Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Cybercrime
Cybercrime merupakan tindakan Kriminalitas yang dilakukan oleh seseorang dengan
menggunakan teknologi computer sebagai alat kejahatan utama serta dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi internet, dimana para cybercrimer biasanya memanfaatkan celah untuk
tindak kejahatan mereka.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_dunia_maya

Dalam sebuah situs informasi www.wikipedia.org kejahatan dunia maya (Inggris: cybercrime) adalah
istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi
alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara
lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding, confidence
fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll.

Cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan
komputer secara ilegal.
Kejahatan Komputer adalah segala aktifitas tidak sah yang memanfaatkan komputer untuk tidak
pidana . Sekecil apapun dampak atau akibat yang ditimbulkan dari penggunaan komputer secara
tidak sah atau ilegal merupakan suatu kejahatan. Secara umum dapat disimpulkan sebagai
perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan menggunakan komputer sebagai alat/sarana untuk
melakukan tidak pidana atau komputer itu sendiri sebagai objek tindak pidana. Dan dalam arti
sempit kejahatan komputer adalah suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan
teknologi komputer yang canggih.

Beberapa kiat yang dapat digunakan untuk meminimalisir kejahatan virtual:

1. Melindungi Komputer

2. Melindungi Identitas

3. Selalu Up to Date

4. Amankan E-mail

5. Melindungi Account

6. Membuat Salinan

7. Cari Informasi

Perangkat pengamanan internet:

1. Internet Firewall

2. Kriptografi
3. Secure Socket Layer (SSL)

Berbicara mengenai hubungan EPTIK dan cyber crime sudah tentu tidak bisa dipisahkan, cyber crime
atau kejahatan virtual atau cyber adalah suatu sub bagian dari lingkup IT sebagai penjelasan, seorang
ahli komputer atau professional dalam bidang komputer membobol suatu database dari suatu
perusahaan dengan alasan kepentingan pribadi. Hal ini dapat di katakan sebagai kejahatan dunia
maya atau cyber crime, lalu apa bedanya dengan seorang ahli komputer yang meretas database dari
sebuah perusahaan atau badan dengan tujuan menyelidiki kejahatan yang dilakukan oleh badan
tersebut, apakah tindakan ini juga di sebut kejahatan dunia maya?.

Dari contoh di atas tentu kita sudah bisa membedakan antara seorang professional IT dan
pelaku kejahatan dunia maya atau cyber crime, yaitu etika dan moral dari pelaku itu sendiri. Sampai
muncul dalam dunia IT istilah seperti hacker putih atau sering di sebut white hacker yaitu pelaku
peretasan data pada dunia maya namun bukan untuk kepentingan pribadi, namun lebih untuk uji
coba kemampuan lalu memberitahukan pihak terkait agar memperbaiki keamanan sistemnya.

Semua orang diluar sebuah formalitas seperti ijazah dan sertifikat keahlian bisa menjadi seorang
IT atau seorang kriminal dunia maya secara informal, yang membedakan adalah moral dan etika
orang tersebut.

2. 4. Faktor Penyebab
Jika dipandang dari sudut pandang yang lebih luas, latar belakang terjadinya kejahatan di
dunia maya ini terbagi menjadi dua faktor penting, yaitu :
1. Faktor Teknis
Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah negara yang
menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling terhubungnya antara jaringan
yang satu dengan yang lain memudahkan pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya.
Kemudian, tidak meratanya penyebaran teknologi menjadikan pihak yang satu lebih kuat
daripada yang lain.
2. Faktor Sosial ekonomi
Cybercrime dapat dipandang sebagai produk ekonomi. Isu global yang kemudian
dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan jaringan. Keamanan jaringan
merupakan isu global yang muncul bersamaan dengan internet. Sebagai komoditi ekonomi,
banyak negara yang tentunya sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan. Melihat
kenyataan seperti itu, Cybercrime berada dalam skenerio besar dari kegiatan ekonomi
dunia.

2. 6. Jenis-Jenis Cyber Crime


Berdasarkan Jenis Kejahatan
1. CARDING adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit
orang lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet.
Sebutan pelakunya adalah “carder”. Sebutan lain untuk kejahatan jenis ini
adalahcyberfroud alias penipuan di dunia maya.
2. HACKING adalah menerobos program komputer milik orang/pihak lain.
Hackeradalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan
membaca program tertentu dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya.

3. CRACKING adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk “cracker” adalah
“hacker” bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan “carder” yang hanya
mengintip kartu kredit, “cracker” mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank
atau pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama
menerobos keamanan komputer orang lain, “hacker” lebih fokus pada prosesnya.
Sedangkan “cracker” lebih fokus untuk menikmati hasilnya.
4. DEFACING adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti
yang terjadi pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs
KPU saat pemilu 2004 lalu. Tindakan deface ada yang semata- mata iseng, unjuk
kebolehan, pamer kemampuan membuat program, tapi ada juga yang jahat, untuk
mencuri data dan dijual kepada pihak lain.
5. PHISING adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar
mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya
(password) pada suatu website yang sudah di- deface. Phising biasanya diarahkan
kepada pengguna online banking. Isian data pemakai dan password yang vital.
6. SPAMMING adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail)
yang tak dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk e- mail atau junk e-
mailalias “sampah”.
7. MALWARE adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu
software. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu
software atauoperating system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus,
worm, trojan horse, adware, browser hijacker, dll.

HOW

Cara Penanganan Dan Contoh Kasus Cyber Crime


2. 8. 1. Cara Penanganannya
Untuk menjaga keamanan data-data pada saat data tersebut dikirim dan pada saat data
tersebut telah disimpan di jaringan komputer, maka dikembangkan beberapa teknik
pengamanan data. Beberapa teknik pengamanan data yang ada saat ini antara lain:
2. 8. 1. 1. Internet Firewall
Jaringan komputer yang terhubung ke Internet perlu dilengkapi dengan internet Firewall.
Internet Firewall berfungsi untuk mencegah akses dari pihak luar ke sistem internal. Dengan
demikian data-data yang berada dalam jaringan komputer tidak dapat diakses oleh pihak-
pihak luar yang tidak bertanggung jawab. Firewall bekerja dengan 2 cara: menggunakan
filter dan proxy. Firewall filtermenyaring komunikasi agar terjadi seperlunya saja, hanya
aplikasi tertentu saja yang bisa lewat dan hanya komputer dengan identitas tertentu saja
yang bisa berhubungan. Firewall proxy berarti mengizinkan pemakai dari dalam
untukmengakses internet seluas-luasnya, namun dari luar hanya dapat mengakses satu
computer tertentu saja.
2. 8. 1. 2. Kriptografi
Kriptografi adalah seni menyandikan data. Data yang akan dikirim disandikanterlebih dahulu
sebelum dikirim melalui internet. Di komputer tujuan, data tersebut dikembalikan ke bentuk
aslinya sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh penerima. Data yang disandikan
dimaksudkan agar apabila ada pihak-pihak yang menyadap pengiriman data, pihak tersebut
tidak dapat mengerti isi data yang dikirim karena masih berupa kata sandi. Dengan demikian
keamanan data dapat dijaga. Ada dua proses yang terjadi dalam kriptografi, yaitu proses
enkripsi dan dekripsi. Proses enkripsi adalah proses mengubah data asli menjadi data sandi,
sedangkan proses dekripsi adalah proses megembalikan data sandi menjadi data aslinya.
Data aslin atau data yang akan disandikan disebut dengan plain text, sedangkan data hasil
penyadian disebut cipher text. Proses enkripsi terjadi di komputer pengirim sebelum data
tersebut dikirimkan, sedangkan proses dekripsi terjadi di komputer penerima sesaat setelah
data diterima sehingga si penerima dapat mengerti data yang dikirim.
2. 8. 1. 3. Secure Socket Layer (SSL)
Jalur pengiriman data melalui internet melalui banyak transisi dan dikuasai oleh banyak
orang. Hal ini menyebabkan pengiriman data melalui Internet rawan oleh penyadapan. Maka
dari itu, browser di lengkapi dengan Secure Socket Layer yang berfungsi untuk
menyandikan data. Dengan cara ini, komputer-komputer yang berada di antara komputer
pengirim dan penerima tidak dapat lagi membaca isi data.

WHY??

b. MOTIF CYBERCRIME
Motif pelaku kejahatan di dunia maya (cybercrime) pada umumnya dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu :

1. Motif intelektual, yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan
menunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan mengimplementasikan
bidang teknologi informasi. Kejahatan dengan motif ini pada umumnya dilakukan oleh
seseorang secara individual.
2. Motif ekonomi, politik, dan kriminal, yaitu kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan
pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan
politik pada pihak lain. Karena memiliki tujuan yang dapat berdampak besar, kejahatan
dengan motif ini pada umumnya dilakukan oleh sebuah korporasi.

JENIS CYBER CRIME SECARA UMUM

1. Akses Ilegal (Unauthorized Access)

Membuka atau masuk ke akun orang lain tanpa ijin dan dengan sengaja merupakan suatu
tindakan kejahatan di dunia maya. Akun yang telah dibobol pelaku sangat mungkin membuat
pemiliknya mengalami kerugian, misalnya;

 Membuat pemilik akun kehilangan data penting.


 Menggunakan akun untuk aksi kejahatan, misalnya menipu orang lain dengan memakai
nama pemilik akun.

