Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Literatur
Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas
baik secara intelektual maupun rekreasi. (ALA Glosary of Library and
Information Science, 1983). Jenis-jenis literature adalah jurnal ilmiah, buku,
literature kelabu (grey literature), karya tulis lepas dalam situs web.
2.1.1. Jurnal Ilmiah
Bagi mahasiswa dan dosen, jurnal ilmiah adalah salah satu referensi
utama, karena jurnal ilmiah merupakan publikasi hasil riset yang dapat di
pertanggungjawabkan.
Menurut American Psychological Association (2013), jurnal ilmiah
adalah:
Scientific journals represent the most vital means for disseminating
research findings and are usually specialized for different academic
disciplines or subdisciplines. Often, the research challenges common
assumptions and/or the research data presented in the published
scientific literature in order to gain a clearer understanding of the
facts and findings. Depending upon the policies of a given journal,
articles may include reports of original research, re-analyses of
others’ research, reviews of the literature in a specific area, proposals
of new but untested theories, or opinion pieces.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jurnal ilmiah merupakan cara
yang paling penting untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan biasanya khusus
untuk disiplin akademik yang berbeda atau sub disiplin. Seringkali, penelitian
menantang asumsi umum dan / atau data penelitian yang disajikan dalam literatur
ilmiah yang diterbitkan dalam rangka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
jelas dari fakta-fakta dan temuan. Tergantung pada kebijakan dari sebuah jurnal
yang diberikan, artikel dapat mencakup laporan riset asli, re-analisis dari
penelitian orang lain, tinjauan literatur pada area spesifik, usulan baru tapi belum
teruji teori, atau opini.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Buku
Buku merupakan sarana utama dalam penyampaian informasi dan
pengetahuan. Dengan membaca buku, sesorang dapat mendapatkan informasi apa
saja yang ia butuhkan.
Menurut Kamus Oxford (2014) , “Book is written or printed work
consisting of pages glued or sewn together along one side and bound in covers”.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa buku adalah sebuah karya yang ditulis
atau dicetak terdiri dari halaman direkatkan atau dijahit bersama-sama sepanjang
satu sisi dan terikat dalam sampul.
2.1.3. Literatur Kelabu (Grey Literature)
Grey literature atau literatur kelabu adalah koleksi yang tidak diterbitkan
secara luas. Yang termasuk koleksi ini adalah skripsi, tesis, disertasi dan laporan
penelitian.
Menurut Konferensi Internasional Keempat tentang grey literature (GL
'99) di Washington DC, pada bulan Oktober 1999 mendefinisikan grey literature
sebagai berikut: "Grey literature is that which is produced on all levels of
government, academics, business and industry in print and electronic formats, but
which is not controlled by commercial publishers".
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa grey literature adalah apa yang
dihasilkan pada semua tingkat pemerintahan, akademisi, bisnis dan industri di
media cetak dan format elektronik, tetapi yang tidak dikendalikan oleh penerbit
komersial.
2.1.4. Karya Tulis Lepas Dalam Situs Web
Internet memiliki fungsi akses informasi, artinya kita dapat mengakses
berbagai informasi yang di sajikan oleh berbagai surat kabar atau majalah tanpa
harus berlangganan. Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya, mulai dari
yang paling sederhana, seperti prakiraan cuaca, kurs valuta asing sampai pada hal-
hal berkaitan dengan perkembangan sosial, ekonomi, budaya, politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta karya tulis ilmiah yang berbentuk artikel lepas
yang terdapat di dalam situs web.

Universitas Sumatera Utara


Menurut The American Heritage Desk Dictionary (1981, 59), artikel
adalah bagian tulisan nonfiksi yang berbentuk bebas, bagian dari penerbitan
seperti laporan esai.
Sedangkan pengertian artikel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1988, 49),artikel adalah karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan
sebagainya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa artikel merupakan bagian tulisan
nonfiksi yang berbentuk bebas, bagian dari penerbitan seperti laporan esai, karya
tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.

2.2. Literasi Informasi


Agar proses pemenuhan kebutuhan informasi berjalan dengan baik, maka
seseorang perlu memahami konsep literasi informasi ( information literacy).
2.2.1. Pengertian Literasi Informasi
Banyak definisi tentang literasi informasi digunakan oleh para pakar,
dalam pengertian yang sederhana, literasi informasi sebagai kemampuan untuk
mengakses, menilai dan menggunakan informasi dari berbagai sumber.
Menurut Jhonston (2003, 1)literasi informasi adalah :
Information literacy is the adoption of appropriate information
behaviour to obtain, through whatever channel or medium,
information well fitted to information needs, together with critical
awareness of the importance of wise and ethical use of information
in society.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa literasi informasi adalah


adopsi dari perilaku informasi yang tepat untuk mendapatkan, melalui saluran
atau media apa pun, informasi yang baik dilengkapi dengan kebutuhan informasi,
bersama dengan kesadaran kritis akan pentingnya penggunaan yang bijaksana dan
etika informasi dalam masyarakat.
Definisi literasi informasi yang paling sering di kutip adalah yang di
rumuskan oleh American Library Association (ALA) Presidential Committee on
Information Literacy (1989) yaitu “To be information literate, a person must be
able to recognise when information is needed and have the ability to locate,
evaluate, and use effectively the needed information”.

Universitas Sumatera Utara


Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa literasi informasi merupakan
serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan
informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan
menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.

