Kisah Nabi
Kisah Nabi
Tidak ada orang yang membenci Nabi SAW kecuali hatinya tertutup
dengki. Rasulullah SAW merupakan pribadi yang luhur. Walaupun sudah
dijamin masuk surga, beliau tetap melakukan amalan-amalan secara wara',
yakni penuh sikap hati-hati supaya terhindar dari segala yang haram.
Mendengarkan itu, seluruh sahabat diam, tak berucap sepatah kata pun.
Tiga kali berturut-turut Nabi SAW mengimbau siapa saja di antara mereka
agar membalaskan perbuatan yang pernah dilakukannya setimpal.
"Ketika aku turun dari untaku dan mendekat ke arah engkau, saat itulah
mendadak engkau mengayunkan cambuk, sehingga mengenai tubuhku.
Aku tidak tahu saat itu, apakah engkau bermaksud mencambukku atau
unta," tutur dia.
Nabi SAW memahami duduk perkaranya. Maka beliau menyuruh Bilal bin
Rabah untuk meminta sebuah cambuk dari Fathimah di rumahnya. Putri
Nabi SAW sempat heran, untuk apa Bilal meminta cambuk, sedangkan
yang disuruh tidak menjelaskan apa-apa.
Ketika Bilal sampai, maka diserahkanlah cambuk itu kepada 'Ukasyah. Abu
Bakar dan Umar segera menghadang sahabat itu. "Wahai 'Ukasyah, ambil
cambuk itu dan biarkan aku yang dicambuk. Kami tidak rela engkau
mencambuk Rasulullah SAW," kata mereka hampir bersamaan.
Tidak hanya Abu Bakar dan Umar sebenarnya. Semua sahabat dan kaum
Muslimin di sana ingin menjadi pengganti Nabi SAW sebagai sasaran
cambuk 'Ukasyah.
ADVERTISEMENT
Para sahabat yang tadinya gelisah, kini ikut dalam keharuan. Mereka
memahami maksud 'Ukasyah yang semata-mata ingin memeluk erat sang
insan yang paling mulia itu.