Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENENTUAN LOKASI STRATEGIS

(STUDI KASUS SHOWROOM FURNITUR DI KABUPATEN JEPARA)


Muhammad Murtiza Shidqi
murtiza25@gmail.com
Abdur Rofi
abdurrofi@yahoo.co.uk

ABSTRACT
Jepara’s furniture has good market access even local and international markets.
One ways to get the market is having a showroom. The purposes of the research are (1)
Determining the characteristics of the showroom’s owner. (2) Determining the strategic
location of the placement of showroom. (3) Determining the factors that influence the
strategic placement of showroom locations and (4) Determining the influence
showroom location on the income level.
The method used is quantitative method. Descriptive analysis is used to analyze
the characteristics of the showroom owners and showroom locations by respondents
perception. Factor analysis is used to determine the most influential factor in
determining the showroom locations. Correlation analysis is used to determine the
relationship between the showroom locations and the income level.
The result of research shows, they are three strong factors which influence the
decision of location : permit, safety, and location factor .The representative location
that can be determined as a strategic showroom’s location is in Tahunan subdistrict, is
along the main roadway and has characteristic nearable with competitors.
Key Word : Location, Showroom Furniture, Jepara

INTISARI
Furnitur Jepara memiliki akses pasar yang sangat luas terhadap pasar lokal
maupun internasional. Salah satu cara untuk merebutkan pasar adalah dengan memiliki
showroom. Tujuan dari penelitian adalah untuk (1) Mengetahui karakteristik pemilik
showroom. (2) Mengetahui lokasi strategis penempatan showroom. (3) Mengetahui
faktor yang mempengaruhi penempatan lokasi showroom strategis dan (4) Mengetahui
pengaruh lokasi showroom terhadap besarnya tingkat pendapatan.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan
untuk menganalisis karakteristik pemilik showroom dan lokasi showroom menurut
presepsi responden. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor yang paling
berpengaruh dalam penentuan lokasi showroom. Analisis korelasi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara lokasi showroom dengan tingkat pendapatan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga faktor kuat yang mempengaruhi
penentuan lokasi yaitu faktor perizinan, keamanan, dan faktor tempat. Lokasi
representatif yang bisa ditentukan sebagai lokasi showroom strategis berada di
Kecamatan Tahunan, disepanjang ruas jalan raya utama dan memiliki karakteristik
berdekatan dengan pesaing.
Kata Kunci : Lokasi, Showroom Furnitur, Jepara

