Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin pendingin dalam pengaplikasiannya sudah diterapkan pada

bangunan-bangunan dan pegawetan makanan. Di negara dengan iklim tropis

maupun sub tropis, mesin pendingin menjadi sebuah kebutuhan di setiap

bangunan. Seiring perkembangan jaman, maka cara pendinginan pun

berkembang. Dari menggunakan salju yang disimpan pada musim dingin untuk

digunakan saat musim panas, sampai menggunakan siklus yang diterapkan untuk

mesin pendingin.

Sistem mesin pendingin yang digunakan pada saat ini, diantaranya adalah

sistem jet uap, siklus absorpsi, siklus udara, pendingin termoelektris dan siklus

kompresi uap [8]. Siklus mesin pendingin yang digunakan pada pendingin

ruangan, dispenser, kulkas maupun pendingin pada mobil adalah siklus kompresi

uap. Prinsip kerja pada mesin pendingin siklus kompresi uap adalah siklus Carnot.

Alasan pemakaian siklus kompresi uap karena siklus ini bisa membuat suhu yang

bervariasi dan bisa mengetahui performansi mesin tersebut dengan mudah.

Cara kerja dari mesin pendingin siklus kompresi uap ini adalah dengan

menggunakan fluida kerja yang berupa refrigeran. Panas yang ada akan diserap

dan dilepaskan oleh fluida kerja yang akan menghasilkan efek pendinginan.

Pertukaran panas pada siklus kompresi uap menyebabkan siklus ini dikategorikan

1
sebagai pendinginan mekanis. Refrigeran sebagai fluida kerja mempunyai

beberapa tipe, tergantung pada aplikasi dan kegunaannya. Pada mesin pendingin

konvensional, tipe refrigeran yang dipakai adalah R-12. Dimana refrigeran R-12

yang mempunyai rumus kimia CCl2F2 (Dichlorodifluoromethane) merupakan

bahan dengan susunan CFC (Chlorofluorocarbon).

Dalam sistem mesin pendingin tidak hanya refrigeran yang bekerja, ada

juga oli refrigeran. Oli refrigeran mengalir dari kompresor dan kembali lagi ke

kompresor (reversible). Fungsi pemakaian oli refrigeran adalah untuk

menghindari gesekan di dalam mesin pendingin. Mengalirnya oli refrigeran

bersama refrigeran dimanfaatkan para peneliti untuk mencoba menaikan

performansi dari mesin pendingin.

Beberapa peneliti menggunakan material nanopartikel tertentu untuk

ditambahkan bersama oli refrigeran dengan tujuan meningkatkan performansi

mesin pedingin [3]. Nanopartikel digunakan karena bisa meningkatkan

konduktivitas termal dari fluida kerja mesin pendingin. Peningkatan konduktivitas

termal disebabkan nanopartikel mempunyai luas permukaan yang besar sehingga

bisa menyerap kalor dengan baik. Selain itu nanopartikel juga tidak akan

mengendap saat dicampurkan dengan fluida kerja. Hal itu disebabkan

nanopartikel mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak akan

terpengaruh dengan gaya gravitasi yang menyebabkan partikel mengendap [1].

Salah satu penelitian adalah penggunaan nanopartikel TiO2 yang

dicampurkan dengan oli refrigeran untuk dianalisis dari segi gesekan pada

kompresor. Dari hasil penelitian tersebut diketahui jika penggunaan nanofluida

bisa menghemat 26,1% konsumsi energi listrik dan 0,1% mengurangi getaran

2
pada kompresor [2]. Material yang dicampurkan pada oli refrigeran biasanya

merupakan material dengan bentuk nanopartikel. Pencampuran antara oli

refrigeran dan nanopartikel itu akan disebut sebagai nanofluida.

Nanofluida merupakan jenis baru dari suatu eksperimen nanoteknologi yang

memiliki karakteristik kinerja termal yang tinggi dan sangat menjanjikan untuk

aplikasi rekayasa termal. Suatu sistem pendinginan dikatakan meningkat apabila

didapatkan konduktivitas termal, viskositas, dan densitas fluida meningkat, seiring

dengan pertambahan volume fluida pada sistem pendinginan. Nanofluida dapat

digunakan pada bidang refrigerasi ini karena mempunyai kemampuan

meningkatkan konduktivitas termal dari suatu fluida, sehingga proses pendinginan

dan pemanasan menjadi lebih efisien.

Maka dari itu, dengan beberapa faktor diatas, pada penelitian ini

nanopartikel Al2O3 akan dijadikan nanofluida yang berguna untuk menaikan

performansi dari mesin pendingin.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah :

a. Mensintesis nanopartikel alumina dengan proses sol gel yang ramah

lingkungan.

b. Menghitung performansi mesin pendingin dengan penambahan nanopartikel

alumina.

3
1.3. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup atau batasan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah :

a. Sintesis nanopartikel alumina dengan proses sol gel.

b. Mengkarakterisasi alumina nanopartikel dengan XRD dan SAM (Surface Area

Meter)

c. Menganalisis performansi kerja mesin pendingin setelah penambahan

nanopartikel alumina pada fluida kerja.

1.4. Metodologi Penelitian

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini dibagi

menjadi empat bagian : melakukan tinjauan literatur terkait penelitian, melakukan

eksperimen dalam pembuatan material, pengambilan data pada aplikasi mesin dan

melakukan kalkulasi data untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan dari

penelitian. Adapun eksperimen yang dilakukan diantaranya adalah proses sintesis

Al2O3 dan pembuatan nanofluida dengan fluida dasar oli refrigeran.

Setelah melakukan beberapa eksperimen, dilakukan proses pengambilan

data pada mesin pendingin dispenser. Pengambilan data dilakukan untuk

membandingkan performansi mesin pendingin saat tidak memakai nanofluida dan

saat memakainya. Dari pengambilan data hasil performansi, data yang diperoleh

selanjutnya dilakukan perhitungan untuk membuktikan hasil kuantitatif dari

penelitian yang telah dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai