BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
Pendidikan Biologi VI A
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang bioteknologi lingkungan.
Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima
kasih kepada Ibu Dina Rahma Fadlillah, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Bioteknologi dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 21
B. Saran .................................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Pada zaman modern seperti saat ini hampir semua orang sudah
mengenal dan memakai produk hasil olahan bioteknologi. Baik hasil olahan
dari bioteknologi konvensional maupun modern. Namun walaupun semua
orang sudah menikmati hasil dari bioteknologi hanya segelintir orang saja yang
mengetahui secara pasti apa sebenarnya bioteknologi. Sebenarnya sebelum
abad ke 15 manusia telah menggunakan bioteknologi. Namun mereka belum
mengetahui apa yang terjadi pada produk yang mereka olah. Misalnya saja pada
pembuatan anggur. Orang-orang pada saat itu sudah dapat mengolah anggur.
Tetapi mereka tidak mengetahui proses apa yang terjadi sehingga bisa terbentuk
anggur. Manusia pada saat itu hanya mengikuti resep yang diajarkan oleh orang
tua mereka. Dengan ditemukannya mikroskop oleh antony van leeuwenhoek
maka penelitian tentang bioteknologipun mulai berkembang. Para peneliti
tertarik untuk mengetahui proses apa yang terjadi sehingga bisa terbentuk
anggur. Dengan adanya mikroskop maka dapat dilihat bahwa dalam proses
pengolahan anggur tesebut digunakan sel khamir. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan maka ditemukanlah mikroskop-mikroskop
yang lebih canggih. Hal ini tentunya sangat mempermudah para peneliti untuk
meneliti lebih lanjut tentang biteknologi, dan menemukan inovasi-inovasi baru
dalam bidang bioteknologi. Karena pada dasarnya bioteknologi bukanlah ilmu
yang berdiri sendiri, melainkan didukung oleh ilmu-ilmu lain seperti genetika,
biokimia, mikrobiologi dan masih banyak ilmu-ilmu lainnya. Sehingga ilmu-
illmu ini ikut serta dalam mendukung kemajuan dari bioteknologi. Misalnya
saja dengan ditemukannya struktur dari DNA, maka dalam pengolahan anggur
tidak perlu lagi mengunakan sel khamir untuk membuat anggur. Cukup hanya
dengan menggunakan material genetik dari khamir tersebut maka dapat
1
2
dihasilkan anggur. Sehingga sel dari khamir ini tidak ikut termakan oleh
manusia.
Secara umum bioteknologi dibagi menjadi dua yakni bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional merupakan
bioteknologi sederhana yang menggunakan mahluk hidup secara langsung
tanpa didasari prinsip ilmiah, melainkan berdasarkan keterampilan yang
diwariskan secara turun temurun. Sedangkan bioteknologi modern adalah
bioteknologi yang menggunakan mahluk hidup secara langsung atau
komponennya, berdasarkan prinsip ilmiah hasil pengkajian berbagai ilmu yang
mendalam.
Menurut aplikasinya dalam berbagai bidang, maka bioteknologi dapat
dibagi menjadi bioteknologi merah, bioteknologi putih atau abu-abu,
bioteknologi hijau, bioteknologi biru, dan bioteknologi lingkungan.
Bioteknologi merah merupakan aplikasi bioteknologi dibidang medis.
Bioteknologi putih atau abu-abu merupakan aplikasi bioteknologi di bidang
industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan
sumber energi terbarukan. Bioteknologi hijau adalah aplikasi bioteknologi di
bidang pertanian dan peternakan. Bioteknologi biru merupakan aplikasi
bioteknologi di bidang kelautan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi
di lingkungan akuatik. Sedangkan bioteknologi lingkungan merupakan aplikasi
bioteknologi di bidang lingkungan. Namun dalam makalah ini penulis akan
membahas tentang bagaimana aplikasi bioteknelogi dibidang lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi dan bioteknologi lingkungan?
2. Apa saja aplikasi bioteknologi dibidang lingkungan?
3. Apakah bioremidiasi?
4. Bagaimana penerapan bioremidiasi?
5. Apakah fitoremidiasi?
3
4
5
sudah sangat buruk. Sebagai gambaran umum tentang keadaan lingkungan saat
ini dapat dilihat dinegara kita sendiri yakni Indonesia. Indonesia adalah
eksportir batubara terbesar kedua di dunia (setelah Australia, 2006). Menurut
Gautama (2007) dalam Anonim (2010) untuk pertambangan mineral, Indonesia
merupakan negara penghasil timah peringkat ke-2, tembaga peringkat ke-3,
nikel peringkat ke-4, dan emas peringkat ke-8 dunia. Dampak negatif dari
pertambangan terbuka (open pit mining) ini yakni dapat merubah total iklim
dan tanah akibat seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan tambang
disingkirkan. Selain itu, untuk memperoleh atau melepaskan biji tambang dari
batu-batuan atau pasir seperti dalam pertambangan emas, para penambang pada
umumnya menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari
tanah, air atau sungai dan lingkungan.
C. Pengetian Bioremediasi
D. Penerapan Bioremediasi
Pertumbuhan menempel
• Trickling Filter
• Rotating Biological Contactor
9
Pertumbuhan terflokulasi
• lumpur aktif
• Lumpur anaerobik
• Blanket reactor
Pertumbuhan hybrid
• Fluidized Bed Reactor
• Expanded Bed Reactor
• Immersed Media Systems
• Porous Support Systems
• Carrier Activated Sludge
mikroorganisma yang masih hidup akan terdiri dari bakteri yang mampu
melakukan metabolisme bahan organik. Setelah populasi bakteri
bertambah dilakukan isolasi pada medium agar yang diinkubasi selama
3 hari. Dari hasil inkubasi tersebut diperoleh koloni-koloni bakteri
untuk selanjutnya akan diambil koloni yang dominan untuk diamati dan
dibuat sub kultur murninya untuk digunakan dalam penurunan zat
pencemar. Proses isolasi, uji degradasi, identifikasi, dan perbanyakan
bakteri
2) Identifikasi bakteri
Identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara termasuk :
Pengamatan morfologi sel, pewarnaan gram, dan uji biokimia. Selain
berdasarkan morfologi, bakteri juga dibedakan menjadi 3 bentuk
meliputi: Bentuk bulat (kokus), Bentuk batang (basil), dan Bentuk
spiral.
3) Perbanyakan bakteri
Setelah didapatkan isolat yang diinginkan, uji degradasi, dan
identifikasi bakteri, selanjutnya adalah membuat perbanyakan bakteri
untuk uji skala lapangan. Perbanyakan bakteri atau pengembangan
inokulum ini merupakan proses untuk memproduksi inokulum.
Medium pengembangan inokulum harus cukup serupa dengan
medium produksi. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan periode
adaptasi dengan mereduksi fase lag. Perbanyakan bakteri atau
pengembangan inokulum ini merupakan proses untuk memproduksi
inokulum dengan jumlah yang besar sehingga menjaga
keberlangsungan Perbanyakan bakteri indigenous dilakukan melalui
tahapan: pembuatan kultur stok, pemeliharaan kultur, perbanyakan
kultur tahap I, perbanyakan kultur tahap II, dan pembuatan kultur
produksi.
12
E. Pengertian Fitoremediasi
Disamping menggunakan bioremidiasi, masalah lingkungan tersebut
dapat ditanggulangi dengan fitoremidiasi. Apabila dilihat dari susunan katanya
fitoremidiasi berasal dari kata Phyto asal kata Yunani/ greek “phyton” yang
berarti tumbuhan/tanaman (plant), dan Remediation yang berasal dari kata latin
yakni remediare ( to remedy) yaitu memperbaiki/ menyembuhkan atau
membersihkan sesuatu. Sehingga Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan
suatu sistim dimana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan micro-
organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan
(pencemar/pollutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi
bahan yang berguna secara ekonomi. Sedangkan menurut subroto (1996) yang
dimaksud dengan fitoremidiasi adalah upaya penggunaan tanaman dan bagian-
bagiannya untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran
lingkungan baik secara ex-situ menggunakan kolam buatan atau reactor
maupun in-situ (langsung di lapangan) pada tanah atau daerah yang
terkontaminasi limbah. Secara singkatnya dapat dikatakan bahwa fitoremidiasi
adalah pengguanaan tanaman-tanaman tertentu (keseluruhan atau bagiannya)
untuk mengatasi limbah.
Menurut Subroto (1996), keuntungan fitoremediasi selain mudah juga
merupakan alternatif yang murah dibandingkan dengan cara remediasi fisiko-
kimia maupun bioremediasi yang menggunakan mikroorganisme (bakteri,
kapang dan jamur). Adapun keterbatasan sistem fitoremediasi adalah terutama
yang berhubungan dengan batasan konsentrasi kontaminan yang dapat ditolerir
oleh tanaman, masalah kebocoran kontaminan yang sangat larut dalam air dan
lamanya waktu yang diperlukan pada fitoremediasi tanah yang tercemar.
F. Penerapan Fitoremediasi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa fitoremidiasi
merupakan suatu upaya untuk menaggulangi pencemaran dengan
13
G. Energi Biogas
Sumber energy tidak dapat diperbaharui seperti bahan bakar fosil, terus
menipis dengan laju 100.000 kali lebih cepat disbanding pembentukannya.
Ancaman terhadap ekosistem global yang menyebabkan perubahan iklim dan
bahaya kesehatan. Hal ini disebabkan sumber energy non-konvensional seperti
energy surya dan panas bumi terus berkembang. Energi surya dapat diambil
dalam bentuk biomassa, contoh yang umum dari biomassa adalah kayu, rumput,
herba, biji-bijian.
Produksi biogas
Biogas menunjukkan campuran gas yang berbeda dalam komposisinya,
merupakan hasil aktivitas mikroorganisme aerobic pada sampah pertanian dan
18
rumah tangga. Biogas mengandung gas metan (50-68%), dan gas lainnya
seperti CO2 (25-35%), H2 (1-5%), N2 (2-7%) dan O2 (0-0,1%). Sejumlah
tumbuhan biogas digunakan oleh orang-orang desa di india sebagai sumber
energy murah dan untuk meningkatkan kesehatan dan kondisi sanitasi
Tumbuhan biogas kaya akan pupuk organik. Produksi biogas dilakukan dengan
tiga langkah yaitu:
1) Hidrolisis : Pengubah polimer organic menjadi monomer dengan
bantuan bakteri hidrolitik
2) Pembentukan asam : PPengubah monomer menjadi senyawa sederhana
seperti CO2, NH3, dan H2 oleh bakteri pembentuk asam.
3) Pembentukan metan : pengubahan senyawa sederhana menjadi metan
dan CO2, menggunakan bakteri metanogenik anaerobik.
Biomassa berarti semua material yang menghasilkan selama produksi dan
proses dari pertanian dan material makanan yang biasanya dibuang sebagai
sampah. Seringkali sebagai sampah tumbuhan seperti kayu yang mengandung
lignin dan selulosa. Sampah jenis ini banyak sekali, tetapi lignin dan selulosa
tidak beracun dan berbahaya. Selain limbah dari industry kayu dan kertas,
sampah makanan bisa dijadikan sebagai sumber biogas. Biasanya mengandung
banyak selulosa. Seperti yang kita ketahui, selulosa adalah biopolymer dari
molekul glukosa. Banyak organisme dapat menguraikan selulosa dengan
menggunakan enzim selulase. Identifikasi, isolasi, dan pemurnial selulosa
menjadi hal yang penting dalam penelitian. Sudah dicoba eksperimen untuk
menguraikan sampah kertas (kertas karton, Koran, kartu) dengan enzim
selulase kemudian menggunakan glukosa yang dilepaskan dalam fermentasi
ragi. Produk akhir yang paling utama adalah alcohol, bahan dasar industry yang
penting dan potensial juga untuk bahan bakar. Adapun faktor yang
mempengaruhi pembentukan metan :
1. Penambahan alga
2. Rasio karbon nitrogen
19
3. Kondisi anaerobic
4. Konsentrasi nitrogen
5. pH
6. Penyemaian
7. Campuran cairan
8. Suhu
H. Biodegradasi
Biodegradasi adalah istilah yang digunakan dalam ekologi untuk
menggambarkan proses biokimia yang cenderung membawa zat organik, yang
dihasilkan secara langsung atau tidak langsung dari fotosintesis dalam zat
anorganik. Biodegradasi kebalikan dari proses fotosintesis dan biosintesis
berikutnya yang menghasilkan biomassa. Sementara fotosintesis menghasilkan
molekul organic dari molekul anorganik, melalui biodegradasi molekul organik
yang kompleks menjadi sederhana konstituen secara bertahap untuk akhirnya
membawa mereka ke tahap anorganik.
