Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah
ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya sesuai waktu dan kesempatan yang
telah diberikan.
Terlebih dahulu izinkan kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bpk. Ali Muchammad, selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Peralatan Pemboran dan Produksi yang telah mendukung penulis dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap bahwa makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
pengenalan peralatan produksi mulai dari sektor upstream (bawah permukaan)
sampai sektor downstream (atas permukaan). Kami sadari bahwa penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan sangat kontributif demi perbaikan
pembuatan makalah pada masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat mudah dipahami bagi siapapun yang
membacanya, dan khususnya berguna teruntuk kami sendiri. Kami mohon maaf
apabila terdapat banyak kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan kepada
siapapun yang membacanya. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Peralatan dari sumur sembur alam pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua
komponen besar, yaitu peralatan di atas permukaan dan di bawah permukaan.
2.1.1. Wellhead
Adalah peralatan yang digunakan untuk mengontrol sumur
dipermukaan. Wellhead tersusun dari dua rangkaian didalamnya,
yaitu casing head dan tubing head.
Wellhead memiliki fungsi penting, yaitu:
2.2.1. Tubing
Merupakan pipa vertikal di dalam sumur yang berfungsi untuk
mengalirkan fluida reservoir dari dasar sumur ke permukaan, atau
mengalirkan fluida injeksi ke dalam sumur. Disamping itu, tubing dapat
pula digunakan dalam pekerjaan swab, squeeze cementing, sirkulasi
pembersihan sumur dan mengalirkan fluida material hydraulic fracturing
dan acidizing.
Di dalam sumur, tubing digunakan pada tubing hanger dan
biasanya bagian ujungnya terletak pada beberapa feet di atas zona perforasi.
Diameter tubing berkisar antara 2 inci sampai 4,5 inci dengan panjang setiap
single tubing yaitu :
Range II: 28 – 32 ft
b. J-55
Secara umum digunakan pada sebagian besar sumur, memiliki grade
yang “standar” untuk tubing yang sumurnya relatif dangkal (< 9000 ft)
dan bertekanan rendah (< 4000 psi).
c. K-55
d. C-75
e. L-80
Jenis ini memiliki 2 tipe, yaitu :
Tipe 1 (dengan bahan 9Cr) : Lebih murah, tetapi rentan terhadap
korosi.
Tipe 2 (dengan bahan 13Cr) : Lebih populer penggunaannya saat
ini dibandingkan 9Cr karena memiliki sifat ketahanan korosi oleh
CO2 dan H2S.
f. N-80
Secara relatif merupakan grade lama yang rentan terhadap H2S dan
cocok untuk kandungan sulfur pada migas kurang dari 0,5% (sweet oil
& gas).
g. C-95
Tipe ini cocok untuk masalah kontaminasi asam.
.
h. P-105, dan
i. P-110
Digunakan pada sumur sweet oil & gas dalam kondisi tekanan yang
tinggi.
Dimana :
K berarti mempunyai ultimate strength yang lebih besar dibandingkan
grade J.
C, L, N berarti restricted yield strength.
P berarti high strength.
Hubungan antara yield strength dengan masing-masing grade tubing
ditunjukkan oleh tabel berikut :
Sedangkan bentuk ulir dikenal dengan API round threads dan butters
threads.
2.2.2. Packer
Merupakan suatu bahan/materi/alat yang di pasang untuk
menciptakan kondisi pembatas (sealing) antara tubing dengan casing, drill
pipe dengan casing atau dalam open hole sebagai pengisolasi area formasi
tertentu. Alasan utama dalam menggunakan packer ialah :
1. Proteksi casing
Packer mengisolasi dan melindungi casing dari fluida sumur yang
korosif dan tekanan tinggi.
2. Safety
Packer membatasi area tekanan yang bekerja (well control), dari tekanan
pada area diameter casing menjadi tekanan hanya pada sekitar diameter
tubing.
3. Konservasi energi
Packer mengalirkan seluruh fluida reservoir melalui tubing, dimana gas
dan minyak menyatu sehingga menyebabkan daya angkat
(memanfaatkan tekanan gas) dalam kecepatan yang tinggi, packer juga
dapat membatasi zona- zona produksi sehingga dapat mencegah
kehilangan / kerusakan reservoir sumber fluida tersebut, serta
4. Kondisi operasional
Terkait dengan alasan operasional penggunaan packer antara lain :
alasan produksi (gas lift/hydraulic pump) dimana dibutuhkan volume
annular tertentu yang terbentuk oleh packer, tubing dan casing, alasan
cementing, acidizing dsb. (dalam Workover & Well Service).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). PK. Teknik Produksi : Peralatan Produksi Atas dan Bawah
Permukaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.