Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
OLEH
RIANTIKA ERVINA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
A. Landasan Teoritis Penyakit
1. Anatomi Fisiologi
Ginjal adalah salah satu organ utama sistem kemih atau urine yang bertugas
menyaring dan membuang cairan sampah metabolisme dari dalam tubuh. Seperti
diketahui, setelah sel-sel tubuh mengubah makanan menjadi energi, maka akan
dihasilkan pula sampah sebagai hasil sampingan dari proses metabolisme tersebut
yang harus dibuang segera agar tidak meracuni tubuh melalui ginjal bersama urin
menyaring zat-zat buangan yang dibawa darah agar darah tetap bersih, dan
membuang sampah metabolic tersebut agar sel-sel tubuh tidak menjadi loyo akibat
keracunan. Zat-zat tersebut berasal dari proses normal pengolahan makanan yang
dikonsumsi, dan dari pemecahan jaringan otot setelah melakukan suatu kegiatan
fisik. Tubuh akan memakai makanan sebagai energi dan perbaikan jaringan sel
tubuh. Setelah tubuh mengambil secukupnya dari makanan tersebut sesuai dengan
keperluan untuk mendukung kegiatan, sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk
kemudian disaring diginjal. Selain itu ginjal juga dapat berfungsi untuk mengekresi
2. Definisi
sebagai kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal
Klasifikasi gagal ginjal kronis dapat ditentukan berdasarkan derajat (stage) LFG
(Laju Filtration Glomerulus), dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73 m2.
3. Etiologi
tubulus ginjal.
Menurut Jhonson (2010) tanda gejala yang banyak ditemukan pada pasien
terjadi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan aktifitas sistem
yang timbul dini), dan gagal jantung (akibat penimbunan cairan dan hipertensi).
b. Integumen: warna kulit pucat, kulit kering bersisik, pruritus parah akibat toksin
gangguan hematologi, purpura, kuku rapuh dan tipis, urea frost yaitu
urochrome.
c. Paru-paru: crackles tebal, dahak pekat, reflek batuk memberat, nyeri pleuritik,
d. Gastrointestinal: bau nafas amonia seperti bau logam, sariawan dan pendarahan,
perilaku.
f. Muskuloskeletal: ketidakseimbangan mineral dan hormon menyebabkan otot
dan tulang terasa sakit, kehilangan tulang, mudah patah, deposit kalsium di
defisiensi besi dan asam folat akibat nafsu makan yang berkurang, perdarahan
menurunnya faktor trombosit III ADP (adenosine fosfat), gangguan leukosit dan
h. Endokrin: gangguan seksual [libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki
D.
i. Gangguan lainnya:
hasil metabolisme.
seluruh tubuh maka gangguan pada suatu sistim akan mempengaruhi sistim
lain, sehingga suatu gangguan metabolik dapat menimbulkan kelainan pada
a. Radiologi ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
asam basa.
b. Foto Polos Abdomen menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau
obstruksi lain.
penurunan faal ginjal pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
d. USG menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal, anatomi sistem
e. Renogram menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler,
bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograde dilakukan bila dicurigai adanya obstruksi
yang reversible
k. Biopsi Ginjal dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal
Urin
Volume: Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada
(anuria).
Hiponatremia
Hiperkalemia
Hipertrigliserida
Asidosis metabolik
fungsi ginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah
mengobati CKD namun dapat memperlambat progres dari penyakit ini karena yang
dibutuhkan adalah terapi penggantian ginjal baik dengan dialisis atau transplantasi
ginjal. Lima sasaran dalam manajemen medis CKD yaitu sebagai berikut.
a. Untuk memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol
proses penyakit melalui kontrol tekanan darah (diet, kontrol berat badan dan
intake protein sehari-hari dengan nilai biologik tinggi < 50 gr), dan katabolisme
katabolisme).
tetap atau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis
e. Efusi perikardial
mandiri.
komplikasi.
7. Komplikasi
a. Hiperkalemia
b. Edema paru
c. Asidosis
d. Ensefalopati
e. Anemia
B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Tanggal masuk RS :
Alamat :
Agama :
Status :
Pekerjaan :
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengalami mulut kering, letih, mual, kram otot, impotensi, aminore,
ginjal.
c. Pola Kesehatan Fungsional Gordon
2) Pola Nutrisi/Metabolisme
yang meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku
3) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan kulit),
termasuk pola individu sehari-hari, perubahan atau gangguan, dan metode yang
5) Pola Kognitif-Persepsi
terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
9) Pola Seksual
mentoleransi stress.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran/keadaan umum
Keadaan umum ini dapat meliputi kesan keadaan sakit termasuk ekspresi wajah
dan posisi pasien, kesadaran yang dapat meliputi penilaian secara kualitatif
2) Tanda-tanda vital
Kepala
Dapat dinilai dari bentuk dan ukuran kepala, rambut dan kulit kepala, ubun-
warna rambut, distribusi rambut, kebersihan kulit kepala, dan ada/ tidaknya
lesi.
Mata
Dapat dinilai apakah mata klien simetris/tidak, palpebra, alis, bulu mata,
Hidung
Ada atau tidaknya polip dan nyeri tekan, pernapasan cuping hidung, hidung
atau tidak.
Telinga
Mulut
Leher
Pengkajian Paru :
1) Inspeksi
2) Palpasi
Palpasi dada bertujuan mengkaji kulit pada dinding dada, adanya nyeri
tangan atau jari sehingga dapat merasakan getaran dinding dada dengan
3) Perkusi
Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk dengan jari tengah, tangan
kanan pada jari tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada dinding
mengetahui batas jantung, paru, serta suara jantung maupun paru. Suara
paru normal yang didapat dengan cara perkusi adalah resonan atau
sonor, seperti dug, dugm dug, redup atau kurang resonan yang terdengar
bleg, bleg, bleg. Data yang biasa di dapatkan adalah sebagai berikut.
berbuih.
asma kardiale.
4) Auskultasi
Pengkajian Jantung
ictus cordis tampak/ tidak, saat palpasi diraba apakah ictus teraba/ tidak,
saat diperkusi apakah batas jantung jelas/ tidak, suara jantung saat
Abdomen
Data yang dikumpulkan adalah data tentang ukuran atau bentuk abdomen,
nyeri tekan abdomen, dilakukan palpasi pada organ hati, limfa, ginjal, dan
organ lainnya apakah ada perbesaran/ tidak, saat perkusi ditentukan batas
organ dan bunyi perkusi, bising usus normal/ tidak dan berapa
frekuensinya.
Genetalia
Kulit
Meliputi warna kulit (pigmentasi, sianosis, icterus, pucat, eritema, dan lain-
Diperiksa rentang gerak dan kekuatan otot pasien, keseimbangan dan gaya
berjalan, apakah terpasang infus/ tidak, dan apakah ada oedema/ tidak, dan
4) Pemeriksaan Penunjang
2. Perumusan Diagnosa
3. Evaluasi
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC): Fifth Edition. Missouri: Mosby Elsevier.
Johnson. (2010). Textbook of Medical Nursing Surgical 12th Edition. USA: Lippncott
Williams & Wilkins.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier.
Syaifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan &
Kebidanan, Ed. 4. Jakarta: EGC.
The Australia Kidney Health. (2015). Chronic Kidney Disease (CKD) Management in
General Practice 3 rd. Australia
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom:
Markono Print Media.