Fenomena biodegradasi sangat penting untuk lingkungan yang harus
bebas dari sampah dan limbah untuk membuat jalan bagi kehidupan baru.
Pohon-pohon, tanaman, alga, bahwa semua organism fotosintetik, berkat
matahari mampu menyerap karbon dioksida di atmosfer dan menggunakannya
untuk mensintesis gula, molekul organik di dasar semua zat organik banyak di
biosfer. Melalui rantai makanan, aliran zat dan energy melewati dari tanaman
(produsen) ke herbivora (konsumen primer) dan dari ini ke karnivota
(konsumen sekunder). Mekanisme ini macet dengan cepat, namun, jika tidak
ada pilihan terbalik yaitu bahwa yang membebaskan karbon dari bahan organic
mati, memastikan sirkulasi materi. Kemudian proses biodegradasi, dalam
keseimbangan alam, martabat sama dengan proses fotosintesis yang hasilnya
dan pada saat yang sama, keberangkatan. Biodegradasi dilakukan oleh
decompose, mikroorganisme (jamur, bakteri, protozoa) yang tumbuh pada
bahan organic mati, atau produk limbah dari ekosistem. Dari sudut pandang
20
kimia, degradasi adalah oksidasi senyawa organic. Proses oksidasi yang paling
penting adalah respirasi telepon yang memungkinkan pelepasan karbon
dioksida dan penutupan siklus biogeokimia karbon.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Bioteknologi merupakan pemanfaatan organisme hidup baik secara
keseluruhan maupun bagian dari organisme tersebut untuk
mengahasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia.
2. Bioteknologi lingkungan merupakan aplikasi dari bioteknologi
dibidang lingkungan.
3. Aplikasi bioteknologi dibidang lingkungan antara lain adalah
bioremidiasi dan fitoremidiasi. Bioremidiasi adalah salah satu teknologi
untuk mengatasi masalah lingkungan dengan memanfaatkan bantuan
mikroorganisme. Fitoremidiasi adalah pengguanaan tanaman-tanaman
tertentu (keseluruhan atau bagiannya) untuk mengatasi limbah.
B. Saran
Pembaca disarankan untuk membaca beberapa sumber yang lain selain dari
makalah yang kami sajikan, hal ini akan memperkuat pemahaman konsep dari
materi Tata Surya ini sehingga diharapkan peserta didik dapat dengan mudah
mengerti materi Tata Surya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006.Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Menuju Pemanfaatan Lahan
Yang Berkelanjutan : Leaflet Seminar Nasional.
http://pkrlt.ugm.ac.id/files/2006%20
Anonim. 2010. Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat untuk Bioremediasi
TanahBekas Tambang Batubara.
http://goblog06.blogspot.com/2010/05/pemanfaatan-bakteri-pereduksi-
sulfat_02.html
Barrow, G.I. and Feltham R.K.A.; ed, 2003, Cowan and Steel’s manual for
identification of medical bacteria -3rd ed. / edited and rev.
Hardyanti, nurandani, dkk.. 2007. Fitoremediasi Phospat dengan Pemanfaatan
Enceng Gondok (Eichhornia Crassipes) (Studi Kasus pada Limbah Cair
Industri Kecil Laundry). Jurnal presipitasi. Vol. 2.
Paul Lessard and Yann Le Bihan, 2003, Introduction to Microbiological
Wastewater Treatment, Fixed film processes, Handbook of water and
wastewater microbiology, Ed Duncan Mara and Hogan, Elsevier. ( 317-
336)
Priadie, bambang. 2012. Teknik Bioremediasi Sebagai Alternatif dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal ilmu linkungan. Vol. 10.
Subroto, M.A. 1996. Fitoremediasi. Dalam: Prosiding Pelatihan dan Lokakarya
Peranan Bioremediasi Dalam Pengelolaan Lingkungan , Cibinong, 24-
25 Juni 1996.
Thompson Ian P.; Christopher J. van der Gast, Lena Ciric and Andrew C.
Singer., 2005. Bioaugmentation for bioremediation: the challenge of
strain selection, Environmental Microbiology (2005) 7(7), 909–915).
22