2.2.2. Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi


Untuk mengetahui atau mengukur kemampuan literasi informasi bagi
setiap mahasiswa, dibutuhkan panduan atau standar. Beberapa negara telah
mengembangkan standar untuk pengajaran dan penilaian tetap untuk information
skill. Salah satu negara yang telah menggunakan standar adalah USA. Rumusan
tentang standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi pernah
dilakukan oleh Association of Collage and Research Libraries Standards
Committee dan hasilnya juga diakui oleh Tie Board of directors of the Association
of Collage and Research Libraries (ACRL) dan pada suatu pertemuan yang
diselenggarakan oleh American Library Association di San Antonio, Texas ACRL
(Association of Collage and Research Libraries, 2000).
Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan disetujui oleh Dewan
Direksi ACRL pada 18 Januari 2000. ACRL telah mengeluarkan lima standard
literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi dan kelima standar tersebut
memiliki 20 indikator.
Standar literasi informasi menurut ACRL (2014, 1) tersebut yaitu:
1. The information literate student determines the nature and extent of the
information needed.
a. The information literate student defines and articulates the need for
information.
b. The information literate student identifies a variety of types and
formats of potential sources for information.
c. The information literate student considers the costs and benefits of
acquiring the needed information.
d. The information literate student reevaluates the nature and extent
of the information need.
2. The information literate student accesses needed information effectively
and efficiently.
a. The information literate student selects the most appropriate
investigative methods or information retrieval systems for
accessing the needed information.
b. The information literate student constructs and implements
effectively-designed search strategies.

Universitas Sumatera Utara


c. The information literate student retrieves information online or in
person using a variety of methods.
d. The information literate student refines the search strategy if
necessary.
e. The information literate student extracts, records, and manages the
information and its sources.
3. The information literate student evaluates information and its sources
critically and incorporates selected information into his or her knowledge
base and value system
a. The information literate student summarizes the main ideas to be
extracted from the information gathered.
b. The information literate student articulates and applies initial
criteria for evaluating both the information and its sources.
c. The information literate student synthesizes main ideas to construct
new concepts.
d. The information literate student compares new knowledge with
prior knowledge to determine the value added, contradictions, or
other unique characteristics of the information.
e. The information literate student determines whether the new
knowledge has an impact on the individual’s value system and
takes steps to reconcile differences.
f. The information literate student validates understanding and
interpretation of the information through discourse with other
individuals, subject-area experts, and/or practitioners.
g. The information literate student determines whether the initial
query should be revised.
4. The information literate student, individually or as a member of a group,
uses information effectively to accomplish a specific purpose.
a. The information literate student applies new and prior information
to the planning and creation of a particular product or performance.
b. The information literate student revises the development process
for the product or performance.
c. The information literate student communicates the product or
performance effectively to others.
5. The information literate student understands many of the economic, legal,
and social issues surrounding the use of information and accesses and uses
information ethically and legally.
a. The information literate student understands many of the ethical,
legal and socio-economic issues surrounding information and
information technology.
b. The information literate student follows laws, regulations,
institutional policies, and etiquette related to the access and use of
information resources.
c. The information literate student acknowledges the use of
information sources in communicating the product or performance.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa standar literasi informasi
menurut Association of Collage and Research Libraries yaitu mahasiswa yang

Universitas Sumatera Utara


literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan,
mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif
dan efisien, mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber
secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan,
mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan
efektif dan efisien, serta mahasiswa yang literat informasi memahami isu
ekonomi, hukum dan sosial sekitar penggunaan dan pengaksesan informasi secara
etis dan hukum.

2.2.3. Kemampuan Literasi Informasi


Kemampuan literasi informasi di lingkungan pendidikan utamanya di
perguruan tinggi menjadi hal yang tidak bisa ditunda-tunda lagi agar menciptakan
generasi yang literat. Misanya kemampuan untuk mengakses, menilai dan
menggunakan informasi dari berbagai sumber.
Menurut Diao, et.al, (2010) tentang kemampuan literasi informasi :
Kemampuan literasi informasi seseorang harus memilikinya karena
untuk dapat bersaing di era globalisasi, kemampuan yang dimiliki
tidak hanya seputar kemampuan untuk menyadari kapan informasi
dibutuhkan, menemukan, mengevalusi dan menggunakan
informasi yang dibutuhkan secara efektif saja, tetapi juga memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan
sasaran. Banyak manfaat yang dapat dimiliki seseorang ketika
mereka memiliki kemampuan literasi informasi yaitu agar
seseorang dapat hidup sukses dalam masyarakat informasi dan
dapat bersaing di era globalisasi.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa seseorang harus memiliki
kemampuan literasi informasi untuk dapat bersaing di era globalisasi, serta
banyak manfaat yang dapat di peroleh seseorang ketika dia memiliki kemampuan
literasi informasi yaitu seseorang dapat sukses dalam masyarakat serta bersaing
di era globalisasi.