1
PENDAHULUAN Kabupaten Jepara merupakan salah
satu kabupaten yang dikenal dengan
Industri furnitur menjadi salah satu sentra kerajinan ukir yang merupakan
industri andalan pemerintah. Kementrian salah satu komoditi andalan Jawa
Perindustrian (Kemenperin) dan Tengah. Selain untuk komoditas dalam
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) negeri juga berorientasi pada ekspor.
telah menyiapkan program hilirisasi Sektor industri furnitur telah ditetapkan
untuk pengembangan kayu olahan. pemerintah sebagai salah satu dari 10
Industri furnitur telah lama diakui sebagai komoditas unggulan ekspor tanah air.
industri padat karya yang banyak Pangsa pasar furnitur di dunia di pegang
menyerap tenaga kerja. Pengembangan oleh negara pengekspor furnitur
industri furnitur diarahkan kepada terkemuka yaitu Italia yang menguasai
industri yang menghasilkan produk pangsa pasar sebesar 14,18 %, disusul
bernilai ekonomi tinggi, berdaya saing Cina 13,69 %, Jerman 8,43 %, Polandia
global dan berwawasan lingkungan. 6,38 %, dan Kanada 5,77 %. Sedangkan
Industri furnitur merupakan salah satu pangsa pasar mebel Indonesia saat ini
industri yang memenuhi kriteria tersebut. hanya mencapai 2,9 Industri furnitur di
Industri furnitur juga merupakan industri Jepara sendiri menjadi komoditas yang
prioritas penghasil devisa negara memiliki nilai ekspor paling tinggi jika
mengingat begitu besar sumber bahan dibandingkan dengan komoditi lain.
baku alami yang dimiliki Indonesia. (BPMPPT Kab. Jepara, 2012)
Daya saing furnitur Indonesia terletak
pada sumberdaya bahan baku yang Tahun 2011 tercatat jumlah unit
melimpah dan berkelanjutan, keragaman usaha yang bergerak dibidang furnitur
corak desain yang berciri khas lokal serta sebanyak 4.022 unit, dengan tenaga kerja
di dukung sumberdaya manusia yang berjumlah 53.334 orang mengahasilkan
melimpah. (MENPRIND RI No. 90/M- produksi sebanyak 2.808.404 buah. Pada
IND/PER/11/2011) Nilai ekspor produk tahun 2011 juga tercatat nilai investasi
kayu olahan periode Januari-November dibidang furnitur sebesar Rp.
2012 adalah sebesar 4,086 miliar dollar 168.969.748,- dari nilai investasi tersebut
AS, meningkat 2,5 persen dari periode menghasilkan nilai produksi sebesar Rp.
yang sama menjadi tahun 2011 4,187 1.263.795.246.000,-. Besarnya nilai
miliar dollar AS. Negara tujuan utama produksi 1000 kali lipat lebih tinggi
ekspor untuk produk kayu olahan dibandingkan dengan nilai investasinya.
Indonesia antara lain Jepang, Amerika Angka produksi yang tinggi ini akan
Serikat, China, Australia, Jerman, berdampak pada semakin bertambahnya
Belanda, Arab Saudi dan Inggris. Selain unit usaha furnitur pada tahun-tahun
memiliki sumber daya alam kayu yang berikutnya. (BPMPPT Kab. Jepara, 2012)
melimpah, potensi kreativitas dalam
menciptakan produk kayu olahan yang Pada tahun 2008 tercatat jumlah
cukup tinggi dan keragaman corak desain unit usaha furnitur sebanyak 3.821 unit
yang berciri khas lokal juga merupakan dan selanjutnya mengalami kenaikan di
faktor penentu daya saing produk setiap tahunnya, terakhir tercatat pada
Indonesia. (Kompas, 2013) tahun 2013 jumlah unit usaha furnitur
meningkat menjadi 4.104. (Jepara dalam
Angka 2009 - 2013).

2
Jumlah sebanyak 1.974 unit showroom pada
Nilai
Jenis Komoditi Eks- tahun 2012. Responden merupakan
(Rp.000,-)
portir pemilik, karyawan maupun pihak lain
Furnitur 288 980.234.395 sebagai pelaku usaha showroom yang
Kapok 7 2.148.781 tersebar di berbagai Kecamatan di
Barang Dari Plastik 1 38.978.804 Kabupaten Jepara.
Kerajinan Batu,
3 457.057
Semen, Marmer, dll Dalam penentuan sampel dari
Keramik/Terakota 5 2.095.840 populasi sebanyak 1.974 unit showroom.
Barang dari Logam 1 33.394 Dilakukan penghitungan dengan
Kerajinan Kayu & menggunakan margin of error sebesar 8
20 14.211.693 dan tingkat ketelitian sebesar 95%,
Handycraft
Kayu Olahan 17 14.859.159 dengan demikian diketahui besar sampel
Kerajinan Dari yang perlu diambil sebagai data
Karet, Sandal & 1 365.023 penelitian sebesar 150 unit showroom.
Alas Kaki Angka tersebut diperoleh dari
Kaca & Produk Dari perhitungan
6 343.231
Kaca
Produk Anyaman 5 21.023.136
karet 2 124.929.775
Perlengkapan Z : tingkat ketelitian 95% (1,96)
22 11.365.984
Furnitur p : 0,5
Jenis Komoditi
4 861.395 c : margin of error 8 (0,08)
Lainnya
382 1.211.907.673
Tabel 1 : Tabel komoditi ekspor
Kabupaten Jepara tahun 2011

Analisis Korelasi bertujuan untuk


METODE PENELITIAN mengetahui ada atau tidaknya kaitan
antar sejumlah gejala. Gejala – gejala
Terdapat dua jenis data yang yang terjadi dan saling berkaitan tersebut
digunakan dalam penelitian ini, data ada yang bisa dirasakan dan diamati
sekunder dan data primer. Data primer kemunculannya. Namun tidak jarang
yang diperoleh langsung dilapangan beberapa gejala yang mempengaruhi
digunakan untuk membandingkan serta gejala lain tidak bisa diamati, diukur dan
menguatkan analisis terhadap hasil dikuantitatifkan sehingga untuk
analisis data sekunder terkait dengan mengetahui adanya hubungan tersebut
lokasi showroom furnitur. Data primer perlu diuji kebenarannya melalui uji
yang diambil yaitu data yang statistik.
mengandung informasi tentang faktor
yang mempengaruhi penentuan lokasi Konsep dasar pemikiran dalam
showroom dan besaran tingkat penjualan masalah ini adalah apakah tinggi
furnitur. Pengambilan sampel rendahnya skor atau kemunculan suatu
menggunakan metode systematic random variabel akan diikuti tinggi rendahnya
sampling dengan jumlah populasi skor atau kemunculan variabel yang lain.

3
Nilai kemunculan variabel bisa bersifat faktor. Kedua analisis ini bertujuan
positif dan negatif. Kemunculan nilai menerangkan struktur ragam melalui
positif pada hubungan menunjukkan kombinasi linier dari variabel – variabel
bahwa hubungan yang terbentuk antar pembentuknya. Sehingga faktor atau
variabel memiliki hubungan yang searah, komponen baru pada analisis faktor
kemunculan nilai negatif pada hubungan adalah variabel bentukan, bukan variabel
yang terbentuk antar variabel asli. Secara umum analisis faktor atau
menunjukkan bahwa hubungan antar analisis komponen utama bertujuan untuk
variabel yang di uji bersifat berlawanan. mereduksi data dan
Variabel yang diuji dengan analisis menginterpretasikannya sebagai suatu
korelasi tidak hanya mencakup dua variabel baru yang berupa variabel
kelompok data, melainkan dapat lebih bentukan. (Kohdrata, 2012).
dari dua variabel. Penggunaan analisis
faktor pada pengujian sampel selain bisa Terdapat beberapa komponen uji
menunjukkan ada tidaknya hubungan didalam analisis faktor yang bertujuan
serta sifat hubungan antar variabel yang untuk membentuk faktor-faktor yang
tidak bisa diamati secara langsung juga dapat dipercaya. Komponen yang
bisa digunakan untuk mengetahui tingkat terdapat pada analisis faktor yaitu KMO
kualitas korelasi antar variabel mulai dari and Bartlett’s test, Anti-Image
yang bersifat sangat lemah sampai sifat Correlation Test, Communality, Total
sangat kuat. (Nurgiyantoro, 2012) Variance Explained Test, Component
Matrix, Rotated Component Matrix,
Rumus matematis yang Component Transformation Matrix.
dikemukakan oleh Spearman dengan
nama korelasi tata jenjang Spearman Teori yang mendasar dari analisis
seperti berikut: faktor yang mana model analisis faktor
yang digunakan diilustrasikan dengan
persamaan:

rho : Koefisien korelasi tata jenjang


Spearman yang dicari
R m×m : korelasi matriks
D : Perbedaan skor antara dua
U2 m×m : matriks diagonal dari
kelompok pasangan
perbedaan khusus dari tiap
N : Jumlah kelompok
variabel
1 dan 6 : Bilangan konstan
F m×p : faktor pemuat
F’ p×m’ : eigenvalues
Analisis faktor atau analisis
komponen utama mendekatkan data pada
suatu pengelompokan atau pembentukan HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu variabel baru. Pengelompokan
variabel baru didasarkan pada adanya Hasil survei menunjukkan seluruh
keeratan hubungan antar dimensi showroom mereka merupakan milik
pembentuk faktor atau adanya sendiri. Tidak ada responden yang
konfirmatori sebagai variabel atau faktor. memiliki showroom dengan status sewa
Analisis faktor dibedakan menjadi maupun kerjasama. Bentuk kerjasama
analisis komponen utama dan analisis yang dibangun oleh pemilik showroom

4
dengan pihak lain bukan dalam bentuk Waktu penjualan terbanyak merupakan
status kepemilikan showroom, namun waktu dimana jumlah permaintaan
lebih kepada bentuk kerjasama investasi, mengalami peningkatan yang signifikan
kerjasama antar relasi dalam hal dari pada waktu yang lainnya.
pemenuhan barang maupun pemasaran.
Lokasi penempatan showroom
Skala industri furnitur Jepara lebih mengutamakan pada kemudahan
hampir semuanya berskala industri rumah dalam hal aksesibilitas. Seperti yang bisa
tangga sampai dengan industri sedang. dilihat pada peta persebaran populasi
Skala industri yang seperti ini membuat showroom tahun 2007 (gambar 1),
industri furnitur tidak memerlukan showroom yang terdapat di Jepara
manajemen usaha yang rumit serta tidak berasosiasi dengan jalan raya. Selain
terlalu memerlukan tenaga kerja yang kemudahan dalam hal aksesibilitas,
banyak dalam 1 unit usaha. Tenaga kerja kedekatan dengan tempat produksi serta
dalam hal ini terbagi menjadi 2 yaitu kedekatan dengan pesaing bisa menjadi
tenaga kerja yang bekerja di showroom bahan pertimbangan bagi pelaku usaha
dan tenaga kerja bagian produksi apabila untuk menentukan lokasi showroom.
showroom tersebut memiliki tempat Tiga hal yang menjadi pertimbangan
produksi sendiri. tersebut membuat showroom furnitur
mengelompok disepanjang ruas jalan
Pangsa pasar furnitur Jepara terbagi utama di tiga Kecamatan sentra industri
menjadi dua, yaitu pangsa pasar lokal dan furnitur. Lokasi akan kurang diminati
internasional. Kedua pasar ini memiliki ketika disekitar lokasi tersebut tidak
persentase perbandingan yang berbeda. ditemukan pengrajin dan pesaing.
Perbedaan besar persentase tergantung
pada tujuan pasar utama yang ingin diraih
oleh pelaku usaha. Data sampel yang di
ambil memperlihatkan bahwa showroom
di Jepara melayani konsumen baik dari
Lokal maupun internasional. Meskipun
demikian besar persentase menunjukkan
pasar lokal lebih mendominasi
dibandingkan dengan pasar
internasional.

Setiap bulan bahkan setiap hari di


dunia industri furnitur terjadi transaksi
jual beli. Besar kecilnya transaksi jual
beli bersifat relatif dan fluktuatif
tergantung pada permintaan pasar.
Meskipun demikian, ada waktu – waktu
tertentu dimana terjadi transaksi jual beli
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
waktu – waktu biasanya. Antara pasar
lokal dengan pasar ekspor memiliki Gambar 1 : Peta Distribusi Persebaran
Populasi Showroom
waktu penjualan terbanyak yang berbeda.

5
Setelah dilakukan pengolahan data Hasil penelitian terhadap sampel
lebih lanjut, bisa diketahui bahwa yang terletak didalam radius 12 Km dari
distribusi populasi showroom terbanyak pusat kota. Menunjukkan secara garis
terdapat didalam radius 12 Km dari pusat besar kondisi jarak terhadap pusat kota
kota. Dimana yang dijadikan titik pusat memberikan pengaruh yang sangat kecil
kota adalah komplek kantor Bupati terhadap besar pendapatan showroom.
Kabupaten Jepara. Sebanyak 98,71% dari Namun apabila dilihat dari gambar 2.
1548 unit populasi serta 150 unit sampel showroom yang memiliki pendapatan
showroom tersebar didalam radius 12 tinggi merupakan showroom yang
Km. terletak disepanjang jalan utama di
Kabupaten Jepara.