2. Menyebarkan Konten Ilegal (Illegal Contents)


Konten ilegal adalah konten yang didalamnya terdapat informasi atau data yang tidak etis,
tidak benar, atau melanggar hukum. Ada banyak sekali jenis konten ilegal yang disebarkan di
internet. Namun, yang paling sering disebarkan adalah berita HOAX dan juga konten yang
mengandung unsur p0rno.

3. Hacking dan Cracking

Sebenarnya hacking mengacu pada kegiatan mempelajari sistem komputer secara mendetail
dan meningkatkan kemampuan komputer. Namun, banyak hacker yang menyalah gunakan
kemampuannya dengan melakukan kejahatan di dunia maya.

Sedangkan cracking adalah tindakan pembajakan terhadap hak milik orang lain. Misalnya
pembajakan akun, pembajakan situs website, penyebaran virus, probing, dan lainnya.

4. Pemalsuan Data (Data Forgery)

Ini merupakan tindak kejahatan dunia maya dengan memalsukan data pada dokumen penting
yang disimpan sebagai scriptles document di internet. Salah satu praktik pemalsuan data ini
misalnya pemalsuan dokumen pada situs e-commerce yang dibuat seolah-olah terjadi typo
atau salah ketik sehingga menguntungkan pelakunya.

5. Penyalahgunaan Kartu Kredit (Carding)

Carding adalah bentuk kejahatan di dunia maya dimana pelakunya berbelanja dengan
menggunakan nomor dan identitas kartu kredit milik orang lain. Praktik carding ini sangat
merugikan para pemilik kartu kredit yang dicuri datanya. Itulah sebabnya saat ini semua
negara sangat ketat dalam mengawasi transaksi kartu kredit, terutama yang melibatkan
transaksi luar negeri.

6. Pencurian Data (Data Theft)

Ini adalah aktivitas mencuri data dari sistem komputer secara ilegal, baik untuk kepentingan
sendiri atau dijual kepada pihak lain. Tindakan pencurian data ini sering berujung pada
kejahatan penipuan (fraud) secara online.

7. Memata-Matai (Cyber Espionage)

Ini adalah kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan jaringan internet untuk masuk ke
sistem jaringan komputer pihak lain untuk memata-matai.

8. CyberSquatting

Ini adalah tindak kejahatan di dunia maya dimana pelakunya mendaftarkan domain dengan
nama suatu perusahaan lalu menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga tinggi.

9. Cyber Typosquatting

Ini adalah cyber crime dimana pelakunya meniru atau mengklon situs website pihak lain
dengan tujuan untuk melakukan penipuan atau berita bohong kepada masyarakat.
Metode Kejahatan Cyber Crime

1. Password Cracker

Ini adalah suatu tindakan mencuri password orang lain dengan menggunakan suatu program
yang dapat membuka enkripsi password. Tindakan ini juga sering dilakukan untuk
menonaktifkan suatu sistem pengamanan password.

2. Spoofing

Spoofing adalah tindakan memalsukan data atau identitas seseorang sehingga pelaku (hacker)
dapat melakukan login ke dalam suatu jaringan komputer layaknya user yang asli.

3. DDoS (Distributed Denial of Service Attacks)

Ini adalah serangan yang dilakukan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan
internet yang dilakukan oleh seorang hacker/ attacker. Serangan DDoS akan menghabiskan
sumber daya (resource) yang ada pada suatu komputer atau server hingga tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya dengan benar.

4. Sniffing

Sniffing adalah bentuk cyber crime dimana pelaku mencuri username dan password orang
lain secara sengaja maupun tidak sengaja. Pelaku kemudian dapat memakai akun korban
untuk melakukan penipuan atas nama korban atau merusak/ menghapus data milik korban.

5. Destructive Devices

Ini adalah program atau software berisi virus dimana tujuannya adalah untuk merusak atau
menghancurkan data-data di dalam komputer korban. Beberapa yang termasuk dalam
program ini adalah Worms, Trojan Horse, Nukes, Email Bombs, dan lain-lain.
Saat ini sudah dibentuk UU no. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi elektronik sehinga
penegasan hukum dapat dilakukan untuk mengatasi kasus-kasus Cybercrime. Masyarakat mulai lega
dan tidak menghadapi ancaman cybercrime dengan jaminan kepastian hukum ini.

Disamping itu segala macam sangsi, hukum telah dipertegas dalam pasal-pasal undang-undang ini,
sehingga pihak-pihak aparat penegak hukum mampu menegakkan dan menangani kasus ini dengan
baik.

KUHP dan Undang-Undang lain seperti :

1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi

2. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat.

3. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

4. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2001 tentang Hak Cipta

5. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Hak Paten

6. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merk

7. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Anda mungkin juga menyukai