10

Universitas Sumatera Utara


2.2.4. Keterampilan Literasi Informasi
Keterampilan dan pengetahuan melakukan pencarian informasi yang benar
sangat diperlukan oleh pengguna, sehingga akan diperoleh informasi yang benar-
benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Menurut Arga (2009, 6) The American Library Association (ALA)
mendefenisikan literasi informasi sebagai istilah yang diterapkan dalam
keterampilan informasi untuk memecahkan masalah yang terdiri dari tujuh
keterampilan, yaitu :
1. Mendefenisikan kebutuhan informasi, yaitu kemampuan seseorang
dalam mengetahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya tentang
sesuatu subyek tertentu adalah tidak mencukupi. Namun, dia sadar
bahwa disekelilingnya ada banyak sumber-sumber yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai permasalahannya.
2. Menetapkan strategi pencarian, yaitu sebuah proses sebelum pencarian
yang dengannya seseorang mampu mengorganisir data yang saat ini
telah diketahuinya kedalam beberapa kategori atau subjek dan
menentukan kriteria untuk sumber-sumber yang potensial,
kemutakhiran bentuk/format dan sebagainya.
3. Mengumpulkan sumber-sumber, yaitu kemampuan seseorang dalam
melakukan proses pengumpulan berbagai sumber yang diperlukan baik
dalam bentuk tercetak dan non cetak, online dan komputerisasi,
interview, para pakar, permohonan dokumen-dokumen pemerintah
yang cocok, konsultasi dengan para pustakawan dan para pakar lainnya
untuk saran-saran tentang sumber tambahan yang diperlukan.
4. Menilai dan memahami informasi, yaitu proses mengorganisir dan
menyaring. Kemampuan dalam menyaring dan meneliti kata kunci dan
topik-topik terkait, mengevaluasi otoritas dari sumber-sumber,
mengidentifikasi kesalahan-kesalahan, pandangan-pandangan,
beberapa keberpihakan (bias) dan kemudian kalau perlu, menjelaskan
kembali pertanyaan untuk pencarian informasi yang dibutuhkannya.
5. Menerjemahkan informasi melibatkan analisa, sintesa dan evaluasi dan
pengorganisasian data terseleksi untuk penggunaan dan kemudian
menarik sebuah kesimpulan dari semua yang terkait dengan penelitian
tersebut.
6. Mengkomunikasikan informasi yaitu berbagai informasi dengan cara
memberikan manfaat kepada orang lain dari pertanyaan riset dalam
bentuk laporan, foster, grapik dan yang lainnya.
7. Mengevaluasi produk prosesnya, yaitu melakukan evaluasi terhadap
produk dan proses penelitian yang dilakukannya. Keterampilan dalam
mengevaluasi tersebut akan dapat menentukan sejauhmana baiknya
data yang diperoleh memenuhi apa yang menjadi tujuan dari pada
penelitian yang dilakukannya.

11

Universitas Sumatera Utara


Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan literasi
informasi menurut ALA terdiri dari mendefinisikan kebutuhan informasi,
menetapkan strategi pencarian, mengumpulkan sumber-sumber informasi, menilai
dan memahami informasi, menerjemahkan informasi dengan melibatkan analisa,
mengkomunikasikan informasi, serta mengevaluasi produk prosesnya.

2.2.5. Tujuan Literasi


Menurut UNESCO (2005, 1) literasi informasi memampukan seseorang
untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil
informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga mengatakan bahwa tujuan literasi
informasi adalah:
1. Memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh
informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan
mereka dan lain-lain.
2. Memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai
kehidupan mereka.
3. Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa tujuan literasi informasi yaitu
memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi
mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka dan lain-lain,
memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan
mereka, serta lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan.

2.2.6. Manfaat Literasi Informasi


Manfaat kompetensi literasi informasi menurut California State University
dalam Hasugian (2008) adalah:
1. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu
mahasiswa kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang.
2. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa
memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi
tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti perkembangan
bidang ilmu yang dipelajarinya.
3. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan.
Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka
mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan
perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut.
4. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari
institusi pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap individu

12

Universitas Sumatera Utara


memiliki kemampuan intelektual dalam berpikir secara kritis yang
ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimilikinya maka
individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.

Dari uraian tersebut dapat diketahui manfaat kompetensi literasi informasi


menurut California State University yaitu menyediakan metode yang telah teruji
untuk dapat memandu mahasiswa, mendukung usaha nasional untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, menyediakan perangkat tambahan untuk
memperkuat isi perkuliahan, serta meningkatkan pembelajaran seumur hidup
adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi.

2.3. Information Searching (Pencarian Informasi)


Pencarian informasi sangat penting karena informasi telah menjadi
kebutuhan bagi setiap diri manusia. Seseorang akan melakukan pencarian
informasi karena adanya sebuah kebutuhan, kebutuhan informasi ini didorong
oleh keadaan diri seseorang dan peran dalam lingkungannya.

2.3.1. Pengertian Pencarian Informasi


Dalam melakukan pengumpulan data untuk penelitian, tentunya hal
pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data itu sendiri. Banyak hal
yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data, salah satunya adalah melakukan
pencarian informasi di internet (information searching).
Pencarian informasi menurut Pannen (1990) adalah :
Pencarian dan penggunaan informasi adalah keadaan ketika orang
bergerak melewati ruang dan waktu dan menemukan dirinya pada
suatu keadaan dimana dia harus menjawab pertanyaan, memecahkan
masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk
terus bergerak.
Sedangkan menurut Krikelas (1983, 5-20) definisi pencarian informasi
adalah :
Pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukkan perilaku
pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku
pencarian informasi dimulai ketika seseorang merasa bahwa ada
pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan yang
dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang
mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi.
Tindakan menggunakan literatur adalah suatu perilaku yang
kenyataannya menggambarkan berbagai tujuan.

13

Universitas Sumatera Utara


Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa pencarian informasi
adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi, dimana seseorang harus menjawab
pertanyaan, memecahkan suatu masalah, melihat suatu fakta, agar dapat
mengetahui sesuatu untuk terus bergerak.

2.3.2. Model Pencarian Informasi


Ada beberapa model pencarian informasi, satu diantaranya adalah model
menurut Kuhlthau (2000, 49), model proses pencarian informasi dapat
diartikulasikan dalam pandangan menyeluruh dalam mencari informasi dari
perspektif pengguna dalam enam tahap, yaitu:
1. Initiation (inisiasi), yaitu ketika seseorang menjadi sadar dari
kurangnya pengetahuan atau pemahaman, perasaan ketidakpastian dan
ketakutan. Pada tahap inisiasi ini seseorang masih ragu-ragu terhadap
inti permasalahannya. Tahap ini muncul pada sat seseorang mesara
pengetahuannya masih kurang dari yang dibutuhkannya.
2. Selection (seleksi), yaitu ketika sebuah topik atau masalah yang
diidentifikasi dan ketidakpastian awal sering memberi cara untuk rasa
singkat optimisme dan kesiapan untuk memulai pencarian. Pada tahap
seleksi seseoranga akan merasa siap untuk memulai penelusuran
3. Exploration (eksplorasi), yaitu ketika tidak konsisten, informasi yang
tidak kompatibel, kebingungan, dan keraguan sering membuat
kurangnya kepercayaan pada diri mereka. Tahap ini sering merupakan
tahap yang paling sulit bagi pemakai dan perantara (intermediary) atau
petugas lembaga informasi. Hal ini disebabkan karena
ketidakmampuan pemakai untuk menyatakan dengan tepat mengenai
informasi yang dibutuhkannya.
4. Formulation (perumusan), yaitu ketika suatu perspektif yang
difokuskan dibentuk dan mengurangi ketidakpastian ketika keyakinan
mulai meningkat. Pada tahap ini perasaan tidak pasti mulai mengikis,
kepercayaan diri mulai meningkat. Pola pikir mereka menjadi lebih
jelas dan terpusat pada masalah yang ditekuninya.
5. Collection (koleksi), yaitu ketika informasi yang berhubungan dengan
fokus perspektif dan ketidakpastian dikumpulkan berhenti ketika minat
diperdalam. pada tahap ini interaksi antara pemakai dan sistem
informasio menjadi lebih efektif dan efisien. Mereka akan
mengumpulkan informasi yang terfokus pada masalah yang
dihadapainya.
6. Presentation (presentasi), yaitu ketika pencarian dilengkapi
pemahaman baru yang memungkinkan orang untuk menjelaskan
pelajarannya kepada orang lain atau meletakkan pelajaran itu
digunakan. Presentasi terjadi pada saat tugas melengkapi penelusuran
telah selesai. Suatu perasaan puas atau kecewa akan muncul pada
tahap ini.

14

Universitas Sumatera Utara


Dari uraian tersebut dapat diketahui model pencarian informasi
menurut Khulthau yaitu inisiasi, seleksi, eksplorasi, perumusan, koleksi, dan
presentasi.
Kuhlthau menguraikan bahwa pola pencarian informasi sifatnya
berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas, sampai pada tahap kejelasan dari
informasi yang dicarinya.

2.3.3. Proses Pencarian Informasi


Dalam melakukan pencarian informasi, dibutuhkan beberapa tahapan atau
proses dalam melakukannya. Proses pencarian informasi menurut Ellis, Cox dan
Hall (1993) melalui berberapa tahap yaitu :
1. Tahap starting atau permulaan, yaitu tahapan dimulainya kegiatan
pencarian informasi.
2. Chaining atau penghubungan, yaitu tahap dimana seseorang mulai
menampakkan kegiatannya dengan mengikuti rantai yang
menghubungkan antara bentuk bahan acuan dengan alat penelusuran.
3. Browsing atau pencarian yaitu tahap yang ditandai dengan kegiatan
pencarian mulai diarahkan pada bidang yang menjadi minatnya.
4. Differentiating, atau pembedaan, merupakan tahap dimana pencari
informasi mulai menggunakan sumber-sumber yang beraneka ragam
untuk menguji kualitas dari informasi yang dibutuhkannya.
5. Monitoring atau pengawasan, yaitu suatu tahap dimana pencari
informasi mulai menyiapkan diri untuk pengembangan lebih lanjut dari
pencarian informasi dengan cara memberi perhatian yang lebih serius
terhadap sumber-sumber tertentu.
6. Extracting atau mensarikan, yaitu suatu tahap dimana kegiatan
pencarian informasi dilakukan dengan lebih sistematis melalui
pengelompokkan bahan-bahan yang menjadi minatnya.
7. Verifying atau pengujian ketepatan, yaitu tahap dimana pencari
informasi mengecek apakah informasi yang didapat tepat atau sesuai
dengan minatnya
8. Ending atau pengakhiran, yaitu tahap dimana pencari infromasi
mengakhiri proses kegiatan pencariannya pada saat berakhirnya topik
yang ditulisnya.

Dari uraian diatas dapat diketahui proses pencarian informasi menurut


Ellis, Cox dan Hall terdiri dari tahap starting atau permulaan, chaining atau
penghubungan, browsing atau pencarian, differentiating atau pembedaan,
extracting atau mensarikan, verifying atau pengujian ketepatan, serta ending atau
pengakhiran.