Grafik 1 : Distribusi Showroom Terhadap


Pusat Kota (%)
Showroom yang terdistribusi
disepanjang ruas jalan Kabupaten
memiliki jumlah yang banyak, karena
lokasi di sepanjang ruas jalan Kabupaten
ini memiliki potensi yang
menguntungkan untuk didirikan
showroom. Keuntungan ini bisa dilihat
dari aksesibilitasnya yang tinggi sehingga
memudahkan akses untuk menjangkau
lokasi. Adanya aksesibilitas yang tinggi
ini memberikan pengaruh positif terhadap
tingginya tingkat pendapatan yang
diperoleh oleh pemilik showroom
furnitur. Selain karena faktor
aksesibilitas, kebanyakan showroom Gambar 2 : Peta Distribusi Sampel dan
dilokasi ini selain menjangkau pasar lokal Tingkat Pendapatan
juga menjangkau pasar internasional.
Hasil pengolahan data dengan
Jarak Omset
menggunakan analisis faktor yang
bertujuan untuk mengetahui faktor paling
Jarak Cor Coef 1.000 -.128
berpengaruh dalam menentukan lokasi
Spearman's rho

Sig. (2-tailed) . .119


yang direpresantasikan oleh hasil faktor
N 150 150 rotasi sebagai wujud dari hasil akhir
Omset Cor Coef -.128 1.000 analisis faktor bisa dilihat pada tabel 3.
Sig. (2-tailed) .119 .
N 150 150

Tabel 2 : Korelasi Jarak dengan Omset

6
Component 2. Hasil penarikan kesimpulan dari
N presepsi responden, analisis spasial

manan
Periji-

Tem-
Kea-
nan
distribusi sampel dan distribusi besar

pat
O
pendapatan sampel maka bisa
1. Kemudahan dalam .909 .020 .014 diketahui lokasi yang berpotensi untuk
ijin mendirikan penempatan showroom terletak di
bangunan Kecamatan Tahunan dan Kecamatan
2. kemudahan ijin .895 .071 -.063 Jepara di sepanjang jalan raya utama
usaha
di Kabupaten Jepara.
3. Tingkat Keamanan .020 .887 -.049
4. Lokasi Representatif -.190 -.353 .761 3. Variabel yang memiliki pengaruh
5. Kedekatan dengan .167 .464 .706 paling kuat terhadap penentuan lokasi
pesaing showroom yaitu (1) faktor perijinan :
Tabel 3 : Rotated Component Matrix kemudahan dalam mendirikan
bangunan usaha dan variabel
KESIMPULAN kemudahan dalam ijin usaha; (2)
faktor keamanan : tingkat keamanan
1. Hasil penelitian menunjukkan lingkungan; dan (3) faktor tempat :
karakteristik showroom Jepara sebagai variabel lokasi representatif dan
berikut variabel kedekatan dengan pesaing.
a. Tahun 1991 – 2000 presentase 4. Jarak showroom terhadap pusat kota
pertumbuhan showroom terbesar tidak memiliki pengaruh yang
dari tahun lain, yaitu sebesar signifikan terhadap besar pendapatan
46,7%. yang diperoleh pelaku usaha.
Perbedaan pendapatan nampak terlihat
b. Tenaga kerja yang dimiliki oleh
jelas antara showroom yang berada di
pemilik showroom terbagi
jalan raya utama dan yang tidak
menjadi 2, tenaga kerja dibagian
terdapat di jalan raya utama..
showroom dan dibagian produksi
c. Pangsa pasar furnitur Jepara SARAN
terbagi menjadi 2, yaitu lokal dan
internasional. 1. Dalam proses analisis, barang yang
dijual diasumsikan sebagai barang
d. Sebagian besar showroom yang sejenis, sedangkan kondisi
memiliki konsumen yang datang dilapangan terdapat berbagai macam
langsung ke showroom untuk jenis barang furnitur yang beraneka
membeli furnitur. ragam, kondisi demikian bisa
e. Waktu penjualan terbanyak antara menimbulkan range pendapatan dari
pasar lokal dengan pasar penjualan jumlah unit yang sama
internasional memiliki faktor dengan nilai pendapatan yang jauh
pengaruh yang berbeda. berbeda. Sehingga untuk kedepan
perlu dilakukan pengkelasan barang
f. Seluruh showroom, khususnya
untuk proses analisis.
showroom yang yang menjadi
sampel memiliki status 2. Hasil analisis menunjukkan lokasi
kepemilikan milik sendiri. yang menjadi potensi penempatan
showroom merupakan daerah yang

