Anda di halaman 1dari 29

1

PROPOSAL
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FARMASI
SEDIAAN STERIL

INFUS INTRAVENA

LOCKE RINGER

Oleh :

Kelompok : A1-3

1. Nada Dwi Mentari 2015210158

2. Novi Ariyanti 2015210173

3. Nurul Maulida Rizka 2015210180

4. Priscilla Margareth 2015210193

5. Rifqi Nuscha Al Muhimmah 2015210206

6. Rusiana 2015210212

Tanggal Praktikum : 5 Maret 2018

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2018
2

Sediaan Infus Intravena Locke Ringer

I. PENDAHULUAN
Infus Locke Ringer adalah larutan steril dari Natrium Klorida, Kalium Klorida,
Kalsium Klorida, Magnesium Klorida, Natrium Bikarbonat, dan Dextrosa dalam
air untuk injeksi. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang
diperlukan tubuh. Dan diberikan secara intravena sehingga tidak diperbolehkan
mengandung bakterisida, dan zat dapar. Larutan dalam infus intravena harus
jernih dan praktis bebas partikel.
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah
cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh
balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat – zat makanan dari tubuh.
Pemberian obat secara intravena menghasilkan kerja obat yang cepat
dibandingkan dengan cara-cara pemberian lain dan karena absorpsi obat tidak
menjadi masalah, maka tingkatan darah optimum dapat dicapai dengan ketepatan
dan kesegaran yang tidak mungkin didapat dengan cara-cara lain. Pada keadaan
gawat, pemberian obat lewat intravena dapat menjadi cara yang menyelamatkan
hidup kerana penempatan obat langsung ke sirkulasi darah dan kerja obat yang
cepat terjadi. Sebaliknya, sekali obat diberikan lewat intravena maka obat itu tidak
dapat ditarik lagi, ini merupakan keburukan pemberian obat lewat intravena
(Ansel, hlm 401).
Air beserta unsur - unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel
disebut cairan tubuh. Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu :
 Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta
hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini mengandung ion
kalium dan fosfat dalam jumlah besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam
jumlah cukup besar.
 Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam
jumlah besar, ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil
ion Kalium, Kalsium, Magnesium, Posfat, Sulfat, dan asam - asam organik
(Guyton hal 309).
Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang
diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan
penambahan / pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat.
Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan
yang masuk dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk
pemberian cairan lainnya. Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh
adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka
dibuatlah sediaan infus locke Ringer sebagai pengganti cairan tubuh.
Kerja optimal dan sifat tersatukan dari larutan obat yang diberikan secara
parenteral hanya akan diperoleh jika persyaratan berikut terpenuhi:
1. Sesuai dengan bahan obat yang dinyatakan di dalam etiket dan yang ada dalam
sediaan, tidak terjadi pengurangan efek selama penyimpanan akibat perusakan obat
secara kimia dan sebagainya.
2. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan sediaan tetap
steril, tetapi juga mencegah terjadinya interaksi bahan obat dan material dinding
wadah.
3

3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi. Untuk itu, beberapa faktor yang paling banyak
menentukan adalah :

 Bebas kuman
 Bebas pirogen
 Bebas pelarut yang secara fisiologis tidak netral
 Isotonis
 Isohidri
 Bebas bahan asing

Larutan infus sebaiknya memiliki sifat yang jika dibandingkan dengan cairan
darah dan cairan jaringan harus sesuai, yakni diisotoniskan, artinya turunnya titik
beku terhadap air murni dibuat sama. Pada pemakaian beberapa mililiter larutan
yang tidak isotonis, dan yang lebih jelas lagi pada saat pemakaiannya dalam bentuk
larutan infus, harus diperhitungkan dengan terjadinya kerusakan eritrosit.
Larutan hipotonis (rendahnya turunnya titik beku, tekanan osmotiknya lebih
rendah daripada darah) diinjeksikan ke dalam aliran darah, maka air akan melintasi
membran semipermeabel dari eritrosit. Akibatnya akan terjadi peningkatan volume
dari bodi darah, yang berkaitan dengan peningkatan tekanan di bagian dalam. Efek
yang berlawanan dapat disebabkan oleh larutan hipertonis (turunnya titik beku yang
lebih besar, tekanan osmotiknya lebih besar daripada darah), akan mentyebabkan
hilangnya air daribodi darah, akibatnya bodi darah akan mengkerut. Dalam hal ini
terjadi plasmolisis. Jika digunakan dalam larutan isotonis tidakakan terjadi
pertukaran cairan melalui membran. (Voight halaman 462-479)
Komposisi dari Locke Ringer adalah :
 Ion natrium (Na+) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan
untuk mengobati hipoatremia, karena kekurangan ion tersebut dapat
mencegah retensi air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
 Ion kalium (K+), kalium merupakan kation yang terpenting dalam cairan
intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa
serta isotonis sel.
 Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam
proses penyembuhan luka pada rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion
kalsium dibawah konsentrasi normal dapat menyebabkan iritabilitas dan
konvulsi.
 Ion magnesium (Mg2+), juga diperlukan tubuh untuk aktivitas
neuromuskuler sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dari
protein.
 Dekstrosa, suatu bentuk karbohidrat yang diberikan secara parenteral
diharapkan dapat memberikan tambahan kalori yang diperlukan untuk
menambah energi pada tubuh.

II. PREFORMULASI
1) PREFORMULASI
Rumus Sifat Fisika Kimia Khasiat dan Ekivalensi
Bahan Sterilisasi
Molekul dan Stabilitas Dosis NaCl
Natrium NaCl Pemerian : Khasiat : E=1 Autoklaf
Klorida [BM = 58,44] pada suhu
4

Hablur bentuk Larutan NaCl (FI V hal. 121⁰C selama


(FI V:917) kubus, tidak biasa 1806) 15 menit
berwarna atau digunakan (Martindale
serbuk hablur untuk 28 hal 635)
putih; rasa asin berbagai jenis
(FI V hal 917) sediaan
parenteral
Kelarutan : atau non
1:3 dalam air perenteral.
(Martindale 28 Terutama
hal 635) digunakan
pada sediaan
parenteral
pH : sebagai
4,5-7 bahan
(DI 2010 hal 2730) pengisotonis
dan asupan
Stabilitas : ion NaCl
Larutan NaCl (Martindale
bersifat stabil tetap 28 : 636)
dapat
menyebabkan Dosis :
pemisahan partikel 1. Injeksi iv
gelas untuk 3-5 %
beberapa jenis dalam 100
wadah gelas ml selama
(DI 88th edition 1 jam
hal.1415) (DI 2010
hal 2730).
OTT :
Korosif terhadap Khasiat :
besi, perak, Mencegah
merkuri, senyawa atau
pengoksidasi kuat mengobati
memisahkan kekurangan
klorida dan larutan ion natrium
NaCl, mengurangi dan klorida
kelaruan untuk
antimikroba metal mencegah
paraben kejang otot
(Martindale 28: dan
635) kelemahan
akibat
keringat
berlebihan
Wadah dan selama
penyimpanan : pencahayaan
Dalam wadah dan suhu
tertutup rapat tinggi
5

ditempat sejuk dan 2. 1-2 liter


kering injeksi
(FI V:918) NaCl
mengandu
ng 0,45%
NaCl
dalam
sehari
(DI 2010
hal 2730)

Khasiat :
Mencegah
atau
mengobati
kekurangan
ion natrium
dan klorida
untuk
mencegah
kejang otot
dan
kelemahan
akibat
keringat
berlebihan
selama
pencahayaan
dan suhu
tinggi

3. Injeksi
NaCl
mengandu
ng 2,5-4
mEq/L Na+
dalam
plasma =
135-145
mEq/L
(Steril
Dosage
Forms hal
251)
6

Rumus Sifat Fisika Kimia Khasiat dan Ekivalensi


Bahan Sterilisasi
Molekul dan Stabilitas Dosis NaCl
Kalium KCl Pemerian : Khasiat : 0,76 Autoklaf
Klorida [BM = 74,55] Hablur bentuk Biasa (FI V hal. pada suhu
(FI V : 594) memanjang, prisma digunakan 1799) 121⁰C selama
/kubus; tidak dalam jenis 15 menit
berwarna/ serbuk sediaan (Martindale
granul putih; tidak parenteral 28 hal 629)
berbau; tidak sebagai
berwarna; rasa senyawa
asin; stabil di pengisotonis
udara; larutan juga sebagai
bereaksi netral pencegah
terhadap lakmus kekurangan
(FI V hal 594) ion K+ bagi
tubuh yang
Kelarutan : menyebab-
1:3 dalam air kan
(Martindale 28 iritabilitas
hal 629) dan konvulsi.
(Martindale
pH : 28 hal 630)
4-8
(DI 2010 hal 2726) Dosis:
1. Konsentra
Stabilitas : si kalium
Stabil dan harus pada rute
disimpan dalam intravena
wadah tertutup tidak lebih
rapat ditempat dari 40
mEq
sejuk dan kering /L
(Handbook of dengan
Pharmaceutical kecepatan
Excipent 6th : tidak lebih
572) dari 20
mEq
/jam
OTT : (DI 2010
Larutan CaCl iv hal 2725)
inkompatibel Khasiat :
dengan protein Sumber
hidrosilat kation klorisa
(Handbook of untuk
Pharmaceutical pengobatan
Excipent 6th : atau
572) oencegahan
Wadah dan kekurangan
penyimpanan : kalium pada
Dalam wadah orang yang
tertutup baik makanannya
(FI V : 595) tidak cukup
7

2. Ion K+
dalam
plasma =
3,5-5
mEq/L
(Steril
Dosage
Forms
hal 251)

Khasiat :
Sumber
kation klorisa
untuk
pengobatan
atau
oencegahan
kekurangan
kalium pada
orang yang
makanannya
tidak cukup
8

Kalsium CaCl2 Pemerian : Khasiat : 0,70 Autoklaf


Klorida [BM=110,98] Granul atau Sebagai (FI V hal pada suhu
(FI V : 604) serpihan, putih, elektrolit 1799) 121⁰C
keras tidak berbau esensial dari selama 15
(FI V hal 604) tubuh, menit
mencegah (Martindal
Kelarutan : defisiensi ion e 28 hal
1:1,2 dalam air, kalsium 629)
1:0,7 dalam air (DI 88 hal
mendidih 1399)
(Martindale 28
hal 621) Dosis :
1. Kalsi
pH : um secara
antara 5,5 – 7,5 (DI intravena
2010 hal 2719) tidak
melampaui
Stabilitas : 0,7-1,8
Stabil secara kimia mEq/menit (DI
tetapi harus 88th edition
dilindungi dari hal.1398)
lembab
(Handbook of Khasiat :
Pharmaceutical Sebagai
Excipent 6th : 89) elektrolit
esensial dari
OTT : tubuh,
Karbonat, fosfat, mencegah
sulfat, tatrat, defisiensi ion
sefalotin, CTM, kalsium
dengan tetrasiklin
membentuk 2. Injeks
kompleks i kalsium
(Handbook of klorida 10%
Pharmaceutical 50 mEq
Excipent 6th : 89) selama 6-12
jam (DI 2010
Wadah dan hal 2717)
penyimpanan :
Dalam wadah Khasiat :
tertutup rapat Sumber
(FI V : 604) kation klorisa
untuk
pengobatan
atau
oencegahan
kekurangan
kalsium pada
9

orang yang
makanannya
tidak cukup
10

Rumus
Rumus Sifat Fisika
Sifat Fisika Kimia
Kimia Khasiat dan
Khasiat dan Ekivalensi
Ekivalensi
Bahan Sterilisasi
Bahan Molekul dan Stabilitas Dosis NaCl Sterilisasi
Molekul dan Stabilitas Dosis NaCl
Magnesium MgCl2 Pemerian : Khasiat : 0,45 Autoklaf
Klorida [BM=95,3] Tidak berwarna, digunakan (FI V hal pada suhu
(Martindale tidak berbau, terutama 1803) 121⁰C
28 hal 625) kristal higroskopis sebagai selama 15
dengan rasa pahit. sumber ion menit
(Martindale 28 magnesium (Martindal
hal. 625) pada e 28 hal.
hemodialisis 625)
Kelarutan : dan solusi
1:1 dalam air untuk dialisis
(Martindale 28 peritoneal.
hal. 625) Telah
digunakan
pH : dalam
4,5-7 pengobatan
(Martindale 28 hypomagnese
hal. 625) mia
(Martindale
Stabilitas : 28 hal. 626)
Stabil
(Martindale 36 Dosis :
hal 1679) 25 mmol
dalam 500
OTT : mL
Ketika dipanaskan (Martindale
suhu 100 º akan 28 hal 626)
kehilangan 2
molekul air melalui
kristalisasi dan
suhu 110º
kehilangan
hydrogen klorida
sehingga kembali
menjadi garam
dasar
(Martindale 28
hal 626)

Wadah dan
penyimpanan :
Dalam wadah
tertutup rapat
(Martindale 36
hal 1679)
11

Rumus Sifat Fisika Kimia Khasiat dan Ekivalensi


Bahan Sterilisasi
Molekul dan Stabilitas Dosis NaCl
Natrium NaHCO3 Pemerian : Khasiat : 0,65 Autoklaf
Bikarbonat [BM= 84,01] Serbuk hablur, Sebagai agent (FI V hal pada suhu
(FI V : 906) putih,. Sabil di pengalkalis 1806) 121⁰C
udara kering, tetapi dalam selama 15
dalam udara kondisi menit
lembab secara asidosis (Martindal
perlahan-lahan metabolik e 28 hal
terurai. Larutan (Drug 634)
segar dalam air Information
dingin tanpa 88 hal 1386)
dikocok, besifat
basa terhadap Menetralisir
lakmus. Kebasaan sekresi asam
bertambah bila di lambung
larutan dibiarkan, dengan
digoyang kuat atau membebaska
dipanaskan. n karbon
(FI V Hal. 906) dioksida
(Martindale
Kelarutan : 28 hal 634)
1:12 dalam air
(Martindale 36 Dosis:
hal 1673) Pada
pemberian
pH : awal 120
antara 7,0 – 8,5 mmol (120
(FI V hal. 909) mEq), setiap
hari
Stabilitas : kemudian
Stabil diudara dikurangi 60
kering tetapi mmol sampai
lambat dosis yang
terdekomposisi disarankan.
menjadi sodium (Martindale
karbonat, karbon 28 hal 634)
dioksida, dan air
diudara lembab
(DI 88 hal 1385)

OTT :
Dengan asam,
garam asam
(hidromorfon
hidroklorida,
promazine
hidroklorida),
dopamin
hidroklorid,
12

pentazokin laktat,
garam alkaloid,
aspirin, dan
bismuth salisilat.
Sodium bicarbonat
dapat
mengintensifkan
penggelapan
salisilat.
(Martindale 28
hal 634)

Wadah dan
penyimpanan :
Dalam wadah
tertutup baik
(FI V : 909)
13

Rumus Sifat Fisika Kimia Khasiat dan Ekivalensi


Bahan Sterilisasi
Molekul dan Stabilitas Dosis NaCl
Dekstrose C6H12O6 Pemerian : Khasiat : 0,16 Autoklaf
[BM=180,16] Hablur tidak Sebagai (FI V hal pada suhu
(FI V : 296) berwarna, serbuk sumber kalori 1793) 121⁰C
hablur atau serbuk dan air ketika selama 15
granul putih; tidak dehidrasi menit
berbau; rasa manis. (DI 88 hal (Handbook
(FI V Hal. 296) 1427) of
Pharmaceu
Kelarutan : Dosis : tical
1:1 dalam air 2,5-11,5% Excipent
(Martindale 28 untuk 6th : 224)
hal 50) intravena
(DI 88 hal
pH : 1427)
3,5-5,5
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipent 6th :
223)

Stabilitas :
Memiliki stabilitas
yang baik dalam
wadah yang kering
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipent 6th :
224)

OTT :
Sianokobalamin,
kanamisin sulfat,
sodium novobiosin
dan sodium
warfarin
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipent 6th :
224)

Wadah dan
penyimpanan :
Dalam wadah
tertutup baik
(FI V : 297)
14

Rumus Sifat Fisika Kimia Kegunaan Ekivalensi


Bahan Sterilisasi
Molekul dan Stabilitas dan Dosis NaCl
Aqua pro H2O Pemerian : Kegunaan : - Autoklaf
injection (BM=18,02) Cairan jernih,tidak Pelarut pada suhu
berwarna,tidak (Handbook 121⁰C
(Handbook berbau,tidak berasa of selama 15
of (Handbook of Pharmaceuti menit
Pharmaceuti Pharmaceutical cal Excipent (Handbook
cal Excipent Excipent 6th : 6th : 766) of
6th : 766) 766) Pharmaceu
tical
pH: Excipent
6-7 6th : 766)
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipent 6th :
766)

Stabilitas :
Uji yang tertera
pada uji keamanan
hayati
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipent 6th :
766)

OTT :
Dapat bereaksi
dengan eksipien
yang mudah
terhidrolisis
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipent 6th :
768)

Wadah dan
penyimpanan :
Dalam wadah
tertutup baik
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipent 6th :
766)
15

2) TEKNOLOGI FARMASI
Injeksi adalah penyemprotan larutan (atau susensi) ke dalam tubuh untuk
tujuan terapeutik atau diagnostic. Mereka dapat berlangsuung dalam aliran darah
tetapi juga dalam jaringan dan dalam organ. Suatu kerja optimal dan tersatukan
dari larutan obat yang diberikan secara parenteral kemudian hanya diberikan jika
persyaratan berikut terpenuhi :
 Penyesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan dan nyata-nyata
terdapat, tidak ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui perusakan
secara kimia dari obat dan sebagainya.
 Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan suatu
pengambilan steril, melainkan juga menolak antaraksi antara beban obat
dan materi dinding.
 Tersatukan tanpa reaksi. Untuk itu yang bertanggung jawab terutama bebas
kuman, bebas pyrogen, bahan pelarut yang netral secara fisiologis, isotoni,
isohidri, bebas bahan terapung (Voight, 1994).
Salah satu sediaan parenteral volume besar yang digunakan adalah infus
intravena. Infus intravena biasanya dierikan untuk menambah cairan tubuh,
elektrolit atau untuk memberi nutrisi. Biasanya diberikan dalam volume 250 mL
sampai beberapa liter dan dalam jumlah lebih banyak lagi per harinya, dengan
penetesan lambat intravena. Karena diiberikan dalam volume besar, larutan ini
tidak boleh mengandung zat bakteriostatik atau zat penambah farmasi lain.
Dikemas dalam wadah besar dosis tunggal (Ansel, 1989).
Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pyrogen dan sedapat mngkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena dalam volume relative banyak. Kecuali dinyatakan lain,
infus intravena tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar.
Larutan untuk infus intravena harus jernih dna praktis bebas partikel.
(Farmakope Indonesia III, 1979).
Larutan LVP (sediaan parenteral volume besar) dikemas dalam dosis
tunggal dalambkemasan gelas atau plastic dengan ketentuan harus steril, non
pirogen, dan bebas dari partikel partikulat. Selain itu, wadah injeksi termasuk
penutup tidak boleh berinteraksi melalui berbagai cara baik secara fisik maupun
kimiawi dengan sediaan yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau kemurnian
diluar persyaratan resmi dalam kondisi biasa pada waktu penanganan,
pengangkatan, penyimpanan, penjualan, dan penggunaan. Wadah yang terbuat
dari bahan yang dapat mempermudah penanganan terhadap isi.
Bentuk sediaan injeksi yang beredar di pasaran saat ini berupa sediaan
parenteral volume kecil (contoh : ampul dan vial), sediaan parenteral volume
besar, dan sediaan parenteral berbentuk serbuk untuk direkonstitusi. Kemasan
yang berisi larutan injeksi dengan volume 100 mL atau lebih dinamakan
sebagai volume besar, biasanya digunakan melalui rute intravena. Larutan
parenteral volume besar biasanya tersedia dalam kontener dengan volume 500
mL atau 1000 mL.
Bahan pengemas untuk sediaan steril dapat berasal dari kaca, plastik, dan
metal. Gelas mempunyai bentuk nonkristalin, struktur amorf yang dibuat dari
bermacam material organik atau non organik. Gelas digunakan sebagai
pengemas sediaan karena beberapa alasan, yaitu karena sifat transparansinya
maka produk sediaan farmasi dapat dilihat secara mudah melalui kontener
gelas, gelas yang didesain untuk tujuan penggunaan aplikasi farmasi juga dapat
16

didesain hingga menunjukkan resistensi kimia yang cukup, tidak terjadi


interaksi antara produk obat dan gelas, dan impermeabel terhadap penetrasi gas,
selain itu juga dapat menahan suhu cukup tinggi sehingga memudahkan jika
harus disterilkan dengan cara panas.
Pemberian obat secara parenteral memiliki keuntungan antara lain respon
fisiologi segera dapat dicapai, diperlukan untuk obat yang tidak efektif secara
oral, dapat diberikan pada pasien yang sedang tidak sadarkan diri, dan
merupakancara untuk melakukan koreksi gangguan serius kesetimbangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Sedangkan kerugian pemberian obat secara parenteral antara lain harus
diberikan oleh personal terlatih seperti dokter, pemberian obat secara parenteral
secara ketat mengikuti ketentuan prosedur aseptik dan kadang nyeri yang timbul
pada pemberian obat secara parenteral tidak dapat dihindarkan, harga lebih
mahal dibandingkan sediaan yang diberikan menurut rute lain karena
persyaratan manufaktur dan pengemasan.

3) FARMAKOLOGI (medicalmed.us)

Locke ringer mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh yaitu elektrolit-


elektrolit dan karbohidrat yang sesuai untuk penderita diare berat. Diare
merupakan suatu keadaan dimana terjadinya gangguan saluran pencernaan yang
biasanya terjadi di daerah sekitar anus. Diare dapat disebabkan oleh beberapa
hal antara lain disebabkan oleh adanya bakteri. Pada penderita yang megalami
diare dalam tubuhnya akan kehilangan banyak cairan tubuh dan air terutama
pada penderita diare berat. Maka digunakan infus locke ringer yang berisi
elektrolit. Elektrolit disini digunakan untuk mengganti cairan tubuh dan air yang
hilang pada saat terjadinya diare.
Locke ringer dapat juga digunakan bagi pasien yang mengalami dehidrasi,
detoksifikasi, dan mengisi defisit elektrolit dalam tubuh. Locke ringer mampu
mengatur cairan dan elektrolit dan keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Karena komposisinya yang paling dekat dengan komposisi alami dari plasma
darah. Locke ringer dapat menghambat agregasi memproses elemen darah dan
meningkatkan perfusi jaringan.
 Farmakodinamika dan Farmakokinetika (medicalmed.us)
Larutan Locke-Ringer dapat digunakan untuk mengatur regulasi
keseimbangan air-garam dan asam-basa di dalam tubuh manusia dan
hewan. Artinya yang paling mendekati struktur alami adalah plasma darah.
Obat memperlambat roses agregasi dari komponen-komponen darah,
meningkatkan perfusi jaringan. Elektrolit mencairkan darah, dan glukosa
turut campur dalam pengembangan hipoglikemia. Setelah obat diinjeksi,
distribusi obat akan sangat cepat dalam tubuh dan jaringan.

 Indikasi (medicalmed.us)
Keracunan, disentri, diare dan muntah, kolera EL Tor, dehidrasi akibat
gangguan peredaran darah, kehilangan berat darah, radang dingin, shock,
peritonitis.
 Kontraindikasi (medicalmed.us)
 Di edema serebral atau paru
17

 Jika pasien memiliki penyakit ginjal berat, anuria atau oliguria


 Di gagal jantung
 Jika asidosis, hipernatremia, hyperchloremia, hipovolemia
 Jika reaksi hipersensitivitas terhadap komponen alat

 Interaksi Obat (medicalmed.us)


Kewaspadaan harus menggabungkan obat dengan beberapa obat, seperti
NSAID, estrogen atau anabolik. Ketika dikombinasikan dengan glikosida
jantung meningkatkan beban pada sistem kardiovaskular. Jika
dikombinasikan dengan diuretik, inhibitor angiotensin converting enzyme
pottasium atau obat-obat yang dapat menyebabkan hiperkalemia.

 Efek samping (medicalmed.us)


Terjadi reaksi alergi, hipokalemia, overhidrasi

III. FORMULA
1) FORMULA RUJUKAN
 Formula Infus Locke Ringer (USP 37 hal. 1449)
Sodium klorida 9,0 g
Pottasium klorida 0,42 g
Kalsium klorida 0,24 g
Magnesium klorida 0,20 g
Sodium bikarbonat 0,50 g
Dekstrosa 0,50 g
Aqua pro injeksi ad 1000 mL

 Formula Infus Locke Ringer (Martindale 28 hal. 638)


Sodium klorida 900 mg
Pottasium klorida 42 mg
Kalsium klorida anhidrat 24 mg
Dekstrosa anhidrat 100 mg
Sodium bikarbonat 50 mg
Air ad 100 mL

 Formula Infus Locke Ringer (Farmakope Indonesia Edisi V hal. 1722)


Natrium klorida 9,0 g
Kalium klorida 0,42 g
Kalsium klorida 0,24 g
Magnesium klorida 0,2 g
Natrium bikarbonat 0,5 g
Dekstrosa 0,5 g
Air yang baru didestilasi ad 1000 mL
18

2) FORMULA JADI
Formula Infus Locke Ringer (Formula Farmakope Indonesia Edisi V hal. 1722)
Natrium klorida 4,5 g
Kalium klorida 0,21 g
Kalsium klorida 0,12 g
Magnesium klorida 0,10 g
Natrium bikarbonat 0,25 g
Dekstrosa 0,25 g
Air pro injeksi ad 500 mL

3) ALASAN PEMILIHAN BAHAN


1. Aqua pro injeksi digunakan sebagai pelarut dan pembawa karena bahan-
bahan larut dalam air dan air jenis ini adalah air yang bebas pirogen
sehingga sudah terbukti aman untuk digunakan.
2. Natrium merupakan kation mayor dalam cairan ekstraseluler. Fungsinya
adalah pengontrol distribusi air, cairan kesetimbangan elektrolit dalam
keadaan osmotic dari cairan tubuh. NaCl digunakan karena larut dalam
air dan digunakan sebagai natrium yang hilang. Selain itu Nacl
digunakan sebagai larutan pengisotonis agar sediaan infus setara dengan
0,9 % larutan NaCl yang memiliki tekanan osmosis yang sama dengan
cairan tubuh.
3. Kalium merupakan kation utama dalam cairan intraseluler dan lebih
penting dalam mengatur keseimbangan asam basa, tonisitas dan
elektrodinersitas. Untuk menggantikan kalium yang hilang digunakan
KCl yang lebih mudah larut dalam air.
4. Kalsium merupakan kation yang penting sebagai aktivator dan berbagai
macam reaksi enzimatis, dipakai dalam bentuk CaCl2 yang lebih mudah
larut dalam air.
5. Magnesium, juga diperlukan tubuh untuk aktivitas neuromuskular
sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dan protein.
6. Dekstrosa, suatu bentuk karbohidrat yang diharapkan dapat
memberikan tambahan kalori yang diperlukan untuk menambah energi
pada tubuh.
7. Karbon absorben digunakan untuk menyerap bahan-bahan pengotor dan
pirogen yang mungkin berada dalam larutan infus karena syarat sediaan
infus yaitu bebas pirogen dan juga norit dapat mengurangi kelebihan
H2O2
8. H2O2 digunakan untuk membebaskan pirogen dalam sediaan infus
karena syarat untuk sediaan infus harus bebas pirogen.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat-alat :
1. Beaker glass
2. Erlenmeyer
3. Corong glass
19

4. Pipet tetes
5. Spatula
6. Botol Infus
7. Gelas ukur
8. Kertas saring
9. Batang pengaduk
10. Spatula
11. Kaca arloji
12. Penjepit besi
13. Karet tutup botol infus
14. Karet tutup pipet tetes
15. Oven
16. Autoklaf

Bahan-bahan:
1. NaCl
2. KCl
3. CaCl2
4. MgCl2
5. NaHCO3
6. Dekstrosa
7. Aqua pro injeks

V. PEMBUATAN
1) PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
Akan dibuat infus 500 mL sebanyak 2 botol (1000 mL)
Volume total larutan infus yang dibuat
= (volume x n) + (10% x volume)
= (500 mL x 2) + (10% x (500 mL x 2))
= 1000 mL + (10% x 1000 mL)
= 1100 mL

Kesetaraan equivalen elektrolit (Martindale 28 hal 619-639)


1 g NaCl ~ 17,1 mEq Na+ E NaCl =1
-
1 g NaCl ~ 17,1 mEq Cl

1 g KCl ~ 13,4 mEq K+ E KCl = 0,76


1 g KCl ~ 13,4 mEq Cl-
20

1 g CaCl 2 ~ 13,6 mEq Ca 2+ E CaCl2 = 0,70


1 g CaCl 2 ~ 13,6 mEq 2Cl-

1 g MgCl2 ~ 9,8 mEq Mg2+ E MgCl2 = 0,46


1 g MgCl2 ~ 9,8 mEq 2Cl-

1 g NaHCO3 ~ 11,9 mEq Na+ E NaHCO3 = 0,65


1 g NaHCO3 ~ 11,9 mEq HCO3-

E Dekstrosa = 0,16

NaCl
W NaCl x 17,1 mEq
mEq Na+ = 1g
9 g x 17,1 mEq
= = 153,9 mEq ≈ 154 mEq/L
1g

W NaCl x 17,1 mEq


mEq Cl- = 1g
9 g x 17,1 mEq
= = 153,9 mEq ≈ 154 mEq/L
1g

KCl
W KCl x 13,4 mEq
mEq K+ = 1g
0,42 g x 13,4 mEq
= = 5,628 mEq ≈ 6 mEq/L
1g

W KCl x 13,4 mEq


mEq Cl- = 1g
0,42 g x 13,4 mEq
= = 5,628 mEq ≈ 6 mEq/L
1g

CaCl 2
W CaCl2 x 13,6 mEq
mEq Ca 2+ = 1g
0,24 g x 13,6 mEq
= = 3,264 mEq ≈ 4 mEq/L
1g

W CaCl2 x 13,6 mEq


mEq 2Cl- = 1g
21

0,24 g x 13,6 mEq


= = 3,264 mEq ≈ 4 mEq/L
1g

MgCl 2
W MgCl2 x 9,8 mEq
mEq Mg2+ = 1g
0,20 g x 9,8 mEq
= = 1,96 mEq ≈ 2 mEq/L
1g

W MgCl2 x 9,8 mEq


mEq 2Cl- = 1g
0,20 g x 9,8 mEq
= = 1,96 mEq ≈ 2 mEq/L
1g

NaHCO 3
W NaHCO3 x 11,9 mEq
mEq Na+ = 1g
0,5 g x 11,9 mEq
= = 5,95 mEq ≈ 6 mEq/L
1g

W NaHCO3 x 11,9 mEq


mEq HCO3- = 1g
0,5 g x 11,9 mEq
= = 5,95 mEq ≈ 6 mEq/L
1g

Jadi, berikut komposisi yang dicantumkan di dalam etiket:


mEq Na + = (154 + 6) mEq = 160 mEq/L
mEq Cl - = (154 + 6 + 4 + 2) mEq = 166 mEq/L
mEq K + = 6 mEq/L
mEq Ca 2+ = 4 mEq/L
mEq Mg2+ = 2 mEq/L
mEq HCO 3 - = 6 mEq/L

Penimbangan bahan :
Penimbangan untuk 2 botol infus masing - masing 500 mL
V = {(2 x 500 mL) + (10% (2 x500 mL)} = 1100 mL
Penimbangan ditambah 5% untuk diserap karbon absorben :
1100 mL 1100 mL
NaCl = ((4,5 g x 2) x ) + (5% x 9,0 g x )
1000 mL 1000 mL
1100 mL 1100 mL
= (9,0 g x ) + (5% x 9,0 g x )
1000 mL 1000 mL
22

= 10,3950 g
1100 mL 1100 mL
KCl = ((0,21 g x 2) x ) + (5% x 0,42 g x )
1000 mL 1000 mL
1100 mL 1100 mL
= (0,42 g x ) + (5% x 0,42 g x )
1000 mL 1000 mL

= 0,4851 g
1100 mL 1100 mL
CaCl2 = ((0,12 g x 2) x ) + (5% x 0,24 g x )
1000 mL 1000 mL
1100 mL 1100 mL
= (0,24 g x ) + (5% x 0,24 g x )
1000 mL 1000 mL

= 0,2772 g
1100 mL 1100 mL
MgCl2 = ((0,10 g x 2) x ) + (5% x 0,20 g x )
1000 mL 1000 mL
1100 mL 1100 mL
= (0,20 g x ) + (5% x 0,20 g x )
1000 mL 1000 mL

= 0,2310 g
1100 mL 1100 mL
NaHCO3 = ((0,25 g x 2) x ) + (5% x 0,50 g x )
1000 mL 1000 mL
1100 mL 1100 mL
= (0,50 g x ) + (5% x 0,50 g x )
1000 mL 1000 mL

= 0,5775 g
1100 mL 1100 mL
Dekstrosa = ((0,25 g x 2) x ) + (5% x 0,50 g x )
1000 mL 1000 mL
1100 mL 1100 mL
= (0,50 g x ) + (5% x 0,50 g x )
1000 mL 1000 mL

= 0,5775 g
Karbon absorben = 0,1% x 1100 mL = 1,1 g
H2O2 = 1% X 1100 mL =11 g
Catatan : Fungsi H2O2 untuk menghilangkan pirogen efektif pada 1%, namun
sifatnya beracun dan akan menguap jika dipanaskan. Sedangkan
penggunaan karbon absorben untuk menyerap pirogen dari bahan
baku yang efektif adalah 0,1%.

PENIMBANGAN:
Bahan Teori (gram)
NaCl 10,3950
KCl 0,4851
CaCl2 0,2772
MgCl2 0,2310
NaHCO3 0,5775
Dekstrosa 0,5775
Aqua pi ad 1100 mL
Norit 1,1
H2O2 11
23

Perhitugan Isotonis
V = ∑ (W x E) x 111,1
Keterangan :
∑ = jumlah
W = berat (gram)
E = ekivalen NaCl
111,1 =volume yang diperlukan untuk melarutkan 1 NaCl sehingga diperoleh
larutan isotonis 0,9%

V = {(W NaCl x E NaCl) + (W KCl x E KCl) + (W CaCl2 x E CaCl2) + (W


MgCl2 x E MgCl2) + (W NaHCO3 x E NaHCO3) + (W dekstrosa x E
dekstrosa)} x 111,1
= {(4,5 x 1) + (0,21 x 0,76) + (0,12 x 0,70) + (0,10 x 0,45) + (0,25 x 0,65) +
(0,25 x 0,16)} x 111,1
= 554,5112 mL

554,5112mL
% Tonisitas = x0,9%  0,9981%( HIPERTONIS )
500
0,9000%
Laju tetes per menit = X 40tetes  36,0685tetes ~ 37tetes ~ 1,85mL
0,9981%

2) CARA PEMBUATAN

Prinsip : Sterilisasi akhir menggunakan autoklaf (sterilisasi Terminal


1210C, 1 atm)

1. Alat-alat yangakan digunakan dicuci dan disterilkan dengan cara yang


sesuai
No Alat dan Bahan Cara sterilisasi Literatur
NaCl, KCl, CaCl2, MgCl2, Autoklaf pada suhu Martindale 28
NaHCO3, Dekstrosa 121⁰C selama 15 hal.619-639 dan
1
menit Martindale 28 hal.
50
Aqua pi Aquadest didihkan FI III hal 14
2
selama 30 menit
Beaker, corong glass, Pemanasan dengan FI III hal 18
3 botol infus, erlenmeyer, oven suhu 150oC
pipet tetes selama 1 jam
Gelas ukur, kertas saring Sterilisasi dengan FI III hal 18
4 autoklaf suhu 121oC
selama 15 menit
24

Batang pengaduk, spatula, Rendam dalam alkohol Desinfection,


pinset, kaca arloji, selama 30menit sterilization, and
5
penjepit besi preservation hal
233
Karet pipet, karet tutup Rebus dalam air FI III hal.18
6 botol mendidih selama 30
menit
Sediaan Infus Locke Sterilisasi dengan Martindale 28
7 Ringer (sterilisasi akhir) autoklaf suhu 121oC, 1 hal.635
atm selama 15 menit

2. Dikalibrasi botol infus (500 mL)


3. Dibuat aqua pro injeksi bebas pirogen dengan cara :
Aquadest dipanaskan sampai mendidih, dibiarkan mendidih selama 30
menit kemudian ditambahkan H2O2 sedikit demi sedikit melalui dinding
erlenmeyer, dididihkan selama 15 menit, didinginkan.
4. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan (NaCl, KCl, CaCl2, MgCl2,
NaHCO3, Dekstrosa, karbon absorben dan H2O2)
5. Dilarutkan masing-masing bahan (NaCl, KCl, CaCl2, MgCl2, NaHCO3,
Dekstrosa) dengan sebagian aqua pro injeksi bebas pirogen.
6. Dicampur hingga homogen
7. Dicek pH hingga tercapai 6 – 7,5 ( FI V hal 1106).
8. Lalu ditambahkan dengan aqua pro injeksi hingga 1100 mL.
9. Ditambahkan karbon absorben, lalu dipanaskan sambil diaduk selama 15
menit, suhu dijaga sekitar 50º - 60º C.
10. Disaring dengan kertas saring dua lapis atau sampai jernih.
11. Dimasukkan dalam wadah botol infus hingga tanda (500 mL).
12. Ditutup dengan karet penutup steril, lalu ditutup lagi dengan kap infus.
13. Dilakukan uji evaluasi IPC (uji kejernian, keseragaman volume, pH)
14. Dilakukan sterilisasi akhir dalam autoklaf pada suhu 121⁰C selama 15
menit.
15. Dilakukan uji evaluasi QC (uji kejernihan, keseragaman volume, sterilitas,
pirogenitas dan penetapan kadar) sesuai dengan prosedur yang terdapat
pada literatur.
16. Diberi etiket dan label, dikemas dalam dus, dilengkapi dengan brosur,
kemudian diserahkan.

VI. EVALUASI
1) IPC (In Process Control)
a. Uji Kejernihan (Lachman III hal. 1355)
Produk dalam wadah diperiksa dibawah penerangan cahaya yang baik,
terhalang dari refleks mata, berlatar belakang hitam dan putih dengan
rangkaian isi dijalankan suatu aksi memutar.
25

Syarat: Semua wadah diperiksa secara visual dari tiap partikel yang terlihat
dibuang, batas 50 partikel 10µm dan lebih besar, serta 5 partikel >
25μm / mL

b. Uji pH (FI V hal. 1563-1565)


Cek pH larutan dengan menggunakan pH meter (alat potensiometrik).
Dengan pH meter : sebelum digunakan, periksa elektroda dan jembatan
garam bila ada lakukan.
Pembakuan pH meter : bilas elektroda dan sel beberapa kali dengan larutan
uji dan ii sel dengan sedikit larutan uji. Baca harga pH. Gunakan air bebas
CO2 untuk pelarutan dengan pengenceran larutan uji.

Syarat : 7,4 ( FI V hal 1106)

c. Uji Keseragaman Volume (FI IV hal. 1044)

Sejumlah isi dari wadah 10 ml atau lebih dapat ditentukan dengan


membuka wadah dan memindahkan isi secara langsung kedalam gelas
ukur atau gelas piala yang sudah ditara.

 Pilih 1 atau lebih wadah bila volume  10 mL. Ambil isi tiap wadah
dengan alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali
volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik no. 21
dengan panjang tidak kurang dari 2,5 µm.
 Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik.
 Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum ke
dalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga
volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari
kapasitas tertera.
Syarat : seragam

2) QC (Quality Control)
a. Uji Kejernihan (Lachman III hal. 1355)
Produk dalam wadah diperiksa dibawah penerangan cahaya yang baik,
terhalang dari refleks mata, berlatar belakang hitam dan putih dengan
rangkaian isi dijalankan suatu aksi memutar.

Syarat: Semua wadah diperiksa secara visual dari tiap partikel yang terlihat
dibuang, batas 50 partikel 10µm dan lebih besar, serta 5 partikel >
25μm / mL
26

b. Uji Keseragaman Volume (FI IV hal. 1044)


Sejumlah isi dari wadah 10 ml atau lebih dapat ditentukan dengan membuka
wadah dan memindahkan isi secara langsung kedalam gelas ukur atau gelas
piala yang sudah ditara.

 Pilih 1 atau lebih wadah bila volume  10 mL. Ambil isi tiap wadah
dengan alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali
volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik no. 21
dengan panjang tidak kurang dari 2,5 µm.
 Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik.
 Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum ke
dalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga
volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari
kapasitas tertera.
Syarat : seragam

c. Uji Sterilitas (FI V hal.1662-1663)


Menggunakan teknik penyaringan membran :
 Bersihkan permukaan luar botol, tutup botol dengan dekontaminasi
yang sesuai, ambil isi secara aseptik.
 Pindahkan secara aseptik seluruh isi tidak kurang dari 10 wadah
melalui tiap penyaring dari 2 rakitan penyaring. Lewatkan segera tiap
spesimen melalui penyaring dengan bantuan pompa vakum/tekanan.
 Secara aaseptik pindahkan membran dari alat pemegang, potong
menjadi setengah bagian membran kedalam 100ml media inkubasi
selama tidak kurang dari 7 hari.
 Lakukan penafsiran hasil uji sterilitas.

Syarat : steril.

d. Uji Pirogenitas (FI V hal 1412)


a. Uji Biologik
Berdasarkan peningkatan suhu badan kelinci setelah disuntikkan
dengan larutan 10 ml / kg bobot badan dalam vena auricularis.
b. Uji Serologi
Lisat darah kepiting (L. polyphemus) + endotoksin, gelatinasi dalam
30 menit.

e. Penetapan Kadar
 Natrium Klorida (FI V hal 918)
27

Timbang saksama lebih kurang 250 mg, masukkan ke dalam wadah


porselen, tambahkan 140 mL air dan 1 mL diklorofluoresein LP,
campur. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV, sampai perak klorida
menggumpal dan campuran berwarna merah muda lemah. Tiap mL
perak nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaCl.

Syarat : Natrium klorida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 101,0% NaCl, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Tidak mengandung zat tambahan.

 Kalium Klorida (FI Vhal 595)


Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, larutkan dalam10 mL air.
Tambahkan 10 mL asam asetat glasial P, 75 mL metanol P dan 3 tetes
eosin Y LP. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga terjadi warna
merah muda. Tiap mL peraknitrat 0,1 N setara dengan 7,455 mg KCl.

Syarat : Kalium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 100,5% KCl, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

 Kalsium Klorida (FI V 604)


Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, masukkan kedalam gelas piala
250 mL, larutkan dalam campuran air-asam klorida 3 N (100:5).
Pindahkan larutan ke dalam labu tentukur 250 mL, encerkan dengan air
sampai tanda. Pipet 50 mL larutan ke dalam labu erlenmeyer, tambahkan
100 mL air, 15 mL NaOH 1 N dan 300 mg indikator BHN LP. Titrasi
dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir titrasi berwarna
biru tua. Tiap mL dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 7,351
CaCl2.2H2O.

Syarat : Kalsium klorida mengandung sejumlah CaCl2 setara tidak


kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,0% CaCl2.2H2O.

 Natrium Bikarbonat (FI V hal 909)


Timbang saksama lebih kurang 3 g zat, campur dengan 100 mL air,
tambahkan merah metil LP,titrasi dengan HCl 1 N LV. Tambahkan
asam perlahan-lahan sambil terus diaduk sampai larutan berwarna
merah muda lemah. Panaskan larutan hingga mendidih, dinginkan dan
lanjutkan titrasi sampai warna larutan merah muda lemah tidak hilang
setelah dididihkan. Tiap mL HCl 1 N setara dengan 84,01 mg NaHCO.

Syarat : Natrium Bikarbonat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan


tidak lebih dari 100,5% NaHCO3, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.

VII. PENGEMASAN
Terlampir

VIII. DAFTAR PUSTAKA


28

Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Diterjemahkan


olehFarida Ibrahim. Jakarta: UI-press; 1989.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan Terapi edisi 5.


Jakarta: Balai penerbit FKUI; 2007.

Departemen kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi III.


Jakarta:Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1979.

Departemen kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi IV.


Jakarta:Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1995.

Departemen kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi V.


Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 2014.

Evory MC, Gerald K. Drug Information 2010. USA: American Society of


Health-System Pharmacist.

Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VI. Penerbit Buku
Kedokteran.

Rowe, Raymond C, dkk. Handbook of Pharmaceutical Excipient. sixth


edition.WashingtonD.C: American Pharmaceutical Association.

Sweetman SC. Martindale The Extra Pharmacopoeia. 36rd edition. London: The
Pharmaceutical Press; 2008.

Martindale. 1982. The Extra Pharmacopoeia, 28th Edition. London : The


Pharmaceutical Press.

Turco S, King RE. Sterile Dosage Forms. School edition. Philadelphia: Lea &
Febiger; 1979

Reynolds JEF. Martindale The Extra Pharmacopocia 28th edition. London: The
Pharmaceutical Press; 1982.

Evory MC, Gerald K. Drug Information 88. USA: American Society of Health
System Pharmacist; 2008.

The United States Pharmacopeia. The Nasional Formulari 37. Volume I. United
States Pharmacopeia Convention Inc. Washington, D.C.

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri
Edisi Ketiga. Jakarta: UI-press.

Voight, Rudolf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh


Dr.rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi. Gajah Mada University Press.
29

Anda mungkin juga menyukai