Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2


1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Kisah Nabi Adam A.S ............................................................................................... 3
2.2 Kisah Nabi Idris A.S. ................................................................................................ 4
2.3 Kisah Nabi Nuh A.S .................................................................................................. 5
2.4 Kisah Nabi Hud A.S. ................................................................................................. 6
2.5 Kisah Nabi Saleh A.S ................................................................................................ 6
2.6 Kisah Nabi Ibrahim A.S. .......................................................................................... 6
2.7 Kisah Nabi Luth A.S. ................................................................................................ 8
2.8 Kisah Nabi Ismail A.S. .............................................................................................. 8
2.9 Kisah Nabi Ishaq A.S. ............................................................................................... 9
2.10 Kisah Nabi Ya’qub A.S........................................................................................... 10
2.11 Kisah Nabi Yusuf A.S. ............................................................................................ 10
2.12 Kisah Nabi Ayyub A.S. ........................................................................................... 11
2.13 Kisah Nabi Syu’aib A.S. ......................................................................................... 11
2.14 Kisah Nabi Musa A.S. dan Nabi Harun A.S. ........................................................ 12
2.15 Kisah Nabi Zulkifli A.S........................................................................................... 14
2.16 Kisah Nabi Daud A.S. ............................................................................................. 14
2.17 Kisah Nabi Sulaiman A.S. ...................................................................................... 15
2.18 Kisah Nabi ILyas A.S. ............................................................................................. 15
2.19 Kisah Nabi ILyasa A.S. ........................................................................................... 15
2.20 Kisah Nabi Yunus A.S. ........................................................................................... 16
2.21 Kisah Nabi Zakariya A.S. ....................................................................................... 16
2.22 Kisah Nabi Yahya A.S. ........................................................................................... 17
2.23 Kisah Nabi Isa A.S. ................................................................................................. 18
2.24 Kisah Nabi Muhammad S.A.W. ............................................................................ 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 20
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 20
3.2 Saran......................................................................................................................... 20

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna, karena Allah telah melengkapi
manusia dengan akal pikiran. Namun dengan akalnya yang terbatas manusia senantiasa
berselisih, mendengki, bermusuhan, dan bertikai sehingga tidak mampu membuat pedoman
hidup yang dapat membawa mereka bahagia di dunia dan akhirat. Itulah sebabnya Allah
mengutus para Rasul untuk memperbaiki kehidupan umat manusia dan membimbing hamba-
Nya yang lain menuju jalan yang diridhoi-Nya. Tugas mereka sangat berat dan hanya hamba-
hamba Allah terpilih saja yang sanggup melakukan hal tersebut atas izin-Nya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah 25 nabi dan rasul?
2. Bagaimana kisah 25 nabi dan rasul?

1.3 Tujuan

1) Meningkatkan ketakwaan kepada Allah.


2) Meningkatkan ketakwaan kepada Rasul Allah.
3) Meningkatkan pengamalan rukun iman terutama rukun iman yang ke 4.
4) Mengetahui pedoman hidup manusia agar bahagia di dunia dan akhirat.
5) Mempunyai perilaku yang mencerminkan percaya terhadap adanya Rasul-rasul Allah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kisah Nabi Adam A.S


` Nabi Adam a.s. adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah s.w.t. dari pada
tanah, dibentuk dengan sedemikian rupa dengan sebaik-baiknya bentuk, kemudian
ditiupkan roh kehidupan kedalam-nya. Sebelumnya, Tuhan telah pula menciptakan setan
dari pada api yang sangat panas dan Malaikat dari Cahaya.
Kepada Adam, Allah mengajarkan nama-nama segala sesuatu. Setelah Adam pandai,
Allah memanggil sekalian Malaikat dan setan serta menanyakan pada mereka nama-nama
segala sesuatunya.
Malaikat menjawab “Maha suci Allah, Sesungguhnya tiadalah kami mengetahui segala
sesuatu yang tidak diajarkan oleh Tuhan kepada kami. Tuhanlah yang maha mengetahui
lagi bijaksana“. Lalu Allah pun menyuruh Adam untuk menerangkan nama-nama segala
sesuatu yang telah diajarkan itu. Setelah Adam menyebutkannya dengan lancar, Allah pun
berfirman “Hai Malaikat! tidakkah telah Ku katakan sejak semula, bahwa Aku lebih
mengetahui apa-apa yang kau lahirkan dan kau sembunyikan?“
Lalu Allah menyuruh agar mereka semua sujud kepada Adam. Maka bersujudlah semua
Malaikat kecuali iblis yang sombong. Iblis pun diusir dari syurga dengan menyimpan
kebencian dan dendam pada manusia.
Karena Adam merasa kesepian, maka Allah menciptakan seorang manusia (wanita)
untuk menjadi teman Adam, yaitu Hawa. Adam dan Hawa diperkenankan berdiam
didalam syurga dan boleh makan apa saja kecuali dilarang mendekati sebuah pohon kayu
(pohon Khuldi). Jika Adam dan Hawa melanggar larangan itu, maka mereka menjadi
orang-orang yang aniaya.
Setan yang mendendam terhadap Adam, berdaya upaya untuk menggoda Adam.
Mereka memperdaya Adam dan Hawa dengan kata-kata “Allah melarang kalian makan
buah ini adalah supaya kau tidak dapat menjadi Malaikat dan agar kau tidak kekal tinggal
didalam syurga“. Untuk mengukuhkan tipu dayanya, setan bersumpah atas nama Allah.
Akhirnya tergelincirlah Adam dan Hawa. Mereka terbujuk oleh tipu daya setan.
Maka terbukalah bagi keduanya malu yang tersembunyi. Setelah menyadari
kesalahannya, Adam dan Hawa pun menangis memohon ampunan “Wahai Tuhan kami!
kami telah menganiaya diri kami, jika Tuhan tidak mengampuni dan memberikan rahmat
kepada kami, niscaya masuklah kami kedalam golongan orang-orang yang merugi“. Allah
mengampuni dengan memberikan beberapa do’a (petunjuk) kepada Adam dan Hawa.
Sesungguhnya Allah penerima tobat dan penyayang.
Sesuai dengan rencana Allah untuk menjadikan Adam sebagai khalifah dimuka bumi,
maka keduanya pun diturunkan kebumi dengan berlainan tempat yang jaraknya sangat
jauh. Mereka pun saling mencari, Sehingga akhirnya bertemu setelah lama sekali berpisah,
yaitu dipadang Arafah. Bahkan sampai sekarang para jemaah Haji diwajibkan untuk
wuquf (berhenti) ditempat tersebut sebagai salah satu rukun Haji.

3
Selama hidupnya Hawa melahirkan sebanyak dua puluh satu kali. Setiap kali
melahirkan selalu kembar, terdiri dari seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan.
Kecuali yang terakhir yang kemudian menjadi Nabi, Syits namanya.
Hal yang terjadi diantara anak Nabi Adam a.s. yang bernama Iqlima, yang mana Iqlima
merupakan seorang wanita yang tercantik dari pada Labuda. Iqlima lahir kembar dengan
Qabil, dan Labuda lahir kembar dengan Habil. Qabil tetap ingin menikahi saudaranya
yaitu Iqlima, akan tetapi ayahnya Nabi Adam a.s. menolak keputusan Qabil tersebut.
Karena Iqlima harus dikawinkan dengan Habil.
Munculah nafsu untuk membunuh pada diri Qabil, yaitu untuk membunuh Habil.
Setelah Qabil membunuh Habil maka Qabil pun merasa bingung dan bagaimana cara
menyelengarakan mayat saudaranya itu. Dikala ia kebingungan maka Allah s.w.t.
memperlihatkan kepadanya dua ekor burung gagak berkelahi dan seekor diantaranya mati
terbunuh, maka yang masih hidup menggali tanah lalu bangkai kawannya itu dikuburkan
kedalam lubang yang kemudian ditimbuninya. Melihat perbuatan burung itu, Qabil dapat
menguburkan mayat saudaranya. Itu menjadikan Habil adalah manusia yang petama kali
meninggal dimuka bumi ini.
Nabi Adam a.s. wafat pada usia seribu tahun dan setahun kemudian meninggal dunia
pula istrinya (Hawa). Sebagian riwayat mengatakan Nabi Adam a.s. dimakamkan
berdekatan dengan istrinya. Didalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhori
“Sesungguhnya Allah s.w.t. menjadikan Nabi Adam a.s. pada hari Jum’at, diturunkan ke
bumi pada hari Jum’at dan memakan buah Khuldi serta bertobat kepada Allah s.w.t. pada
hari Jum’at dan wafat pada hari Jum’at”

2.2 Kisah Nabi Idris A.S.


Kepada Nabi Idris a.s. ini, Allah s.w.t. menurunkan 30 shahifah (lembaran) yang berisi
petunjuk-petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya, yaitu keturunan Qabil yang
durhaka kepada Allah s.w.t.
Nabi Idris a.s. adalah orang pertama yang pandai menulis dan membaca ilmu hitung,
ilmu perbintangan (falak), ilmu jahit menjahit, dan ilmu merancak kuda serta memerangi
orang-orang yang durhaka kepada Allah s.w.t.
Beliau tidak lalai sedikitpun dari mengingat Allah walaupun beliau sedang sibuk
menghadapi soal-soal kepentingannya sehari-hari. Nabi Idris a.s. merupakan seorang yang
gagah berani dan beliau seorang yang memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga dapat
memerangi orang-orang yang durhaka kepada Allah dan beliau diberikan gelar As Adul
Usud yang artinya Singa dari segala Singa. Allah pun telah memberikannya derajat yang
tinggi.
Dalam firmannya Allah s.w.t. yang ditafsirkan menerangkan “Dan ceritakanlah hai
Muhammad, kisah Idris yang tersebut didalam Al-qur’an bahwa Idris adalah seorang nabi
dan Allah telah mengangkatnya kepada martabat yang tinggi” (s. Maryam ayat 56-57)
Sebagai mana ahli tafsir sebagian mengatakan, maka takala terbuka bagi Nabi Idris a.s
untuk berkenalan kepada Malaikat timbullah dalam hati Nabi Idris a.s. untuk melihat alam
gaib (naik keatas langit) maka keinginan Nabi Idris a.s. ini dikabulkan oleh Allah
s.w.t.sehingga naiklah Nabi Idris a.s. ke langit.

4
Diriwayatkan oleh Bukhori dari Anas bin Malik, di kala Nabi Muhammad s.a.w. dan
Malaikat Jibril melalui suatu tempat pada malam Isra dan Mi’raj, Nabi Muhammad telah
bertemu dengan Nabi Idris dan bertanya kepada Jibril “siapakah dia?” malaikat Jibrilpun
menjawab “dialah Idris“.
Didalam Al-qur’an Allah s.w.t. menerangkan firmannya:
“Ingatlah akan kisah Ismail, Idris, dan Zulkifli, masing-masing termasuk golongan
yang sabar. Kami masukan mereka itu kedalam rahmat kami, sesungguhnya mereka itu
adalah orang-orang yang shaleh” (s. Al-anbiya ayat 85-86).

2.3 Kisah Nabi Nuh A.S


Nabi Nuh a.s. adalah rasul Allah yang merupakan keturunan kesepuluh dari nabi Adam
a.s. Diutus oleh Allah s.w.t. di negri Armenia. Beliau mengajarkan kaumnya untuk
menyembah kepada Allah dan melarang kaumnya memperhambakan diri kepada selain
Allah.
Mulai usia Nabi Nuh a.s 40 tahun hingga 950 tahun beliau mengembangkan ajaran-
ajaran agama Allah s.w.t. akan tetapi manusia diwaktu itu tidak memperdulikan seruan
dan ajaran agama Allah tersebut. Bahkan sebaliknya mereka memperolok dan bahkan
membenci kepada Nabi Nuh a.s. sehingga hanya sedikit sekali yang mau beriman kepada
Allah s.w.t.
Untuk hal itu Nabi Nuh a.s. menangis karena sedihnya atas keingkaran kaumnya
tersebut. Selama ratusan tahun beliau menjalankan tugas kerasulan, hanya sedikit sekali
yang mau beriman kepada Allah s.w.t. karena itulah Allah menyuruh Nabi Nuh a.s. untuk
membuat perahu, karena Allah bermaksud untuk menenggelamkan kaum yang durhaka itu
Tidak lama setelah selesainya kapal kayu besar Nabi Nuh a.s. berhembuslah angin
taufan yang sangat dahsyat. Hujan turun dengan lebat, mata air bersemburan dari mana-
mana yang terus menerus tak henti-hentinya selama berhari-hari. Air pun bertambah tinggi
dan bumi berubah menjadi lautan yang sangat luas.
Nabi Nuh a.s. melaksanakan perintah Tuhan, naiklah beliau dengan orang-orang yang
beriman keatas bahtera sehingga selamatlah mereka dari banjir yang sangat dahsyat.
Ditengah kapal sedang berlayar, tampaklah oleh Nabi Nuh a.s. anaknya yang hampir
tenggelam. Maka berserulah Nabi Nuh a.s. "Hai anakku! naiklah ke kapal bersama kami,
dan janganlah engkau menjadi manusia yang ingkar terhadap Allah!".
Akan tetapi anak Nabi Nuh a.s. menolak seruan bapaknya dan berusaha berenang ke
arah gunung. Namun air bah segera menenggelamkannya. Menyaksikan hal itu Nabi Nuh
a.s. sangat sedih, begitu sedihnya sehingga Nabi Nuh a.s. menyeru kepada Allah s.w.t. "O,
Tuhanku! anak ku telah mati tenggelam, sedangkan ia termasuk keluarga ku, padahal
Tuhan telah berjanji akan menyelamatkan kami!"
Allah berfirman :"Hai Nuh! sesungguhnya orang-orang yang durhaka itu bukanlah
termasuk keluarga mu!"
Menerima firman Tuhan tersebut, Nabi Nuh a.s. dengan sangat takutnya meminta
ampun kepada Allah karena telah berkata dengan tak tahu apa yang dilarang oleh Allah,
yaitu meminta agar anaknya diselamatkan, padahal anaknya termasuk golongan orang
yang durhaka. Setelah orang kafir ditelan oleh air, tinggallah orang-orang yang beriman
yang mulai menempuh hidup baru dibawah bimbingan Nabi Nuh a.s.

5
Nabi Nuh a.s. wafat pada usia 950 tahun, akan tetapi selama beliau melaksanakan tugas
kerasulannya hanya sedikit sekali yang mau beriman

2.4 Kisah Nabi Hud A.S.


Nabi Hud a.s. adalah keturunan dari nabi Nuh a.s. yang diutus oleh Allah s.w.t. kepada
kaumnya ‘Ad namanya. Kaum ‘Ad adalah umat yang hidup pada jaman itu yang memiliki
sifat sangat sombong dan takabur karena mereka merasa kuat dan pandai membuat
bangunan-bangunan yang kokoh. Walau demikian mereka tetap menyembah berhala.
Adapun kaum ‘Ad tersebut telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi
amat kencang. Yang mana Allah s.w.t. menimpakan angin tersebut kepada mereka selama
tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus. Karena hal tersebut maka kaum ‘Ad
mati bergelimpangan seakan-akan mereka adalah batang pohon yang telah tumbang dan
hancur, mereka musnah karena azab dari Allah s.w.t. yang sangat dahsyat tersebut. Dan
hal itu terjadi karena durhakanya mereka kepada Allah s.w.t
“Setelah datang siksaan Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman
bersama dia dengan rahmat Kami, dan Kami selamatkan pula mereka di akhirat dari azab
yang berat” (s. Hud ayat 58)
Setelah terjadi malapetaka yang hebat itu kemudian Nabi Hud a.s. berpindah tempat
tinggal di negri Hadralmaut sampai akhir hayatnya. Sebab negri kamu ‘Ad sudah hancur
rusak dan binasa.

2.5 Kisah Nabi Saleh A.S


Nabi Saleh a.s. adalah anak Ubaid bin Jabir bin Tsamud, dan kaum yang hidup pada
masa itu bernama kaum Tsamud. Nama Tsamud adalah nama yang dibangsakan kepada
nama kakeknya yang bernama Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh.
Nabi Saleh a.s. merupakan keturunan keenam dari nabi Nuh a.s. kaum Tsamud ini
menempati daerah bekas negri kaum ‘Ad yang telah hancur. Dan ini terletak antara Hijaz
dan Syam disebelah tenggara negri Madyan. Mereka bertempat tinggal dibukit-bukit
pegunungan
Bangsa Tsamud ini hidup dengan penuh kemakmuran, senang dan bahagia. Dan agama
mereka adalah penyembah berhala seperti halnya pada kaum ‘Ad yang telah dimusnahkan
oleh Allah s.w.t.

2.6 Kisah Nabi Ibrahim A.S.


Nabi Ibrahim a.s. adalah anak Azar yang merupakan keturunan Sam bin Nuh. Pada masa
itu Raja Namrud yang bertahta dinegri Mausul mengeluarkan undang-undang yang
memerintahkan agar setiap anak lelaki yang lahir di negri Mausul dibunuh. Keadaan ini
sama dengan Nabi Musa a.s. namun berkat rahmat Allah s.w.t. nabi Ibrahim a.s. lahir
dengan selamat.
Oleh orang tuanya nabi Ibrahim disembunyikan didalam gua, dan atas izin Allah s.w.t.
Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seorang pun yang memeliharanya dan tidak seekor
binatang buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus, diisap ujung jarinya maka
keluarlah air susu.

6
Pada usianya yang semakin meningkat, Nabi Ibrahim a.s. mulai bertanya-tanya pada
dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan tidak mampu berbuat
apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya.
Ketika berpikir tentang Tuhan, dan setelah ia yakin bahwa matahari dan bulan serta
bintang tidaklah kekal maka ia berseru kepada kaumnya “Hai kaumku! sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, aku hanya akan menghadapkan diriku
kepada Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan
memperserikatkannya!“
Pada suatu hari, Raja Namrud beserta orang banyak pergi berburu. Nabi Ibrahim a.s.
memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali
satu yang tetap ditinggalkannya utuh, yaitu berhala yang paling besar. Dileher berhala
yang paling besar itu dikalungkannya kampak yang barusan digunakan untuk
menghancurkan berhala-berhala yang lainnya.
Sepulangnya dari berburu dan Raja Namrud beserta pengiringnya mengetahui bahwa
berhala mereka telah hancur, maka marahlah mereka. Dan tidak salah lagi, mereka
menuduh Nabi Ibrahim a.s. lah yang telah melakukannya, karena beliaulah yang gigih
menentang penyembahan berhala itu. Nabi Ibrahim a.s. ditangkap dan dihadapkan kepada
raja Namrud.
Sang Raja bertanya “Hai Ibrahim! kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala
itu?“ Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab “Bukan aku yang menghancurkannya,
tetapi berhala yang paling besar itu. Buktinya kampak penghancur berhala itu masih
tergantung dilehernya!“
Sang Raja berkata “Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau
katakan!?“
Nabi Ibrahim menjawab “Nach kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang
tidak mampu berbuat apa-apa itu?“
Hal ini membuat raja Namrud semakin murka dan memerintahkan agar Nabi Ibrahim a.s.
dijatuhi hukuman mati dengan dibakar. Akan tetapi Allah s.w.t. kembali memperlihatkan
kekuasaanya, dan Allah s.w.t. berfirman kepada api “Hai Api! hendaklah menjadi dingin
dan selamatkanlah Ibrahim!” (s. Al-Anbiya ayat 69) Setelah api padam, keluarlah Nabi
Ibrahim a.s. tanpa mengalami cedera sedikitpun.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya, Nabi Ibrahim a.s. berusaha menyadarkan
bapaknya agar tidak lagi menyembah berhala, jangan memperturutkan jalan setan agar
terlepas dari siksaan Allah s.w.t. Namun bapak Nabi Ibrahim a.s. menjawab “Adakah
engkau membenci tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? Ingatlah, jika tidak kau hentikan hinaan-
hinaanmu terhadap tuhan-tuhanku, niscaya aku akan menyiksamu, dan enyahlah engkau
buat selama-lamanya!” (s. Maryam ayat 46)
Karena tetap ingkar kepada Allah s.w.t. maka Allah menghukum raja Namrud beserta
pengikut-pengikutnya dengan nyamuk-nyamuk yang sangat luar biasa banyaknya.
Nyamuk-nyamuk itu memasuki dan menggigit tubuh raja Namrud dan pengikutnya,
memasuki lubang telinga, hidung, dan lain-lain. Raja Namrud sendiripun mati dengan cara
siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim a.s. memiliki isteri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti
Hajar Nabi Ibrahim a.s. memiliki anak yang bernama Ismail, sedangkan dari Siti Sarah

7
Nabi Ibrahim a.s. memiliki anak bernama Ishak. Siti Sarah baru melahirkan anaknya
setelah usianya lanjut.

2.7 Kisah Nabi Luth A.S.


Nabi Luth a.s. adalah saudara laki-laki Nabi Ibrahim a.s. Beliau diutus oleh Allah s.w.t.
ke negri Sadum (Palestina). Penduduknya sangat durhaka kepada Allah s.w.t. dan mereka
mempunyai budi pekerti yang sangat buruk sekali. Mereka memutuskan perkawinan untuk
perkembangan keturunan, seorang lelaki tidak mau mengawini seorang perempuan, akan
tetapi sebaliknya mereka menginginkan seorang lelaki harus mengawini seorang lelaki
juga.
Pekerjaan mereka adalah merampok hak orang, menganiaya dan apabila dinasehati atau
dipertakuti dengan siksaan Allah s.w.t. segera mereka akan menjawab “Datangkanlah
siksaan Allah itu hai Luth, jika sekiranya engkau orang yang benar“
Sebelum negri Nabi Luth a.s. dimusnahkan, datanglah beberapa Malaikat yang
menyerupai seorang laki-laki yang tampan ke rumah Nabi Luth a.s. Beliau merasa susah
hati karena takut kalau tamu-tamunya itu diganggu oleh kaumnya yang sangat keji
perbuatannya. Dan kebetulan mereka sedang mengintai tamu-tamu Nabi Luth a.s. itu, dan
segera mereka datang kepada Nabi Luth a.s. dan langsung meminta tamu laki-laki yang
tampan itu agar segera diberikan untuk memuaskan kesenangan terkutuk mereka masing-
masing. Seraya Nabi Luth a.s. menjawab “Wahai kaumku, janganlah kamu mengganggu
tamu-tamuku agar engkau mengawininya. Jika engkau mau biarlah aku carikan isteri
(wanita) yang halal untuk engkau kawini, dan mengapa engkau sekalian tidak berpikir?“
Seraya mereka menjawab “Hai Luth, sebagaimana engkau sudah mengetahui bahwa
aku tidak suka kepada para wanita“
Demikianlah negri kaum Nabi Luth a.s. dimusnahkan oleh Allah s.w.t. dan sebelumnya
itu Nabi Luth a.s. dan pengikut-pengikutnya yang beriman telah berpindah (hijrah) ke
daerah lain dengan mendapat keselamatan dan lindungan dari Allah s.w.t. kecuali isteri
dari Nabi Luth a.s. dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal dibinasakan.

2.8 Kisah Nabi Ismail A.S.


Nabi Ismail a.s. adalah anak Nabi Ibrahim a.s. dan ibunya Siti Hajar. Siti Hajar adalah
budak yang diberikan oleh Raja Mesir kepada Nabi Ibrahim a.s. Dari semenjak kecil
hingga dewasa Siti Hajar dipelihara oleh Nabi Ibrahim a.s. sehingga diperistrikannya.
Sedangkan istri pertama yaitu Siti Sarah dari semenjak muda belum bisa memberikan
anak dan baru mendapatkan anak ketika usianya sudah lanjut, yang mana anak tersebut
diberi nama Ishaq. Sebagaimana wanita lainnya, Siti Sarah rupanya merasa kurang senang
kalau Siti Hajar sudah mendapatkan anak terlebih dahulu dari pada dirinya.
Kemudian Nabi Ibrahim a.s. membawa istrinya (Siti Hajar) dan Ismail yang masih bayi
ke negri Mekkah yang pada waktu itu masih merupakan padang pasir kosong yang belum
di diami oleh manusia. Lalu atas perintah Allah s.w.t. Nabi Ibrahim a.s. pun kembali ke
negri Syam pada istri pertamanya yaitu Siti Sarah.
Suatu ketika Siti Hajar kehabisan air, beliau sangat kehausan sehingga air susunya pun
kering. Dalam usahanya mencari air, Siti Hajar berlari kian kemari sampai ke bukit Shafa
dan Marwah. Kemudian Siti Hajar mendengar suara Malaikat Jibril yang menunjuk suatu

8
tempat (Shafa) dimana bayinya (Ismail) dibaringkan dalam keadaan menangis sambil
merentak-rentakan kakinya. Atas izin Allah s.w.t. didekat Ismail menangis itu,
memancarlah mata air. Siti Hajar tergesa-gesa menampungnya. Kemudian Malaikat Jibril
berkata kepada air yang berlimpah-limpah itu “Zam-Zam!” yang artinya “Berkumpullah!”
maka air itu berkumpul untuk kemudian menjadi telaga dan sampai saat ini disebut telaga
Zam-zam. Usaha Siti Hajar mencari air kian kemari dari bukit Shafa ke Marwah dijadikan
salah satu rukun Haji yang disebut Sha’i, yaitu berjalan kaki dari Shafa ke Marwah, pulang
pergi tujuh kali.
Apabila Nabi Ibrahim a.s. kembali ke Mekkah, keadaan tempat dimana anak istrinya
ditinggalkan telah berubah menjadi desa yang subur dan makmur.
Suatu ketika Nabi Ibrahim a.s. bermimpi menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail a.s.
Lalu dikatakannya hal itu kepada Ismail, anaknya yang sudah besar itu pun menjawab
“Hai bapakku, kerjakanlah sebagaimana diperintahkan Allah yaitu menyembelihku,
mudah-mudahan bapak akan menyaksikanku berhati sabar“. Maka Nabi Ibrahim a.s. pun
membaringkan Ismail ketanah dengan maksud akan disembelihnya. Pada saat itulah Allah
s.w.t. menebusinya dengan seekor biri-biri (kibas) yang besar. Dikarenakan sabar dan
takwanya, maka Ismail pun diangkat menjadi Rasul Allah.
Nabi Ibrahim a.s. bersama anaknya yaitu Nabi Ismail a.s. kemudian mendirikan Ka’bah
(Baitullah) yang menjadi qiblat bagi umat manusia sedunia dalam beribadah.
Setelah usianya dewasa, Nabi Ismail a.s. menikah dengan seorang wanita Jurhum. Pada
suatu hari, berkunjunglah Nabi Ibrahim a.s. kerumah anaknya, disambut oleh menantunya.
Menyaksikan menantunya seorang yang tidak berbudi, Nabi Ibrahim berkata kepada
menantunya “Jika nanti suamimu pulang dari berburu, ceritakanlah kepadanya, bahwa ada
seorang tua yang ciri-ciri dan sifatnya begini dan begini datang berkunjung. Katakan pula
kepadanya bahwa aku tidak menyukai bandur rumahnya, hendaknya ditukar dengan yang
lain” Kemudian Nabi Ibrahim a.s. pulang.
Setelah tiba Nabi Ismail a.s. oleh istrinya diceritakanlah kedatangan Nabi Ibrahim a.s.
lengkap dengan pesannya “Itulah bapakku” ujar Nabi Ismail a.s. “Dan beliau tidak suka
kepadamu karena budimu yang kasar dan rendah” Lalu Nabi Ismail a.s. menceraikan
istrinya dan menikah lagi dengan wanita jurhum yang lain. Ternyata Nabi Ibrahim a.s.
sangat setuju dengan menantunya yang kedua ini.
Nabi Ismail a.s. dikaruniai oleh Allah s.w.t. yaitu anak berjumlah dua belas orang dan
mereka menjadi pemimpin-pemimpin atas kaumnya yang dinamakan Arab Musta’ribah.
Nabi Ismail a.s. yang disukai Allah s.w.t. diutus ke negri Yaman dan Amliq untuk
menyeru manusia supaya bertaqwa kepada Allah s.w.t. bersembahyang dan membayar
zakat. Dan menurut salah satu riwayat, Nabi Ismail a.s. meninggal pada usia 137 tahun di
Palestina. Namun menurut riwayat yang lain, Nabi Ismail a.s. meninggal dunia di Mekkah.

2.9 Kisah Nabi Ishaq A.S.


Nabi Ishaq a.s. adalah putera Nabi Ibrahim a.s. dari isteri beliau yang pertama yang
bernama Siti Sarah. Nabi Ibrahim tidak menduga lagi, bahwa Siti Sarah akan melahirkan
putera karena mereka sudah tua. Dengan rahmat Allah s.w.t. maka Malaikat memberi
kabar gembira akan lahirnya putera beliau yang diberi nama Ishaq yang berarti tertawa.

9
Nama ini diberi karena mengingatkan mereka yang sudah tua masih memperoleh putera
dan juga karena kegembiraan yang meluap-luap terutama bagi Siti Sarah sendiri.
Nabi Ishaq a.s. diangkat oleh Allah s.w.t. menjadi Rasul setelah dewasa dan menyeru
umatnya untuk beriman kepada Allah s.w.t. Nabi Ishaq a.s. wafat pada usia sekitar 180
tahun di negri Hibron.

2.10 Kisah Nabi Ya’qub A.S.


Nabi Ya’qub a.s. adalah anak dari Nabi Ishaq a.s. yang diutus oleh Allah s.w.t. untuk
memimpin umat supaya menyembah kepada Allah s.w.t. Menurut riwayat beliau diutus
dinegri Kan’an (desa Nabulis). Kehidupan Nabi Ya’qub a.s. adalah bertani dan berternak.
Nabi Ya’qub a.s. memiliki dua isteri yang bersaudara yang bernama Layya dan Rabil.
Perkawinan dua orang isteri yang seibu dan seayah ini pada waktu itu belum ada
larangannya. Didalam Alqur’an Allah s.w.t. menerangkan firmannya “Diharamkan
kepadamu mengawini dua orang perempuan yang bersaudara seayah dan seibu kecuali
pada masa silam” (s. An-nisa ayat 23)
Layya dan Rahil memiliki dua orang sahaya yang bernama Zulfah dan Balhah,
keduanya dikawini pula oleh Nabi Ya’qub a.s. Beliau dikaruniai dua belas orang anak laki
sebagai berikut :
Layya melahirkan :
1. Rabin
2. Syam’un
3. Lawi
4. Yahuza
5. Yakasir
6. Zebulon
Rahil melahirkan ;
1. Yusuf (Nabi Yusuf a.s.)
2. Bunyamin
Rahil meninggal dunia sewaktu melahirkan Bunyamin, dari dua orang isteri hamba
sahaya (Zulfah dan Balhah) ini mendapatkan masing-masing dua anak laki–laki.
Kesemuanya dari keluarga Nabi Ya’qub a.s. ini disebut Al-Asbath artinya Kabilah.
Kemudian mimpi dari Nabi Ya’qub a.s. adalah wahyu Ilahi sebagai berikut “Aku Allah,
tiada Tuhan selain Aku, Aku Tuhan engkau dan Tuhan bapak engkau, Aku telah
mewariskan bumi ini yang suci (Baitul Maqdis) untuk mu dan keturunanmu, dan Aku
memberi berkat kepadanya dan Aku berikan engkau kitab dan pelajaran serta hikmah dan
kenabian”. Nabi Ya’qub a.s. wafat dalam usia 147 tahun di negri mesir.

2.11 Kisah Nabi Yusuf A.S.


Nabi Yusuf a.s. adalah putra dari Nabi Ya’qub a.s. Jadi Nabi Yusuf a.s. masih
merupakan keturunan ketiga dari Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Yusuf a.s. memiliki saudara kandung bernama Bunyamin, ibu beliau bernama
Rahil. Ketika Nabi Yusuf a.s. meningkat dewasa, pada suatu malam dia bermimpi, lalu
menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya yaitu Nabi Ya’qub a.s.

10
“Ayah, semalam saya bermimpi melihat sebelas bintang dan matahari serta bulan
bersujud kepadaku“

Ayahnya berpikir sejenak, lalu berkata “Anakku Yusuf, jangan engkau ceritakan
mimpimu itu kepada saudara-saudaramu“. Hal itu diutarakan karena Nabi Ya’qub a.s.
kuatir nanti Yusuf akan diperdaya oleh saudara-saudaranya, karena mimpinya itu berarti
bahwa kelak Yusuf akan menjadi orang ternama, mulia dan menjadi Rasul.

2.12 Kisah Nabi Ayyub A.S.


Nabi Ayyub a.s. adalah putra Nabi Ishak a.s. Beliau adalah Nabi yang kaya raya yang
memiliki banyak anak dan harta benda, serta pemurah pada fakir miskin dan membantu
anak yatim. Beliau juga terkenal sebagai seorang yang tabah dan sabar.
Walaupun Nabi Ayyub a.s. kaya raya akan tetapi beliau tetap teguh beriman pada Allah
s.w.t. Itulah sebabnya setan ingin menggoda Nabi Ayyub a.s. agar lemah iman.
Beliau mula-mula mendapat cobaan dengan musnahnya harta beliau hingga jadi
miskin, namun beliau tetap tabah. Kemudian Nabi Ayyub a.s. mendapat cobaan lagi
dengan meninggalnya putra-putra beliau, dan beliaupun tetap tabah menghadapi cobaan
ini. Cobaan selanjutnya beliau jatuh sakit berat, sehingga kerabat dan sanak keluarga
menjauhi beliau. Begitu juga karena digoda setan, istri beliau yang bernama Rahmah
meninggalkan beliau pula dalam keadaan sakit berat.
Dalam keadaan sakit itu beliau berniat akan memukul istri beliau itu bila telah sembuh
nanti. Dan atas kekuasaan Allah s.w.t. Nabi Ayyub a.s. dapat sembuh lagi seperti sedia
kala. Istri beliau datang pula dan beliau akan melaksanakan janji untuk memukul istrinya
sebanyak 100 kali. Lalu beliau mengumpulkan lidi sebanyak 100 dipa dan memukulnya
kepada istri beliau sekaligus dan pelan. Nabi Ayyub a.s. tidak memukul istrinya berturut-
turut, tetapi memukulnya sekaligus dengan 100 kali.
Istri beliau sebenarnya wanita yang baik dan taat, dia berbuat demikian karena digoda
setan. Selanjutnya mereka hidup dengan umat mereka dengan aman dan damai serta
mendapat berkat dari Allah s.w.t.

2.13 Kisah Nabi Syu’aib A.S.


Nabi Syu’aib a.s. adalah keturunan Nabi Luth a.s. Beliau diutus oleh Allah s.w.t. ke
negri Madyan, yaitu merupakan perbatasan negri Syam (Palestina). Kaum negri ini sudah
meninggalkan ajaran-ajaran dari Nabi-nabi terdahulu, sehingga kaum itu sangat ingkar
kepada Allah s.w.t. berbuat kejahatan kepada sesama manusia, merampok, menipu, dan
mengurangi dalam timbangan (takaran) dan sebagainya.
Nabi Syu’aib a.s. menyeru kaumnya itu supaya menyembah kepada Allah s.w.t. dan
jangan berbuat kepada kejahatan-kejahatan, akan tetapi kaum Nabi Syu’aib a.s. ini tetap
saja ingkar. Akhirnya Allah s.w.t. menghukum penduduk negri Madyan dengan petir dan
gempa bumi, sebagai mana tercantum dalam Alqur’an “Kemudian mereka ditimpa gempa,
sehingga merekapun mati bergelimpangan didalam rumah-rumah mereka” (s. Al-A’raf
ayat 91)
Nabi Syu’aib a.s. pindah ke negri Aikah, dan ternyata penduduk negri Aikah sama
durhakanya dengan penduduk negri Madyan. Karena mereka tetap saja ingkar dan tidak

11
mau mengikuti seruan Nabi Syu’aib a.s. maka Allah menghukumnya dengan awan yang
sangat panas, dan dari awan itu keluar api yang memusnahkan mereka.

2.14 Kisah Nabi Musa A.S. dan Nabi Harun A.S.


Nabi Musa a.s. adalah anak laki-laki Imran dan bersaudara dengan Nabi Harun a.s. Nabi
Musa a.s. dilahirkan sewaktu Raja Fir’aun lah yang memegang kekuasaan pemerintahan
di negri Mesir pada waktu itu. Dimasa itu Raja Fir’aun mengeluarkan undang-undangnya
setiap bayi laki-laki lahir dari Bani Israil harus segera dibunuh. Pemerintahan Fir’aun
sangat zhalim, dan dia mengaku dirinya adalah Tuhan. Kalau tidak mau menuruti
perintahnya maka akan dihukum mati.
Pada suatu hari Fir’aun bermimpi bahwa negri Mesir terbakar habis, rakyatnya banyak
yang mati, kecuali orang-orang Bani Israil yang tinggal saja. Setelah itu Fir’aun
memerintahkan ahli-ahli nujumnya untuk menta’wilkan mimpinya itu. Dan setelah
mendengar arti mimpinya itu bahwa negri Mesir akan dijatuhkan kekuasaanya dengan
seorang laki-laki dari Bani Israil. Kemudian Raja Fir’aun memerintahkan petugas-
petugasnya untuk memeriksa setiap rumah dan mengeluarkan undang-undangnya untuk
membunuh setiap bayi laki-laki Bani Israil.
Pada masa itulah Nabi Musa a.s. dilahirkan, Allah s.w.t. menurunkan ilham kepada ibu
Nabi Musa agar menghayutkan anaknya yang masih bayi itu kesungai Nil dengan sebuah
peti. Dengan kodrat Allah s.w.t. peti itu ditemukan oleh istri Fir’aun yang sedang mandi
ditepian sungai itu. Siti Asiah istri Fir’aun sangat gembira dan menunjukan Musa yang
masih bayi itu kepada suaminya. Fir’aun yang curiga bahwa bayi itu yang akan
meruntuhkan kerajaannya bermaksud akan membunuhnya, akan tetapi dicegah oleh
istrinya sendiri.
Setelah Musa menjadi dewasa, Allah s.w.t. menganugrahkan kepadanya pangkat
kenabian, kecerdasan dan pengetahuan yang banyak. Suatu hari ketika Nabi Musa a.s.
sedang berada didalam kota dimana penduduknya tidak mengenal akan dirinya,
bertemulah beliau dengan dua orang yang sedang berkelahi, yaitu seorang Bani Israil dan
seorang Qubti. Nabi Musa a.s. berusaha mendamaikan namun si Qubti tidak mau, dan
Nabi Musa memukul si Qubti itu, langsung mati hanya dengan sekali pukul.
Dalam pada itu datanglah seorang lelaki dengan tergesa-gesa dan memberitahukan
Musa bahwa para pembesar Mesir telah bersepakat untuk membunuh Musa, karena
rahasianya membunuh orang telah diketahui. Maka Musa dengan penuh kekhawatiran
keluarlah dari negri Mesir.
Singkat cerita bertemulah Nabi Musa dengan Nabi Syu’aib, dan Pada suatu hari Nabi
Syu’aib a.s. berkata “Aku bermaksud akan menikahkan kau dengan salah seorang anakku.
Yang menjadi maskawinmu adalah pekerjaan mu selama delapan tahun, tetapi terserah
jika kau akan mencukupkannya menjadi sepuluh tahun, aku tidak akan memaksa dan
memberatkanmu” Musa menyetujui perjanjian itu, maka menikahlah beliau dengan
seorang anak dari Nabi Syu’aib a.s.
Suatu ketika, pada saat Nabi Musa a.s. sedang melakukan perjalanan malam beserta
istrinya menuju Mesir, dari kejauhan Nabi Musa a.s. melihat api. Dan setelah Nabi Musa
a.s. mendekati api tersebut, beliau sangat heran karena api tersebut melekat pada sebuah
pohon, sedangkan pohon tersebut tidak terbakar dan api pun tidak padam. Ketika itu Nabi

12
Musa a.s. mendengar suara yang merupakan wahyu Illahi “Takala Musa sampai ketempat
api itu, lalu dia diseru dari tepi lembah sebelah kanan ditempat yang diberkahi dari
sebatang pohon kayu yaitu “Hai Musa! sesungguhnya Aku adalah Allah Tuhan semesta
alam” ( s. Al-Qashash ayat 30 )
Peristiwa tersebut terjadi dibukit Thursina, dibukit itu pulalah Nabi Musa a.s. menerima
mukjizat dari Allah s.w.t. yaitu tongkat yang bisa berubah menjadi ular bila dilemparkan
dan tanganya yang bisa bercahaya putih. Kedua mukjizat itulah nantinya yang akan
dipergunakan melawan Fir’aun. Dan Allah pun mengangkat Harun saudara dari Nabi
Musa a.s. menjadi Nabi pula untuk membantu Musa dalam menegakan kebenaran Allah
s.w.t.
Bilamana Nabi Musa a.s. melemparkan tongkatnya, maka berubahlah menjadi ular
besar yang menelan habis ular-ular ciptaan para ahli sihir Fir’aun. Menyaksikan kejadian
itu, maka bersujudlah para ahli sihir itu kepada Musa dan menyatakan bahwa mereka
beriman kepada Allah s.w.t. Dan diantara mereka yang beriman itu termasuk juga Siti
Asiah yang merupakan istri Fir’aun itu sendiri. Bukan main murkanya Fir’aun, orang-
orang yang beriman itu disiksanya sampai menemui ajal.
Nabi Musa a.s. bersama pengikutnya lari meninggalkan mesir dikejar oleh balatentara
Fir’aun. Ketika sampai dilaut merah, Nabi Musa a.s. memukulkan tongkatnya sehingga
laut terbelah dua. Nabi Musa a.s. dan pengikutnya berhasil menyebrangi Laut Merah
melalui jalan yang tersibak itu sehingga menjadi jalan darat. Sementara itu Fir’aun dan
balatentaranya terus mengejar, namun sampai dipertengahan laut, air lautpun bertemu
kembali. Maka binasalah Fir’aun dan balatentaranya.
Walaupun Fir’aun telah binasa, namun banyak jiwa rakyatnya yang masih kafir. Pada
waktu Nabi Musa a.s. pergi ke bukit Thursina untuk menerima wahyu Allah selama 40
malam, maka dipercayakan para pengikutnya kepada Nabi Harun a.s. Dan diantara mereka
ada seorang yang bernama Samiri yang membuat patung sapi dari emas. Kedalam mulut
patung sapi itu dimasukannya tanah bekas tapak kaki kuda Malaikat Jibril sehingga patung
sapi tersebut dapat berbicara. Lalu Samiri berkata kepada kaumnya “Hai kaumku! inilah
Tuhan kita yang patut kita sembah!” lalu merekapun tersesat karena menyembah patung
sapi tersebut.
Lalu Nabi Musa a.s. kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih “Aku sudah
melarang mereka berkali-kali” sahut Nabi Harun a.s. Kemarahan Nabi Musa a.s. pun
hilang, lalu beliau mengusir Samiri dan membakar patung anak Sapi itu.
Mereka baru akan percaya bila mereka telah melihat dengan jelas, lalu Nabi Musa a.s.
memilih tujuh puluh orang laki-laki untuk mengikuti-nya kebukit Thursina untuk
menerima wahyu Allah. Namun disana petir menyambar mereka, sehingga mereka semua
mati. Lalu Allah s.w.t. menghidupkan mereka kembali.
Suatu ketika, umat Nabi Musa a.s. merasa kehausan dipadang pasir. Setelah mencari
kesana kemari tidak juga didapatkan, merekapun meminta tolong kepada Nabi Musa a.s.
agar memintakan air kepada Tuhan. Lalu Nabi Musa a.s. memukulkan tongkatnya keatas
batu, maka terpancarlah 12 mata air untuk 12 kaum.
Nabi Musa a.s. meninggal dunia di padang Tih pada usia 120 tahun, setelah sebelumnya
telah meninggal dunia terlebih dahulu Nabi Harun a.s.

13
2.15 Kisah Nabi Zulkifli A.S.
Nabi Zulkifli a.s. memiliki nama asalnya yaitu Basyar, dinamakan Zulkifli karena
beliau sanggup menjalankan amanat Raja. Zulkifli artinya adalah orang yang sanggup.
Pada masa itu dinegri dimana Zulkifli berdiam, memerintahlah seorang Raja yang
sudah tua dan tidak berputra. Raja tersebut sudah tidak mampu lagi memegang tampuk
pemerintahan. Karena itu dikumpulkanlah rakyatnya, dan Raja itu bertanya, “Siapakah
diantara kalian yang sanggup berpuasa siang hari dan beribadat dimalam hari, serta tiada
marah-marah?“
Maka berdirilah Basyar serta berkata, “Aku sanggup!“. Sementara diantara kaumnya
tidak ada seorangpun yang menyanggupi pertanyaan Raja. Maka kerajaanpun diserahkan
kepada Basyar dan diberi gelar Zulkifli yang berarti orang yang sanggup, sedangkan pada
waktu itu usia beliau masih terbilang muda.
Nabi Zulkifli a.s. pun menjadi Raja dan dengan taatnya bertakwa kepada Tuhan. Siang
hari beliau berpuasa dan malam hari beliau beribadat.

2.16 Kisah Nabi Daud A.S.


Nabi Daud a.s. adalah putra dari Yasa. Beliau masih keturunan Bani Israil. Kaum Bani
Israil sudah tidak memiliki pemimpin sejak wafatnya Nabi Musa a.s. Ketika itu ada
seorang Nabi Syamuel dan atas perintah nya diangkatlah seorang pemimpin bagi Bani
Israil yaitu Thalut.
Dimasa itu terdapat seorang Raja yang kejam bernama Djalut. Lalu Thalut memimpin
peperangan melawan Raja Djalut yang kejam dan Zalim itu. Ketika akan berperang Daud
yang masih kecil itupun disuruh ayahnya pergi berperang bersama tiga saudaranya. Daud
membawa lima buah batu kecil dan cambuk yang terbuat dari tali, dan dia tidak mau
menggunakan pedang yang diberikan kepadanya.
Pasukan Thalut berangkat ke medan perang, ditengah perjalanan mereka harus
melewati sebuah sungai. Thalut berkata “Wahai pasukanku jangan kamu minum air sungai
itu“. Namun banyak yang meminum air sungai. Mereka yang meminum tidak kuat dan
takut pergi berperang, hanya mereka yang beriman dan mendengar nasehat Thalutlah yang
berangkat.
Dengan gagah berani pasukan Thalut berperang melawan pasukan Raja Djalut. Dan
Raja Djalut menentang berduel satu lawan satu, maka Daudlah yang muncul kedepan. Raja
Djalut tertawa terbahak-bahak melihat anak kecil yang menentangnya. Daud melemparkan
cambuknya yang biasa digunakannya untuk mengusir anjing atau binatang lainnya.
Cambuknya melilit leher Raja Djalut, lalu Daud menarik cambuknya hingga Raja Djalut
terplanting dari atas kudanya.
Dan Daud melemparkan batu yang sudah dipersiapkannya itu tepat mengenai kedua
mata Raja Djalut hingga pecah. Daudpun mengambil pedang Raja Djalut yang terjatuh itu
dan memenggal leher Raja Djalut, tamatlah riwayat Raja yang kejam dan zalim itu.
Pasukan Thalut bergembira dan terpesona akan keahlian Daud yang masih kecil itu,
mereka mengangkat Daud beramai-ramai karena gembiranya.

14
Thalut menjadi Raja dan memerintah Bani Israil dengan bijaksana, dan setelah Raja
Thalut meninggal dunia maka beliau digantikan oleh Nabi Daud a.s. yang kemudian
menjadi Raja Bani Israil sekaligus diutus Allah untuk menjadi Rasul.
Beliau memimpin kaumnya dengan bijaksana dan damai, Allah s.w.t. telah pula
memberikan beberapa mukjizat pada Nabi Daud a.s. yaitu suaranya yang sangat merdu.
Jika beliau membaca zabur dengan nyanyian yang merdu, maka bagi orang yang sedang
sakit dan mendengarkannya maka akan sembuhlah dia.

2.17 Kisah Nabi Sulaiman A.S.


Nabi Sulaiman a.s. adalah putra Nabi Daud a.s. yang mana Nabi Sulaiman a.s. mewarisi
kerajaan dari ayahnya dalam usia muda, yaitu 13 tahun.
Allah s.w.t. memberi ilmu pengetahuan yang tinggi pada beliau dan diutus jadi Rasul
bagi umatnya, agar beriman kepada Allah s.w.t. Sebagai Raja, beliau memiliki kekuasaan
yang sangat luas, berwibawa, dan bijaksana serta menyayangi sesama makhluk, sehingga
beliau memiliki bala tentara dari pasukan diluar manusia.
Beliau dapat menyuruh para Jin untuk mengumpulkan permata dan mutiara dari dalam
lautan, dijadikan untuk perhiasan dan bahan bangunan, dan begitu juga para jin disuruh
untuk mendirikan bangunan-bangunan.

2.18 Kisah Nabi ILyas A.S.


Nabi ILyas a.s. adalah keturunan dari Nabi Harun a.s. Beliau diutus pada Bani Israil
yang mendurhaka kepada Allah s.w.t. Mereka menyembah Ba’al (nama berhala).
Nabi ILyas a.s. selalu dikejar-kejar oleh kaumnya untuk dibunuh. Beliau bersembunyi
dirumah-rumah kosong. Allah menurunkan karunianya, dirumah-rumah kosong dimana
Nabi ILyas a.s. bersembunyi selalu didapatkannya makanan. Jikalau kaumnya
mendapatkan makanan pada rumah-rumah kosong, mereka memastikan bahwa
sebelumnya rumah itu sudah dimasuki oleh Nabi ILyas a.s.
Suatu saat, ketika Nabi ILyas a.s. sedang dikejar-kejar kaumnya, ditemukannya seorang
anak laki-laki yang saleh. Anak laki-laki itu mengikuti ajaran Nabi ILyas a.s. dan diangkat
sebagai anak. Kelak dikemudian hari setelah anak itu beranjak dewasa, maka anak itu
ditunjuk oleh Allah s.w.t. sebagai Rasul (Nabi ILyasa a.s.) untuk mengantikan Nabi ILyas
a.s.

2.19 Kisah Nabi ILyasa A.S.


Nabi ILyasa a.s. adalah anak angkat dari Nabi ILyas a.s. Ayah kandungnya bernama
Akhtub bin Ayuz. Sepeninggal Nabi ILyas a.s. Nabi ILyasa a.s. membimbing kaumnya
untuk memberikan pelajaran-pelajaran. Kaumnya pun patuh kepada Nabi ILyasa a.s.
sampai wafatnya beliau.
Setelah Nabi ILyasa a.s. meninggal dunia, kaumnya kembali ingkar. Semakin lama
kesenangan mereka berubah menjadi kesengsaraan dikarenakan kedurhakaan mereka.
Pada masa inilah lahir Nabi Yunus a.s.

15
2.20 Kisah Nabi Yunus A.S.
Nabi Yunus a.s. diutus oleh Allah s.w.t. untuk menjadi Rasul dalam usia 30 tahun. Ayah
Beliau bernama Mata. Beliau Berdakwah dan menasehati umatnya agar beriman kepada
Allah s.w.t., akan tetapi yang mau mengikuti Nabi Yunus a.s. hanya 2 orang saja.
Kaum Nabi Yunus a.s. tidak mau mengikuti nasehat beliau, dan itu membuat Nabi
Yunus a.s. merasa putus asa sehingga beliau berdoa kepada Allah s.w.t. agar diberikan
cobaan kepada kaumnya tersebut. Beliau mengatakan pada kaumnya “Jika tidak mau
mengikuti ajaran yang aku bawa, maka akan datang siksaan Allah dalam waktu 40 hari
lagi” dan kemudian beliau meninggalkan negri itu tanpa diketahui oleh kaumnya.
Mendengar ancaman ini, kaum Nabi yunus a.s. sadar dan mereka percaya bahwa Nabi
Yunus tidak berdusta. Mereka berbondong-bondong mencari Nabi Yunus, namun Nabi
Yunus tidak dapat ditemukan. Dan mereka beramai-ramai pergi ke lapangan memohon
kepada Allah agar tidak dijatuhkan siksaan kepada mereka dan semenjak saat itu mereka
menjadi beriman kepada Allah s.w.t.
Nabi Yunus .a.s terus berjalan tanpa tujuan, sedang Allah belum memerintahkan beliau
meninggalkan negrinya. Akhirnya beliau sampai ke suatu pelabuhan yang kebetulan ada
kapal penuh dengan muatan dan akan berlayar kepulau lainnya. Lalu Nabi Yunus a.s. ikut
pula naik kekapal itu.
Ketika sampai ditengah laut, tiba-tiba datang angin kencang dan badai yang membuat
kapal oleng, dalam keadaan panik nahkoda kapal mengambil keputusan untuk
mengadakan undian pada semua penumpang. Bagi siapa yang kena undian, maka dialah
yang akan diceburkan ke laut. Ketika undian dilakukan, ternyata yang kena adalah Nabi
Yunus a.s. maka beliau menceburkan diri ke laut dan ikan Hiu yang besar langsung
menelannya.
Dalam perut ikan yang gelap gulita itu beliau berdoa kepada Allah s.w.t. “Ya Allah,
tiada tuhan kecuali engkau, maha suci engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang-orang
yang zalim“
Allah menerima doa beliau, maka ikan hiu itu terdampar di pantai. Kemudian beliau
keluar dari perut ikan Hiu dengan tubuh yang sangat lemah dan sakit. Kaum Nabi Yunus
a.s. sangat menunggu-nunggu kedatangan beliau, dan menyambut Beliau dengan riang
gembira. Untuk selanjutnya Nabi Yunus a.s. beserta kaumnya hidup aman dan damai serta
taat dalam menjalankan ajaran Allah s.w.t.

2.21 Kisah Nabi Zakariya A.S.


Nabi Zakariya a.s. adalah putra Barkhiya. Beliau termasuk Nabi-nabi Bani Israil. Beliau
diutus oleh Allah kepada kaum Bani Israil untuk menuntun mereka beriman kepada Allah
s.w.t.
Istri beliau bernama Elisabeth, namun sampai tua mereka tidak memiliki putra.
Elisabeth memiliki saudara perempuan yang bernama Hannah. Suami Hannah bernama
Imran termasuk salah seorang pemuka Bani Israil, dan mereka ini tidak memiliki anak
pula. Lalu mereka berdoa kepada Allah s.w.t. bila kelak memperoleh anak, maka anak itu
akan diserahkan kepada Allah untuk mengabdi di Baitul Maqdis dan memelihara rumah
suci itu.

16
Doa mereka diterima oleh Allah s.w.t., dan lahirlah seorang putri yang bernama
Maryam. Namun ketika Maryam masih kecil ayahnya meninggal. Berdatanganlah orang
ingin mengasuh Maryam, untuk itu diadakan undian, dan ternyata yang mendapat undian
itu adalah Nabi Zakariya a.s. dan mulai saat itu Maryam diasuh oleh Nabi Zakariya.
Maryam semakin besar, dan terdapat tanda kemuliaan pada dirinya. Dan Nabi Zakariya
semakin tua namun belum juga memiliki putra, sedangkan istri beliau tidak dapat
memberikan keturunan, padahal keinginan Nabi Zakariya memperoleh putra besar sekali.
Dikala beliau sedang beribadah, datanglah Malaikat Jibril memberi kabar gembira tentang
kelahiran putra beliau.
Demikianlah dalam usia tua, istri beliau melahirkan seorang putra yang diberi nama
Yahya. Setelah Yahya besar, maka beliau diutus oleh Allah untuk menjadi Rasul agar
menuntun umatnya dalam beriman kepada Allah s.w.t.

2.22 Kisah Nabi Yahya A.S.


Nabi Yahya a.s. adalah anak Nabi Zakariya a.s., Nabi Yahya a.s. adalah seorang yang
bertakwa dan telah diberi hikmah oleh Allah s.w.t. dari semenjak kecil. Beliau adalah
seseorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan beliau bukan orang yang
sombong dan durhaka.
Pada masa itu ada seorang Raja yang sudah tua dan bermaksud mengawini anak tirinya.
Nabi Yahya a.s. melarang perkawinan itu, karena Allah s.w.t. melarang Ayah ataupun Ibu
yang mengawini anak tirinya. Raja tersebut menjadi marah, lalu Nabi Yahya dibunuhnya.
Bila Nabi Zakariya a.s. mendengar tentang terbunuhnya Nabi Yahya, maka dengan izin
Allah datanglah Malaikat Jibril yang menyuruh beliau keluar dari rumah. Sampailah beliau
disebuah kebun, atas izin Allah pula sebuah pohon kayu terbelah dua dan masuklah Nabi
Zakariya a.s. kedalamnya. Sementara itu datanglah pesuruh-pesuruh Raja yang menduga
bahwa Nabi Zakariya mempunyai sihir yang kuat sehingga dapat masuk kedalam pohon
tersebut. Maka pohon kayu itu pun digergaji oleh mereka sehingga terbunuhlah Nabi
Zakariya a.s.
(Ada dua riwayat yang mengatakan ;
1. Takala gergaji yang digunakan untuk memotong pohon dan mengenai otot-otot Nabi
Zakariya a.s. membuat beliau merintih, lalu Allah s.w.t. mewahyukan “Jika rintihanmu
tidak mereda maka aku akan jungkalkan bumi dan semua isinya” hal ini membuat Nabi
Zakariya a.s. menahan rintihannya sehingga beliau terbelah menjadi dua.
2. Bahwa orang yang terbelah didalam pohon tersebut adalah orang lain yang bukan
merupakan nabi Zakariya a.s. adapun Nabi Zakariya a.s. meninggal secara alami. Wallahu
A’lam.
Ada riwayat lain yang mengatakan bahwa pembunuhan atas Nabi Yahya a.s. adalah hal
yang sangat mustahil, karena Nabi Yahya a.s. adalah seorang Nabi yang dijaga dan
dilindungi oleh Allah s.w.t. dan berita tersebut adalah salah satu cara dari kebiasaan
sebagian orang-orang israil yang ingin merendahkan dan mengecilkan para Nabi Allah.

17
2.23 Kisah Nabi Isa A.S.
Nabi Isa a.s. adalah anak dari Maryam, beliau tidak memiliki ayah. Maryam adalah
anak Imran dan Hannah. Oleh ibunya, Maryam diserahkan ke Baitulmaqdis, dan Maryam
adalah wanita yang saleh.
Pada suatu ketika, datanglah Malaikat Jibril kepada Maryam dan memberitahukan
bahwa Maryam akan memperolah seorang anak yang saleh. Tentu saja Maryam sangat
terkejut, karena ia belum bersuami. Namun memang demikianlah kehendak Allah, lalu
Malaikat Jibril meniupkan roh suci kedalam kandungannya, maka hamillah Maryam.
Sangat berat penderitaan Maryam, dalam keadaan mengandung ia selalu diperolok-olok
dan dihinakan kaumnya. Apalagi setelah bayinya lahir, orang-orang bertanya kepada
Maryam “Hai Maryam, mengapa kamu sampai memiliki anak? padahal kamu ini seorang
wanita baik-baik yang belum bersuami. Orang tuamu pun orang-orang yang baik pula,
mengapa sekarang engkau berbuat mesum?” Mendengar hal ini Maryam tidak menjawab,
kecuali hanya memberi isyarat dengan menunjuk bayinya. Sudah tentu mereka terheran-
heran dan berkatalah mereka “Bagaimana mungkin kami bisa bicara dengan anak yang
masih bayi?“
Maka dengan kekuasaan Allah s.w.t. Nabi Isa a.s. yang waktu itu masih bayi dapat
berbicara. Allah s.w.t. menerangkan firmannya yang artinya “Sesungguhnya aku ini
hamba Allah, Dia memberiku Al-kitab (Injil) dan dia menjadikan ku seorang Nabi, dan
Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan Dia
memerintahkan kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku
masih hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku
dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah
Isa putra Maryam, Allah telah memfirmankan perkataan yang benar, yang mereka
berbantah-bantahan tentang kebenarannya” (s.Maryam ayat 30-34) Demikianlah dengan
izin Allah s.w.t. anak yang masih dalam pangkuan ibunya dapat berkata-kata.
Untuk melindungi anaknya, maka Maryam pindah ke Mesir bersama saudaranya Yusuf
Najar. Setelah dua belas tahun, merekapun kembali ke negri Syam. Pada usia 30 tahun,
diangkatlah Isa menjadi Rasul Allah, untuk menyerukan kebenaran Allah s.w.t. kepada
Bani Israil.
Kepada Isa, Allah mengajarkan Al-kitab, hikmah (ilmu), Taurat, dan Injil. Dan menjadi
Rasul kepada Bani Israil, kepadanya pula Allah memberikan mukjizat, yaitu :
1. Menjadikan burung daripada tanah
2. Dapat menyembuhkan orang buta sehingga bisa melihat
3. Menyembuhkan orang berpenyakit kusta
4. Dapat menghidupkan orang-orang yang telah mati
5. Menurunkan makanan dari langit ketika diminta oleh kaumnya
Adapun yang beriman kepada Nabi Isa a.s. hanyalah dua belas orang saja, dan mereka
disebut Hawari yang berarti sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. Lama kelamaan pengikut Nabi
Isa a.s. semakin banyak, mereka disebut Nasara (Nasrani). Diantara sahabat-sahabat Nabi
Isa a.s. ada seorang yang murtad yang bernama Yahuza Iskarius.
Dalam melaksanakan tugas menegakan kebenaran Allah s.w.t. Nabi Isa a.s. mendapat
tantangan keras dari orang-orang kafir. Mereka mencari orang yang sanggup menangkap

18
Nabi Isa a.s. dengan upah yang besar. Yahuza Iskarius si murid murtad tersebut yang
sanggup melaksanakan pekerjaan itu. Pada waktu Nabi Isa a.s. sudah terkepung disuatu
tempat oleh tentara kerajaan yang diperintah oleh Raja Hirdaus yang kafir, Allah s.w.t.
telah berkenan mengangkat Nabi Isa a.s. ke alam gaib (ketempat yang dimuliakan Allah)
dan pada waktu itu usia Nabi Isa a.s. adalah 33 tahun. Dan kemudian Allah menjadikan
orang lain (Yahuza Iskarius) mirip dengan Nabi Isa a.s. dan murid yang murtad inilah yang
sebenarnya tertangkap dan kemudian disalibkan.
Didalam Al-qur’an Allah s.w.t. menerangkan firmannya yang artinya “Telah kafirlah
orang-orang yang mengatakan sesungguhnya Allah ialah Al Masih, putra Maryam.
padahal Al Masih sendiri berkata “Hai Bani Israil! sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu, sesungguhnya barang siapa yang memperserikatkannya, maka Allah haramkan
ia masuk surga dan tempatnya adalah dineraka yang tidak ada seorangpun penolongnya”
(s Almaidah ayat 72)

2.24 Kisah Nabi Muhammad S.A.W.


Nabi Muhammad s.a.w. adalah anak Abdullah bin Abdulmuthalib. Ibunya bernama
Aminah binti Wahab dari suku Qurais yang terpandang mulia dimasa itu. Nabi
Muhammad s.a.w. dilahirkan pada hari senin 12 rabiul awal (tgl 20 april 571M) dikota
Mekkah. Ayahnya seorang pedagang (saudagar) ke negri Syam (Sirria). Pada suatu hari
ketika Ayahnya akan kembali dari Syam menuju Mekkah tiba di Madinah kemudian
menderita sakit sehingga meninggal dunia pada usianya 18 tahun, dan dimakamkan di
Madinah pada saat istrinya Aminah tengah mengandung 6 bulan. Nabi Muhammad s.a.w.
dilahirkan dalam keadaan yatim ditengah-tengah masyarakat jahiliyah dan musyrik,
memuja dan memuji berhala, yang kuat menindas yang lemah, merampas hak orang dan
membunuh, dan wanita-wanita tidak berharga pada waktu itu. Dan kebetulan dengan
kelahiran Nabi Muhammad s.a.w. pada waktu itu, Raja Najasi dari negeri Shan’a (Yaman)
beragama Nasrani dengan tentara gajahnya dibawah pimpinan Abrahah akan meruntuhkan
Ka’bah. Pembesar-pembesar Makkah Abdulmuthalib tidak berdaya melawan tentara-
tentara Raja Abrahah yang sangat gagah dengan alat-alat senjatanya. Pembesar-pembesar
yang memelihara Ka’bah itu berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memberikan perlindungan
kepada Ka’bah yang mereka cintai itu. Didalam Al-qur’an Allah s.w.t. menerangkan
firman-Nya yang artinya “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah
bertindak terhadap tentara bergajah? bukankah dia telah menjadikan tipu daya mereka
untuk menghancurkan Ka’bah itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kepada mereka burung
yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu yang berasal dari tanah
yang terbakar (sijil) lalu Dia menjadikan manusia-manusia seperti daun-daunan yang
dimakan ulat” (s. Al Fiil ayat 1-5)
Sebagaimana sudah menjadi adat, Nabi Muhammad s.a.w. diserahkan oleh ibunya
kepada wanita desa pegunungan untuk disusukan. Pengasuh itu bernama Halimatu
Sa’diyah yang bertempat tinggal didusun Bani Sa’ad. Selama 4 tahun memelihara Nabi
Muhammad s.a.w., Allah s.w.t. melimpahkan rizkinya dengan sangat berlimpah.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Percaya kepada Rasul-rasul Allah merupakan pengamalan rukun iman yang keempat.
Iman kepada Rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah orang
laki-laki yang telah menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya agar
mereka beriman.
Dan orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul dan
harus mengamalkan ajaran-ajaran yang disampaikan para Rasul meliputi ajaran kepada
umat manusia bahwa yang menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah Allah SWT,
sehingga kita harus mentaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya,
menyadarkan bahwa setelah manusia mati, akan terus menuju ke alam berikutnya yaitu
alam barzakh dan alam akhirat.

3.2 Saran
Kita harus meneladani perikehidupan yang meliputi ucapannya, perbuatannya maupun
ketetapan-ketetapannya. Dan hendaklah kita sebagai umat manusia memiliki tujuan hidup,
menjalani hidup dengan aturan dan selalu dilandasi niat ingin memperoleh ridho Allah,
bahagia di dunia dan di akhirat.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://makalahsekolah96.blogspot.com/2018/01/makalah-sejarah-25-nabi-rosul.html?m=0

https://pintubelajarcerdas.blogspot.com/2016/10/makalah-materi-pendidikan-agama-
islam.html

21

Anda mungkin juga menyukai