7
memiliki persebaran showroom Anonim. 2010. Jepara Dalam Angka.
dengan jumlah relatif banyak, Jepara : Badan Pusat Statistik
sehingga tidak diketahui lokasi lain Jepara
yang berpotensi untuk dijadikan Anonim. 2011. Jepara Dalam Angka.
alternatif penempatan showroom. Oleh Jepara : Badan Pusat Statistik
karena itu untuk penelitian selanjutnya Jepara
perlu dilakukan analisis dan
pengkelasan daerah-daerah yang Anonim. 2012. Jepara Dalam Angka.
berpotensi untuk menjadi penempatan Jepara : Badan Pusat Statistik
showroom furnitur. Jepara

3. Lokasi showroom yang strategis Anonim. 2012. Profil Investasi


berkaitan erat dengan kemudahan Kabupaten Jepara 2012 : Jepara
konsumen dalam menjangkau lokasi, Pilihan Tepat Untuk Berinvestasi.
hal ini tentunya akan memberikan BPMPPT. Jepara.
pengaruh terhadap banyaknya Kohdrata, Naniek. 2012. Analisis Faktor.
konsumen yang datang ke showroom. Bahan Ajar. Fakultas Pertanian
Oleh karena itu untuk penelitian Universitas Udayana. Bali.
selanjutnya perlu dilakukan
Nurgiyantoro, Burhan dkk. 2012.
pengukuran terhadap banyaknya
Statistik Terapan Untuk Penelitian
kunjungan konsumen pada tiap-tiap
Ilmu-Ilmu Sosial. UGM Press.
sampel showroom.
Yogyakarta.
4. Besar pendapatan bukan menjadi tolak PERMEN RI NO 90/M-
ukur utama sebuah showroom terletak IND/PER/11/2011 Perubahan Atas
pada lokasi yang strategis. Selain Peraturan Menteri Perindustrian
karena lokasi, besar pendapatan yang Nomor 119/M-IND/PER/10/2009
diterima oleh pelaku usaha bisa Tentang Peta Panduan (Road Map)
dipengaruhi oleh strategi pemasaran, Pengembangan Klaster Industri
kondisi pasar, banyaknya penjualan Furnitur.
dan jenis barang yang dijual. Sehingga
perlu dilakukan analisis lebih Young, An Gie. Sean Pearce. 2013. A
mendalam terhadap faktor – faktor Beginner’s Guide to Factor
yang mempengaruhi besar pendapatan. Analysis: Focusing on Exploratory
Factor Analysis. University of
Ottawa
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Robert. 2013. Ekspor Kayu Olahan
Terus Naik. http:// bisniskeuangan
.kompas.com/ read/ 2013/ 02/ 22/
08040578/ Ekspor. Kayu. Olahan. Terus.
Naik. Diakses Pada 18 Februari
2014 Pukul 12:00 WIB
Anonim. 2008/2009. Jepara Dalam
Angka. Jepara : Badan Pusat
Statistik Jepara

Anda mungkin juga menyukai