polipeptida menjadi peptida lebih pendek, yaitu tripeptida,

dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga

14
mengeluarkan enzim-enzim proteose yang menghidrolisis ikatan peptida.

Sebagian enzim mukosa usus halus ini bekerja di dalam sel.

Hasil pencernaan terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa atau pada saat

diangkut pada dinding epitel. Mukosa usus halus mengeluarkan enzim

amino peptidase yang memecah polipeptida menjadi asam amino bebas.

Enzim ini membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++ untuk pekerjaannya.

Mukosa usus halus juga mengandung enzim dipeptidase yang memecah

dipeptida tertentu dan membutuhkan mineral Co++ dan Mn++ untuk

pekerjaannya.

- Ringkasan pencernaan protein

Saluran Pencernaan dan absorpsi

pencernaan

1. Mulut Mengunyah makanan bercampur dengan air ludah dan

ditelan.

2. Esofagus Tidak ada pencernaan

3. Lambung Asam lambung membuka molekul protein dan

mengaktifkan enzim lambung.

4. Usus halus Protein protease lambung HCL polipeptida

lebih pendek

Pepsin ( proteose dan pepton )

Polipeptida protease pankreas dipeptida,

tripeptida dan

15
Eterokinase, tripsin asam amino ( diserap )

Peptida dipeptidase dan asam

amino bebas

Tripeptidase mukosa usus halus ( diserap )

b. Metabolisme Protein

a) Absorpsi dan Transportasi

Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini

segera diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan.

Absorpsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat sistem

absorpsi aktif yang membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi

memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati.

Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui

sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang

belum dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam

darah. Hal ini sering terjadi pada protein susu dan protein telur yang

dapat menimbulkan gejala alergi (immunological sensitive protein ).

Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino

sampai di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan

16
dalam feses. Protein endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-

sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.

b) Katabolisme protein

Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung

di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi

kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai

energi atau disimpan sebagai lemak.

1. Deaminasi Asam Amino

Deaminasi asam amino merupakan langkah pertama, melibatkan

pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk

amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan masuk ke

peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia

menjadi ureum yang sifat racunnya lebih rendah, dan

mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari

tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari asam amino

bebas didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan

protein jaringan tubuh.

2. Osidasi asam amino terdeaminasi

Bagian asam amino nonitrogen yang tersisa disebut produk asam

keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam nitrat.

Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa

(glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis) dan disimpan didalam

tubuh.

17
Karbohidrat dan lemak adalah “ cadangan protein “ dan dipakai

tubuh sebagai pengganti protein untuk energi. Sat kelaparan, tubuh

menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai

mengkatabolis protein.

Anabolisme protein

1. Sintesis protein

Sintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel

tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian

tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen.

Sintesis protein meliputi pembentukan rantai panjang asam

amino yang dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan

dua asam amino satu sama lain dinamakan ikatan peptida. Ikatan ini

terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam amino

bersatu dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam amino

lain. Proses ini menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH

yang tersisa akan membentuk ikatan peptida . sebaliknya, ikatan peptida

ini dapat dipecah menjadi asam amino oleh asam atau enzim pencernaan

dengan penambahan satu molekul air, proses ini dinamakan hidrolisis.

2. Transaminasi

Transaminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis asam

amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam amino menjadi

jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino

18
(NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga

terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.

F. AKIBAT KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PROTEIN

a. Akibat Kekurangan Protein

 Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)

 Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit

kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat

dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di

dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odema terutama pada perut,

kaki dan tangan. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat otot-otot

berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan dan gangguan

psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak gembira dan suka

merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik, pecah-pecah,

dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami depigmentasi

menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah rontok, hati membesar dan

berlemak dan sering disertai anemia.

 Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat

kematian. Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua

belas bulan pertama). Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya adalah

pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, serta otot-otot

berkurang dan melemah. Tidak ada edema tetapi, kadang-kadang terjadi

19
perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati. Sering terjadi

gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernapasan,

tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain. Meramus sering

mengalami defisiensi vitamin D dan vitamin A.

b. Akibat Kelebihan protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan

yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan

obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain terutama pada

bayi. Kelebihan asam amino akan memberatkan ginjal dan hati yang harus

memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein

akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,

kenaikan ureum darah, dan demam.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu ;

protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu

hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang

terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.

Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, 2) protein

serabut (fibrous). Dan struktur protein terdiri ; protein primer, protein sekunder,

protein tersier, dan protein kuartener.

Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein

transport, Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan

tubuh dalam bentuk antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai

pengendalian pertumbuhan. Dan pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung,

dan usus halus. Metabolisme protein terdiri dari absorpsi dan transportasi protein,

katabolisme protein, dan anabolisme protein.

Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-

100% dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati

lemak, marasmus dan berkibat kematian. Dan kelebihan protein menyebabkan ;

akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan

21
kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, obesitas,

dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.

B. SARAN

Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung protein

saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak

menimbulkan kerugian bagi tubuh.

22
DAFTAR PUSTAKA

 Sloane, Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran (EGC)

 Almatsier, Sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

 Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia

Harper Edisi 27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)

23

Anda mungkin juga menyukai