Anda di halaman 1dari 4

3.

3 Media Komunikasi Audio Visual

3.3.1 Karakteristik Televisi

Ada beberapa karakterisktik televisi, berikut merupakan enam bagian karakterisktik yang
penting pada televisi :

1. Audio Visual Medium


Audio visual medium berarti unsur suara dan gambar dapat membuat penonton
merasakan emosi dan peristiwa dalam kejadian yang ditanyangkan. Menurut
Purwono et al (2014) media audio visual berarti media yang memiliki unsur suara
dan gambar yang digabungkan agar menghasilkan keadaan yang nyata pada
lapang.
2. Domestik Medium
Domestik medium berarti penonton bisa melihat televisi tanpa harus meniggalkan
kegiatan sehari-harinya, seperti memasak, menggambar, dan belajar. Triwardani
(2011) mejelaskan bahwa konfigurasi atau tempat televisi menjadi penentu dalam
pola menonton pada kehidupan sehari-hari, jika diletakkan pada ruang makan
maka penonton bisa menonton televisi dan makan pada satu kesempatan.
3. Live Medium.
Live medium berarti kejadian yang berada dilapang bisa langsung disampaikan
kepada penonton. Gafar et al (2017) menyimpulkan bahwa siaran langsung
memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan dengan siaran ulang karena
penyiarannya membutuhkan penyuntingan langsung ditempat, tetapi siaran
langsung berperan penting dalam pemberitaan karena kemungkinan kecil
termanipulasi.
4. Transistory Medium.
Transistory medium berarti pesan yang disampaikan pada media televisi bersifat
sederhana dan sekilas. Menurut Severin et al (2009) Media transisi merupakan
media yang bertujuan menyampaikan berita kepada audien dengan konsep cepat,
langsung dan mudah dimengerti.
5. Mass Medium.
Mass medium berarti bisa digunakan oleh seluruh masyarakat sebagai media
komunikasi. Riyadi (2010) menjelaskan bahwa penonton televisi mempunyai
karakteristik unik, mereka tersebar dimana-manadengan selera yang beragam.
Televisi juga memiliki saluran yang beragam, berbeda dengan bioskop yang hanya
berkonsentrasi pada satu film pada satu ruangan.
6. Expensive Medium
Expensive medium berarti dalam penyajian media dibutuhkan alat yang banyak
dan mahal, juga tenaga ahli. Baksin dan Askurifai (2006) menjelaskan bahwa
televisi merupakan media masa berbasis bisnis yang penyelenggaraan
operasionalnya dapat dikatakan sangat mahal.

3.3.2 Dasar-Dasar Pengambilan Gambar

Menurut Wibowo (2007) tahap dalam produksi program televisi terdiri dari tiga
bagian yang biasa disebut standard operation procedur (SOP), yaitu:

A. Pra produksi
Tahap pra produksi di bagi menjadi tiga bagian besar:
1. Penemuan ide
Tahap ini diawali ketika producer menemukan ide, kemudian membuat riset
dan menuliskan naskah. Riset dilakukan untuk mengetahui apakah produksi
ini diminati oleh masyarakat. Kemudian naskah biasa ditulikan oleh penulis
naskah yang biasanya memiliki ide kreatif dan daya imajinasi tinggi.
2. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah,
pemelihan pemeran, lokasi dan crew. Perencanaan ditekankan pada biaya
yang digunakan agar tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan sejak
awal.
3. Persiapan
Tahap persiapan meliputi kontrak kerja, perijinan, latihan pemeran,
pembuatan latar, dan alat yang digunakan. Persiapan dilakukan dengan
berpacu pada waktu kerja yang sudah ditetapkan. Persiapan merupakan tahap
sebelum melakukan produksi.
B. Produksi
Proses produksi dimulai dengan mewujudkan cerita dalam naskah. Sutradara,
crew, pemeran harus bekerja sama agar semua yang direncanakan pada script
bisa di visualisasikan dengan benar. Visualisasi meliputi gambar, suara dan
pencahayaan.
C. Pasca Produksi
Pasca produksi memiliki beberapa langkah, yaitu:
1. Editting offline
Setelah proses produksi, dilakukan penyusunan naskah pria, dan wanita
membuat logging. Logging adalah mencatat kembali kesesuaian produksi
dari naskah dan saat shooting. Perbedaan ini di beri nomor dan dicatat.
2. Editting online
Setelah naskah asli disunting dengan apa yang dikatakan pemeran, editor
mengedit shooting asli pada saat dilapang. Setiap scene dapat dipisah dan
disambung-sambungkan diikuti kesesuaian alurnya. Sambungan scene
dibuat bedasarkan time-code dalam naskah yang sudah di edit
3. Mixing
Narasi yang sudah diedit ditambahkan musik. Penambahan musik ditujukan
agar hasil menjadi lebih hidup. Selain musik penambahan suara dapat
dilakukan pada fase mixing seperti memberi narasi pada awalan.
Riyadi Tunjung. 2010. Mengkaji Karakteristik Media Televisi untuk Memudahkan
Merancang Komunikasi Visual yang Tepat. Jakarta: Bina Nusantara
University

Purwono Joni, Sri Yutmini, Sri Anitah. 2014. Penggunaan Media Audio visual pada
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam disekolah menengah pertama negeri 1
pacitan. Universitas negeri Maret. Jurnal tekonologi pendidikan dan
pembelajaran vol 2. No. 2 127-144

Triwardani Reny. 2011. Televisi dalam ruang keluarga. Universitas pembangunan


nasional veteran Yogyakarta. Jurnal ilmu komunikasi vol 8. No. 2 1-12

Gafar muhammad yoetadi, muhammad adi pribadi, kurniawan hari siswoko. 2017.
Proses produksi acara siaran langsung untuk menghasilkan acara yang layak
tonton. Fakultas ilmu komunikasi universitas tarumanegara: WACANA. Vol
16 (1) 167-170.

J. severin, Werner. W. Tankard, James Jr. 2009. Teori komunikasi: sejarah, metode,
dan terapan didalam media masa. Jakarta: prenada Media Group. TM

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.

Wibowo F. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus

Anda mungkin juga menyukai