15

Universitas Sumatera Utara


2.3.4. Strategi Pencarian Informasi
Saat ini, teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat. Saat ini
informasi dengan sangat mudah bisa di akses melalui internet, baik dari personal
computer (PC) maupun secara mobile melalui telepon pintar atau smartphone.
Namun tidak semua orang dapat dengan mudah menemukan informasi yang
relevan sesuai kebutuhan mereka. Ada kalanya mereka mendapatkan banyak
sekali informasi yang tidak relevan dengan kebutuhannya, kalau pun menemukan
mereka akan memilih dan menyortir hasil temuan dalam jumlah besar . Hal ini
bisa menyebabkan kejenuhan, bahkan keputusasaan sehingga mereka tidak mau
lagi melakukan penelusuran melalui internet. Oleh sebab itu dalam penelusuran
informasi diperlukan kemampuan menelusur dengan menggunakan strategi
pencarian informasi.
Nicholson (2000) mengemukakan bagaimana cara mencari informasi yang
efisien dalam database, terdiri dari:
1. Memahami topik
Pastikan topik yang dipilih benar-benar dipahami sebelum menemukan
informasi untuk topik tersebut.
2. Mengidentifikasi query dan frase
Untuk menentukan kata kunci dan frase dari topik yang telah
dipahami. Query adalah istilah pencarian awal untuk mencari
informasi. Jika query yang dibuat benar maka informasi yang diperoleh
benar, sebaliknya jika query yang dibuat salah, maka informasi yang
diperoleh salah.
3. Mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait
Mengidentifikasi konsep-konsep utama adalah awal yang baik. Tidak
ada jaminan bahwa database bisa mengidentifikasi query yang akan
ditelusuri. Untuk memastikannya harus menemukan informasi tentang
topik tersebut dengan mengidentifikasi banyaknya kata atau frase yang
mungkin digunakan dalam penelusuran.
a. Broader Terms (istilah luas) yang akan membantu dalam
menemukan informasi yang lebih umum
b. Narrower Terms (istilah sempit) yang akan membantu dalam
menemukan informasi yang lebih spesifik.
c. Synonyms or Related Terms (istilah yang terkait) untuk
memastikan agar tidak kehilangan apapun informasi dengan
mengabaikan query yang terkait yang sama.
4. Membuat pernyataan penelusuran
a. Pemotongan dan wildcards yaitu mencari query yang sama namun
artinya berbeda, biasanya menggunakan simbol bintang (*)
misalnya: untuk pencarian *comput, termasuk compute,
computable, computer, computers, computing, computation.

16

Universitas Sumatera Utara


b. Boolean logic yaitu merumuskan query dengan beberapa istilah
dapat menggunakan operator Boolean yang terdiri dari And, Ordan
Not. And (digunakan untuk mempersempit hasil pencarian dan
spesifik), Or (digunakan dalam laporan pencarian untuk
memperluas pengambilan termasuk sinonim dan istilah yang
terkait), dan Not (digunakan untuk mengecualikan catatan yang
tidak diinginkan dari hasil pencarian karena berguna untuk
membedakan kata kunci yang sama).
c. Phrase searching, yaitu mencari frase yang tepat dengan
menentukan kalimat sendiri biasanya dilambangkan dengan tanda
kutip (”).
d. Stop words adalah kata yang tidak bisa diindeks. Search engine
tidak dapat menyimpan kata-kata yang sangat umum, misalnya
pada, dengan, di, dll.
5. Memulai pencarian
Berbagai cara untuk mencari informasi tentang topik tersebut. Harus
memperhatikan tempat penerbitnya, siapa pengarangnya, berkaitan
dengan topik, dan isinya.
6. Mengevaluasi hasil pencarian
Mengevaluasi hasil pencarian terhadap dokumen/ artikel, batasi
pencarian dengan menentukan: nama penulis, judul, abstrak, volume,
isi, nama jurnal, kata kunci, teks penuh, jenis dokumen, dan waktunya.
7. Menyimpan hasil pencarian
Penyimpanan hasil pencarian ada dua manfaatnya, yaitu: dapat dilihat
kembali jika suatu saat diperlukan dan hasil artikel tersebut dapat
disimpan dalam email dan dapat dipublikasikan.
8. Mengambil referensi
Membuat catatan referensi terhadap hasil seluruh dokumen yang
didapat. Ada beberapa sumber menawarkan fasilitas download dengan
menyediakan file berbagai software yang digunakan.

Dari uraian tersebut dapat diketahui strategi pencarian informasi menurut


Nicholson yaitu memahami topik, mengidentifikasi query dan frase,
mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait, memulai pencarian,
mengevaluasi hasil pencarian, menyimpan hasil pencarian, serta mengambil
referensi.

17

Universitas Sumatera Utara


2.3.5. Fasilitas Pencarian Informasi
Secara garis besar internet memiliki beberapa fasilitas pencarian. Fasilitas
tersebut banyak digunakan oleh pengguna, guna memenuhi kepentingannya. Di
antara fasilitas tersebut adalah :
1. Boolean Query
Boolean query formulation atau yang lebih dikenal dengan operator
Boolean Logic merupakan hubungan dari istilah-istilah yang ditelusur.Boolean
Logic terdiri dari 3 operator logis, yaitu AND, OR dan NOT. Operator Boolean
berfungsi sebagai instruksi atas informasi yang diinginkan pengguna.“Operator
Boolean berperan sebagai pembentuk konsep dari apa yang hendak ditanyakan
oleh pemakai terhadap sistem temu kembali informasi” (Hasibuan dalam
Hasugian, 2006, 4). Contoh penggunaan simbol dalam penelusuran:
1. Boolean Logic: OR
Simbol: information technology
2. Boolean Logic: AND
Simbol : +aids+adults
3. Boolean Logic: NOT
Simbol: kidney-bronchitis
4. Boolean Logic: OR, AND
Simbol: information technology+development, (Sayekti, 2001, 24-25).
2. Proximity Searching
Chowdhury (1999, 171) menyatakan “proximity searching is a common
feature of all text retrieval systems, including online databases and CD-ROM
databases”, pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa proximity searching
(pendekatan penelusuran) adalah sebuah fitur yang biasa ada disemua teks sistem
temu balik, yang dimasukkan pada database online dan CD-ROM online.Di
bawah ini beberapa contoh proximity searches:
1. COLD SAME FLU
Akan menemubalik seluruh rekod dimana istilah penelusuran COLD dan
FLU harus ada dalam paragraf yang sama;
2. OLD WITH FLU
Akan menemubalik semua rekod dimana istilah penelusuran COLD dan
FLU harus ada dalam satu kalimat;
3. COLD ADJ FLU
Akan menemubalik semua rekod dimana istilah penelusuran COLD
harus diikuti istilah FLU dalam satu kalimat, tetapi istilah FLU yang
diikuti COLD tidak akan ditemubalik.
4. COLD NEAR FLU

18

Universitas Sumatera Utara


Akan menemubalik semua rekod dimana istilah penelusuran COLD
diikuti istilah FLU, atau istilah FLU diikuti istilah COLD. (Berdasarkan
contoh yang dipaparkan Chowdhury, 1999: 172).
3. Limiting Searching (Pembatasan Penelusuran)
Fasilitas penelusuran ini berfungsi untuk membatasi istilah penelusuran
pada ruas data tertentu. Oleh sebab itu fasilitas ini juga sering disebut “field
searching”. Chowdhury (1999, 174) mendefenisikan “limiting search or field-
specific search is a common feature of text retrieval systems, and online and CD-
ROM databases also provide this search facility”. Contoh:
MANAGEMENT*BUSINESS/ (4)
Akan menemubalik rekod dimana kedua istilah penelusuran ini harus ada
dalam satu ruas dan mengidentifikasi keberadaannya dalan ruas 4.

4. Truncation (Pemenggalan)
Penelusuran cara ini dimaksudkan untuk melakukan pemenggalan istilah
penelusuran yang diarahkan pada semua bentuk kata yang berbeda, tetapi akar
katanya tetap sama. “Truncation allows a search to be conducted for all the
different forms of a word having the same common root”, (Chowdhury, 1999,
174).
Fasilitas penelusuran ini menggunakan simbol-simbol untuk melakukan
pemenggalan, seperti (#, ?, atau $, dsb).Contoh:
1. BOUND$,
Akan menemubalik semua cantuman yang berisi kata yang dimulai
dengan istilah BOUND, seperti: BOUNDARY, BOUNDLESS, dsb.
2. $PORT
Akan menemubalik semua cantuman yang berisi istilah yang berakhiran
PORT, seperti: IMPORT, REPORT, dsb.
3. $FORM$
Akan menemubalik cantuman istilah yang mengandung kata FORM,
seperti: INFORMATION. REFORMATION, CONFORMATION, dsb.
(Berdasarkan contoh yang dipaparkan Chowdhury, 1999, 174).
5. String Searching
Menurut Chowdhury (1999, 176) string searching merupakan fasilitas
penelusuran yang berfungsi mencocokan karakter istilah penelusuran dengan
karakter istilah yang terdapat dalam database yang seringkali belum terindeks.
Rumitnya lagi penelusuran ini bekerja sangat lamban pada database dengan

19

Universitas Sumatera Utara


kapasitas besar.“String searching is the ability to search on character strings
within the body of the text in a record, wich is usually available for those fields
whose text has not been included in an inverted file, and is, therefore, not pre-
indexed”,
Contoh: KOLOID$,
maka database akan menemubalik istilah seperti: KOLOID+,
KOLOID:, KOLOID~, KOLOID”, KOLOID%, dan sebagainya.

2.3.6. Search Engine (Mesin pencari)


Mesin pencari merupakan perangkat pencari informasi dari dokumen-
dokumen yang tersedia. Menurut Kamus Oxford, mesin pencari adalah “A
program that searches for and identifies items in a database that correspond to
keywords or characters specified by the user, used especially for finding
particular sites on the World Wide Web.”
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa mesin pencari adalah sebuah
program yang akan mencari dan mengidentifikasi item dalam database yang
sesuai dengan kata kunci atau karakter ditentukan oleh pengguna, yang digunakan
terutama untuk menemukan situs tertentu di World Wide Web.

1. PubMed
PubMed adalah sumber bebas yang dikembangkan dan dikelola oleh
National Center for Biotechnology Information ( NCBI ), di US National Library
of Medicine ( NLM ), terletak di National Institutes of Health ( NIH ), Amerika
Serikat.
PubMed terdiri lebih dari 22 juta kutipan untuk literatur biomedis dari
MEDLINE , jurnal ilmu kehidupan, dan buku online. Kutipan PubMed dan
abstrak meliputi bidang biomedis dan kesehatan, meliputi bagian-bagian dari ilmu
kehidupan, ilmu perilaku, ilmu kimia, dan bioteknologi. PubMed juga
menyediakan akses ke situs web relevan tambahan dan link ke sumber informasi
NCBI biologi molekuler lainnya.Penerbit jurnal dapat mengirimkan kutipan
mereka untuk NCBI dan kemudian memberikan akses teks lengkap ke artikel di
situs web jurnal menggunakan LinkOut.

20

Universitas Sumatera Utara


2.4. Information Searching in Medicine
Dalam melakukan pencarian informasi, ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan agar pengguna mendapatkan informasi yang relevan sesuai
kebutuhannya. Dibawah ini adalah langkah-langkah dalam mencari informasi di
bidang kedokteran yang dikemukakan oleh Lazlo.
2.4.1. Ekspresi Pencarian Sederhana
Operator Boolean digunakan dalam melakukan pencarian dengan teknik:
pencarian di internet, menggunakan catalog online, atau database. Pengguna bisa
menggunakan mesin pencari yang sudah sangat familiar untuk melakukan
ekspresi penelusuran menggunakan Boolean logic, seperti google, yahoo, Bing,
dll., kemudian ketik kata-kata yang akan di cari di dalam kotak pencarian,
kemudian tekan enter (atau klik pada tombol pencarian), dan pengguna akan
mendapatkan hasil pencarian yang "hits".
Lazlo (2014, 1) menjelaskan bahwa ekspresi Boolean (dan operator) juga
masuk ke dalam pencarian gambar ketika pengguna memiliki kondisi yang lebih
rumit untuk mendapatkan hasil pencarian.Mari ambil sebuah contoh.
Pengguna ingin informasi kedokteran mengenai staphylococcus , Sehingga
pengguna memasukkan query sebagai:
staphylococcus
Setelah menekan tombol "search" pengguna mendapatkan hasilnya:
pertama beberapa di antara sekitar sembilan juta halaman web yang mengandung
kata ini. Hasil query ini hanyalah kumpulan semua halaman web didalam internet
yang mana kata ini dapat terlihat di suatu tempat.

2.4.2. Ekspresi Pencarian Lanjutan


Pengguna mungkin berpikir bahwa ini adalah hasil yang terlalu banyak,
dan pengguna ingin mempersempit hasil dengan meminta halaman yang
mengandung kata "flu" juga. Jadi, pengguna perlu halaman yang memenuhi dua
persyaratan secara bersamaan: mereka mengandung kata "staphylococcus" dan
mengandung kata "flu" juga. Jadi permintaan query menjadi:
staphylococcus AND flu

21

Universitas Sumatera Utara


Dengan query ini pengguna mempersempit jumlah hasil temuan menjadi
sekitar empat ratus ribu saja. Browsing melalui beberapa halaman pengguna dapat
memutuskan bahwa halaman yang mengacu pada burung juga tidak relevan,
sehingga ingin membuang halaman dengan kata "burung" di dalamnya. Jika
pengguna menambahkan "AND bird," pengguna akan mendapatkan halaman yang
meliputi "bird" daripada mereka tidak medapatkannya sama sekali. Jadi, pengguna
harus meniadakan kondisi: mencari halaman-halaman yang tidak memenuhi
kebutuhan pengguna. Cara yang tepat untuk mencapai hal ini tergantung pada
sistem tertentu, yang mana pengguna dapat mencobanya.
staphylococcus AND flu AND NOT bird
(Tidak bekerja di google) atau
staphylococcus AND flu BUT NOT bird
(Tidak bekerja juga). Kedua cara tersebut kurang lebih sama, yang kedua
menjadi sedikit lebih dekat dengan gaya sehari-har. Sebagian besar mesin pencari
di internet tidak mengerti operator AND NOT atau BUT NOT. Jika pengguna
meniadakan kata-kata operator tersebut di Google, pengguna harus menempatkan
tanda minus (dash) seketika sebelum kata yang tidak diinginkan:
staphylococcus AND flu AND -bird
Pengguna dapat mempersempit hasilnya dengan termasuk lebih (positif
atau menegasikan) kata-kata, seperti
staphylococcus AND flu AND -bird AND –doctor AND hospital
yang mana hasil pencarian tersebut dapat meminta halaman yang tidak
mengandung kata-kata "burung" dan "dokter," tetapi mengandung kata-kata tiga
lainnya. Hasilnya adalah sedikit, lebih dari 100.000 halaman.

2.4.3. Menggabungkan Hasil


Sekarang pengguna mungkin memutuskan bahwa tidak hanya halaman-
halaman dari hasil pencarian tersebut yang sangat penting, tetapi juga yang akan
dikembalikan oleh query
quark AND universe AND h-bomb AND -japan
(Yaitu halaman harus berisi kata-kata "quark,""universe," dan "h-bom,"
tetapi bukan kata "Japan"). Dua query harus ditangani bersama-sama, yaitu jika

22

Universitas Sumatera Utara


pengguna ingin melihat halaman yang memenuhi salah satu dari dua. Hal ini dapat
dicapai dengan menggabungkan dua query oleh operator OR:
( staphylococcus AND flu AND -bird AND -doctor AND hospital )
OR
( quark AND universe AND h-bomb AND -japan )
(Query ini harus dibuat dalam satu baris, penulis memutus query itu
dalam dua baris agar pengguna dapat melihat lebih jelas). Amati dua pasang tanda
kurung: mereka dikelompokkan bersama dibagian-bagian tertentu dari ekspresi
penelusuran sehingga pengguna (dan mesin pencari) akan tahu bagian mana hasil
dicapai bersama-sama. Bandingkan query ini dengan yang satu berikut ini:
staphylococcus AND flu AND -bird AND -doctor AND ( hospital
OR
quark ) AND universe AND h-bomb AND -japan
Dalam dalam halaman pertama terakhir ini hanya halaman yang
mengandung baik "hospital" OR "quark" yang disimpan di antara query yang
berisi "staphylococcus,""flu,""universe," dan "h-bom," dan mengandung kata-kata
yang tidak ada "bird,""doctor," dan "Japan".
Bahkan, tidak ada yang melarang pengguna unruk memasukkan istilah
pencarian yang benar-benar rumit, terdiri beberapa lapisan AND dan OR , tepat
kurung:
( ( staphylococcus OR flu ) AND ( -bird OR hospital ) )
OR
( ( ( universe AND quark ) OR h-bomb ) AND -japan )

2.5. Database Bibligrafi ( Bibliography Database )


2.5.1. ProQuest
ProQuest adalah database yang menyediakan akses ke lebih dari 3000
majalah teks lengkap dan jurnal yang mencakup berbagai macam topik. Sumber
daya ini memberikan kemampuan untuk mencari, e-mail, dan artikel cetak
Ada beberapa metode pencarian di ProQuest yang dapat pengguna
gunakan . Berikut beberapa pilihan metode yang pengguna gunakan, berdasarkan
cara pengguna menemukan artikel apakah pengguna ingin untuk melakukan

23

Universitas Sumatera Utara


pencarian sederhana , membangun sebuah pencarian yang kompleks , atau hanya
ingin menelusuri artikel.
1. Pencarian Dasar (Basic Search)
Pencarian dasar memudahkan pengguna untuk mencari informasi .
Cukup ketik kata kunci atau frase yang berhubungan dengan informasi
yang pengguna inginkan . Jika pengguna hanya ingin artikel dari
periode waktu tertentu , gunakan alat Date Range. Kemudian , klik
Search.
2. Pencarian dipandu (Guided Search)
Pencarian dipandu (Guided Search) adalah metode pencarian yang
memungkinkan pengguna untuk membangun pencarian kompleks
menggunakan Pencarian kerangka Dipandu , dengan operator seperti
AND dan OR . Hal ini juga memungkinkan Anda membatasi pencarian
Anda ke jenis artikel khusus seperti iklan display , dan halaman depan
artikel .
3. Publikasi Pencarian (Publication Search)
Publikasi pencarian adalah cara sederhana untuk menelusuri surat
kabar favorit Anda . Ini memungkinkan Anda mencari masalah tertentu
atau untuk melihat semua artikel dalam edisi khusus surat kabar .
4. Pencarian Bahasa Alami (Natural LanguageSearch)
Pencarian menggunakan bahasa alami (Natural LanguageSearch)
adalah pencarian yang memungkinkan pengguna menemukan artikel
menggunakan pertanyaan dan frase seolah-olah pengguna sedang
berbicara dengan seseorang . Pengguna dapat menjalankan pencarian
tanpa mengetahui apa kata kunci yang harus pengguna gunakan atau
bagaimana menggunakan simbol khusus.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa metode pencarian ProQuest


terdiri dari pencarian dasar (basic search), publikasi pencarian (publicatiaon
search), serta pencarian bahasa alami (natural language search).
1. ProQuest Medical Library
Pengguna di perpustakaan akademik dapat menemukan informasi
penelitian yang definitif di ProQuest Medical Library™. Basis data ini
mempunyai lebih dari 1.000 judul, dengan lebih dari 910 judul kedokteran dalam
teks lengkap (jurnal-jurnal pilihan tersedia dalam format berwarna) dengan
abstrak dan pengindeksan dari basis data MEDLINE® yang terkenal itu.
ProQuest Medical Library memberikan landasan yang kuat dan stabil bagi
setiap perpustakaan yang ingin membangun dan memperluas koleksi jurnal klinis
dan biomedis. Basis data ini memuat semua bagan, diagram, grafik, tabel, foto,
dan elemen grafis lain yang penting dalam penelitian kedokteran.

24

Universitas Sumatera Utara


Jurnal-jurnalnya mencakup semua disiplin klinis dan layanan kesehatan
utama, seperti penyakit kardiovaskuler, pediatrik, neurologi, penyakit pernafasan,
kedokteran gigi, anestesiologi, dan lain-lain.

2.5.2. Medline
MEDLINE (Medical Literature Analysis and Retrieval System Online, or
MEDLARS Online) adalah basisdata utama kedokteran di U.S. National Library
® (NLM) Basisdata ini berisi lebih dari 19 juta referensi dari artikel jurnal yang
berkaitan dengan sains kehidupan dengan konsentrasi pada biomedis. Salah satu
ciri khas dari MEDLINE adalah bahwa catatan yang diindeks dengan NLM Medis
Subject Headings (MESH ®).
Sebagian besar jurnal yang dipilih untuk MEDLINE berdasarkan
rekomendasi dari Literature Selection Technical Review Committee (LSTRC),
sebuah komite NIH melaporkan dari ahli-ahli luar negeri kepada komite/panitia
yang mengabulkan pengaplikasian NIH. Beberapa jurnal tambahan dan laporan
berkala dipilih berdasarkan ulasan yang diprakarsai oleh NLM, misalnya, sejarah
kedokteran, penelitian pelayanan kesehatan, AIDS, toksikologi dan kesehatan
lingkungan, biologi molekuler, dan pengobatan komplementer, yang merupakan
prioritas khusus untuk NLM atau komponen NIH lainnya.

MEDLINE adalah komponen utama dari PubMed ® , bagian dari seri entri
database yang disediakan oleh National Center for Biotechnology Information
NLM (NCBI).

Kutipan yang ada di MEDLINE memiliki link ke pusat PubMed atau web
penyedia lain yang menyediakan teks secara utuh, tergantung pada kebutuhan
yang diminta oleh penyedia. Untuk artikel yang tidak tersedia secara gratis di web,
fitur “LoansomeDoc” (dokumen pinjaman) menyediakan cara mudah untuk
permintaan secara elektronik melalui NN/LM ( Jaringan nasional pustaka medis
untuk kopian teks secara utuh mengenai artikel yang ada di MEDLINE.

25

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai