Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


STROKE HEMORAGIK INTRASEREBRAL
DI RUANG SARAF RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 15 Oktober – 21 Oktober 2018

Oleh:
HAIRUL MALIK, S.Kep
NIM. I1B114231

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Hairul Malik, S.Kep

NIM : I1B114231

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Stroke Hemoragik


di Ruang Saraf RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 15 Oktober 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hasby Pri Choiruna ,S.Kep, Ns., M.Kep


NIP. 1990.2014.1.156
STROKE HEMORAGIK
PENATALAKSANAAN

DEFINISI 1. Golden hour yang digunakan untuk menunjukan


waktu terbaik penanganan stroke yaitu 3 hingga
Stroke Hemoragik terjadi karena pembuluh 4,5 jam, ditentukan dari awal tanda dan gejala
darah mengalami kebocoran (perdarahan) di stroke terjadi hingga pasien tiba dirumah sakit
dalam otak yang disebabkan oleh pecahnya untuk mendapatkan penanganan (AHA, 2013).
pembuluh darah yang tersumbat dan tidak 2. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan
mencegah peristiwa trombolitik/emobolik.
dapat menahan tekanan.
3. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan
ETIOLOGI TIK Dengan meninggikan kepala 15-30
menghindari flexi dan rotasi kepala yang
1. Hipertensi
2. Ruptur kantung aneurisma berlebihan, pemberian dexamethason.
3. Pembuluh Darah Abnormal 4. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
4. Penyalahgunaan obat (kokain) 5. Stabilisasi hemodinamik
6. pemberian analgesik dan anti muntah sesuai
MANIFESTASI KLINIS indikasi
7. Endarterektomi karotis dilakukan untuk
Tergantung dari letak pendarahannya. memeperbaiki peredaran darah otak. Tindakan
1. Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan KLASIFIKASI ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga
atau tungkai atau salah satu sisi tubuh, saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang
1. Stroke Hemoragik Intracerebral (SHI)
2. Mati rasa mendadak pada wajah, lengan dan baik dapat dipertahankan.
2. Stroke Hemoragik Subarakhnoid
tungkai, sulit untuk berkonsentrasi, hilangnya
sebagian.
3. Penglihatan atau pendengaran, penglihatan Faktor resiko yang tidak dapat diubah: PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
ganda atau kesulitan melihat pada satu atau Usia, jenis kelamin, keturunan 1. Pemeriksaan FAST (Face, Arms, Speech,
kedua mata Time)
4. Penurunan kesadaran Faktor resiko yang dapat diubah:
2. Pemeriksaan gula darah
5. Nyeri kepala yang mendadak tanpa kausa Hipertensi, merokok, konsumsi obat/alkohol 3. Radiologis: CT Scan
yang jelas 4. Angiografi serebral
6. Bicara tidak jelas (pelo) 5. EEG
6. MRI
7. Pungsi lumbal
PATHWAY STROKE HEMORAGIK
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga)
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik

Risiko ketidakseimbangan perfusi Gangguan menelan b/d cedera otak


jaringan otak bd embolisme penyakit neurologis stroke)

NOC : NOC

Tissue Perfussion: Cerebral Status menelan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 1 x 24 jam pasien menunjukkan selama 3 x 60 menit klien menunjukkan
keefektifan perfusi jaringan serebral, tanda penurunan nyeri dengan kriteria
dibuktikan dengan kriteria hasil: hasil:

1. Tanda-tanda vital dalam batas 1. Kemampuan mengunyah skala 1 ke 3


normal 2. Penerimaan makanan skla 2 ke 3
2. Rasa sakit kepala berkurang 3. Peningkatan usaha menelan 1 ke 2
3. Kesadaran meningkat NIC :
4. Tidak ada atau hilangnya tanda-
tanda tekanan intrakranial yang Pencegah aspirasi
meningkat.
Terapi menelan
NIC :
1. Monitor tingkat kesadaran,reflek batuk,
Seizure Management
gangguan reflek ,kemampuan menelan
1. Pasien bed rest total dengan posisi 2. Skrining adakah disfagia, dengan tepat
tidur terlentang tanpa bantal. 3. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Monitor tanda-tanda status Terapi menelan
neurologis dengan GCS. 1. Kolaborasikan dengan anggota tim
3. Monitor intake dan output kesehatan yang lain (misal
4. Bantu pasien untuk membatasi okupasional,ahli patologi wicara, ahli
muntah, batuk
diet)
5. Monitor TTV
2. Jelaskan rasional latihan pada pasien
6. Kolaborasi pemberian cairan infus
dan kelaurga
3. Sediakan /gunakan alat bantu sesuai
dengan kebutuhan

Hambatan komunikasi verbal b/d Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan


gangguan fisiologis ( penurunan sirkulasi neuromuskular
ke otak)
NOC :
NOC:
Mobility level
Sensory function: hearing & vision
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil: selama 3x24 jam hambatan mobilitas fisik
teratasi dengan hasil :
1. Komunikasi : penerimaan interpretasi
dan ekspresi pesan, tulisan, dan non 1. Klien meningkat dalam aktivitas
verbal meningkat fisik
2. Komunikasi ekspresif (kesulitan): 2. klien mengerti tujuan dari
ekspresif pesan verbal dan atau no peningkatan mobilitas
verbal yang bermakna
3. Komunikasi reseptif : (kesulitan NIC
mendengar) : penerimaan komunikasi Exercise Therapy
dan interpretasi.
NIC: 1. Bangun hubungan saling percaya
dengan klien dan keluarga
Communication Enhancement: Speech
Deficit 2. kaji kemampuan klien dalam
4. Minta bantuan keluarga untuk mobilisasi
memahami bicara pasien 3. Monitoring tanda-tanda vital
5. Gunakan kalimat yang sederhana dan sebelum/sesudah latihan dan lihat
jelas respon pasien saat latihan
6. Gunakan isyarat tangan jika 4. Konsultasikan dengan terapi fisik
diperlukan
tentang rencana ambulasi sesuai
7. Berdiri di depan pasien ketika
berbicara dengan kebutuhan
8. Biarkan pasien sering –sering 5. Bantu klien untuk menggunakan
mendengarkan bahasa pembicaraan tongkat saat berjalan dan cegah
9. Berikan reinforcement positif terhadap cedera.
6. Latih klien dalam pemenuhan
ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan
7. Damping dan bantu klien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs klien
8. Berikan alat bantu jika klien
memerlukan
9. jarkan klien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
10. Anjurkan klien untuk membantu
pergerakan dan (ROM)
DAFTAR PUSTAKA

Bluechek, G. M., Butcher, H. M., Dochterman, J. M. & Wagner, C. M., 2013.


Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. 6 ed.
Yogyakarta: Mocomedia.

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S., 2015. Diagnosa Keperawatan: Definisi &


Klasifikasi 2015-2017. 10 penyunt. Jakarta: EGC.

Mansjoer, arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran E d i s i k e - 3 J i l i d


2 . Media Aesculapius Fkul.

Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L. & Swanson, E., 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. 5 ed. Yogyakarta:
Mocomedia.
Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley
Blackwell.
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah: Brunner Suddarth, Vol. 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai