1
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna, karena Allah telah melengkapi
manusia dengan akal pikiran. Namun dengan akalnya yang terbatas manusia senantiasa
berselisih, mendengki, bermusuhan, dan bertikai sehingga tidak mampu membuat pedoman
hidup yang dapat membawa mereka bahagia di dunia dan akhirat. Itulah sebabnya Allah
mengutus para Rasul untuk memperbaiki kehidupan umat manusia dan membimbing hamba-
Nya yang lain menuju jalan yang diridhoi-Nya. Tugas mereka sangat berat dan hanya hamba-
hamba Allah terpilih saja yang sanggup melakukan hal tersebut atas izin-Nya.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Selama hidupnya Hawa melahirkan sebanyak dua puluh satu kali. Setiap kali
melahirkan selalu kembar, terdiri dari seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan.
Kecuali yang terakhir yang kemudian menjadi Nabi, Syits namanya.
Hal yang terjadi diantara anak Nabi Adam a.s. yang bernama Iqlima, yang mana Iqlima
merupakan seorang wanita yang tercantik dari pada Labuda. Iqlima lahir kembar dengan
Qabil, dan Labuda lahir kembar dengan Habil. Qabil tetap ingin menikahi saudaranya
yaitu Iqlima, akan tetapi ayahnya Nabi Adam a.s. menolak keputusan Qabil tersebut.
Karena Iqlima harus dikawinkan dengan Habil.
Munculah nafsu untuk membunuh pada diri Qabil, yaitu untuk membunuh Habil.
Setelah Qabil membunuh Habil maka Qabil pun merasa bingung dan bagaimana cara
menyelengarakan mayat saudaranya itu. Dikala ia kebingungan maka Allah s.w.t.
memperlihatkan kepadanya dua ekor burung gagak berkelahi dan seekor diantaranya mati
terbunuh, maka yang masih hidup menggali tanah lalu bangkai kawannya itu dikuburkan
kedalam lubang yang kemudian ditimbuninya. Melihat perbuatan burung itu, Qabil dapat
menguburkan mayat saudaranya. Itu menjadikan Habil adalah manusia yang petama kali
meninggal dimuka bumi ini.
Nabi Adam a.s. wafat pada usia seribu tahun dan setahun kemudian meninggal dunia
pula istrinya (Hawa). Sebagian riwayat mengatakan Nabi Adam a.s. dimakamkan
berdekatan dengan istrinya. Didalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhori
“Sesungguhnya Allah s.w.t. menjadikan Nabi Adam a.s. pada hari Jum’at, diturunkan ke
bumi pada hari Jum’at dan memakan buah Khuldi serta bertobat kepada Allah s.w.t. pada
hari Jum’at dan wafat pada hari Jum’at”
4
Diriwayatkan oleh Bukhori dari Anas bin Malik, di kala Nabi Muhammad s.a.w. dan
Malaikat Jibril melalui suatu tempat pada malam Isra dan Mi’raj, Nabi Muhammad telah
bertemu dengan Nabi Idris dan bertanya kepada Jibril “siapakah dia?” malaikat Jibrilpun
menjawab “dialah Idris“.
Didalam Al-qur’an Allah s.w.t. menerangkan firmannya:
“Ingatlah akan kisah Ismail, Idris, dan Zulkifli, masing-masing termasuk golongan
yang sabar. Kami masukan mereka itu kedalam rahmat kami, sesungguhnya mereka itu
adalah orang-orang yang shaleh” (s. Al-anbiya ayat 85-86).
5
Nabi Nuh a.s. wafat pada usia 950 tahun, akan tetapi selama beliau melaksanakan tugas
kerasulannya hanya sedikit sekali yang mau beriman
6
Pada usianya yang semakin meningkat, Nabi Ibrahim a.s. mulai bertanya-tanya pada
dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan tidak mampu berbuat
apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya.
Ketika berpikir tentang Tuhan, dan setelah ia yakin bahwa matahari dan bulan serta
bintang tidaklah kekal maka ia berseru kepada kaumnya “Hai kaumku! sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, aku hanya akan menghadapkan diriku
kepada Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan
memperserikatkannya!“
Pada suatu hari, Raja Namrud beserta orang banyak pergi berburu. Nabi Ibrahim a.s.
memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali
satu yang tetap ditinggalkannya utuh, yaitu berhala yang paling besar. Dileher berhala
yang paling besar itu dikalungkannya kampak yang barusan digunakan untuk
menghancurkan berhala-berhala yang lainnya.
Sepulangnya dari berburu dan Raja Namrud beserta pengiringnya mengetahui bahwa
berhala mereka telah hancur, maka marahlah mereka. Dan tidak salah lagi, mereka
menuduh Nabi Ibrahim a.s. lah yang telah melakukannya, karena beliaulah yang gigih
menentang penyembahan berhala itu. Nabi Ibrahim a.s. ditangkap dan dihadapkan kepada
raja Namrud.
Sang Raja bertanya “Hai Ibrahim! kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala
itu?“ Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab “Bukan aku yang menghancurkannya,
tetapi berhala yang paling besar itu. Buktinya kampak penghancur berhala itu masih
tergantung dilehernya!“
Sang Raja berkata “Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau
katakan!?“
Nabi Ibrahim menjawab “Nach kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang
tidak mampu berbuat apa-apa itu?“
Hal ini membuat raja Namrud semakin murka dan memerintahkan agar Nabi Ibrahim a.s.
dijatuhi hukuman mati dengan dibakar. Akan tetapi Allah s.w.t. kembali memperlihatkan
kekuasaanya, dan Allah s.w.t. berfirman kepada api “Hai Api! hendaklah menjadi dingin
dan selamatkanlah Ibrahim!” (s. Al-Anbiya ayat 69) Setelah api padam, keluarlah Nabi
Ibrahim a.s. tanpa mengalami cedera sedikitpun.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya, Nabi Ibrahim a.s. berusaha menyadarkan
bapaknya agar tidak lagi menyembah berhala, jangan memperturutkan jalan setan agar
terlepas dari siksaan Allah s.w.t. Namun bapak Nabi Ibrahim a.s. menjawab “Adakah
engkau membenci tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? Ingatlah, jika tidak kau hentikan hinaan-
hinaanmu terhadap tuhan-tuhanku, niscaya aku akan menyiksamu, dan enyahlah engkau
buat selama-lamanya!” (s. Maryam ayat 46)
Karena tetap ingkar kepada Allah s.w.t. maka Allah menghukum raja Namrud beserta
pengikut-pengikutnya dengan nyamuk-nyamuk yang sangat luar biasa banyaknya.
Nyamuk-nyamuk itu memasuki dan menggigit tubuh raja Namrud dan pengikutnya,
memasuki lubang telinga, hidung, dan lain-lain. Raja Namrud sendiripun mati dengan cara
siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim a.s. memiliki isteri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti
Hajar Nabi Ibrahim a.s. memiliki anak yang bernama Ismail, sedangkan dari Siti Sarah
7
Nabi Ibrahim a.s. memiliki anak bernama Ishak. Siti Sarah baru melahirkan anaknya
setelah usianya lanjut.
8
tempat (Shafa) dimana bayinya (Ismail) dibaringkan dalam keadaan menangis sambil
merentak-rentakan kakinya. Atas izin Allah s.w.t. didekat Ismail menangis itu,
memancarlah mata air. Siti Hajar tergesa-gesa menampungnya. Kemudian Malaikat Jibril
berkata kepada air yang berlimpah-limpah itu “Zam-Zam!” yang artinya “Berkumpullah!”
maka air itu berkumpul untuk kemudian menjadi telaga dan sampai saat ini disebut telaga
Zam-zam. Usaha Siti Hajar mencari air kian kemari dari bukit Shafa ke Marwah dijadikan
salah satu rukun Haji yang disebut Sha’i, yaitu berjalan kaki dari Shafa ke Marwah, pulang
pergi tujuh kali.
Apabila Nabi Ibrahim a.s. kembali ke Mekkah, keadaan tempat dimana anak istrinya
ditinggalkan telah berubah menjadi desa yang subur dan makmur.
Suatu ketika Nabi Ibrahim a.s. bermimpi menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail a.s.
Lalu dikatakannya hal itu kepada Ismail, anaknya yang sudah besar itu pun menjawab
“Hai bapakku, kerjakanlah sebagaimana diperintahkan Allah yaitu menyembelihku,
mudah-mudahan bapak akan menyaksikanku berhati sabar“. Maka Nabi Ibrahim a.s. pun
membaringkan Ismail ketanah dengan maksud akan disembelihnya. Pada saat itulah Allah
s.w.t. menebusinya dengan seekor biri-biri (kibas) yang besar. Dikarenakan sabar dan
takwanya, maka Ismail pun diangkat menjadi Rasul Allah.
Nabi Ibrahim a.s. bersama anaknya yaitu Nabi Ismail a.s. kemudian mendirikan Ka’bah
(Baitullah) yang menjadi qiblat bagi umat manusia sedunia dalam beribadah.
Setelah usianya dewasa, Nabi Ismail a.s. menikah dengan seorang wanita Jurhum. Pada
suatu hari, berkunjunglah Nabi Ibrahim a.s. kerumah anaknya, disambut oleh menantunya.
Menyaksikan menantunya seorang yang tidak berbudi, Nabi Ibrahim berkata kepada
menantunya “Jika nanti suamimu pulang dari berburu, ceritakanlah kepadanya, bahwa ada
seorang tua yang ciri-ciri dan sifatnya begini dan begini datang berkunjung. Katakan pula
kepadanya bahwa aku tidak menyukai bandur rumahnya, hendaknya ditukar dengan yang
lain” Kemudian Nabi Ibrahim a.s. pulang.
Setelah tiba Nabi Ismail a.s. oleh istrinya diceritakanlah kedatangan Nabi Ibrahim a.s.
lengkap dengan pesannya “Itulah bapakku” ujar Nabi Ismail a.s. “Dan beliau tidak suka
kepadamu karena budimu yang kasar dan rendah” Lalu Nabi Ismail a.s. menceraikan
istrinya dan menikah lagi dengan wanita jurhum yang lain. Ternyata Nabi Ibrahim a.s.
sangat setuju dengan menantunya yang kedua ini.
Nabi Ismail a.s. dikaruniai oleh Allah s.w.t. yaitu anak berjumlah dua belas orang dan
mereka menjadi pemimpin-pemimpin atas kaumnya yang dinamakan Arab Musta’ribah.
Nabi Ismail a.s. yang disukai Allah s.w.t. diutus ke negri Yaman dan Amliq untuk
menyeru manusia supaya bertaqwa kepada Allah s.w.t. bersembahyang dan membayar
zakat. Dan menurut salah satu riwayat, Nabi Ismail a.s. meninggal pada usia 137 tahun di
Palestina. Namun menurut riwayat yang lain, Nabi Ismail a.s. meninggal dunia di Mekkah.
9
Nama ini diberi karena mengingatkan mereka yang sudah tua masih memperoleh putera
dan juga karena kegembiraan yang meluap-luap terutama bagi Siti Sarah sendiri.
Nabi Ishaq a.s. diangkat oleh Allah s.w.t. menjadi Rasul setelah dewasa dan menyeru
umatnya untuk beriman kepada Allah s.w.t. Nabi Ishaq a.s. wafat pada usia sekitar 180
tahun di negri Hibron.
10
“Ayah, semalam saya bermimpi melihat sebelas bintang dan matahari serta bulan
bersujud kepadaku“
Ayahnya berpikir sejenak, lalu berkata “Anakku Yusuf, jangan engkau ceritakan
mimpimu itu kepada saudara-saudaramu“. Hal itu diutarakan karena Nabi Ya’qub a.s.
kuatir nanti Yusuf akan diperdaya oleh saudara-saudaranya, karena mimpinya itu berarti
bahwa kelak Yusuf akan menjadi orang ternama, mulia dan menjadi Rasul.
11
mau mengikuti seruan Nabi Syu’aib a.s. maka Allah menghukumnya dengan awan yang
sangat panas, dan dari awan itu keluar api yang memusnahkan mereka.
12
Musa a.s. mendengar suara yang merupakan wahyu Illahi “Takala Musa sampai ketempat
api itu, lalu dia diseru dari tepi lembah sebelah kanan ditempat yang diberkahi dari
sebatang pohon kayu yaitu “Hai Musa! sesungguhnya Aku adalah Allah Tuhan semesta
alam” ( s. Al-Qashash ayat 30 )
Peristiwa tersebut terjadi dibukit Thursina, dibukit itu pulalah Nabi Musa a.s. menerima
mukjizat dari Allah s.w.t. yaitu tongkat yang bisa berubah menjadi ular bila dilemparkan
dan tanganya yang bisa bercahaya putih. Kedua mukjizat itulah nantinya yang akan
dipergunakan melawan Fir’aun. Dan Allah pun mengangkat Harun saudara dari Nabi
Musa a.s. menjadi Nabi pula untuk membantu Musa dalam menegakan kebenaran Allah
s.w.t.
Bilamana Nabi Musa a.s. melemparkan tongkatnya, maka berubahlah menjadi ular
besar yang menelan habis ular-ular ciptaan para ahli sihir Fir’aun. Menyaksikan kejadian
itu, maka bersujudlah para ahli sihir itu kepada Musa dan menyatakan bahwa mereka
beriman kepada Allah s.w.t. Dan diantara mereka yang beriman itu termasuk juga Siti
Asiah yang merupakan istri Fir’aun itu sendiri. Bukan main murkanya Fir’aun, orang-
orang yang beriman itu disiksanya sampai menemui ajal.
Nabi Musa a.s. bersama pengikutnya lari meninggalkan mesir dikejar oleh balatentara
Fir’aun. Ketika sampai dilaut merah, Nabi Musa a.s. memukulkan tongkatnya sehingga
laut terbelah dua. Nabi Musa a.s. dan pengikutnya berhasil menyebrangi Laut Merah
melalui jalan yang tersibak itu sehingga menjadi jalan darat. Sementara itu Fir’aun dan
balatentaranya terus mengejar, namun sampai dipertengahan laut, air lautpun bertemu
kembali. Maka binasalah Fir’aun dan balatentaranya.
Walaupun Fir’aun telah binasa, namun banyak jiwa rakyatnya yang masih kafir. Pada
waktu Nabi Musa a.s. pergi ke bukit Thursina untuk menerima wahyu Allah selama 40
malam, maka dipercayakan para pengikutnya kepada Nabi Harun a.s. Dan diantara mereka
ada seorang yang bernama Samiri yang membuat patung sapi dari emas. Kedalam mulut
patung sapi itu dimasukannya tanah bekas tapak kaki kuda Malaikat Jibril sehingga patung
sapi tersebut dapat berbicara. Lalu Samiri berkata kepada kaumnya “Hai kaumku! inilah
Tuhan kita yang patut kita sembah!” lalu merekapun tersesat karena menyembah patung
sapi tersebut.
Lalu Nabi Musa a.s. kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih “Aku sudah
melarang mereka berkali-kali” sahut Nabi Harun a.s. Kemarahan Nabi Musa a.s. pun
hilang, lalu beliau mengusir Samiri dan membakar patung anak Sapi itu.
Mereka baru akan percaya bila mereka telah melihat dengan jelas, lalu Nabi Musa a.s.
memilih tujuh puluh orang laki-laki untuk mengikuti-nya kebukit Thursina untuk
menerima wahyu Allah. Namun disana petir menyambar mereka, sehingga mereka semua
mati. Lalu Allah s.w.t. menghidupkan mereka kembali.
Suatu ketika, umat Nabi Musa a.s. merasa kehausan dipadang pasir. Setelah mencari
kesana kemari tidak juga didapatkan, merekapun meminta tolong kepada Nabi Musa a.s.
agar memintakan air kepada Tuhan. Lalu Nabi Musa a.s. memukulkan tongkatnya keatas
batu, maka terpancarlah 12 mata air untuk 12 kaum.
Nabi Musa a.s. meninggal dunia di padang Tih pada usia 120 tahun, setelah sebelumnya
telah meninggal dunia terlebih dahulu Nabi Harun a.s.
13
2.15 Kisah Nabi Zulkifli A.S.
Nabi Zulkifli a.s. memiliki nama asalnya yaitu Basyar, dinamakan Zulkifli karena
beliau sanggup menjalankan amanat Raja. Zulkifli artinya adalah orang yang sanggup.
Pada masa itu dinegri dimana Zulkifli berdiam, memerintahlah seorang Raja yang
sudah tua dan tidak berputra. Raja tersebut sudah tidak mampu lagi memegang tampuk
pemerintahan. Karena itu dikumpulkanlah rakyatnya, dan Raja itu bertanya, “Siapakah
diantara kalian yang sanggup berpuasa siang hari dan beribadat dimalam hari, serta tiada
marah-marah?“
Maka berdirilah Basyar serta berkata, “Aku sanggup!“. Sementara diantara kaumnya
tidak ada seorangpun yang menyanggupi pertanyaan Raja. Maka kerajaanpun diserahkan
kepada Basyar dan diberi gelar Zulkifli yang berarti orang yang sanggup, sedangkan pada
waktu itu usia beliau masih terbilang muda.
Nabi Zulkifli a.s. pun menjadi Raja dan dengan taatnya bertakwa kepada Tuhan. Siang
hari beliau berpuasa dan malam hari beliau beribadat.
14
Thalut menjadi Raja dan memerintah Bani Israil dengan bijaksana, dan setelah Raja
Thalut meninggal dunia maka beliau digantikan oleh Nabi Daud a.s. yang kemudian
menjadi Raja Bani Israil sekaligus diutus Allah untuk menjadi Rasul.
Beliau memimpin kaumnya dengan bijaksana dan damai, Allah s.w.t. telah pula
memberikan beberapa mukjizat pada Nabi Daud a.s. yaitu suaranya yang sangat merdu.
Jika beliau membaca zabur dengan nyanyian yang merdu, maka bagi orang yang sedang
sakit dan mendengarkannya maka akan sembuhlah dia.
15
2.20 Kisah Nabi Yunus A.S.
Nabi Yunus a.s. diutus oleh Allah s.w.t. untuk menjadi Rasul dalam usia 30 tahun. Ayah
Beliau bernama Mata. Beliau Berdakwah dan menasehati umatnya agar beriman kepada
Allah s.w.t., akan tetapi yang mau mengikuti Nabi Yunus a.s. hanya 2 orang saja.
Kaum Nabi Yunus a.s. tidak mau mengikuti nasehat beliau, dan itu membuat Nabi
Yunus a.s. merasa putus asa sehingga beliau berdoa kepada Allah s.w.t. agar diberikan
cobaan kepada kaumnya tersebut. Beliau mengatakan pada kaumnya “Jika tidak mau
mengikuti ajaran yang aku bawa, maka akan datang siksaan Allah dalam waktu 40 hari
lagi” dan kemudian beliau meninggalkan negri itu tanpa diketahui oleh kaumnya.
Mendengar ancaman ini, kaum Nabi yunus a.s. sadar dan mereka percaya bahwa Nabi
Yunus tidak berdusta. Mereka berbondong-bondong mencari Nabi Yunus, namun Nabi
Yunus tidak dapat ditemukan. Dan mereka beramai-ramai pergi ke lapangan memohon
kepada Allah agar tidak dijatuhkan siksaan kepada mereka dan semenjak saat itu mereka
menjadi beriman kepada Allah s.w.t.
Nabi Yunus .a.s terus berjalan tanpa tujuan, sedang Allah belum memerintahkan beliau
meninggalkan negrinya. Akhirnya beliau sampai ke suatu pelabuhan yang kebetulan ada
kapal penuh dengan muatan dan akan berlayar kepulau lainnya. Lalu Nabi Yunus a.s. ikut
pula naik kekapal itu.
Ketika sampai ditengah laut, tiba-tiba datang angin kencang dan badai yang membuat
kapal oleng, dalam keadaan panik nahkoda kapal mengambil keputusan untuk
mengadakan undian pada semua penumpang. Bagi siapa yang kena undian, maka dialah
yang akan diceburkan ke laut. Ketika undian dilakukan, ternyata yang kena adalah Nabi
Yunus a.s. maka beliau menceburkan diri ke laut dan ikan Hiu yang besar langsung
menelannya.
Dalam perut ikan yang gelap gulita itu beliau berdoa kepada Allah s.w.t. “Ya Allah,
tiada tuhan kecuali engkau, maha suci engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang-orang
yang zalim“
Allah menerima doa beliau, maka ikan hiu itu terdampar di pantai. Kemudian beliau
keluar dari perut ikan Hiu dengan tubuh yang sangat lemah dan sakit. Kaum Nabi Yunus
a.s. sangat menunggu-nunggu kedatangan beliau, dan menyambut Beliau dengan riang
gembira. Untuk selanjutnya Nabi Yunus a.s. beserta kaumnya hidup aman dan damai serta
taat dalam menjalankan ajaran Allah s.w.t.
16
Doa mereka diterima oleh Allah s.w.t., dan lahirlah seorang putri yang bernama
Maryam. Namun ketika Maryam masih kecil ayahnya meninggal. Berdatanganlah orang
ingin mengasuh Maryam, untuk itu diadakan undian, dan ternyata yang mendapat undian
itu adalah Nabi Zakariya a.s. dan mulai saat itu Maryam diasuh oleh Nabi Zakariya.
Maryam semakin besar, dan terdapat tanda kemuliaan pada dirinya. Dan Nabi Zakariya
semakin tua namun belum juga memiliki putra, sedangkan istri beliau tidak dapat
memberikan keturunan, padahal keinginan Nabi Zakariya memperoleh putra besar sekali.
Dikala beliau sedang beribadah, datanglah Malaikat Jibril memberi kabar gembira tentang
kelahiran putra beliau.
Demikianlah dalam usia tua, istri beliau melahirkan seorang putra yang diberi nama
Yahya. Setelah Yahya besar, maka beliau diutus oleh Allah untuk menjadi Rasul agar
menuntun umatnya dalam beriman kepada Allah s.w.t.
17
2.23 Kisah Nabi Isa A.S.
Nabi Isa a.s. adalah anak dari Maryam, beliau tidak memiliki ayah. Maryam adalah
anak Imran dan Hannah. Oleh ibunya, Maryam diserahkan ke Baitulmaqdis, dan Maryam
adalah wanita yang saleh.
Pada suatu ketika, datanglah Malaikat Jibril kepada Maryam dan memberitahukan
bahwa Maryam akan memperolah seorang anak yang saleh. Tentu saja Maryam sangat
terkejut, karena ia belum bersuami. Namun memang demikianlah kehendak Allah, lalu
Malaikat Jibril meniupkan roh suci kedalam kandungannya, maka hamillah Maryam.
Sangat berat penderitaan Maryam, dalam keadaan mengandung ia selalu diperolok-olok
dan dihinakan kaumnya. Apalagi setelah bayinya lahir, orang-orang bertanya kepada
Maryam “Hai Maryam, mengapa kamu sampai memiliki anak? padahal kamu ini seorang
wanita baik-baik yang belum bersuami. Orang tuamu pun orang-orang yang baik pula,
mengapa sekarang engkau berbuat mesum?” Mendengar hal ini Maryam tidak menjawab,
kecuali hanya memberi isyarat dengan menunjuk bayinya. Sudah tentu mereka terheran-
heran dan berkatalah mereka “Bagaimana mungkin kami bisa bicara dengan anak yang
masih bayi?“
Maka dengan kekuasaan Allah s.w.t. Nabi Isa a.s. yang waktu itu masih bayi dapat
berbicara. Allah s.w.t. menerangkan firmannya yang artinya “Sesungguhnya aku ini
hamba Allah, Dia memberiku Al-kitab (Injil) dan dia menjadikan ku seorang Nabi, dan
Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan Dia
memerintahkan kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku
masih hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku
dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah
Isa putra Maryam, Allah telah memfirmankan perkataan yang benar, yang mereka
berbantah-bantahan tentang kebenarannya” (s.Maryam ayat 30-34) Demikianlah dengan
izin Allah s.w.t. anak yang masih dalam pangkuan ibunya dapat berkata-kata.
Untuk melindungi anaknya, maka Maryam pindah ke Mesir bersama saudaranya Yusuf
Najar. Setelah dua belas tahun, merekapun kembali ke negri Syam. Pada usia 30 tahun,
diangkatlah Isa menjadi Rasul Allah, untuk menyerukan kebenaran Allah s.w.t. kepada
Bani Israil.
Kepada Isa, Allah mengajarkan Al-kitab, hikmah (ilmu), Taurat, dan Injil. Dan menjadi
Rasul kepada Bani Israil, kepadanya pula Allah memberikan mukjizat, yaitu :
1. Menjadikan burung daripada tanah
2. Dapat menyembuhkan orang buta sehingga bisa melihat
3. Menyembuhkan orang berpenyakit kusta
4. Dapat menghidupkan orang-orang yang telah mati
5. Menurunkan makanan dari langit ketika diminta oleh kaumnya
Adapun yang beriman kepada Nabi Isa a.s. hanyalah dua belas orang saja, dan mereka
disebut Hawari yang berarti sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. Lama kelamaan pengikut Nabi
Isa a.s. semakin banyak, mereka disebut Nasara (Nasrani). Diantara sahabat-sahabat Nabi
Isa a.s. ada seorang yang murtad yang bernama Yahuza Iskarius.
Dalam melaksanakan tugas menegakan kebenaran Allah s.w.t. Nabi Isa a.s. mendapat
tantangan keras dari orang-orang kafir. Mereka mencari orang yang sanggup menangkap
18
Nabi Isa a.s. dengan upah yang besar. Yahuza Iskarius si murid murtad tersebut yang
sanggup melaksanakan pekerjaan itu. Pada waktu Nabi Isa a.s. sudah terkepung disuatu
tempat oleh tentara kerajaan yang diperintah oleh Raja Hirdaus yang kafir, Allah s.w.t.
telah berkenan mengangkat Nabi Isa a.s. ke alam gaib (ketempat yang dimuliakan Allah)
dan pada waktu itu usia Nabi Isa a.s. adalah 33 tahun. Dan kemudian Allah menjadikan
orang lain (Yahuza Iskarius) mirip dengan Nabi Isa a.s. dan murid yang murtad inilah yang
sebenarnya tertangkap dan kemudian disalibkan.
Didalam Al-qur’an Allah s.w.t. menerangkan firmannya yang artinya “Telah kafirlah
orang-orang yang mengatakan sesungguhnya Allah ialah Al Masih, putra Maryam.
padahal Al Masih sendiri berkata “Hai Bani Israil! sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu, sesungguhnya barang siapa yang memperserikatkannya, maka Allah haramkan
ia masuk surga dan tempatnya adalah dineraka yang tidak ada seorangpun penolongnya”
(s Almaidah ayat 72)
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Percaya kepada Rasul-rasul Allah merupakan pengamalan rukun iman yang keempat.
Iman kepada Rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah orang
laki-laki yang telah menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya agar
mereka beriman.
Dan orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul dan
harus mengamalkan ajaran-ajaran yang disampaikan para Rasul meliputi ajaran kepada
umat manusia bahwa yang menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah Allah SWT,
sehingga kita harus mentaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya,
menyadarkan bahwa setelah manusia mati, akan terus menuju ke alam berikutnya yaitu
alam barzakh dan alam akhirat.
3.2 Saran
Kita harus meneladani perikehidupan yang meliputi ucapannya, perbuatannya maupun
ketetapan-ketetapannya. Dan hendaklah kita sebagai umat manusia memiliki tujuan hidup,
menjalani hidup dengan aturan dan selalu dilandasi niat ingin memperoleh ridho Allah,
bahagia di dunia dan di akhirat.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahsekolah96.blogspot.com/2018/01/makalah-sejarah-25-nabi-rosul.html?m=0
https://pintubelajarcerdas.blogspot.com/2016/10/makalah-materi-pendidikan-agama-
islam.html
21